khairulanam202002@gmail.com,
Abstrak
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peranan yang sangat besar. Di dalam
kehidupannya seorang manusia tidak terlepas dari yang namanya
pendidikan, baik dari dalam kandungan sampai dengan akhir hayatnya.
Karena kehidupan itu sendiri adalah pendidikan bagi seorang manusia. Dan
orang tua kandung lah pendidikan pertama seorang anak, awal dia belajar
bahasa tubuh, isyarat kemudian lisan, awal dia mengenal keadaan,
lingkungan dan beradaptasi. Orang tua berhak mengarahkan kemudian
membimbing anaknya untuk meraih tujuan yang baik dan benar dengan
beralas beberapa potensi.
Ibu adalah sosok yang memiliki peran penting dalam keluarga. Selain
ayah sebagai kepala rumah tangga, ibu juga merupakan pondasi pendidikan
anak dalam keluarga, tangan lembutnya serta kasih sayangnya tak hanya
mampu merawat dan membesarkan, namun mampu menghantarkan buah
hati terkasih ke gerbang kesuksesan. Dalam satu riwayat diterangkan
kedudukan Orang tua (Ibu) dalam islam yaitu Ummu wa Rabbatil Bait (Ibu
pengatur rumah tangga). Anak pun termasuk dalam tanggungan rumah
tangga yang sangat krusial, ke mana orang tua mengarahkannya ke sana lah
Abd. Ra’uf, Khairul Anam, penguatan tulis Arab terhadap Santri dengan
pembelajaran Khat Imla’ di Madrasah Diniyah Al-Khairiyah Desa Taman Sare
Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep.
dia berjalan, sebagai penunjuk masa depan yang tentunya orang tua inginkan
adalah lebih dari mereka. Dalam satu keterangan -pepatah seniman atau
Pendidikan- mengatakan, orang tua yang sukses ialah dia yang membuat
anaknya lebih dari orang tua.
Tidak ada orang tua yang ingin anaknya gagal, semuanya sama ingin
sukses dunia maupun akhirat. Tetapi, masih ada sebagian orang tua yang
memiliki mindset terbatas, meskipun lulus kuliah, mempunyai gelar
pendidikan, kewirausahaan dan lain sebagainya masih saja berpikiran bahwa
keadaan anaknya nanti tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya. Hal ini
sering terjadi di pelosok desa, termasuk desa Taman Sare Dungkek Sumenep
ini yang hampir 50 % dari penduduknya adalah minim pengetahuan.
Parahnya lagi mereka berpikiran bahwa uang lebih banyak dibutuhkan dalam
kehidupan. Satu sisi memang benar, untuk hidup tidak akan luput dari uang,
segalanya hampir tidak ada yang percuma(gratis), mulai dari makan, mandi
hingga kencingpun harus bayar, termasuk pendidikan. Tapi, di sisi lain
bagaimana kita akan membelanjakan uang kita, sedangkan kita tidak
mengetahui bagaimana fungsi dan hakikat uang tersebut. Semua itu hanya
dapat diperoleh dari pendidikan.
Beberapa masalah yang menyebabkan anak-anak di desa Taman Sare
ini tertinggal dari pendidikan diantaranya keterbatasan pengetahuan orang
tua, minat pendidikan orang tua, dan yang paling mendasar adalah mindset
orang tua tentang hasil Pendidikan, sebagaimana yang telah dijelaskan
diatas.
Maka berangkat dari hal ini, untuk membantu anak dalam
keberhasilan pendidikan perlu adanya keterikatan baik antara anak dan
orang tua, sedikit demi sedikit menyinggung bagaimana pentingnya
Pendidikan, baik untuk perkembangan ekonomi keluarga, masyarakat dan
negara, perkembangan pertanian atau lain sebagainya.
Untuk mengantisipasi keterulangan hal tersebut, mahasiswa Instika
melakukan rangsangan tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan
sehari-hari mulai dari etika berbicara, bermasyarakat, beribadah dan cara
membaca al-quran. Hal ini dapat mejadi salah satu dorongan untuk
masyarakat dalam minat pendidikan. Bahwa bicaranya, sholatnya, baca al-
qurannya dan cara bermasyarakatnya orang yang berpendidikan lebih baik.
Pada dasarnya anak adalah objek yang lebih mudah menangkap
pelajaran dibandingkan anak yang sudah memasuki fase dewasa karena anak
masih tidak tahu banyak tentang hidup, hanya main, main dan bermain. Hal
ini dapat orang tua atau guru jadikan rujukan dan metode dalam mendidik
seorang anak.
METODE
Abd. Ra’uf, Khairul Anam, penguatan tulis Arab terhadap Santri dengan
pembelajaran Khat Imla’ di Madrasah Diniyah Al-Khairiyah Desa Taman Sare
Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep.
Metode pengabdian ini adalah metode Participatory Action Research
(PAR). Metode yang prosesnya bertujuan untuk pembelajaran dalam
mengatasi masalah dan pemenuhan kebutuhan praktis masyarakat, serta
produksi ilmu pengetahuan.
PkM dengan pendekatan ini bisa dikatakan PkM Transformatif. Hal ini
karena merupakan proses riset yang berorientasi pada pemberdayaan dan
perubahan. Metode atau pendekatan ini merupakan sarana untuk
membangkitkan kesadaran kritis secara kolektif atas adanya belenggu-
belenggu idologi globalisasi neoliberal dan belenggu paradigma keagamaan
normatif yang menghambat proses transformasi sosial keagamaan.
Selain itu, PAR tidak hanya berhenti pada publikasi hasil riset
(laporan) dan rekomendasi untuk riset berikutnya, melainkan berorientasi
pada perubahan situasi, peningkatan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat warga untuk memahami dan mengubah situasi mereka menjadi
lebih baik.
KESIMPULAN