Nim : 2010622010993
Akuntamsi 1 bp 20
Kuiz akm2
Perhitungannya :
Atau :
Beban bunga obligasi 4.614
Hutang Obligasi 614
Kas 4.000
Atau :
Beban bunga obligasi 4.645
Hutang bunga obligasi 4.000
Hutang Obligasi 645
Perhitungannya :
Nilai Nominal 100.000
Bunga Nominal 8% pertahun pembayaran 2 x setahun jadi bunga 4%
Jangka Waktu 5 tahun pembayaran 2 x setahun jadi 10 x pembayaran bunga
Bunga Efektif 6% pertahun pembayaran 2 x setahun jadi bunga 3%
Atau :
Kas 108.530
Hutang Obligasi 108.530
Diskonto atau premi harus diamortisasi terhadap beban bunga selama umur obligasi
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suku bunga yang konstan pada nilai tercatat hutang
yang beredar pada awal periode tertentu.
2. Penghasilan Komprehensif Lain adalah penghasilan dan beban yang tidak diakui dalam laba rugi
sebagaimana diisyaratkan oleh SAK. Sederhanannya penghasilan komprehensif lain adalah keuntungan
atau kerugian yang tidak berpengaruh pada arus kas yang disebabkan penggunaan Nilai Wajar (Fair
Value) pada beberapa komponen dalam laporan keuangan.
Total Penghasilan Komprehensif adalah gabungan antara saldo "laba-rugi" dan saldo "penghasilan
komprehensif".
Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain
dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat dan dikelompokan sesuai SAK yaitu :
tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika
kondisi tertentu terpenuhi.
Menurut PSAK 101 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah, Penghasilan Komprehensif Lain dalam
Laporan Keuangan Syariah terdiri dari 6 komponen berikut ini :
Metode Revaluasi dimungkinkan untuk menilai ulang Aset Tetap setelah pengakuan awal, sebagaimana
diatur dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Takberwujud. Paragraf 39 PSAK 16 dan paragraf 85
PSAK 19 dijelaskan jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui
dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
Dalam PSAK 24: Imbalan Kerja paragraf 122 diatur bahwa pengukuran kembali atas liabilitas (aset)
imbalan pasti neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain tidak direklasifikasi ke laba rugi
pada periode berikutnya. Namun demikian, entitas dapat mengalihkan jumlah yang diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain tersebut pada akun lain dalam ekuitas.
3. Keuntungan dan Kerugian dari Penjabaran Laporan Keuangan dari Entitas Asing
Dalam PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf 33 dijelaskan selisih kurs diakui dalam
pendapatan komprehensif lain pada laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan
entitas pelapor (yaitu laporan keuangan yang didalamnya kegiatan usaha luar negeri dikonsolidasikan,
dikonsolidasikan secara proporsional atau dihitung dengan menggunakan metode ekuitas)
PSAK 71: Instrumen Keuangan paragraf 5.7.10 dijelaskan bahwa keuntungan atau kerugian aset
keuangan instrumen ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain diakui
dalam penghasilan komprehensif lain.
PSAK 110: Akuntansi Sukuk paragraf 43 menjelaskan bahwa keuntungan atau kerugian perubahan nilai
wajar investasi sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprhensif diakui dalam
penghasilan komprehensif lain setelah memperhitungkan saldo selisih biaya perolehan dan nilai nominal
yang belum diamortisasi dan saldo akumulasi keuntungan atau kerugian nilai wajar yang telah diakui
dalam penghasilan komprehensif lain sebelumnya, kecuali untuk penurunan nilai dan keuntungan atau
kerugian selisih kurs, sampai dengan investasi sukuk itu dihentikan pengakuannya atau direklasifikasi.
PSAK 111: Akuntansi Wa'ad paragraf B18 dijelaskan jika item yang dilindung nilai dalam suatu lindung
nilai yang memenuhi syarat akuntansi lindung nilai merupakan aset dan liabilitas yang diakui (termasuk
investasi neto pada kegiatan usaha luar negeri), maka bagian dari keuntungan atau kerugian selisih kurs
atas item yang dilindung nilai tersebut yang efektif diakui di penghasilan komprehensif lain hingga saat
pelaksanaan wa'ad.