Anda di halaman 1dari 4

UJI AN AKHIR SEMESTER PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA

NAMA : MUHAMMAD MORY

NO BP : 1810112069

KELAS : 4.0

1. Suitens-Buorgois mengatakan bahwa perbandingan hukum bukanlah cabang dari hukum.


Jika hukum didefinisikan sebagai seperangkat aturan, maka perbandingan hukum atau
hukum perbadingan tidak mempunyai perangkat aturan-aturan tersebut, dengan kata lain
tidak ada yang disebut peraturan hukum perbandingan. Perbandingan hukum adalah
metode perbandingan yang diterapkan pada ilmu hukum, tetapi hanyalah metode kerja
dalam bentuk perabandingan.

2. A. Inggris dikenal sebagai ibu atau pencetus sistem pemerintahan parlementer sebab
Inggris lah yang membuat sebuah sistem pemerintahan parlemen yang dapat diterapkan
dengan baik untuk pertama kali. Sistem ini memberikan hak kepada masyarakat untuk
memilih wakilnya melalui pemilihan umum yang demokratis untuk dapat mengatasi
persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan sehingga tercipta kesejahteraan rakyat.
Dalam sejarah demokrasi Inggris tidak dapat kita lepaskan dari proses perubahan bentuk
pemerintahan inggris dari monarki absolut menuju monarki parlementer hal ini sedikit
banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jhon Locke (1632-1704). Locke adalah salah seorang
tokoh filsuf politik yang berasal dari Inggris. Berangkat dari sebuah penyederhanaan
indera Locke, yang mana berasal dari pengalaman hidupnya yakni pada zaman
kepimimpinan Raja Louis XIV, Gaarder (1991) berpendapat bahwasannya “pada masa
itu Raja Louis XIV telah mengumpulkan seluruh kekuasaan ditangannya sendiri (monarki
absolut) dengan kekuasaan yang tak kenal hukum dan sewenang-wenang”. Yang pada
akhirnya membawa pemikiran Locke tentang konsep pembagian kekuaaan
B. Kabinet adalah kelompok menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Kabinet inilah
yang benar-benar menjalankan praktek pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal
dari House of Commons. Perdana Menteri adalah pemimpin dari partai mayoritas di
House of Commons. Masa jabatan kabinet sangat tergantung pada kepercayaan dari
House of Commons. Parlemen memiliki kekuasaan membubarkan kabinet dengan mosi
tidak percaya. Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan
partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi. Para
pemimpin oposisisi membuat semacam kabinet tandingan. Jika sewaktu-waktu kabinet
jatuh, partai oposisi dapat mengambil alih penyelenggaraan pemerintah.

3. A.Konstitusi Amerika Serikat memberikan seluruh kekuasaan legislatif dari pemerintah


federal dalam Kongres. Kekuasaan kongres dibatasi kepada yang disebutkan dalam
Konstitusi; seluruh kekuasaan lain diberikan kepada negara bagian dan masyarakat.
Kekuasaan yang tertulis dari Kongres termasuk otoritas untuk mengatur perdagangan luar
negeri dan antar negara bagian, memungut pajak, mendirikan pengadilan federal di
bawah Mahkamah Agung, untuk mengatur angkatan bersenjata, dan menyatakan perang.
Konstitusi juga memasukkan "klausa perlu dan layak", yang memberikan Kongres
kekuasaan untuk "membuat seluruh hukum yang diperlukan dan layak dijalankan dalam
kekuasaan sekarang". Tujuan umum yang ditampilkan dalam Mukadimah juga telah
dianggap sebagai otoritas Acts of Congress.
Senat sepenuhnya setara kedudukannya dengan Dewan Perwakilan Rakyat, dan bukan
merupakan "majelis peninjauan" keputusan, seperti halnya dengan majelis tinggi dalam
sistem legislatif dua kamar di banyak negara. Namun ada sejumlah kekuasaan khusus
yang diberikan kepada satu majelis saja. Di satu pihak, nasihat dan persetujuan Senat
dibutuhkan untuk pengangkatan pejabat eksekutif dan posisi yudikatif tingkat tinggi oleh
presiden dan untuk mengesahkan perjanjian. Di pihak lain, rancangan undang-undang
untuk meningkatkan pendapatan hanya boleh diajukan oleh DPR saja.
B.Di Amerika Serikat perubahan konstitusi Amerika Serikat Tahun
tentang pemberhentian Presiden dan Wakil Presidenbeserta menteri-menteri nya.Presiden
dapat diberhentikan melalui “impeachment” dengan melibatkan House of Representative
dan senat Serta dalam pemberhentiannya di pimpin oleh Ketua Mahkamah Agung.

4. A. Belanda menganut bentuk pemerintahan monarki konstitusional dengan sistem


parlementer; pembagian kekuasaan antara Ratu dan institusi pemerintahan lainnya diatur
oleh undang-undang.Parlemen Belanda terdiri dari Eerste Kamer dengan 75 anggota yang
dipilih oleh dewan propinsi, dan Tweede Kamer dengan 150 anggota yang dipilih
langsung oleh rakyat. Partai politik utama Belanda terdiri dari CDA (Kristen Demokrat),
PvdA (Buruh), dan VVD (Liberal).
Desentralisasi kekuasaan Pemerintah Pusat diatur secara jelas dalam konstitusi: prosedur
pembentukan, penggabungan dan pembubaran pemerintah daerah; Batas-Batas
kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah; struktur Pemerintah Daerah; sistem
pengawasan otonomi. Konstitusi Belanda tidak memberikan batasan yang rinci mengenai
kekuasaan pemerintahan yang dilimpahkan ke daerah. Namun, Konstitusi tersebut
menetapkan secara eksplisit masalah-masalah yang menjadi kewenangan pemerintah
Pusat, yaitu, masalah pertahanan, hubungan luar negeri (termasuk pembuatan perjanjian),
keuangan, peradilan, serta pengaturan hukum perdata dan pidana.
Sesuai dengan bentuk pemerintahan negara Belanda berupa kerajaan, dan sistem
pemerintahannya yang berupa sistem parlementer. Dalam tata negaranya, secara resmi
Raja atau Ratu adalah pengikat dari struktur pemerintahan dari legislatif, eksekutif serta
yudikatif.

B. Desentralisasi kekuasaan Pemerintah Pusat diatur secara jelas dalam konstitusi:


prosedur pembentukan, penggabungan dan pembubaran pemerintah daerah; Batas-Batas
kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah; struktur Pemerintah Daerah; sistem
pengawasan otonomi. Konstitusi Belanda tidak memberikan batasan yang rinci mengenai
kekuasaan pemerintahan yang dilimpahkan ke daerah. Namun, Konstitusi tersebut
menetapkan secara eksplisit masalah-masalah yang menjadi kewenangan pemerintah
Pusat, yaitu, masalah pertahanan, hubungan luar negeri (termasuk pembuatan perjanjian),
keuangan, peradilan, serta pengaturan hukum perdata dan pidana.

Anda mungkin juga menyukai