Anda di halaman 1dari 2

Selain disebabkan karena kegiatan budidaya pertanian, Kerusakan tanah juga bisa

disebabkan karena pengaruh lingkungan :


a) Curah hujan yang tinggi
dengan intensitas hujan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada tanah dengan
terjadinya erosi. Intensitas hujan yang tinggi jatuh ke permukaan bumi mengakibatkan
terangkatnya bagian- bagian tanah, terutama lapisan teratas pada tanah dan diendapkan ke
tempat lain. Hilangnya lapisan tanah bagian atas berakibat pada menurunnya tingkat
kesumburan tanah.
b) Topografi miring (lereng 25%)
Topografi suatu lahan juga berpengaruh pada tingkat kerusakan lahan tersebut. Untuk
lahan dengan topografi miring apabila tidak ditanangani dengan baik akan berakibat
sangat fatal. Pada lahan miring biasanya akan lebih rawan terjadi erosi, misalnya terjadi
hujan pada lahan miring mengakibatkab terjadi aliran permukaan yang mengikisan lapisan
tanah bagian atas dan terangkut ketempat yang lebih rendah. Hal ini dapat diperparah
dengan keadaan struktur tanah yang gembir (remah) dan lahan yang gundul atau
kurangnnya vegetasi penutup lahan serta tidaka danya kegiatan konservasi lahan
mengakibatka kesurakan tanah terjadi lebih cepat.
c) Vegetasi penutup semak
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk
melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat
kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan: (1) menahan atau mengurangi daya perusak butir-
butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) menambah
bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3) melakukan
transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah
tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah
serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga
mengurangi erosi.
Tumbuhan atau tanaman yang sesuai untuk digunakan sebagai penutup tanah dan
digunakan dalam sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-syarat (Osche et al,
1961): (a) mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b) mempunyai sistem perakaran
yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat
pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, (c)
tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun, (d) toleransi terhadap pemangkasan, (e)
resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan, (f) mampu menekan pertumbuhan
gulma, (g) mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman
semusim atau tanaman pokok lainnya, (h) sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah,
dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur
yang membelit.
d) Struktur tanah remah (crumb)
Bersifat kebalikan dengan granular, tanah dengan struktur remah cenderung lebih kering
dan gumpalan tanahnya terlihat berpori. Tanah dengan struktur ini sering dijumpai pada
wilayah dengan curah hujan rendah. Remah memiliki bentuk yang membulat, banyak sisi,
dan tampak berpori.
e) Tanah bertekstur liat
 Tanah bertekstur sedang, mencakup tanah dengan tekstur lempung berdebu (silty
loam), lempung berpasir sangat halus, lempung (loam), atau debu (silt).
 Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar, mencakup tanah yang bertekstur lempung
berpasir halus atau lempung berpasir (sandy loam).
 Tanah bertekstur sedang dan agak halus, meliputi lempung liat berdebu (sandy silt
loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam), serta lempung liat (clay loam).

Fraksi liat bisa menaikkan kemampuan pertukaran kation. Selain itu sistem dari koloid
liat merupakan "cementing agent" (agen pengikat) yang sangat penting dalam sistem
agregasi tanah.

Partikel Diameter fraksi (mm)


Pasir sangat kasar (Very coarse sand) 2,00 – 1,00
Pasir kasar (Coarse sand) 1,00 – 0,50
Pasir sedang (medium sand) 0,50 – 0,25
Pasir halus (fine sand) 0,25 – 0,10
Pasir sangat halus (very fine sand) 0,10 – 0,05
Debu (silt) 0,05 – 0,002
Liat (Clay) Kurang dari 0,002

Anda mungkin juga menyukai