PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2021 Pengaruh Penyiraman Air Teh Dan Air Biasa Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir)
The Effect of Watering Tea and Plain Water on the Growth Rate of Kangkung (Ipomoea reptans Poir) Plants
Muhammad Azkar Fadlan Ma’ruf 1, Ahmad Setiawan2, Anditya Ermulia3,
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar, Sulawesi Selatan ABSTRAK Tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir) merupakan salah satu tanaman yang tidak asing bagi kita. Tanaman kangkung ini sangat mudah di jumpai dan di budidayakan baik di daratan maupun di perairan. Dalam proses pertumbuhannya setiap tanaman pasti membutuhkan kadar air yang cukup. Adapun penyiraman menggunakan teh basi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan limbah yang dimana teh sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenols, termasuk di dalamnya flavonoid. Prosedur kerja praktikum ini dimulai dengan melakukan penyemaian benih kangkung, mengisi polybag dengan tanah dan kangkung yang telah berkecambah lalu pindahkan ke tempat terkena cahaya yang sebelumnya disimpan di tempat minim cahaya. Penyiraman dan pengamatan dilakukan selama 3 hari dengan memberikan perlakuan air teh basi dan air biasa. Rata-rata tanaman kangkung dengan penyiraman air teh basi yaitu 7,25 cm sedangkan rata-rata tinggi tanaman kangkung dengan penyiraman air biasa yaitu 4,92 cm. Sedangkan penyiraman air teh selama 3 hari tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan jumlah daun pada tanaman kangkung. Pemberian air teh basi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir) dengan menunjukkan adanya pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi batang. Kata kunci: Air teh basi, Kangkung, Pertumbuhan. ABSTRACT Water spinach (Ipomoea reptans Poir) is a plant that is familiar to us. This kale plant is very easy to find and cultivate both on land and in waters. In the process of growth, every plant definitely needs sufficient water content. The watering using stale tea is a form of waste utilization where tea mostly contains biochemical bonds called polyphenols, including flavonoids. The working procedure of this practicum begins with seeding kale seeds, filling polybags with soil and sprouted kale and then moving them to a place exposed to light which was previously stored in a low light place. Watering and observations were carried out for 3 days by giving stale tea water and plain water treatment. The average water spinach plant with stale tea water was 7.25 cm while the average height of the water spinach plant with regular water was 4.92 cm. Meanwhile, watering tea for 3 days had no effect on changes in the number of leaves on kale. Provision of stale tea water has a significant effect on the yield of Kangkung (Ipomeae aquatica) by showing an effect on the growth of stem height. Keywords: Growth, Spinach, Stale tea water. PENDAHULUAN pasti membutuhkan kadar air yang Tanaman kangkung (Ipomoea cukup. Air sangat dibutuhkan oleh reptans Poir) merupakan salah satu tanaman karena merupakan tanaman yang tidak asing bagi kita. komponen utama dalam sel untuk Tanaman kangkung ini sangat menyusun jaringan tanaman (70 %- mudah di jumpai dan di 90 %), pelarut dan medium reaksi budidayakan baik di daratan biokimia, medium transport maupun di perairan. Tanaman senyawa, memberikan turgor pada kangkung berasal dari Asia dan sel, bahan baku pembentuk klorofil Afrika yang menyebar luas dan menjaga suhu tanaman agar tetap keberbagai benua terutamanya konstan. benua Asia yaitu Indonesia dan Secara anatomi tanaman lainnya (Iskandar, 2018). kangkung memiliki akar serabut Dalam proses yang tumbuh disetiap ruas batang, pertumbuhannya setiap tanaman sehingga memiliki daya hisap yang tinggi terhadap polutan yang ada di mengandung unsur mineral esensial perairan. Struktur batang yang yaitu Zn, Se, Mo, Mg dan N yang berongga berfungsi untuk sangat dibutuhkan tanaman. Apabila mempercepat proses kapilaritas dari kekurangan salah satu unsur tersebut batang. Akibatnya kemampuan untuk maka pertumbuhan akan terganggu mengangkut air bisa terjadi dengan atau terjadi (defisiensi). cepat (Anggraeni, 2018). Berdasarkan uraian diatas Pada umumnya tanaman maka dilakukanlah percobaan mempunyai pertumbuhan yang bagus mengenai pengaruh penyiraman air pada kondisi kapasitas lapang. biasa dan air teh basi terhadap Kapasitas lapang yang dimaksud pertumbuhan tanaman kangkung. adalah keadaan dimana air hanya Tujuan dilakukannya penelitian ini berada dalam pori-pori mikro tanah yaitu untuk mengetahui perbedaan dan disebut sebagai air tersedia pertumbuhan kangkung yang sedangkan pori-pori makro tanah disiriam menggunakan air biasa dan ditempati oleh udara. Jumlah air air teh basi. yang terlalu banyak dapat METODE PENELITIAN menimbulkan cekaman aerasi Penelitian ini dilaksanakan di sedangkan apabila terlalu sedikit Ramsis, pada hari Jumat, 5-12 dapat menimbulkan kekeringan. November 2021. Adapun penyiraman Percobaan penggunaan air teh menggunakan teh basi merupakan basi terhadap pertumbuhan tanaman salah satu bentuk pemanfaatan kangkung. Prosedur kerja praktikum limbah yang dimana memiliki ini dimulai dengan menyiapkan alat kandungan baik untuk tanaman. Teh dan bahan yang akan digunakan. sebagian besar mengandung ikatan Kemudian melakukan penyemaian biokimia yang disebut polyphenols, benih kangkung pada wadah yang termasuk di dalamnya flavonoid. telah disediakan selama kurang lebih Flavonoid merupakan suatu 3 hari dan disimpan ditempat yang kelompok antioksida yang dapat minim cahaya. Setelah benih memberikan perlindungan terhadap berkecambah dilakukan pemindahan adanya stress lingkungan. Teh juga ke tempat yang terkena cahaya. Kemudian mengisi polybag dengan Gambar 2. Grafik perbandingan Rata-Rata Jumlah Daun Antara tanah dan kecambah kangkung Penyiraman Teh Basi dengan pindahkan ke masing-masing Penyiraman Polybag. Terakhir melakukan Berdasarkan grafik diatas penyiraman dan pengamatan setiap dapat diketahui bahwa tinggi dan hari selama 3 hari. Adapun jumlah daun tanaman kangkung penggunaan air teh basi itu diperoleh menunjukkan hasil yang signifikan dari mengumpulkan sisa-sisa air teh dengan pemberian perlakuan dengan yang dikumpulkan selama 6 hari menyiram mennggunakan air teh setelah itu air teh yang telah basi basi dibanding menggunakan air diaplikasikan ke tanaman kangkung biasa. Setelah 3 hari dilakukannya sebanyak 100 ml setiap kali perlakuan, tingi rata-rata tanaman penyiraman. kangkung dengan penyiraman air teh HASIL DAN PEMBAHASAN basi yaitu 7,25 cm sedangkan rata- Berdasarkan percobaan yang telah rata tinggi tanaman kangkung dilakukan, diperoleh hasil sebagai dengan penyiraman air biasa yaitu berikut: 4,92 cm, artinya perlakuan dengan penyiraman air teh berpengaruh terhadap tinggi tanaman kangkung dibanding dengan perlakuan dengan penyiraman air biasa. Sedangkan penyiraman air teh selama 3 hari Gambar 1. Grafik Perbandingan tersebut tidak memiliki pengaruh Tinggi Tanaman Antara Penyiraman Air Teh Basi dengan Penyiraman Air terhadap perubahan jumlah daun Biasa. pada tanaman kangkung. Hal tersebut dikarenakan teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti poliefenol, tehofilin, flavonoid, tanin, vitamin C dan vitamin E serta sejumlah mineral Zn, Se, Mo, Ge dan Mg. Kandungan teh yang berupa mineral tersebut KESIMPULAN merupakan unsur-unsur esensial Dari data yang didapat dan yang sangat dibutuhkan oleh pembahasan dapat disimpulkan tanaman. Sesuai dengan penelitian bahwa penyiraman air teh basi Sudarsono Efendi Sofyan, Melya memberikan pengaruh yang Riniarti (2017), pemberian air teh signifikan terhadap pertumbuhan dapat menggantikan sebagian sumber Tanaman Kangkung (Ipomoea nitrogen untuk proses pertumbuhan reptans Poir). Pemberian air teh basi tanaman. Tanaman yang disiram memberikan pengaruh yang dengan air teh, pertumbuhannya signifikan terhadap hasil Tanaman lebih baik dibandingkan yang tidak Kangkung (Ipomoea reptans Poir) diberi air teh. dengan menunjukkan adanya Kebutuhan nutrisi tanaman pengaruh terhadap pertumbuhan belum terpenuhi oleh air biasa, oleh tinggi batang dan jumlah daun. karena itu pada air teh basi terdapat UCAPAN TERIMA KASIH nutrisi yang tidak terpenuhi oleh air Penulis mengucapkan biasa. Air teh basi yang selama ini terimakasih kepada Allah SWT hanya dibuang ternyata bermanfaat karena atas berkat dan karunianya bagi kesuburan tanaman. Hal ini penulis dapat menyelesaikan didasari oleh pendapat Isnaini (2018) penelitian ini sampai penulisan bahwa air teh basi dapat laporan Mini Project yang berjudul menyuburkan tanaman. Pada Pengaruh Penyiraman Air Teh Dan penelitian yang dilakuakn Air Biasa Terhadap Laju Rahmadasyah (2016) juga Pertumbuhan Tanaman Kangkung menyatakan bahwa tanaman yang (Ipomoea reptans Poir). Ucapan disiram dengan air teh basi, terima kasih juga kami sampaikan pertumbuhannya lebih baik untuk Kak Febry Zulqoidah selaku dibandingkan dengan tanaman yang asisten pembimbing kami dalam tidak diberi air teh basi. pengerjaan Mini Project ini. Terima Kasih juga pada kami selaku penulis dan tim yang hebat terima kasih telah Rahmadsyah. 2016. Pengaruh Air bertahan. Leri, Air Teh Basi dan Air DAFTAR PUSTAKA Kopi Sebagai Larutan Nutrisi Anggraeni, W. E. 2018. Alternatif Terhadap Budidaya Fitoremediasi Phospat Dengan Bayam Merah (Alternanthera Pemanfaatan Tanaman amoena Voss) dengan metode Kangkun Air (Ipomea NFT (Nutrient Film Aquatica Forsk.) Ditinjau Dari Technique). Skripsi. Jumlah Dan Waktu Tinggak Universitas Sriwijaya. (Studi Kasus Pada Limbah Cair Sudarsono Efendi Sofyan, Melya Industri Kecil Laundry). Riniarti, dan D. 2017. Doctoral dissertation. Pemanfaatan limbah teh, Universitas Muhammadiyah sekam padi, dan arang sekam Semarang. sebagai media tumbuh bibit Iskandar, A. 2018. Optimalisasi Trembesi (Samanea saman). Sekam Padi Bekas Ayam Sylva Lestari. Vol. 2(2): 61-70. Petelur Terhadap Produktivitas Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir). MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Vol. 1(3): 245-252. Isnaini, F., N. 2018. Pemanfaatan Ampas Teh Seduh dan Kotoran Ayam sebagai Kompos Untuk pertumbuhan Tanaman Lidah Mertua (Sanseviera trifasciata) pada Media Tanah Lia. Jurnal Agroteknologi. Vol. 2(5): 13- 20. LAMPIRAN Berisi foto hasil percobaan/alat, dokumentasi kegiatan, dan data hasil pengamatan (jika ada) Tabel 1. Perbandingan Tinggi Tanaman Antara Penyiraman Air Teh Basi dan Penyiraman Air Teh Biasa Penyiraman Air teh Basi Penyiraman Air Biasa Hari Ke T1 T T2 T T3 T T4 T T5 T T1 B T2 B T3 B T4 B T5 B Sebelum 5 6 6.5 5 5 4.5 5.5 4 4 4 perlakuan Hari 1 7 7 8 7 6 5 5.5 5 5 5 Hari 2 8 8 8.5 8 7 5 6 5 5 5 Hari 3 9 9.5 10 9.5 8.5 5.5 6 6 5.5 5
Tabel 2. Perbandingan Rata-Rata Tinggi Tanaman Antara Penyiraman Air Teh
Basi dan Penyiraman Air Teh Biasa Sebelum pengamatan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Air biasa 4.4 5.1 5.2 5.6 Air teh 5.5 7 7.9 9.3
Tabel 3. Perbandingan Jumlah Daun Antara Penyiraman Teh Basi dengan
Penyiraman Air Biasa Penyiraman Air teh Basi Penyiraman Air Biasa Hari Ke T1 T2 T3 T4 T1 T T2 T T3 T T4 T T5 T T5 B B B B B Sebelum 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 perlakuan Hari 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Hari 2 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Hari 3 9 9 8 8 9 8 8 8 9 8
Tabel 4. Perbandingan Rata-Rata Jumlah Daun Antara Penyiraman Teh Basi
dengan Penyiraman Air Biasa Sebelum pengamatan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Air biasa 7 8 8 8.2 Air teh 6.8 8 8 8.6 LAMPIRAN
Gambar 1. Dokumentasi pada saat dilakukan penyemaian benih kangkung.
Gambar 2. Dokumentasi pada saat dilakukan pemindahan kecambah kangkung
ke polybag.
Gambar 3. Dokumentasi tanaman kangkung dengan pemberian perlakuan
penyiraman air teh basi. Gambar 4. Dokumentasi tanaman kangkung dengan pemberian perlakuan penyiraman air biasa.
Gambar 5. Dokumentasi anggota kelompok 16 praktikum Fisiologi Tumbuhan