Anda di halaman 1dari 7

Nama : Putri Tomaluweng

Nim : 202028095
Management Koperasi

Bab 5 Dasar-dasar Manajemen

A. Pengantar
Untuk menjalankan tugas dan perannya secara efektif, maka dalam mengelola sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi koperasi serta untuk mengarahkan orang-orang yang ada di dalam
koperasi, membutuhkan. manajemen. Para manajer, pengurus, dan pengawas membutuhkan
manajemen untuk menjalankan organisasi guna mencapai tujuan bersama yang diinginkan
serta menciptakan perubahan organisasi. Manajemen juga diperlukan untuk menciptakan
keteraturan sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif. Pemimpin, pengurus, dan pengawas
koperasi harus menya dari bahwa dasar-dasar untuk menjalankan mengelola organisasi yang
dipimpinnya.

B. Definisi Manajemen

Untuk memahami manajemen lebih mendalam, maka terlebih dulu perlu diketahui arti dari
manajemen, dan penulis akan menyajikan beberapa pengertian manajemen yang dikutip dari
pendapat ahli, yaitu sebagai berikut.

- Griffin (2004), mengemukakan manajemen merupakan serangkaian aktivitas perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang diarahkan pada sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan dengan efisien dan efektif.

maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah rangkaian aktivitas pemanfaatan dan
mendayagunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bersama dengan cara yang
efektif dan efisien.

C. Tugas dan Fungsi Manajemen

Murdick, Ross, Clagget (1997), mengemukakan ada tiga tugas penting dari manajemen, yaitu
sebagai berikut.

1. Mencocokkan kemampuan dari lembaganya (perusahaan, universitas, instansi pemerintah,


dan sebagainya) dengan berbagai kebutuhan dari lingkungannya, dan memilih misi-misi khusus
tertentu dari peluang
peluang ini.

2. Membentuk suatu lingkungan kerja dan alokasi dari sumber daya agar terdapat produktivitas
maksimum dari seluruh sistern (organisasinya).

3. Mengatur tanggung jawab kepada, dan dampaknya, mereka yang "berkepentingan" atas
lembaga tersebut.

fungsi-fungsi manajemen, maka kita akan dihadapkan dengan beberapa fungsi manajemen
yang sering digunakan. dalam dunia bisnis maupun organisasi, yaitu terdiri atas: Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Koordinasi (Coordinating). Pengarahan (Actuating),
dan Pengendalian (Controlling).

D. Tingkatan Manajemen

Dalam bukunya, McLeod dan Schell (2007) menyebutkan ada tiga tingkat manajemen, yaitu
sebagai berikut.

1. Tingkat Perencanaan Strategis (strategic planning level) atau disebut juga Manajemen
Puncak, di mana keputusannya berpengaruh ke seluruh organisasi untuk masa kini dan
mendatang. Misalnya, presiden dan wakil
presiden.

2. Tingkat Manajemen Kontrol (management control level) atau disebut juga Manajemen
Tingkat Menengah, di mana manajemen pada tingkat ini melakukan pekerjaan-pekerjaan
bersifat taktis, karena mereka bertanggung jawab dalam meletakkan perencanaan menjadi
pekerjaan nyata dan memastikan akan tercapainya tujuan. Misalnya, manajer wilayah, direktur,
dan kepala divisi.

3. Tingkat Kontrol Operasional (operation control level) atau disebut juga tingkat paling rendah,
di mana mereka bertanggung jawab menjalankan perencanaan yang dibuat oleh manajer pada
tingkat di atasnya. Pada tingkat inilah, operasional perusahaan ditangani. Misalnya, kepala
departemen, supervisi, dan pimpinan proyek.

E. Perencanaan

David (2017) dalam bukunya menuliskan bahwa perencanaan adalah jembatan penting yang
menghubungkan masa kini dan masa akan datang yang meningkatkan kemungkinan mendapat
hasil yang diharapkan.

Secara umum, ada tiga fungsi dari sebuah perencanaan, yaitu mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam membuat keputusan; membantu dalam percepatan pencapaian
tujuan atau sasaran organisasi; dan meminimalkan risiko

Stoner (1986), menuliskan ada empat langkah dasar dalam perencanaan yang dapat
disesuaikan dengan semua kegiatan perencanaan, pada semua tingkat di dalam organisasi
atau perusahaan, yaitu sebagai berikut.
1. Tetapkan tujuan atau seperangkat tujuan.
2. Definisikan situasi saat ini.
3. Identifikasikan hal-hal yang membantu dan menghambat tujuan tujuan.
4. Kembangkan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai tujuan.

Secara umum, perencanaan dibagi atas beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Rencana Strategis (strategies plans). Daft (2007) mendefinisikan Rencana Strategis adalah
langkah nyata yang diambil organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Tujuan strategis
adalah pernyataan yang luas tentang ke arah mana organisasi ingin melangkah di masa depan,
mengarah ke organisasi secara menyeluruh dan bukan menunjuk pada divisi atau
departemen tertentu.
2. Rencana Operasional (operational plans). Daft (2007) mendefinisikan Rencana Operasional
adalah rencana yang dibuat oleh organisasi di tingkat bawah yang menjelaskan
langkah-langkah yang diambil dalam mencapai tujuan operasional dan mendukung kegiatan
perencanaan taktis. Tujuan operasional adalah hasil yang spesifik dan terukur yang diharapkan
dari departemen, kelompok kerja, dan individu dalam organisasi.
Schermerhorn (1997) menyebutkan perencanaan operasional yang khas dalam bisnis
perusahaan di antaranya sebagai berikut.

a. Perencanaan Produksi (production plans),


b. Perencanaan Keuangan (financial plans),
C. Perencanaan Fasilitas (facilitie plans),
d. Perencanaan Pemasaran (marketing plans),
e. Perencanaan Sumber Daya Manusia (human resources plans),

3. Rencana Jangka Pendek adalah rencana yang mencakup satu tahun atau kurang.
4. Rencana Jangka Menengah adalah rencana untuk jangka waktu 1 sampai
2 tahun.
5. Rencana Jangka Panjang adalah rencana dengan kerangka waktu lebih dari lima tahun.
6. Rencana Sekali Pakai. Daft (2007), mendefinisikan Rencana Sekali Pakai adalah rencana
yang dikembangkan untuk mencapai sejumlah tujuan yang tidak akan diulangi di masa depan.
Schermerhom (1997), menyebutkan rencana sekali pakai digunakan hanya sekali pakai untuk
situasi yang unik. Perencanaan ini didesain untuk mencapai tujuan khusus yang dinyatakan
dalam kerangka waktu tertentu, misalnya perencanaan anggaran dan jadwal proyek.
7. Rencana Terus-Menerus. Daft (2007), mendefinisikan Rencana Berkesinambungan adalah
rencana yang menunjukkan respons organisasi terhadap situasi tertentu, seperti keadaan
darurat, kemunduran, atau kondisi yang tidak diharapkan lainnya. Rencana Tetap.
Schermerhorn (1997), menyebutkan rencana tetap
8. merupakan perencanaan yang digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang kali
terus-menerus. Perencanaan ini tertuang dalam bentuk kebijaksanaan organisasional,
prosedur-prosedur, dan peraturan peraturan.

F. Pengorganisasian

David (2017) dalam bukunya menuliskan bahwa tujuan pengorganisasian (organizing) adalah
untuk mencapai usaha yang terkoordinasi dengan mendefinisikan hubungan pekerjaan dengan
otoritas. Pengorganisasian berarti merupakan "siapa" yang melakukan "apa" dan "siapa" yang
melaporkan kepada "siapa". Lebih lanjut, dituliskan bahwa fungsi pengorganisasian manajemen
dapat dilihat dari tiga aktivitas yang berurutan, yaitu: Pertama, pemecahan tugas menjadi
pekerjaan (spesialisasi kerja). Kedua, mengombinasikan pekerjaan untuk membantu
departemen-departemen (departementalisasi). Ketiga, mendelegasikan kewenangan.

G. Koordinasi

Downey dan Erickson (1988) mendefinisikan koordinasi merupakan daya upaya untuk
menyinkronkan dan menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia,
Koordinasi dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu Pertama, koordinasi vertikal adalah upaya
penyatuan atau pemaduan oleh seorang pemimpin terhadap kegiatan berbagai unit organisasi
yang ada di bawah kekuasaannya guna mendukung tercapainya tujuan organisasi. Kedua,
koordinasi horizontal adalah upaya penyatuan atau pemaduan oleh seorang pemimpin terhadap
kegiatan berbagai unit organisasi yang berada pada tingkat organisasi (posisi/ jabatan) yang
setingkat atau sejajar (Tambunan, 2015).

H. Pengarahan

Downey dan Erickson (1988) mendefinisikan pengarahan merupakan daya upaya untuk
menunjukkan jalan terbaik. Pengarahan meliputi usaha untuk memimpin, menyelia atau
mengawasi, memotivasi, mendelegasikan, dan menilai mereka yang dipimpin; dan pengarahan
ditujukan untuk: menentukan kewajiban dan tanggung jawab; menetapkan hasil yang harus
dicapai; mendelegasikan wewenang yang diperlukan; menciptakan hasrat untuk berhasil;
mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya; membuat
organisasi tetap hidup; untuk menciptakan kondisi yang menumbuhkan minat kerja.

I. Pengendalian

David (2017) dalam bukunya menuliskan bahwa fungsi pengendalian (controlling) manajemen
meliputi semua aktivitas yang diambil untuk memastikan bahwa operasional aktual sama
dengan operasional yang direncanakan.
pengendalian meliputi empat tahap dasar, yaitu Pertama, menetapkan standar kinerja. Kedua,
mengukur kinerja individu dan organisasi. Ketiga, membandingkan kinerja aktual dengan
standar kinerja yang direncanakan. Keempat, mengambil tindakan perbaikan.

Griffin (2004) menjelaskan ada empat tujuan dari pengendalian bagi organisasi, yaitu sebagai
berikut.
1. Beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
2. Membatasi akumulasi kesalahan.
3. Mengatasi kompleksitas organisasi.
4. Meminimalisasi biaya.

Griffin (2004) menjelaskan ada lima karakteristik dari pengendalian yang efektif, yaitu sebagai
berikut.

1. Integrasi dengan perencanaan, artinya pengendalian harus dikaitkan dengan perencanaan.


Semakin eksplisit dan akurat hubungan ini, maka semakin efektif sistem pengendalian.
2. Fleksibilitas, artinya sistem pengendalian harus cukup fleksibel untuk mengakomodasi
perubahan.
3. Akurasi, artinya sistem pengendalian harus menghasilkan informasi yang tepat (akurat)
sehingga dapat digunakan untuk membuat keputusan.
4. Ketepatan waktu, artinya sebuah sistem pengendalian menyediakan informasi tepat pada
saat diperlukan.
5. Objektivitas, artinya sistem pengendalian harus menyediakan informasi seobjektif mungkin.

Griffin (2004) membagi empat level pengendalian dalam sistem organisasi, yaitu sebagai
berikut.

1. Pengendalian Operasi (operating control), berfokus pada proses-proses yang digunakan


organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi produk atau jasa.
2. Pengendalian Keuangan (financial control), berfokus pada sumber daya keuangan
organisasi.
3. Pengendalian Struktural (structural control), berupaya memastikan agar elemen-elemen dari
struktur organisasi berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Pengendalian Strategik (strategic control), berfokus pada seberapa efektif strategi-strategi
korporasi, strategi-strategi bisnis, dan strategi-strateg fungsional membantu organisasi meraih
tujuan-tujuannya.

Bab 6 Manajemen Koperasi

A. Definisi Manajemen Koperasi

Manajemen Koperasi adalah rangkaian kegiatan berkerja sama dalam pemanfaatan dan
mendayagunakan sumber daya koperasi untuk mencapai tujuan bersama dengan cara yang
efektif dan efisien sesuai dengan nilai serta prinsip koperasi. Manajemen Koperasi
dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki oleh koperasi
secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan organisasi.

Manajemen Koperasi melibatkan unsur atau perangkat yang terdiri atas Anggota, Pengurus,
Pengawas, Dewan Pembina, Manajer, dan Karyawan untuk mengelola koperasi ke arah yang
lebih baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pentingnya Manajemen dalam Koperasi

Penulis mencoba menjelaskan secara sederhana tentang pentingnya manajemen dalam


koperasi, yaitu sebagai berikut.

1. Manajemen membantu Anggota, Pengurus, Pengawas, dan Manajer dalam menjalankan


tugas dan tanggung jawabnya.
2. dan tanggung jawabnya dengan baik.
Dengan manajemen, koperasi dapat mencapai tujuannya dengan baik,
3. Dengan manajemen, masing-masing unsur atau perangkat organisasi dapat
Manajemen Koperasi melaksanakan penghematan dalam menjalankan tugasnya
masing-masing
4. Manajemen dapat mendukung pencapaian tujuan koperasi secara teratur. 5. Manajemen
dapat mendukung kemajuan dan keberlangsungan hidup
organisasi koperasi.
6. Manajemen dapat membantu pengelola atau manajer untuk mengelola dan mengatur sumber
daya organisasi secara efisien dan efektif.
7. Manajemen akan menciptakan kerja sama dan hubungan yang baik di antara masing-masing
unsur atau perangkat organisasi koperasi.
8. Manajemen akan membatasi kewenangan dari setiap individu anggota,

C Aspek-aspek Manajemen Koperasi


aspek-aspek manajemen yang umum diterapkan dalam kehidupan organisasi koperasi, yaitu
sebagai berikut:

1. Manajemen Operasional,
2. Manajemen Keuangan,
3. Manajemen Pemasaran,

D. Manajemen Koperasi Pendekatan Tradisional

Koperasi yang menganut prinsip manajemen tradisional hanya berfokus kepada tujuan utama
koperasi, yaitu menyejahterakan para anggotanya. Secara umum, penulis mencoba
menjelaskan beberapa bentuk manajemen tradisional dalam organisasi koperasi, yaitu sebagai
berikut.

1. Menggambarkan seorang pemimpin atau manajer merupakan seseorang yang harus


dihormati dan patut untuk berkuasa penuh dalam organisasi koperasi.
2. Penentuan pemimpin atau manajer berdasarkan hubungan kekeluargaan
dan faktor suka kepada individu tertentu.
3. Tidak menunjukkan kesesuaian tugas dan tanggung jawab dari masing
masing unsur atau perangkat organisasi koperasi.
4. Pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh koperasi tidak dilakukan secara efisien dan
efektif.
5. Pengelola atau manajer kesulitan dalam memberdayakan para karyawannya.
6. Prinsip dan fungsi manajemen hanya sebatas teoretis dan belum
sepenuhnya diterapkan secara praktis.
7. Pertambahan karyawan tidak sepenuhnya disesuaikan dengan peningkatan kinerja.
11. Belum diterapkannya spesialisasi bagi masing-masing karyawan, sehingga kemungkinan
setiap karyawan melakukan pekerjaan bersifat rutinitas.
12. Pembagian keuntungan disusun berdasarkan jabatan dan beban
pekerjaan..
10. Sisa hasil usaha banyak digunakan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang bersifat
sosial.
11. Bidang usaha koperasi tidak sejenis. Artinya, untuk satu badan usaha
koperasi bisa menjalankan lebih dari satu jenis usaha.
12. Organisasi dan usaha koperasi secara umum belum dikelola berdasarkan prinsip
manajemen yang profesional.

E. Manajemen Koperasi Pendekatan Modern

Koperasi yang telah menerapkan manajemen modern adalah koperasi yang memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1. Manajemen dipandang sebagai suatu ilmu yang bersifat teoretis dan harus diaplikasikan di
dalam aktivitas organisasi koperasi. Organisasi dan usaha koperasi sudah dikelola dengan
pendekatan manajemen yang profesional.
2. Fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan sudah diterapkan dengan baik dalam mendukung tercapainya tujuan yang
ditetapkan bersama.
3. Tujuan koperasi tidak hanya untuk menyejahterakan para anggotanya, tetapi tujuannya
sudah berfokus untuk pemenuhan kebutuhan anggota dan konsumen secara luas;
4. Sudah ada pengaturan serta pembagian untuk tugas dan tanggung jawab untuk setiap
anggota koperasi.
5. Setiap Pengurus, Pengawas, dan Pengelola (manajer) dipilih dan diangkat sesuai dengan
kemampuan dan pengalaman,
6. Semua aktivitas koperasi sudah didukung oleh penggunaan sistem teknologi canggih yang
terintegrasi, sehingga memberikan kemudahan, kecepatan, ketepatan, dan keakuratan di setiap
kegiatannya.
7. Risiko sudah dikelola dengan baik guna meminimalisasi pengulangan
8. kesalahan yang sama di masa mendatang. Sudah diterapkan program penelitian dan
pengembangan (research and development)

F. Memahami Jenis, Tingkatan, dan Usaha dari Koperasi

Setiap koperasi mencantumkan jenis koperasi dalam Anggaran Dasar. Jenis koperasi tersebut
didasarkan pada kesamaan kegiatan usaha dan/atau kepentingan ekonomi anggota. Secara
umum, jenis koperasi terdiri atas berikut ini.
1. Koperasi Konsumen
2. Koperasi Produsen
3. Koperasi Jasa
4. Koperasi Simpan Pinjam
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1959 telah dijabarkan bahwa koperasi tersusun
dalam tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1. Koperasi Primer, yaitu koperasi yang beranggotakan orang-orang dan
2. yang mempunyai sedikitnya 25 orang anggota.
3. 2. Koperasi Pusat, yaitu gabungan beberapa koperasi yang mempunyai
4. kaitan dalam usahanya serta beranggotakan sedikit-dikitnya 5 buah Koperasi Primer.
5. 3. Gabungan Koperasi, yaitu gabungan dari beberapa gabungan Koperasi Pusat. Tiap-tiap
Gabungan Koperasi harus memakai nama yang menyebut kata "Gabungan Koperasi"; dan
penunjukan usaha utama atau jenis.
6. 4. Induk Koperasi, yaitu gabungan dari beberapa Gabungan Koperasi. Tiap-tiap Induk
Koperasi harus memakai nama yang menyebut: kata "Induk Koperasi"; dan penunjukan usaha
utama atau jenis.
7. Damage C
8. Lebih lanjut, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1959 telah diatur tingkatan
koperasi berdasarkan letak kedaerahannya, yaitu sebagai berikut.
1. Tingkat Primer meliputi Desa.
2. 2. Tingkat Pusat meliputi Kabupaten.
3. 3. Tingkat Gabungan meliputi Provinsi.
4. 4. Tingkat Induk meliputi nasional (seluruh Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai