Anda di halaman 1dari 176

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE MATERI LINGKARAN


DI KELAS VIII MTs SWASTA BAHRUL ULUM
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana


Pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Labuhan Batu
Yayasan Universitas Labuhanbatu

Nama : Yasir Ahmad


NPM : 011.042.00.047
Program Studi : Pendidikan Matematika

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


LABUHANBATU
YAYASAN UNIVERSITAS LABUHANBATU
RANTAUPRAPAT
2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yasir ahmad, dilahirkan di Negeri Lama Seberang pada


tanggal 21 Oktober 1991 dari seorang ayah yang bernama
Sumarno serta ibu yang bernama Shofwah Sinambela dan
merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara.

Pada tahun 1998, penulis masuk Sekolah Dasar (SD)


Negeri 112190 Negeri Lama Seberang dan lulus pada tahun 2004. Kemudian ditahun
yang sama penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 3 Bilah Hilir dan lulus pada tahun 2007. Setelah lulus, penulis melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bilah Hilir mengambil
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan selesai pada tahun 2010.

Selang 1 tahun, lebih tepatnya pada tahun 2011 penulis melanjutkan


pendidikannnya dan dinyatakan diterima di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
pendidikan (STKIP) Labuhanbatu Yayasan Universitas Labuhanbatu dengan Program
Studi yang diambil Pendidikan Matematika.

Rantau Prapat, 15 Agustus 2015


Penulis

Yasir Ahmad
NPM : 011.042.00.047
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE MATERI LINGKARAN
DI KELAS VIII MTs SWASTA BAHRUL ULUM
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Yasir Ahmad


NPM : 011.042.00.047
Program studi : Pendidikan Matematika

Telah dipertahankan didepan


Tim Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Labuhanbatu di Rantau Prapat pada Tanggal 30 juni 2015 dan dinyatakan telah
Memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SUSUNAN TIM PENGUJI SKRIPSI


Dosen Penguji : Irmayanti S.Si, M.Si (……………………....)

Dosen Pembimbing I : Rohani, S.Pd.I, M.Pd (....................................)

Dosen Pembimbing II : Rahma Muti’ah, S.Psi, M.Psi (.....................................)

Rantauprapat, Agustus 2015

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Labuhanbatu

Ketua

Sakinah Ubudiyah Siregar, S.Pd.I, M.Pd


NIDN. 0109048702
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Yasir Ahmad


NPM : 011.042.00.047
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Dengan Strategi Think Talk Write Materi
Lingkaran Dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum
Tahun Pelajaran 2014/2015.
Pembimbing Skripsi :
1. Rohani, S.Pd, M.Pd
2. Rahma Muti’ah, S.Psi, M.Psi
Dosen Penguji :
1. Irmayanti, S.Si, M.Si
telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Peguji Program Studi Pendidikan Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Labuhanbatu
Yayasan Universitas Labuhanbatu
dan dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diajukan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Rohani, S.Pd.I, M.Pd) (Rahma Muti’ah, S.Psi, M.Psi)


NIDN. 030108702 NIDN. 0114068501

Mengetahui
Ketua STKIP Labuhanbatu

Sakinah Ubudiyah Siregar, S.Pd.I, M.Pd


NIDN. 0109048702
ABSTRAK

Ahmad, Yasir, 2015, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Dengan Strategi Think Talk Write Materi Lingkaran Dikelas VIII MTs Swasta Bahrul
Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015.” Skripsi. Rantauprapat : Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Labuhanbatu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis


siswa dengan strategi think talk write pada materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta
Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan
kelas (classroom action research). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs
Swasta Bahrul Ulum yang berjumlah 30 siswa. Objek Penelitian adalah penerapan
strategi pembelajaran Think Talk Write. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam
beberapa siklus apabila siklus I belum mencapai tujuan maka dilanjutkan siklus II,
demikian selanjutnya. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi untuk mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi di kelas. Analisis data menggunakan pengolahan kualitatif. Teknik kualitatif
digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan
hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan
mendeskripsikan aktivitas atau partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran serta
kemampuan berpikir kritis siswa sesuai dengan hasil pengamatan. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa di kelas VIII1 MTs Swasta Bahrul Ulum setelah mengikuti pembelajaran
dengan Strategi TTW (Think Talk Write) materi pokok lingkaran. Pada tes awal,
tingkat kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII1 hanya mencapai 13,33%
(dalam kategori rendah) atau hanya ada 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM.
Setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write, pada siklus I
kemampuan berpikir kritis siswa meningkat mencapai 53,33% (dalam kategori
sedang) atau ada 16 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Pada siklus II kemampuan
berpikir kritis siswa semakin meningkat mencapai 86,67% (dalam kategori tinggi)
atau ada 26 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Proses jawaban siswa melalui
strategi Think Talk Write dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis adalah
baik. Proses jawaban siswa pada siklus I pada tiap indikator berpikir kritis hanya
mencapai <70% dalam kategori cukup dan belum memenuhi nilai KKM. Pada siklus
II proses jawaban siswa pada siklus I pada tiap indikator berpikir kritis >70% dalam
kategori baik dan telah memenuhi nilai KKM.

Kata Kunci : Strategi Think Talk Write, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
ABSTRACT

Ahmad, Yasir, 2015, "Efforts to Improve Critical Thinking Skills Students With Think
Talk Write Content Strategy Circle class VIII Bahr Ulum Private MTs in the school
year 2014/2015." Thesis. Rantauprapat: College of Teacher Training and Education
(STKIP) Labuhanbatu.

This study aims to determine the improvement of students' critical thinking skills to
think talc write strategy on the material in class VIII circle Bahr Ulum Private MTs
academic year 2014/2015. This type of research is classroom action research
(classroom action research). The subjects were students of class VIII Bahr Ulum
Private MTs totaling 30 students. The study object is the application of learning
strategies Think Talk Write. Research procedures conducted in several cycles if the
first cycle has not yet reached the goal then followed the second cycle, thus further.
Each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation and
reflection to identify problems that occur in the classroom. Analysis of data using
qualitative processing. Qualitative techniques are used to describe the feasibility plan
of action, illustrate the obstacles that arise in the implementation of learning and
describing the activity or student participation in learning activities as well as
critical thinking skills of students in accordance with the observations. From the
results of this study concluded that there was an increase in critical thinking skills of
students in the class VIII1 Bahr Ulum Private MTs after following study by Strategy
TTW (Think Talk Write) the subject matter of the circle. In preliminary tests, the level
of critical thinking skills of students in the class VIII1 only reached 13.33% (in the
low category) or there are only four students whose value meets the KKM. After
learning with Think Talk Write strategy, on the first cycle students' critical thinking
skills increased to 53.33% (in the moderate category) or there are 16 students whose
value meets the KKM. In the second cycle students' critical thinking skills is
increasing at 86.67% (in high categories), or there are 26 students whose value
meets the KKM. The process of student answers through Think Talk Write strategies
using critical thinking skills are good. The process of the students' answers on the
first cycle of each indicator critical thinking only reached <70% in the category
enough and has not met the KKM. In the second cycle the students' answers on the
first cycle of each indicator critical thinking> 70% in both categories and has met the
KKM.

Keywords: Strategy Think Talk Write, Student Critical Thinking Ability.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

penulis rahmat dan hidayat berupa kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Dengan Strategi Think Talk Write Materi Lingkaran Dikelas VIII MTs Swasta

Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015.

Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada orang-orang yang membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini:

1. Bapak DR. H. Amarullah Nasution, SE, MBA sebagai Ketua Yayasan

Universitas Labuhanbatu.

2. Ibu Sakinah Ubudiyah Siregar, S.Pd.I, M.Pd selaku Ketua STKIP Labuhan

Batu.

3. Ibu Marlina Siregar, S.Pd, M.Pd selaku Puket I STKIP Labuhan Batu.

4. Bapak Amin Harahap, S.Pd.I, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika STKIP Labuhan Batu.

5. Ibu Rohani, S.Pdi, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.


6. Ibu Rahma Muti’ah, S.Psi, M.Psi sebagai pembimbing II yang memberikan

arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis

selama penulis menempuh pendidikan di Program Sarjana Strata Satu (S1) di

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Labuhan Batu.

8. Bapak Kepala Sekolah MTs Swasta Bahrul Ulum yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Khusus kepada orang tua dan keluarga saya yang senantiasa memberikan

dukungan berupa moril dan materil demi lancarnya penyelesaian skripsi ini.

10. Mahasiswa STKIP Labuhanbatu stambuk 2011 khusus program studi

pendidikan matematika yang turut memberikan masukan dalam penyelesaian

skripsi ini.

Hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

menjadi amal kebajikan. Akhirnya penulis mengaku bahwa karya ini masih jauh dari

kesempurnaan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Penulis,

Yasir Ahmad
DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
ABSTRAK………… ...................................................................................................iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..vi
DAFTAR ISI…………................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………xi
LAMPIRAN…………………………………………………………………………xii

BAB I PENDAHULUAN……………………………….…………………….… 1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah………….…………….. 5
1.3. Tujuan Penelitian..…........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ……..……………………………………….….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………..………………….…..…………………….8
2.1 Kerangka Teoritis .................................................................................8
2.1.1 Kemampuan Berpikir Kritis …………….................................8
2.1.2 Strategi Think Talk Write………………………....………… 20
2.1.3 Materi Pokok Lingkaran ….................................................... 27
2.2 Penelitian Yang Relevan.………………………………..…………. 32
2.3 Kerangka Berpikir…….. .…………………………………………. 34
2.4 Hipotesis Tindakan…. .……………………………………………. 37
BAB III METODE PENELITIAN ……………………….……………………. 38
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……..................................................... 38
3.2 Subjek dan Objek Penelitian…..……………………………………. 38
3.3 Jenis Penelitian ………………….………...…………………….….. 38
3.4. Prosedur Penelitian .…....................................................................... 39
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………....….…………………………. 46
3.6 Teknik Analisis Data ………...............….…………………………. .53
3.7 Indikator Keberhasilan …………….……………………………….. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…....………………..….58
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................58
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pra Penelitian Tindakan......................58
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I …...…...58
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II…..…...73
4.2. Pembahasan Penelitian……..…...........................................................82
4.3. Kendala dalam Penelitian…................................................................89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................………………………90


5.1 Kesimpulan.......................................................................................90
5.2 Saran………….................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1. Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW...…………….……........................24

2.2. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian...…...........………….……........................36

3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, S. 2010:111)…………................48

4.1. Pola Jawaban Tidak Lengkap dan Salah…………………….………................64

4.2. Pola Jawaban Benar dan Tidak Lengkap………………….…….........................65


4.3. Pola Jawaban Benar Dan Lengkap……………………………………………...66
4.4. Pola Jawaban Salah dan Tidak Lengkap………………………………………..67
4.5. Pola Jawaban Benar dan Lengkap………………………………………………76
4.6. Pola Jawaban Benar dan Lengkap………………………………………………77
4.7. Pola Jawaban Benar dan Lengkap………………………………………………78
4.8. Diagram Deskripsi Hasil Nilai Tes dari Siklus I ke II…………………………..83
4.9. Catatan Kecil Siswa……………………………………………………………..85
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
3.1. Kisi-Kisi Tes Materi Lingkaran…………………………………...................47
3.2. Ringkasan Perhitungan Uji Validitas Soal ………………...……..................49
3.3. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ……………….……...................51
3.4. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ……………......….……...................52
3.5. Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ………...….……...................56
3.6. Kualifikasi Persentase Kemampuan Berpikir Kritis........….……...................56
4.1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I …..........................................68
4.2. Hasil Observasi Guru siklus I….…………………………………………….69
4.3. Hasil Observasi siswa Siklus I........................................................................69
4.4. Hasil Observasi Guru Siklus II…………………...........................................79
4.5. Hasil Observasi Siswa Siklus II……………………..………………………75
4.6. Deskripsi Hasil Nilai Tes dari Siklus I ke Siklus II…………………………82
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I .....................................L-1.1

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.......................................L-2.1

3. Lembar Hasil Observasi Guru Siklus I……....................................................L-3.1

4. Lembar Hasil Observasi Siswa Siklus I...........................................................L-4.1

5. Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II...........................................................L-5.1

6. Lembar Hasil Observasi Siswa Siklus II.........................................................L-6.1

7. Lembar Kerja Siswa dalam Kelompok pada Siklus I......................................L-7.1

8. Lembar Kerja Siswa dalam Kelompok pada Siklus II.....................................L-8.1

9. Kisi - Kisi Penulisan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis.....L-9.1

10. Soal Uji Coba Penelitian................................................................................L-10.1

11. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Penelitian......................................................L-11.1

12. Tabel Uji Coba Instrumen Penelitian…….....................................................L-12.1

13. Perhitungan Validitas tes...............................................................................L-12.3

13. Perolehan Skor mentah Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Awal..........L-13.1

14. Nilai Tes Kemampuan Awal..........................................................................L-14.1

15. Perolehan Skor Mentah Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I.......L-15.1

16. Nilai Tes Kemampuan Siklus I......................................................................L-16.1


15. Perolehan Skor Mentah Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II......L-17.1

16. Nilai Tes Kemampuan Siklus II………………………….............................L-18.1

17. Lembar Observasi Guru Selama Pembelajaran Siklus I………....................L-19.1

18. Lembar Observasi Siswa Selama Pembelajaran Siklus I ………..................L-20.1

19. Lembar Observasi Guru Selama Pembelajaran Siklus II…...…....................L-21.1

20. Lembar Observasi Siswa Selama Pembelajaran Siklus II...……..................L-22.1

21. Skor Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I...........................L-23.1

22. Skor Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II...........................L-24.1

25. Foto Dokumentasi...........................................................................................L-25.1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu suatu keberhasilan

pembangunan, dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Karena pendidikan dapat mengembangkan pengetahuan serta meningkatkan mutu

kehidupan dan martabat manusia seperti yang diharapkan. Agar pelaksanaan

pendidikan dapat berlangsung sesuai yang diharapkan, maka perlu mendapatkan

perhatian yang serius baik oleh pemerintah, masyarakat, orang tua dan guru demi

ketercapaian semua unsur dalam pendidikan.

Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Mata pelajaran

matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar sampai ke jenjang

yang lebih tinggi, namun demikian kegunaan matematika bukan hanya memberikan

kemampuan dalam perhitungan-perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan

cara berpikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat

sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Dengan

kenyataan ini bahwa matematika mempunyai potensi yang sangat besar dalam hal

memacu terjadinya perkembangan secara cermat dan tepat maupun dalam

mempersiapkan warga masyarakat yang mampu mengantisipasi perkembangan

dengan cara berpikir dan bersikap yang tepat pula.


Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar yaitu

materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif siswa.

Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan

saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan pelajaran dapat diserap secara

bermakna (meaning learning). Agar terjadi transfer belajar yang efektif, maka kondisi

fisik dan psikis dari setiap individu siswa harus sesuai dengan materi yang

dipelajarinya. Dalam proses belajar mengajar matematika selalu melibatkan siswa

secara aktif untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir rasional, kritis,

dan kreatif.

Matematika yang bersifat deduktif aksiomatik dan berangkat dari hal-hal yang

abstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Konsep matematika

tersusun secara hirarkis, yang berarti bahwa dalam mempelajari matematika konsep

sebelumnya yang menjadi prasyarat harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami

konsep selanjutnya. Oleh karena itu penyajian materi perlu mendapat perhatian guru.

Pada umumnya pola pembelajaran di SMP cenderung “Text Book Oriented”

dan tidak berkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Cara pembelajaran konsep

cenderung abstrak dan menggunakan metode ceramah sehingga konsep-konsep yang

ada sulit dipahami oleh siswa. Selain itu pada umumnya guru mengajar dengan tidak

memperhatikan kemampuan berpikir siswa, sehingga ada beberapa siswa yang

kurang dapat memahami konsep-konsep materi yang diajarkan.


Berdasarkan fakta dilapangan kemampuan berpikir kritis matematika siswa

masih rendah. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran

matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam

belajar matematika, kurang berminat, kurangnya motivasi dan menganggap

matematika sebagai ilmu yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar

matematika. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2003:13) bahwa:

“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang

studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar,

dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar berpikir kritis”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di kelas VIII MTs

Swasta Bahrul Ulum pada materi lingkaran yaitu siswa tidak mampu menentukan

panjang busur, luas juring dan luas tembereng. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa sangat rendah karena masih banyak ditemukan

siswa yang tidak mengetahui bagian- bagian lingkaran dan tidak dapat menggunakan

rumus dengan tepat sesuai yang diminta dalam penyelesaian soal. Selain itu rata-rata

hasil belajar siswa pada mid semester I adalah 60. Hasil tersebut tentu masih jauh dari

yang diharapkan. Selain itu juga masih banyak siswa yang menganggap mata

pelajaran matematika sebagai momok dan merasa kesulitan dalam belajar

matematika, bahkan kemampuan berpikir kritis belajar matematikanya rendah.


Untuk meningkatkan konsep berpikir kritis siswa, guru harus mempunyai

kreatifitas untuk memilih dan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang inovatif.

Salah satu model pembelajaran yang perlu diterapkan adalah Think Talk Write.

Strategi pembelajaran Think Talk Write dapat menumbuh kembangkan kemampuan

pemecahan masalah (Yamin dkk, 2012:84). Alur kemajuan pembelajaran Think Talk

Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya

sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan

temannya sebelum menulis. Suasana Think Talk Write akan lebih efektif dilakukan

jika dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta

membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide

bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Strategi pembelajaran Think Talk Write yang dianggap dapat mengembangkan

konsep berpikir kritis siswa. Menurut Webster’s New Encyclopedic All New Edition

(2004:114) “kritis” (critical) adalah ”Using or involving careful judgement” sehingga

“berpikir kritis” dapat diartikan sebagai berpikir yang membutuhkan kecermatan

dalam membuat keputusan. Pengertian yang lain diberikan oleh Ennis (2006:99) yaitu

: berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk membuat keputusan

yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan.

Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pembelajaran khususnya

pembelajaran matematika, karena dalam pembelajaran matematika selalu dihadapkan


pada permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu

permasalahan tentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan

untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan berpikir kritis

yang baik. Karena begitu pentingnya berpikir kritis, pada umumnya dianggap sebagai

tujuan utama dari pembelajaran. Selain itu berpikir kritis merupakan peranan yang

penting dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika, khususnya

permasalahan-permasalahan yang memerlukan ketelitian dan berpikir analitis

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan

Strategi Think Talk Write Materi Lingkaran Dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum

Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan

strategi Think Talk Write pada materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta

Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimanakah pola jawaban siswa melalui strategi think talk write pada materi

lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas dapat dipecahkan

pemecahan masalahnya dengan jika strategi think talk write diterapkan dengan baik, maka

hasil belajar matematika siswa pada materi lingkaran dapat meningkat.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan

strategi think talk write pada materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul

Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui pola jawaban siswa melalui strategi think talk write pada materi

lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

a. Bagi siswa, sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematika melalui strategi pembelajaran think talk write.

b. Bagi guru, diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam mengajarkan strategi

matematika yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya

peningkatan pembelajaran disekolah dan meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.
c. Bagi sekolah (pengelola sekolah) diharapkan akan mampu memberikan timbal

balik bagi pengembangan dan pembinaan pendidikan, baik mengenai

perencanaan dan pengembangan kurikulum maupun bagi peningkatan mutu

guru.

d. Bagi peneliti, dapat memperluas pengetahuan tentang strategi pembelajaran dan

dapat menambah ketrampilan dalam mengadakan variasi mengajar sehingga

pembelajaran akan lebih bermakna.

e. Bagi penelitian sejenisnya, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian

lanjutan yang lebih luas dan mendalam serta berusaha untuk mengungkapkan

faktor-faktor lain yang belum terungkap dalam penelitian ini, agar hasil

penelitian lebih objektif.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Kemampuan Berpikir Kritis

2.1.1.1. Defenisi Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis belajar matematika adalah hal yang dicapai siswa

sebagai akibat dari perbuatan belajar. Poerwadarminta (2008:85) mendefenisikan

“kemampuan berpikir kritis belajar matematika sebagai hal yang telah dicapai siswa

(dikerjakan/dilakukan). Dalam dunia pendidikan kemampuan berpikir kritis belajar

mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan tujuan yang akan dicapai,

baik pendidikan maupun objek didik dimana keduanya ingin mencapai tujuan yang

sama yaitu hasil yang baik.

Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Costa

(Liliasari, 2004:136) mengkategorikan proses berpikir kompleks atau berpikir tingkat

tinggi kedalam empat kelompok yang meliputi pemecahan masalah (problem

solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking),

dan berpikir kreatif (creative thinking).

Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan masyarakat, karena dalam

kehidupan di masyarakat manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang

memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tentu diperlukan


data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat suatu

keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan berpikir kritis yang baik.

Karena begitu pentingnya, berpikir kritis pada umumnya dianggap sebagai

tujuan utama dari pembelajaran. Selain itu berpikir kritis merupakan peranan yang

penting dalam banyak macam pekerjaan, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang

memerlukan ketelitian dan berpikir analitis (Watson dan Glaser, 2008:1).

Menurut Krulik dan Rudnik (2005:2) penalaran meliputi berpikir dasar (basic

thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).

Terdapat delapan buah deskripsi yang dapat dihubungkan dengan berpikir kritis, yaitu

menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau

masalah, memfokuskan pada bagian dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan

dan mengorganisasikan informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi,

mengingat dan menganalisis informasi, menentukan masuk akal tidaknya sebuah

jawaban, menarik kesimpulan yang valid, memiliki sifat analitis dan refleksif.

Beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis, adalah

kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang

penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan

menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan

menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan (Glaser, 2008:1). Dari pendapat


para ahli seperti telah diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis

merupakan bagian dari penalaran.

Dengan demikian agar para siswa tidak salah pada waktu membuat keputusan

dalam kehidupannya, mereka perlu memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik.

Menurut Ruber (Romlah, 2002:9) dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan

strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan

masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Tapilouw (Romlah, 2002:9), bahwa “berpikir kritis merupakan berpikir

disiplin yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir

yang terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui.

Dari uraian diatas, tampak bahwa berpikir kritis berkaitan erat dengan

argumen, karena argumen sendiri adalah serangkaian pernyataan yang mengandung

pernyataan penarikan kesimpulan. Seperti diketahui kesimpulan biasanya ditarik

berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diberikan sebelumnya atau yang disebut

premis. Dalam argumen yang valid sebuah kesimpulan harus ditarik secara logis dari

premis-premis yang ada.

Untuk menilai kemampuan berpikir kritis Watson dan Glaser (2008:118)

melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator, yaitu

mengenal asumsi, melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah

indikator, yaitu mengenal asumsi, melakukan inferensi, deduksi, interpretasi, dan


mengevaluasi argumen. Dari berbagai macam kemampuan yang berkaitan dengan

berpikir kritis yang dikemukakan oleh para ahli, ternyata pengukuran kemampuan

berpikir kritis berdasarkan lima buah indikator tersebut, yaitu mengenal asumsi,

melakukan infernsi, deduksi, interpretasi dan mengevaluasi argumen.

Menurut Paul Mursen dan Mark R. Rosenzweig, “The term ‘thinking’ refers

to many kind of activities that involve the manipulation of concepts and symbols,

representations of objects and events” (2003:121). Jadi, berpikir merujuk pada

berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan lambang dan konsep, sebagai

pengganti objek dan peristiwa.

Berpikir kita lakukan untuk menghadapi dan memahami realitas dengan

menarik kesimpulan dan meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas

eksternal dan internal. Sehingga, mengenai hal ini, TAYLOR (2007) mendefenisikan

berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan.

2.1.1.2 Konsep Berpikir Kritis

Tujuan pembelajaran keterampilan berpikir kritis adalah terbentuknya anak

didik yang mampu berpikir netral, objektif, beralasan ataupun logis, dan haus akan

kejelasan dan ketepatan. Berpikir baru dikatakan kritis manakala si pemikir berusaha

menganalisis argumentasi secara cermat, mencari bukti yang sah, dan menghasilkan

kesimpulan yang mantap untuk mempercayai dan melakukan sesuatu. Marzono


(2008:93) Seorang pemikir kritis mempunyai kecenderungan batin untuk: 1) Mencari

kejelasan tesis atau masalah; 2) Mencari alasan; 3) Berusaha mendapatkan informasi

sebanyak mungkin; 4) Memperhatikan situasi keseluruhan; 5) Berusaha konsisten

dengan pokok permasalahan; 6) Berpegang teguh akan dasar permasalahan;

7) Mencari alternatif; 8) Berpikiran terbuka; 9) Mengambil atau berganti posisi

karena bukti dan alasan yang cukup; 10) Mencari ketepatan secermat mungkin;

11) Memecahkan persoalan secara teratur pada bagian-bagian keseluruhan;

12) Menggunakan keterampilan berpikir kritis; 13) Sensitif terhadap perasaan, tahap

pengetahuan, dan derajat kecanggihan pihak lain (Marzono, et al, 2008)

Pembudayaan keterampilan berpikir kritis dapat menggali cara-cara

pemahaman pikiran dan pengesahan intelektualitas sehingga kesalahan dan distorsi

berpikir dapat diminimalisasi.

Keterampilan berpikir kritis pun dapat melejitkan kemampuan kita dalam

memecahkan permasalahan yang sangat penting dengan membantu menjauhkan kita

dari ketimpangan berpikir dan menuntun kita berpikir sangat logis dan rasional.

Orang yang berpikir kritis, misalnya sering kali melakukan kerja-kerja intelektual

yakni memilah, memonitor, mengulas, dan menilai hal-hal seperti :

1. Maksud dan tujuan ;

2. Cara perumusan masalah dan isu ;

3. Penerimaan informasi, data, dan bukti ;


4. Interpretasi informasi, data, dan bukti ;

5. Kualitas pemikiran atau alasan yang dikembangkan ;

6. Gagasan atau konsep dasar yang inheren dalam pemikiran ;

7. Asumsi yang dibuat ;

8. Implikasi dan Konsekuensi ; dan

9. Sudut pandang dan kerangka rujukan (Paul, et al, 2005).

Selanjutnya, Paul, et al, (2005) menyebutkan sejumlah keterampilan dasar

pikiran, diantaranya kemampuan untuk menjelaskan pertanyaan, memperoleh data

yang sesuai, mengambil kesimpulan yang absah dan logis, mengidentifikasi asumsi

pokok, menelusuri maksud yang signifikan, dan mengambil alternatif pandangan

tanpa distorsi. Sedangkan ciri intelektual pikiran antara lain responsibilitas

intelektual, ketekunan intelektual, dan kesabaran intelektual.

2.1.1.3 Ciri-Ciri Siswa Berpikir Kritis

Suherman (2009:186) salah satu ciri kemampuan berpikir kritis dalam dunia

pendidikan adalah ketidak puasan dengan apa yang dicapai dan sikap kurang cepat

menerima kesimpulan meskipun dianggap penting dalam mencapai tujuan yang akan

dicapai, baik pendidikan maupun objek didik dimana keduanya ingin mencapai tujuan

yang sama yaitu hasil yang baik. Materi matematika dan penalaran matematika

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan”. Materi matematika dipahami

melalui penalaran, dan dilatihkan melalui belajar matematika. Pola pikir yang
dikembangkan matematika memang membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis,

sistematis, logis dan kreatif.

Harsanto (2005:45) menyatakan bahwa ciri orang yang berpikir kritis

meliputi: (1) Membedakan antara fakta, non fakta dan opini; (2) Membedakan antara

kesimpulan definitif dan sementara; (3)Menguji tingkat kepercayaan; (4)

Membedakan informasi yang relevan dan tidak relevan; (5) Berpikir kritis atas materi

yang dibacanya; (6) Membuat keputusan; (7) Mengidentifikasi sebab dan akibat; (8)

Mempertimbangkan wawasan lain; (9) Menguji pertanyaan yang dimilikinya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa

berpikir kritis sebgaai berikut :

1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh

pertimbangan.

2. Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan.

3. Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara

sistematis.

4. Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan

5. Bersikap cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik dalam mengerjakan

pekerjaan yang bertalian dengan agama Allah maupun dengan urusan

duniawi.
6. Kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat

jujur atau tidak berlaku adil.

7. Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun

akan merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat.

8. Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan

ketentraman, kemakmuran, dan kebahagian. Keadilan hanya akan

mengakibatkan hal yang sebaliknya.

2.1.1.4. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis erat kaitannya dengan proses

berpikir kritis dan indikator-indikatornya. Indikator berpikir kritis dapat dilihat dari

karakteristiknya sehingga dengan memiliki karakteristik tersebut seseorang dapat

dikatakan telah memiliki kemampuan berpikir kritis.

Angelo (dalam santoso, 2009:6) mengidentifikasi ada 5 perilaku yang

sistematis dalam berpikir kritis. Perilaku tersebut adalah

1. Keterampilan menganalisis

2. Keterampilan mensintesis

3. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah

4. Keterampilan menyimpulkan

5. Keterampilan mengevaluasi atau menilai


Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan, dirumuskan

pengertian dan indikator kemampuan berpikir kritis matematika yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kemampuan berpikir kritis mencakup :

(1) Keterampilan menganalisis; (2) Keterampilan mensintesis; (3) Keterampilan

mengenal dan memecahkan masalah; (4) Keterampilan menyimpulkan; (5)

Keterampilan mengevaluasi atau menilai.

2.1.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa,

diantaranya:

1) Kondisi fisik: menurut Maslow dalam Siti Mariyam (2006:4) kondisi fisik adalah

kebutuhan fisiologi yang paling dasar bagi manusia untuk menjalani kehidupan.

Ketika kondisi fisik siswa terganggu, sementara ia dihadapkan pada situasi yang

menuntut pemikiran yang matang untuk memecahkan suatu masalah maka

kondisi seperti ini sangat mempengaruhi pikirannya. Ia tidak dapat

berkonsentrasi dan berpikir cepat karena tubuhnya tidak memungkinkan untuk

bereaksi terhadap respon yanga ada.

2) Motivasi: Kort (2007:77) mengatakan motivasi merupakan hasil faktor internal

dan eksternal. Motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan

ataupun pembangkit tenaga seseorang agar mau berbuat sesuatu atau

memperlihatkan perilaku tertentu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan


yang telah ditetapkan. Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk

memberi motivasi pada diri demi mencapai tujuan. Motivasi yang tinggi terlihat

dari kemampuan atau kapasitas atau daya serap dalam belajar, mengambil resiko,

menjawab pertanyaan, menentang kondisi yang tidak mau berubah kearah yang

lebih baik, mempergunakan kesalahan sebagai kesimpulan belajar, semakin cepat

memperoleh tujuan dan kepuasan, mempeerlihatkan tekad diri, sikap kontruktif,

memperlihatkan hasrat dan keingintahuan, serta kesediaan untuk menyetujui

hasil perilaku.

3) Kecemasan: keadaan emosional yang ditandai dengan kegelisahan dan ketakutan

terhadap kemungkinan bahaya. Menurut Frued dalam Riasmini (2010:87)

kecemasan timbul secara otomatis jika individu menerima stimulus berlebih yang

melampaui untuk menanganinya (internal, eksternal). Reaksi terhadap kecemasan

dapat bersifat; a) konstruktif, memotivasi individu untuk belajar dan mengadakan

perubahan terutama perubahan perasaan tidak nyaman, serta terfokus pada

kelangsungan hidup; b) destruktif, menimbulkan tingkah laku maladaptif dan

disfungsi yang menyangkut kecemasan berat atau panik serta dapat membatasi

seseorang dalam berpikir.

4) Perkembangan intelektual: intelektual atau kecerdasan merupakan kemampuan

mental seseorang untuk merespon dan menyelesaikan suatu persoalan,

menghubungkan satu hal dengan yang lain dan dapat merespon dengan baik
setiap stimulus. Perkembangan intelektual tiap orang berbeda-beda disesuaikan

dengan usia dan tingkah perkembanganya. Menurut Piaget dalam Purwanto

(2009:113) semakin bertambah umur anak, semakin tampak jelas kecenderungan

dalam kematangan proses.

Rath et al (2006:145) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis adalah interaksi antara

pengajar dan siswa. Siswa memerlukan suasana akademik yang memberikan

kebebasan dan rasa aman bagi siswa untuk mengekspresikan pendapat dan

keputusannya selama berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

2.1.1.6. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Filsaime (2008:119) menjelaskan beberapa langkah untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu :

1. Alokasikan waktu untuk refleksi atau interaksi. Guru sebaiknya

mengalokasikan waktu untuk refleksi atau interaksi. Mengalokasikan waktu

tenang bisa mendorong dan memperdalam daya berpikir kritis siswa. Siswa

memerlukan waktu untuk mempertimbangkan dan mencerna informasi,

konsep-konsep, dan metodologi-metodologi yang sedang dipresentasikan

kepada mereka.

2. Mulailah pelajaran dengan sebuah masalah dan akhirilah dengan evaluatif

singkat. Di awal pelajaran guru bisa mengajukan pertanyaan tentang suatu


masalah yang berkaitan dengan topik hari itu. Di akhir pelajaran, sebuah

latihan evaluatif singkat tentang hal yang telah dipelajari siswa. Dengan cara

ini siswa lebih banyak kesempatan untuk berpikir secara kritis.

Selanjutnya bagaimana cara mengajar para siswa agar mereka memiliki

kemampuan berpikir kritis yang baik? Menurut Bonnie dan Potts (2003:58) secara

singkat dapat disimpulkan bahwa ada tiga buah strategi untuk mengajarkan

kemampuan-kemampuan berpikir kritis, yaitu :

1. Building Categories (Membuat Klasifikasi),

2. Finding Problem (Menemukan Masalah),

3. Enchancing The Environment (Mengkondusifkan Lingkungan)

Bonnie dan Potts (2003:58) mengatakan bahwa beberapa “ciri khas” dari

mengajar untuk berpikir kritis meliputi :

1. Meningkatkan interaksi di antara para siswa sebagai pebelajar,

2. Dengan mengajukan pertanyaan open-ended,

3. Memberikan waktu yang memadai kepada para siswa untuk memberikan

refleksi terhadap pertanyaan yang diajukan atau masalah-masalah yang

diberikan,

4. Teaching for transfer (Mengajar untuk dapat menggunakan kemampuan

yang baru saja diperoleh terhadap situasi-situasi lain dan terhadap

pengalaman sendiri yang para siswa miliki).


2.1.2. Strategi Think Talk Write

2.1.2.1. Defenisi Strategi Think Talk Write

Yamin dkk (2008:84) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran Think Talk

Write yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin (2003:175) ini pada dasarnya

dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur kemajuan strategi TTW

dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri

setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya

sebelum menulis. Strategi ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen

dengan 3-5 siswa. Siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan,

mendengar, dan membagi ide bersama teman dalam kelompok kemudian

mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas berpikir atau think yang dapat dilihat

dari proses membaca suatu teks kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.

Menurut Wiederhold membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks

dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Belajar rutin membuat atau menulis catatan

sebelum membaca akan merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah

membaca Yamin dkk (2008:85). Menurut Wijaya (2007:71) berpikir dapat

didefinisikan sebagai serentetan proses-proses kegiatan merakit, menggunakan dan

memperbaiki model- model simbolik internal. Arends (2008:158) menambahkan

bahwa berpikir adalah suatu kemampuan untuk menganalisa, mengkritik, dan

menarik kesimpulan berdasar pada inferensi atau pendapat. Seseorang perlu berpikir
agar dapat menggunakan informasi yang dimiliki dengan baik jika informasi yang

diperoleh tidak lengkap.

Wijaya (2007:79) menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan guru dalam

membina siswa agar berpikir adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang

kondusif, strategi mengajar lebih banyak ditampilkan keterampilan memecahkan

masalah daripada menyampaikan pengetahuan dan mengajukan pertanyaan untuk

bahan berpikir. Adanya pertanyaan-pertanyaan dari guru membuat siswa mulai

mengembangkan cara-cara berpikir tertentu di bawah bimbingan guru. Tahap kedua

setelah Think adalah Talk yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan

bahasa yang mereka pahami. Talking juga dapat membantu guru untuk mengetahui

pemahaman siswa dalam belajar, sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan

pembelajaran yang dibutuhkan. Komunikasi dalam metode TTW memungkinkan

siswa untuk terampil berbicara. Proses komunikasi dipelajari siswa dalam kehidupan

sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Proses komunikasi

dapat dibangun di kelas secara alami dan mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai

alat sebelum menulis.

Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan

meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena ketika siswa

diberi kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus dapat berpikir bagaimana cara

mengungkapkannya dalam tulisan. Keterampilan berkomunikasi dalam tahap talk


dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan.

Berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun guru juga dapat

meningkatkan pemahaman (Yamin dkk, 2008: 85).

Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menuliskan hasil diskusi

secara individual. Menulis membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-

pengalaman yang mereka alami Silberman (2011:179). Aktivitas menulis berarti

mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan

kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu

siswa dalam membuat hubungan dan memungkinkan guru melihat pengembangan

konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bermanfaat bagi guru untuk dapat memantau

kesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.

Martinis Yamin (2008:87-88) aktivitas siswa selama fase Write adalah :

1. Menulis solusi terhadap masalah yang diberikan, termasuk melakukan perhitungan.

2. Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya

ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan

ditindaklanjuti.

3. Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun

perhitungan yang salah atau kurang lengkap.

4. Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan

terjamin keasliannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran TTW

(Think-Talk-Write) adalah suatu strategi pembelajaran dengan alur yang dimulai dari

keterlibatan siswa dalam berfikir (think) atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah

proses membaca, selanjutnya berbicara (talk) dan membagi ide (sharing) dengan

temannya sebelum menulis (write).

2.1.2.2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Think Talk Write

Suherman (2009:199) menyatakan bahwa urutan proses pembelajaran dalam

strategi Think Talk Write dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan, hasil

bacaannya dikomunikasikan dengan diskusi, dan dilanjutkan presentasi dari

perwakilan kelompok. Tahap selanjutnya adalah mengkonstruksi hasil pengetahuan

hasil dari tahap Think dan Talk secara individual. Sintaknya adalah: informasi,

kelompok, diskusi, presentasi dan melaporkan. Langkah-langkah yang lebih rinci

dijelaskan oleh Yamin dkk ( 2008: 90) :

1) Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat situasi

masalah.

2) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual,

untuk dibawa ke forum diskusi (think).

3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan,

dilanjutkan presentasi dari perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh kelompok

lain (talk). Guru berperan sebagai fasilitator lingkungan belajar.


4) Siswa mengkonstruksi pengetahuan secara individual (write).

Desain pembelajaran yang menggunakan strategi TTW menurut Martinis dan

Bansu I dalam Ansari (2008: 89) dengan sedikit modifikasi tampak dibawah ini:

Guru

Situasi Masalah

Belajar
bermakna
melalui strategi
TTW

Siswa Membaca LKS


THINK dan membuat
catatan secara
induvidual

Aktivitas Interaksi dalam


☺ ☺
kelompok untuk
TALK membahas isi ☺ ☺
Siswa catatan

Aktivitas Kontruksi ☺ ☺
pengetahuan hasil
WRITE dari Think dan Talk ☺ ☺
Siswa secara individual

Siswa
Gambar 2.1. Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran TTW

(Think-Talk-Write) adalah suatu strategi pembelajaran dengan alur yang dimulai dari

keterlibatan siswa dalam berfikir (think) atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah

proses membaca, selanjutnya berbicara (talk) dan membagi ide (sharing) dengan

temannya sebelum menulis (write). Lebih rinci dalam penelitian ini langkah-langkah

pembelajaran dengan strategi TTW yang digunakan adalah:

1) Siswa dalam kelompok memperoleh LKS yang berbasis kemampuan berpikir

kritis, yang berisi lembar kegiatan, masalah matematika, dan petunjuk

pengerjaannya.

2) Siswa membaca dan mempelajari LKS tersebut secara mandiri, kemudian

membuat rencana penyelesaian masalah yang akan digunakan dalam

menyelesaikan masalah tersebut.

3) Siswa mendiskusikan hasil pemikirannya tersebut dalam kelompok untuk

mendapatkan kesepakatan dan menambah pemahaman mengenai cara

menyelesaikan masalah matematis tersebut.

4) Dari hasil diskusi, siswa menuliskan penyelesaian masalah yang dianggap benar.

5) Satu atau beberapa kelompok mewakili satu kelas mempresentasikan LKSnya,

sedangkan kelompok yang lain diminta untuk memberi tanggapan.

6) Bersama-sama dengan guru, siswa membuat refleksi dan kesimpulan atas solusi

penyelesaian masalah tersebut.


Peranan guru dalam metode pembelajaran Think Talk Write menurut Yamin

dkk (2008:84) adalah mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan

keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir, mendengar secara hati-hati ide

siswa, menyuruh siswa mengungkapkan ide secara lisan dan tertulis. Guru juga

memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi, memutuskan kapan

memberi informasi, mengklarifikasikan persoalan-persoalan, menggunakan model,

membimbing, dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan serta memonitoring

dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana

mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

2.1.2.3. Kelebihan Strategi Pembelajaran Think Talk Write

Adapun kelebihan model pembelajaran Think Talk Write menurut Yamin dkk

(2008: 94) adalah sebagai berikut:

a. Memberi kesempatan siswa berinteraksi dan berkolaborasi membicarakan tentang

penyelidikannya atau catatan-catatan kecil mereka dengan anggota kelompoknya.

b. Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar.

c. Model ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan pada siswa dan

guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Guru menjadi monitoring dan

menilai partisipasi siswa terutama dalam diskusi.


2.1.3. Materi Pokok Lingkaran (Buku Paket Matematika Kelas VIII Semester 2)

A. Pengertian Lingkaran

Ban mobil dan uang logam merupakan contoh benda-benda yang memiliki

bentuk dasar lingkaran. Secara geometris, benda-benda tersebut dapat digambarkan

seperti pada Gambar (a).

Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang membentuk lengkungan tertutup,

di mana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap suatu titik

tertentu. Titik tertentu itu disebut sebagai titik pusat lingkaran. Pada Gambar (b) ,

jarak OA, OB, dan OC disebut jari-jari lingkaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa

lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik-

titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut

disebut jari-jari lingkaran dan titik tertentu disebut pusat lingkaran. Garis lengkung

tersebut kedua ujungnya saling bertemu membentuk keliling lingkaran dan daerah

lingkaran (luas lingkaran).


B. Unsur-Unsur/Bagian-Bagian Lingkaran

Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur sebuah

lingkaran di antaranya sebagai berikut:

a. Titik Pusat

Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran. Pada

Gambar di atas , titik O merupakan titik pusat lingkaran, dengan demikian,

lingkaran tersebut dinamakan lingkaran O.

b. Jari-Jari (r)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jari-jari lingkaran adalah garis dari titik

pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran. Pada Gambar di atas, jari-jari lingkaran

ditunjukkan oleh garis OA, OB, OC, dan OD.

c. Diameter (d)

Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan

lingkaran dan melalui titik pusat. Garis AB dan CD pada lingkaran O merupakan

diameter lingkaran tersebut. Perhatikan bahwa AB = AO + OB. Dengan kata lain,

nilai diameter merupakan dua kali nilai jari-jarinya, ditulis bahwa d = 2r.
d. Busur

Dalam lingkaran, busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada

lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan

tersebut. Pada Gambar di atas, garis lengkung AC, garis lengkung CB, dan garis

lengkung BD merupakan busur lingkaran O.

e. Tali Busur

Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua

titik pada lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui

titik pusat lingkaran O. Tali busur lingkaran tersebut ditunjukkan oleh garis lurus

AD yang tidak melalui titik pusat pada Gambar di atas.

f. Tembereng

Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali

busur. Pada Gambar di atas, tembereng ditunjukkan oleh daerah yang diarsir dan

dibatasi oleh busur AD dan tali busur AD.

g. Juring

Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah

jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran

tersebut. Pada Gambar di atas, juring lingkaran ditunjukkan oleh daerah yang

diarsir dibatasi oleh jari-jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.
h. Apotema

Pada sebuah lingkaran, apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat

lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak

lurus dengan tali busur. Garis OF merupakan garis apotema pada lingkaran O.

Luas dan keliling lingkaran, yaitu luas (L) =πr2 = ¼ π d2 dan keliling (K) = πd = 2πr.

C. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, Luas Juring, dan Luas Tembereng

Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari-jari yang berpotongan

pada pusat lingkaran. Pada Gambar di bawah, sudut AOB = α adalah sudut pusat

lingkaran. Garis lengkung AB disebut busur AB dan daerah arsiran OAB disebut

juring OAB.

Hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas juring adalah sebagai berikut.
Jadi, panjang busur dan luas juring pada suatu lingkaran berbanding lurus

dengan besar sudut pusatnya

Sekarang, misalkan ∠ COD = satu putaran penuh = 360° maka keliling lingkaran =

2πr, dan luas lingkaran = πr2 dengan r jari-jari, sehingga diperoleh :

Dengan demikian, diperoleh rumus panjang busur AB, luas juring AB, dan

luas tembereng AB pada Gambar di atas adalah:

panjang busur AB = (α/360°) x 2πr

luas juring OAB = (α/360°) x πr2

luas tembereng AB = luas juring OAB – luas ΔAOB.


2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan biasanya digunakan untuk mencari persamaan dan

perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian yang sedang dibuat.

Mistiani (2010) yang berjudul “Penggunaan Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika siswa Di Kelas VIII SMP

Negeri 1 Rantau Selatan. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan model

problem based introduction dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis belajar

matematika dilihat dari Siklus I (61,87%) ke siklus II (71,69%) yang mengalami

peningkatan 9,82 %.

Paris Munandar (2009) Penerapan Strategi Think Talk Write untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi lingkaran di Kelas VIII

SMP Negeri 1 Rantau Utara. Data meliputi hasil belajar, kegiatan guru dan kegiatan

siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil jika: Sekurang-kurangnya 70% siswa

mendapat nilai minimum dan skor aktivitas siswa dalam pembelajaran sekurang-

kurangnya 4. Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukan rata-rata belajar siswa

sebesar 67,2 dan persentase ketuntasan belajar 57,2% skor aktivitas siswa 3,27. Hasil

penelitian pada siklus 2 rata-rata hasil belajar 80,48 persentase ketuntasan belajar

83,33% skor aktivitas siswa 5,16. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat

disimpulkan ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write.


Suhendra Lubis (2008) dengan judul : Upaya Meningkatkan Penalaran Siswa

Menggunakan Metode TTW (Think-Talk-Write) Pada Kompetensi Dasar Bangun

Datar Persegi Panjang Di Kelas VII SMP Swasta Torgamba Kecamatan Torgamba

Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Dari hasil penelitian

diperoleh bahwa ada peningkatan yang signifikan karena setiap kelompok dapat

memperoleh nilai 70 atau lebih berdsarkan skor yang diperolehnya. Sedangkan dari

hasil penilaian ulangan harian 42 orang siswa dibawah KKM. Dari Rata-rata ada

peningkatan 8,79 sedangkan dari hasil penelitian ulangan harian peningkatan 8,37%.

Ummu Lily Rumania (2008) dengan judul : Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode TTW (Think - Talk - Write) Pada

Kompetensi Dasar Menghitung Keliling Dan Luas Bangun Datar Segitiga Dan

Segiempat Serta Menggunakannya Dalam Pemecahan Masalah Di Kelas VII SMP

Swasta Panglima Polem Rantauprapat Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan

melihat keaktifan pada Siklus I sebesar 70% dan keaktifan pada Siklus II sebesar 85

% dan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 86 % ketuntasan klasikal siklus II

sebesar 94%. Penerapan strategi think talk write merupakan model yang efektif

digunakan karena materi pelajaran dan model pembelajaran signifikan untuk

digunakan.
2.3. Kerangka Berpikir

Perkembangan kurikulum saat ini, menuntut partisipasi aktif siswa saat proses

pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan istilah student centered. Proses

pembelajaran student centered lebih menekankan pada aktivitas siswa. Siswa sebagai

pelaku utama dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai

fasilitator dan motivator.

Dalam proses pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kritis

matematika sangat diperlukan. Bahkan salah satu tujuan diajarkannya matematika

adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis

yang dimaksud meliputi kemampuan untuk mengidentifiksai masalah, merencanakan

penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan menafsirkan

solusinya. Kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari matematika yang sangat

penting, karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan dan ketrampilan

yang sudah dimilikinya untuk memecahkan suatu masalah. Untuk dapat

menyelesaikan suatu masalah matematika, siswa terlebih dahulu harus memiliki

kemampuan berpikir kritis dalam memahami masalah dan menggunakan pengalaman

belajar yang telah diperolehnya.

Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematika siswa adalah strategi think-talk-write (TTW). Alur


kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir (think),

berdiskusi/berbicara (talk), dan menulis (write).

Aktivitas berfikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks

matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang telah

dibaca. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban

(strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa

yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.

Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu

berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami.

Diskusi pada fase ”talk” ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan

merefleksikan pikiran siswa.

Selanjutnya fase ”write” yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja

yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi

ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui

tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan

pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang siswa tentang materi yang dipelajari.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan strategi TTW, guru berperan

sebagai mediator lingkungan belajar dan jika diperlukan dapat memberikan arahan,

petunjuk serta dorongan.


Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi TTW

merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya

penelitian adalah sebagai berikut :

Siswa Kelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum

Kurangnya Kemampuan Rendahnya Tingkat


Berpikir Kritis Pengetahuan Matematika
Solusi ???

Strategi Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write): (1) Think


(Berpikir); (2) Talk (Diskusi); (3) Write (Menulis)

THINK
Membaca teks dan membuat
catatan secara individual

Kemampuan TALK Tingkat


Berpikir Interaksi dalam grup untuk Pengetahuan
Kritis membahas catatan kecil Matematika

WRITE
Menuliskan hasil dari think dan
talk secara individu

Strategi pembelajaran TTW secara teoritis dan didukung hasil penelitian


yang relevan diyakini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa Kelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian


2.4.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian

terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran dengan

strategi Think Talk Write materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum

Tahun Pelajaran 2014/2015.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MTs Swasta Bahrul Ulum Negeri Lama

Seberang Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Alasan pemilihan lokasi adalah karena

disekolah tersebut ada permasalahan kemampuan berpikir kritis belajar matematika

dan belum pernah dilakukan penelitian perbaikan pembelajaran. Waktu penelitian

direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Negeri

Lama Seberang Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang berjumlah 30 siswa. Objek

Penelitian adalah penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write.

3.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) yaitu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Pemilihan jenis PTK karena

peneliti terlibat langsung dan sudah merupakan tugas peneliti sebagai calon pendidik

yang harus selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian tindakan kelas

(PTK) merupakan kajian tentang situasi sosial dan pandangan untuk meningkatkan

mutu tindakan yang ada di dalamnya.


3.4. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus apabila siklus I

belum mencapai tujuan maka dilanjutkan siklus II, demikian selanjutnya. Setiap

siklus terdiri atas 4 tahap yakitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi

untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas. Selanjutnya alur PTK

digambarkan sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, S. 2010:111)


 Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi :

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang

dipelajari yaitu materi “Lingkaran” dengan menggunakan strategi pembelajaran

Think-Talk-Write (TTW).

Pertemuan dan materi pembelajaran sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama yaitu membahas tentang unsur-unsur lingkaran, luas dan

keliling lingkaran, dan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas

juring,serta hubungan sudut pusat dan sudut keliling kemudian siswa belajar

kelompok dengan menggunakan strategi Think Talk Write dalam mengadapi

masalah tentang lingkaran sesuai pembelajaran yang diberikan.

2) Pertemuan kedua yaitu membahas PR secara bersama-sama dan mengulang

pelajaran dengan belajar kelompok melanjutkan yang dipertemuan

sebelumnya. Selanjutya diadakan Tes kemampuan berpikir kritis siklus I

setelah proses pembelajaran.

b) Menyusun dan mempersiapkan tugas kelompok yang digunakan pada siklus I,

yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).

c) Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati proses

pembelajaran.
d) Mempersiapkan soal tes kemampuan berpikir kritis untuk siswa, yaitu tes yang

diberikan pada setiap akhir siklus.

e) Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

dari proses jawaban siswa.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan rancangan pembelajaran

matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

dengan menggunakan media Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berdasarkan RPP yang

telah dibuat, yaitu meliputi tahap :

a) Think

Setiap siswa secara individu menuangkan gagasan/ide mengenai pemecahan

masalah dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah diberikan yang mengacu kepada

indikator berpikir kriris, dalam bentuk catatan kecil dan menjadi bahan untuk

melakukan diskusi dengan temannya.

b) Talk

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari

3-5 siswa. Siswa mendiskusikan hasil catatannya dengan cara bertukar pendapat/ide

yang telah diperoleh pada tahapan Think agar diperoleh kesepakatan – kesepakatan

dalam kelompok.
c) Write

Setiap siswa menuliskan hasil kesepakatan atas jawaban dari permasalahan

yang diberikan.

d) Presentasi

Beberapa siswa dari perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi tersebut di depan kelas pada tahap Talk.

Rencana kegiatan pembelajaran bersifat fleksibel dan terbuka terhadap

perubahan-perubahan, sesuai dengan keadaan yang ada selama proses pembelajaran

di kelas.

3. Observasi

Obsevasi dilakukan dengan mengamati hasil tindakan yang diberikan oleh

peneliti yaitu hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk mendukung hal-hal

yang ingin diamati, peneliti dibantu oleh seorang observer (peneliti lain) melakukan

proses dokumentasi, dengan membuat catatan hasil foto-foto kegiatan pembelajaran,

dan dokumentasi hasil tes pada siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

melakukan observasi terhadap pelaksanaan secara khusus dan proses pembelajaran

secara umum dengan menggunakan observasi yang telah disiapkan. Observasi dapat

kita lakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan dibantu oleh guru mata

pelajaran menyangkut keaktifan belajar dan cara berpikir siswa.


4. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan setelah tes berpikir kritis pada siklus I dilaksanakan.

Tujuan refleksi untuk menemukan masalah, penyebab masalah, dan mencari solusi

dari permasalahan dan kekurangan dari hasil tindakan siklus I. Refleksi dilakukan

dengan diskusi antara peneliti dengan guru. Melakukan analisis berpikir kritis dan

hasil jawaban siswa melalui lembar observasi ini dilihat untuk mengetahui

kemampuan siswa juga sebagai informasi atau refleksi jika terjadi suatu kesalahan

baru kemudian merefleksikan lagi hasil temuan data penelitian untuk dijadikan dasar

pelaksanaan pada siklus berikutnya dan refleksi ini dilakukan mengarah kepada

perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Ini dilakukan untuk menganalisa

perbaikan-perbaikan makna terhadap kesimpulan dari tindakan perbaikan yang telah

dilakukan.

 Siklus II

1.Perencanaan

Pada tahap rencana tindakan ini meliputi :

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang

dipelajari yaitu materi “Lingkaran” dengan menggunakan strategi pembelajaran

Think-Talk-Write (TTW).
Pertemuan dan materi pada pembelajaran pada siklus II sebagai berikut :

1) Pertemuan ketiga yaitu belajar kelompok menyelesaikan soal-soal tentang

lingkaran dengan strategi Think Talk Write.

2) Pertemuan keempat yaitu membahas PR bersama-sama dan mengulang

pelajaran dengan belajar kelompok melanjutkan yang dipertemuan

sebelumnya selanjutnya diadakan tes kemampuan berpikir kritis pada akhir

siklus II.

b) Menyusun dan mempersiapkan tugas kelompok yang digunakan pada siklus II,

yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).

c) Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati proses

pembelajaran.

d) Mempersiapkan soal tes kemampuan berpikir kritis untuk siswa, yaitu tes yang

diberikan pada setiap akhir siklus.

e) Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

dari proses jawaban siswa.

Di akhir siklus II, penelitian tentang penerapan strategi TTW (Think-Talk-

Write) sebagai upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII MTS

Swasta Bahrul Uluum Negeri Lama Seberang Kabupaten Labuhanbatu Selatan,

dikatakan berhasil jika terdapat hasil belajar 70% atau nilai 70 sesuai dengan KKM

pelajaran Matematika dan didalam kelas terdapat kategori tingkat kemampuan


berpikir kritis mencapai >70% dan dikatakan telah memenuhi kemampuan berpikir

kritis yang baik jika kemampuan berpikir kritis siswa adalah 75 %≤ x < 87,5 %.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan menggunakan strategi Think Talk

Write Juga yaitu

a. Mengadakan apersepsi

b. Peneliti menyampaikan materi pelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai

KD yang akan dicapai

c. Peneliti memberikan sebuah contoh tentang materi yang dipelajari

d. Peneliti memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara tentang langkah-

langkah dalam melaksanakan strategi Think Talk Write

e. Bahan materi yang telah disiapkan dikerjakan sesuai dengan langkah-langkah

dalam melakukan strategi Think Talk Write dan mengaitkan indikator berpikir

kritis didalamnya untuk mencapai kompetensi dasar.

f. Peneliti yang memilih beberapa siswa untuk memaparkan

(membacakan/memperlihatkan) hasil diskusi mereka setiap kelompok.

g. Memberikan soal latihan kepada siswa yakni sebuah tema pada materi untuk

melakukan strategi Think Talk Write

h. Memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan

hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.


3. Observasi

Pada tahap observasi siklus II ini, kegiatan observasi yang dilakukan sama

dengan siklus I dan pelaksanaan observasi kegiatan guru dan siswa. Hasil dari

observasi ditindaklanjuti dengan analisis untuk bahan refleksi.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi ini, kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati secara rinci

segala sesuatu yang terjadi di kelas pada tiap pertemuan siklus II. Refleksi dilakukan

dengan bertujuan untuk menilai apakah penerapan strategi Think Talk Write sudah

berjalan dengan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3.5 Teknik Pengumpul Data

Pengumpulan data menurut Sugiyono (2007:193) dapat dilakukan dengan

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara dalam upaya mengumpulkan

data. Adapun yang menjadi instrument atau alat pengumpul data dalam penelitian

ini adalah

1. Hasil Belajar

Menurut Ridwan (2006:37) tes sebagai instrument pengumpul data adalah

serangkaian pertanyaan/latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau

kelompok. Tes merupakan salah satu teknik evaluasi sekaligus teknik pengumpulan
data yg digunakan oleh peneliti. Dari bentuk respon siswa, teknik tes dibedakan

menjadi 2 yaitu tes tindakan ( tingkah laku) dan tes verbal ( lisan atau tulisan).

Tes yang digunakan dalam penelitihan ini adalah soal bentuk uraian

berjumlah 20 butir soal. Gokhale (1995) dalam penelitiannya yang berjudul

Collaborative Learning Enhances Critical Thinking menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan soal berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis,

dan evaluasi dari suatu konsep. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa dari proses jawaban siswa setelah proses

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Think Talk Write. Hasil tes adalah

nilai yang diperoleh siswa dari suatu tes untuk mengetahui sejauh mana siswa yang

sudah menguasai pelajaran yang telah diberikan. Adapun kisi-kisi tes pada materi

lingkaran adalah :

Tabel 3.1.
Kisi-Kisi Tes Materi Lingkaran

Indikator Pencapaian Hasil Pemecahan


Analisis Sintesis Evaluasi Kesimpulan Jumlah
Belajar masalah
1. Menjelaskan hubungan sudut 7 1, 8 14 2 5
pusat dan sudut keliling jika
menghadap busur yang sama
2. Menentukan besar sudut 15, 9 18 4 3 6
keliling jika menghadap 10
diameter dan busur yang
sama.
3. Menentukan panjang busur, 6, 11 12 5 13 17 6
luas juring dan luas
tembereng.
4. Menggunakan hubungan 16 19, 3
sudut pusat, panjang busur, 20
luas juring dalam pemecahan
masalah
Jumlah 20

Untuk meninjau baik tidaknya tes yang dipergunakan sebagai alat ukur,

dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :

a. Validitas Tes

Untuk menguji validitas tes dipergunakan :

N  XY   X  Y 
rxy 
N  X  
( Arikunto, 2010:106)
  X  N  Y 2   Y 
2 2 2

Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y


N = Jumlah Siswa
 xy  Jumlah perkalian x dan y
 x  Jumlah kuadrat dari x
2

 y  Jumlah kuadrat dari y


2

 x  Jumlah dari x
 y  jumlah dari y
Jika rhitung, maka butir soal tersebut valid dengan α = 5 % dan dk = n-2. Dari

perhitungan diperoleh hasil perhitungan validitas tes sebagai berikut:

Tabel 3.2. Ringkasan Perhitungan Uji Validitas Soal


No. Item rhitung rtabel 5 % Status
1. 0,555 0,361 Valid
2. 0.564 0,361 Valid
3. 0,196 0,361 Tidak Valid
4. 0.655 0,361 Valid
5. 0.627 0,361 Valid
6. 0.592 0,361 Valid
7. 0,251 0,361 Tidak Valid
8. 0.604 0,361 Valid
9. 0.637 0,361 Valid
10. 0.271 0,361 Tidak Valid
11. 0.603 0,361 Valid
12. 0.391 0,361 Valid
13. 0,245 0,361 Tidak Valid
14. 0,239 0,361 Tidak Valid
15. 0,557 0,361 Valid
16. 0,555 0,361 Valid
17. 0.507 0,361 Valid
18. 0,751 0,361 Valid
19. 0,557 0,361 Valid
20. 0,295 0,361 Tidak Valid

Dari 20 soal yang diajukan terdapat 24 soal yang valid dan 6 soal yang tidak

valid dengan rentang rhitung 0,239 – 0,751 > 0,361.

b. Reliabilitas Tes
Dalam menentukan reliabilitas test digunakan rumus, yaitu :

 n   1 
2

r11 =   1   ( Arikunto, 2010:106)


 n 1    t 2 
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas peringkat tes
n = banyaknya item tes

2
i = jumlah varians skor setiap item tes
 t
2
= varians total
Adapun kriteria reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut :

< 0,20 : sangat rendah


0,20 – 0,40 : rendah
0,41 – 0,70 : sedang
0,71 – 0,90 : tinggi
0,90 – 1,00 : sangat tinggi

Jika r hitung > r tabel untuk taraf α = 0.05 dapat disimpulkan bahwa tes

tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh r11 = 0,421 maka reliabilitas tes

instrument yang diujikan termasuk dalam kriteria sedang.

2. Tingkat kesukaran.

Tingkat kesukaran ini berguna untuk mengetahui beberapa besar indeks

kesukaran dari masing-masing butir soal. Untuk menentukan indeks kesukaran yang

digunakan rumus :

F
TK = x100%
N
Keterangan :
TK adalah tingkat kesukaran soal
F adalah siswa yang mendapat skor dibawah batas lulus ideal

Untuk menginterpretasikan nilai kesukaran itemnya digunakan tolak ukur

sebagai berikut :

1. Jika jumlah soal yang gagal mencapai 27%, maka termasuk mudah
2. Jika jumlah soal yang gagal mencapai 28%-72%, maka termasuk sedang
3. Jika jumlah soal yang gagal mencapai 72%, maka termasuk sukar
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal diperoleh:

Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

No. Item Tingkat Kesukaran Keterangan


1. 33,33% Sedang
2. 30% Sedang
3. 83,33% Sukar
4. 13,33% Mudah
5. 23,33% Mudah
6. 40% Sedang
7. 73,33% Sukar
8. 23,33% Mudah
9. 30% Sedang
10. 80% Sukar
11. 33,33% Sedang
12. 66,67% Sedang
13. 73,33% Sukar
14. 76,67% Sukar
15. 33,33% Sedang
16. 33,33% Sedang
17. 63,33% Sedang
18. 10% Mudah
19. 40% Sedang
20. 73,33% Sukar

d. Daya Beda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang kurang pandai dengan siswa yang pandai.

( MH  ML)
t
x12  x 22
n1 (n1  1)
Keterangan :
t = Daya pembeda
MH = Rata-rata kelas atas
ML = Rata-rata kelas bawah
x12 = Jumlah kuadrat deviasi individu kelas atas
x 22 = Jumlah kuadrat deviasi individu kelas atas
n1 = 27% x N
N = Jumlah sampel
Jika thitung>ttabel, maka soal mempunyai daya beda yang signifikans. Dari hasil

perhitungan daya beda soal diperoleh:

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal

No. Item thitung ttabel Keterangan


1. 3,89 1,69 Signifikan
2. 3,95 1,69 Signifikan
3. 0,28 1,69 Tidak Signifikan
4. 3,54 1,69 Signifikan
5. 3,47 1,69 Signifikan
6. 3,94 1,69 Signifikan
7. 1,05 1,69 Tidak Signifikan
8. 3,49 1,69 Signifikan
9. 3,95 1,69 Signifikan
10. 1,14 1,69 Tidak Signifikan
11. 3,76 1,69 Signifikan
12. 3,75 1,69 Signifikan
13. 1,05 1,69 Tidak Signifikan
14. 0,34 1,69 Tidak Signifikan
15. 3,89 1,69 Signifikan
16. 3,89 1,69 Signifikan
17. 3,44 1,69 Signifikan
18. 3,45 1,69 Signifikan
19. 4,45 1,69 Signifikan
20. 1,16 1,69 Tidak Signifikan

Dari 20 soal yang diajukan terdapat 24 soal yang signifikan dan 6 soal yang
tidak signifikan dengan rentang thitung 0,28 – 4,45 > 1,69.
2. Observasi

Menurut Kusumah (2011:66-76) Pengamatan observasi adalah proses

pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi

penelitian. Observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukkan kepada subjek penelitian, melainkan kepada dokumen-dokumen tertentu.

Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik

berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya monumental, yang semuanya

itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

3.6.Teknik Analisis Data

Analisis data ini digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan

yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilihat seberapa persenkah tingkat

keberhasilan yang dicapai dilihat dari perubahan siswa dalam menyerap materi

pelajaran.

Analisis data menggunakan pengolahan kualitatif. Teknik kualitatif digunakan

untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan hambatan-

hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan


aktivitas atau partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kemampuan

berpikir kritis siswa sesuai dengan hasil pengamatan.

Langkah-langkah analisis data adalah :

- Melakukan pemeriksaan data yang sudah masuk

- Melakukan Penafsiran

- Menyimpulkan apakah tindakan pembelajaran dengan strategi TTW dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

- Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk

siklus pembelajaran berikutnya

- Penarikan kesimpulan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

3.6.1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kemampuan berpikir kritis siswa ditentukan dari hasil penilaian kemampuan

menyelesaikan soal dengan baik berdasarkan rubrik penilaian yang disusun.

Peningkatan pembelajaran ditentukan berdasarkan pencapaian pada aspek-aspek

kemampuan berpikir siswa. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dalam

memecahkan masalah lingkaran, diberikan soal tes akhir siklus. Soal tes yang

digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah berbentuk uraian.

Pemberian skor hasil tes siswa didasarkan pada indikator sebagai berikut:
a. Siswa mampu menganalisi yaitu menguraikan pertanyaan, mengidentifikasi

pertanyaan, dan menggambarkan (membuat diagram jika diperlukan) dsb.

b. Siswa mampu mensintesis (menghubungkan) yaitu menggabungkan bagian-

bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru ( berpikir bebas

terkontrol).

c. Siswa mampu mengenal (mengidentifikasi) dan memecahkan masalah yaitu

menangkap beberapa pikiran pokok, mempola sebuah konsep, dan

mengaplikasikan konsep.

d. Siswa mampu menyimpulkan yaitu menyimpulkan hasil jawaban yang

diperoleh.

e. Siswa mampu mengevaluasi atau menilai (mampu menemukan cara lain).

Berdasarkan hasil tes akhir siklus yang dikerjakan oleh siswa, setiap

indikatornya diberi skor. Setelah diperoleh skor tes kemampuan berpikir kritis,

peneliti menentukan kategori skor yang diperoleh siswa.

Pemberian kriteria bertujuan untuk mengetahui kategori kemampuan siswa

dalam berpikir kritis terhadap soal lingkaran. Setelah pemberian kategori, peneliti

melihat apakah ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dilakukan

penelitian dengan akhir siklus I, atau akhir siklus I dengan akhir siklus II. Hal ini

disesuaikan dengan pencapaian indikator keberhasilan pada akhir siklus. Tingkat

perolehan skor ternormalisasi dikelompokkan kedalam tiga kategori.


Tabel 3.5. Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis

Nilai Kemampuan Interpretasi Kemampuan

0,70 < ( x ) Tinggi

0,30 ≤ ( x ) ≤ 0,70 Sedang

( x ) < 0,30 Rendah

Skor nilai tes hasil belajar tersebut diperoleh berdasarkan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam memecahkan masalah suatu soal matematis. Menurut (Arikunto,

2010:236) untuk mengetahui nilai akhir dari suatu tes di akhir siklus yaitu dengan

menggunakan rumus :

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai akhir = x 100
Skor maksimal

Tabel 3.6. Kualifikasi Persentase Kemampuan Berpikir Kritis

Persentase yang diperoleh (x) Kualifikasi


x ≥87,5% Sangat baik
75 %≤ x < 87,5 % Baik
62,5 %≤ x < 75 % Cukup
50 %≤ x < 62,5 % Kurang
x < 50 % Sangat kurang

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rata - rata secara

klasikal maupun individu yaitu :


X
X 
N
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑N = Jumlah seluruh nilai
N = Banyak siswa

Selain itu, Observasi pembelajaran mengenai data yang diperoleh dari

kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran diolah dengan menggunakan

rumus :

Jumlah Skor
Persentase Rata – Rata Skor (SR) = x 100 %
Skor Maksimal

3.7. Indikator Keberhasilan

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan strategi pembelajaran

Think Talk Write dinyatakan telah tercapai jika siswa telah mencapai hasil belajar

70% atau nilai 70 sesuai dengan KKM mata pelajaran matematika di sekolah dan di

dalam kelas terdapat kategori tingkat kemampuan berpikir kritis mencapai >70%.

Kemampuan berpikir kritis dari proses jawaban siswa dikelas VIII MTs

Swasta Bahrul Ulum Negeri Lama Seberang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

dikatakan baik apabila setiap siswa sudah memenuhi kualifikasi kemampuan berpikir

kritis yaitu >70%.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Penelitian Tindakan

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memberikan tes untuk mengetahui

kemampuan awal berpikir kritis siswa kelas VIII1 MTs Swasta Bahrul Ulum. Hasil

dari penelitian Tes kemampuan awal tersebut menyatakan bahwa dari 30 siswa hanya

terdapat 4 siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM. Berarti dikelas tersebut skor

kemampuan berpikir kritis pada tes kemampuan awal adalah 13,33% yaitu dalam

kategori rendah. Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII1 MTs Swasta

Bahrul Ulum. Berdasarkan hasil penelitian tes awal kemampuan berpikir kritis

tersebut, maka dilaksanakan penelitian yang difokuskan pada upaya meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran dengan strategi Think Talk Write.

4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan terdiri atas 2 siklus dengan perincian siklus I dan

II. Pada saat penelitian, guru dan peneliti sepakat untuk menggunakan jam pelajaran

sesuai jadwal Matematika yang ada agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan

siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
VIII1 MTs Swasta Bahrul Ulum yang berjumlah 30 siswa. Sebelum pelaksanaan

tindakan, peneliti memberikan penjelasan kepada siswa bahwa proses pembelajaran

yang akan dilakukan menggunakan strategi pembelajaran TTW ( Think-Talk-Write ).

Tahapan-tahapan pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) meliputi: tahap Think,

Talk, Write dan presentasi. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen oleh

peneliti.

1. Tahap Perencanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang

diajarkan dan digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan strategi TTW (Think-Talk-

Write).

2) Menyusun dan mempersiapkan tugas kelompok yang digunakan pada siklus I,

yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Menyusun lembar observasi untuk mengamati selama pembelajaran

berlangsung dengan strategi Think Talk Write.

4) Mempersiapkan soal tes kemampuan berpikir kritis untuk siswa yang

diberikan pada akhir siklus I.

5) Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir

kritis dari proses jawaban siswa.


2. Tahap Pelaksanaan

Sebelum peneliti memulai pembelajaran, guru memperkenalkan peneliti atau

observer kepada siswa. Setelah itu, pembelajaran dilakukan oleh peneliti sambil

mengamati jalannya pembelajaran. Peneliti menyampaikan materi yang akan

dipelajari serta tujuan pembelajaran.

Peneliti menjelaskan bahwa teknik pembelajaran yang akan digunakan yaitu

dengan strategi TTW (Think-Talk-Write). Peneliti menjelaskan secara singkat

langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh dengan TTW. Pembelajaran

dengan strategi TTW, menggunakan LKS 1 untuk mempermudah siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuannya dan memberikan petunjuk dalam menentukan arah

bagi siswa untuk mempelajari suatu materi.

a) Think

Pada tahap Think dengan alokasi waktu ± 10 menit, banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan yang ada pada LKS 1.

Siswa juga masih bingung dalam menuliskan ide dalam catatan kecil. Peneliti

memberikan penjelasan bahwa siswa harus mempelajarinya terlebih dahulu

secara individu lalu menuliskan ide tersebut dalam bentuk catatan kecil.

LKS 1 berisi tentang materi sudut pusat, luas juring, panjang busur, luas

tembereng dan sudut keliling lingkaran. Pada tahap ini, siswa diharapkan untuk

dapat menuliskan ide-idenya bagaimana menentukan sudut pusat, luas juring,


panjang busur, luas tembereng dan sudut keliling lingkaran sehingga diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dari proses jawaban siswa.

Beberapa siswa masih banyak yang merasa kesulitan untuk menuliskan ide-

idenya. Mereka masih belum memahami batasan-batasan dalam menuliskan

catatan kecil. Oleh karena itu, peneliti kembali menjelaskan dengan singkat

tentang yang dimaksud dengan catatan kecil. Pada saat siswa melakukan

tugasnya, peneliti melihat bahwa masih banyak siswa yang belum selesai

melakukan tugasnya, padahal waktu untuk tahap Think sudah hampir selesai.

Pertemuan pertama pada tahap ini, siswa belum mampu menuangkan ide-idenya

sepenuhnya pada catatan kecil. Siswa bingung apa yang akan ditulis pada

kesimpulan LKS 1.

b) Talk

Setelah waktu untuk tahap Think sudah selesai, siswa diminta untuk

mendiskusikan hasil pemikirannya (saling menukar ide) dalam kelompoknya

sesuai kelompok yang telah dibentuk oleh peneliti, saat diskusi kelompok

berlangsung, peneliti atau observer berkeliling kesetiap kelompok untuk

memastikan aktivitas siswa dan mengamati jalannya diskusi. Pada tahap diskusi,

banyak siswa yang bertanya kepada peneliti. Pada akhirnya, peneliti memberikan

arahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS 1.


Pada pertemuan pertama, belum terlihat adanya diskusi (saling menukar ide)

dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam berdiskusi, memahami permasalahan yang ada pada

LKS 1, dan siswa juga masih bingung dalam menuliskan ide dalam catatan kecil.

Sehingga hal tersebut berpengaruh pada tahap Talk.

Tahap Talk ini masih banyak siswa yang diam ataupun ada yang asik sendiri.

Tetapi suasana tetap bisa dikondisikan oleh peneliti. Peneliti membimbing

jalannya diskusi dan memberikan pengarahan, karena banyak siswa yang

mengalami kesulitan.

c) Write

Pada tahap Write siswa secara individu, menuliskan semua jawaban atas

permasalahan yang diberikan pada LKS 1. Sebagian besar siswa tidak

menuliskan kesimpulan mengenai sudut pusat, luas juring, panjang busur, luas

tembereng dan sudut keliling lingkaran yang terdapat pada LKS 1. Pada tahap

Write ini, ada sebagian siswa yang menyontek tulisan temannya, mereka belum

mampu mengkontruksi pengetahuan barunya dengan bahasa mereka sendiri.

Walaupun hasilnya kurang sesuai harapan, namun pelaksanaan pembelajaran

dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) ini berjalan cukup lancar.


d) Presentasi

Sebelum menyimpulkan bersama tentang materi yang dipelajari, maka diadakan

diskusi kelas terlebih dahulu untuk melihat jawaban siswa. Beberapa orang siswa

perwakilan kelompok menuliskan jawabannya di papan tulis, kemudian

mempresentasikan jawabannya dan kemudian kelompok lain menanggapi hasil

presentasi. Setelah pelajaran selesai, peneliti memberikan PR kepada siswa.

Untuk dibahas dipertemuan selanjutnya.

3. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Siklus I

Pertemuan kedua ini juga dilaksanakan tes kemampuan berpikir kritis di jam

pelajaran kedua matematika setelah selesai melakukan pembelajaran dijam pertama.

Waktu mengerjakan tes adalah 45 menit. Peneliti membagi soal tes siklus I. Peneliti

mengingatkan siswa bahwa dalam menyelesaikan soal-soal tes, siswa harus

menggunakan indikator berpikir kritis yang benar dan lengkap yaitu analisis

(menuliskan apa yang diketahui), sintesis (menuliskan yang ditanyakan),

memecahkan masalah (menuliskan solusi permasalahan), menyimpulkan (membuat

kesimpulan dari hasil penyelesaian), dan mengevaluasi atau menilai (menuliskan cara

lain). Adapun pola jawaban siswa dari tes kemampuan berpikir kritis pada siklus I

dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


Gambar 4.1. Pola Jawaban salah dan tidak lengkap

Gambar diatas menunjukkan bahwa pola jawaban siswa mengarah pada


jawaban salah dan tidak lengkap terdapat pada soal nomor 3. Siswa tersebut hanya
menulis apa yang diketahui dan tidak menuliskan apa yang ditanya dan apa yang
menjadi jawaban soal tersebut. Ada 5 orang siswa yang menjawab dengan pola
jawaban salah dan tidak lengkap dengan persentase 16,66 %.
Gambar 4.2.Pola Jawaban benar dan kurang lengkap

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa jawaban siswa mengarah pada


jawaban benar dan kurang lengkap. Terlihat dari jawaban yang dibuat oleh siswa
pada soal nomer 4 yaitu dari apa yang diketahui. Siswa tersebut hanya menuliskan
apa yang diketahui kelilingnya, padahal, dari soal tertera besar sudut AOB yaitu 1200.
Untuk pola jawaban benar dan kurang lengkap sebanyak 10 orang dengan persentase
33,33 %.
Gambar 4.3. Pola Jawaban benar dan lengkap

Pada gambar diatas,yaitu soal nomer 2 terlihat pola jawaban siswa mengarah

kepada jawaban benar dan lengkap, karena jawaban yang dibuat oleh siswa dari

semua komponen jawaban mulai dari apa yang diketahui, ditanya, di jawab, dan cara

lain terlihat lengkap dan benar. Sebanyak 6 orang yang menjawab dengan pola

jawaban ini dengan persentase 19,99 %.


Gambar 4.4. Pola Jawaban salah dan lengkap

Gambar diatas menunjukkan bahwa pola jawaban yang ditulis oleh siswa

mengarah pada jawaban salah dan tidak lengkap. Ini terlihat pada soal nomer 3

dimana dari jawaban yang ditulis siswa hanya rumusnya, tidak ada penyelesaian dari

soal tersebut. sebanyak 9 orang menjawab dengan pola ini dengan persentase pola

jawaban salah dan lengkap yaitu 30 %. Dari keempat gambar diatas, berdasarkan pola

jawaban yang ditulis oleh siswa pada siklus I, dari 30 siswa sebanyak 14 siswa

mempunyai kemampuan berpikir kritis kurang dan persentasi siswa yang tidak tuntas

yaitu 46,67%.
a. Hasil Tes Siklus I
Tabel 4.1. Hasil tes Kemampuan Berpikir Siklus 1

Siklus I
Kategori
Jumlah Siswa Persentase
Siswa yang tuntas 16 53,33%
Siswa yang tidak Tuntas 14 46,67%
Jumlah 30 100%

Hasil nilai tes berdasarkan skor yang diperoleh siswa tiap indikator berpikir

kritis siswa pada akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan berpikir

kritis siswa dari hasil tes Siklus I adalah 53,33 % yaitu dalam kategori sedang karena

terdapat 16 siswa yang memperoleh nilai memenuhi KKM. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa dari 30 siswa hanya 16 siswa yang tuntas berarti secara klasikal

dikelas tersebut belum mencapai >70% kemampuan berpikir kritisnya (belum dalam

kategori tinggi). Hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada

lampiran 16.

4. Hasil Observasi Siklus I

Hasil Obsevasi guru dan siswa pada saat melakukan pembelajaran dengan strategi

TTW berlangsung pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


Tabel 4.2. Hasil Observasi Guru Siklus I

Persentase Perolehan Skor


No Kegiatan
Pertemuan I Pertemuan II

1 Pendahuluan 80% 88%

2 Kegiatan Inti 80% 86,67%

3 Penutup 80% 93,33%

4 Pengelolaan waktu 80% 80%

Skor Rata –rata 80% 87%

Berdasarkan hasil yang didapat, terlihat bahwa kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran pada siklus I diperoleh rata-rata skor yaitu 80% pada

pertemuan pertama dan 87% pada pertemuan kedua. Itu berarti kemampuan guru

mengelola pembelajaran dengan strategi Think Talk Write untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa meningkat. (Perhitungan lengkap observasi guru

pada lampiran 19)

Tabel 4.3. Hasil Observasi Siswa Siklus I

Persentase Perolehan Skor


No Kegiatan
Pertemuan I Pertemuan II

1 Pendahuluan 76% 88%


2 Kegiatan Inti 75% 85%

3 Penutup 80% 90%

4 Pengelolaan waktu 80% 80%

Skor Rata –rata 77,75% 85,75%

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa kemampuan siswa mengikuti

pembelajaran pada siklus I diperoleh rata-rata skor yaitu 77,75% pada pertemuan

pertama dan 85,75% pada pertemuan kedua. Itu berarti kemampuan siswa mengikuti

pembelajaran dengan strategi Think Talk Write dengan kemampuan berpikir kritis

siswa meningkat. (Perhitungan lengkap observasi siswa pada lampiran 20)

5. Refleksi Hasil Siklus I

Dilihat dari pola jawaban yang dibuat oleh salah satu siswa,terlihat bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa sangat kurang. Ini terjadi karena ada beberapa soal

yang penulisan jawabannya kurang memenuhi indikator pencapaian kemampuan

berpikir kritis, sehingga nilai yang didapat siswa hanya 44. Dan juga hasil tes

kemampuan berpikir kritis seluruh siswa pada akhir siklus I terlihat bahwa terdapat

16 siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM. Berarti didalam kelas tersebut

mempunyai skor kemampuan berpikir kritis siswa meningkat yaitu 53,33% atau

dalam kategori sedang. Hal tersebut dengan perincian terdapat 2 siswa dalam kategori

skor sangat kurang, 2 siswa dalam kategori skor kurang, 16 siswa dalam kategori
skor cukup, 10 siswa dalam kategori baik, dan belum ada siswa dalam kategori skor

sangat baik.

Berdasarkan uraian di atas, dikatakan bahwa penelitian pada akhir siklus I

belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke

siklus II. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti berdiskusi dengan guru untuk

membahas keterlaksanan tindakan dan hasil tes kemampuan berpikir kritis pada

siklus I yang diperoleh siswa. Berdasarkan hasil diskusi, ada beberapa langkah pada

siklus l yang perlu dimodifikasi untuk menyempurnakan tindakan yang dilakukan

pada siklus II. Tindakan perbaikan pada siklus II diharapkan dapat meningkatkan

kategori skor tes kemampuan berpikir kritis. Oleh sebab itu, pada siklus II, peneliti

melakukan tindakan sebagai berikut:

1) Peneliti menjelaskan materi secara singkat sebelum dilaksanakan tahap Think pada

siklus II. Tindakan ini diharapkan dapat memancing siswa bisa menuliskan ide

kemungkinan jawaban LKS dalam bentuk catatan kecil.

2) Peneliti memberi arahan secara lebih tegas kepada siswa ketika menuliskan ide

jawaban pada tahap Think siklus II, siswa tidak diperbolehkan berdiskusi atau

bertanya kepada temannya.

3) Peneliti memancing siswa untuk bertanya dan menanggapi kelompok yang sedang

presentasi. Hal ini disebabkan oleh siswa belum optimal pada tahap presentasi

pada siklus I.
4) Peneliti memberi soal-soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah agar

siswa terbiasa menyelesaikan soal berpikir kritis dan mengerjakan soal tersebut

dengan langkah-langkah berpikir kritis yang benar dan lengkap.

5) Pada siklus II peneliti memberi arahan kepada siswa untuk menuliskan langkah

berpikir kritis dari soal tes secara lengkap yaitu menuliskan apa yang diketahui,

ditanyakan, menuliskan strategi penyelesaian soal, dan menyelesaikan soal dengan

benar, serta menuliskan kesimpulannya pada tes akhir siklus II.

6) Pada siklus II peneliti lebih menegaskan tentang target waktu kepada siswa,

sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan RPP.

7) Pada tahap II, peneliti lebih tegas dalam menyampaikan perintah agar tidak banyak

siswa yang ribut dan berjalan-jalan saat pelajaran berlangsung.

8) Menjelaskan kepada siswa secara lisan pada waktu pemberian soal tes tentang

pesimis, minder, bervariasi, referensi, dan berpikir kritis. Kata-kata tersebut

diartikan menjadi tidak yakin, tidak percaya diri, bermacam-macam, sumber,

berusaha menemukan kesalahan/kekeliruan.

Beberapa tindakan yang dilaksanakan pada siklus II oleh peneliti di atas

diharapkan dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

siklus I.
4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Pada pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi

yang diajarkan dan digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan strategi TTW.

2) Mempersiapkan tugas kelompok yang digunakan pada siklus II, yaitu Lembar

Kegiatan Siswa (LKS).

3) Menyusun lembar observasi untuk mengamati selama pembelajaran

berlangsung dengan strategi Think Talk Write.

4) Mempersiapkan soal tes kemampuan berpikir kritis untuk siswa yang

diberikan pada akhir siklus II.

5) Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir

kritis dari proses jawaban siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti menjelaskan bahwa teknik pembelajaran yang digunakan masih

menggunakan strategi TTW (Think-Talk-Write). Sebelum menuju tahap Think,

peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai materi luas juring dan panjang

busur,luas tembereng sudut pusat dan sudut keliling lingkaran. Peneliti hanya
memberi pancingan-pancingan agar siswa lebih mudah menuangkan ide-idenya pada

LKS 2 dalam bentuk catatan kecil.

a) Think

Pada tahap Think, peneliti memberikan waktu ±15 menit kepada siswa untuk

menuangkan ide-ide kemungkinan jawaban LKS 2 dalam bentuk catatan kecil.

Pada tahap siklus II ini, siswa sudah mampu menuangkan ide-idenya sepenuhnya

pada catatan kecil yaitu menemukan rumus dan menyelesaikan soal.

b) Talk

Setelah siswa sudah menuliskan ide kemungkinan jawaban dalam bentuk catatan

kecil pada tahap Think, siswa diminta untuk mendiskusikan hasil pemikirannya

(saling menukar ide) dalam kelompoknya sesuai kelompok yang telah dibentuk

oleh peneliti. Saat diskusi kelompok berlangsung, peneliti berkeliling ke setiap

kelompok untuk memastikan aktivitas siswa dan mengamati jalannya diskusi.

Tahap diskusi pada pertemuan ketiga ini, terlihat banyak siswa yang berdiskusi

dengan teman sekelompoknya.

c) Write

Pada tahap Write siswa secara individu, menuliskan semua jawaban atas

permasalahan yang diberikan pada LKS 2. Sebagian besar siswa telah terlihat

menuliskan jawaban LKS 2. tanpa mencontek hasil pekerjaan teman.


d) Presentasi

Sebelum menyimpulkan bersama tentang materi yang dipelajari, maka diadakan

diskusi kelas terlebih dahulu untuk melihat jawaban siswa. Beberapa orang siswa

perwakilan kelompok menuliskan jawabannya di papan tulis, kemudian

mempresentasikan jawabannya. Pada pertemuan ketiga, salah satu perwakilan

kelompok maju untuk mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi dan

kemudian kelompok lain menanggapi hasil presentasi. Setelah presentasi selesai,

peneliti dan siswa menyimpulkan bersama-sama mengenai kesimpulan

pembelajaran tersebut. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal

latihan yang terdapat pada LKS yang dimiliki siswa untuk dikerjakan di rumah.

3. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Siklus II

Selanjutnya peneliti mengadakan Tes kemampuan berpikir kritis siklus II.

setelah pembelajaran pada akhir siklus II yaitu di jam kedua pelajaran matematika

dengan waktu 45 menit. Peneliti membagi soal tes siklus. Peneliti mengingatkan

siswa kembali bahwa dalam penyelesaian soal tes, siswa harus menggunakan

indikator berpikir kritis yang lengkap. Adapun pola jawaban siswa dari tes

kemampuan berpikir kritis pada siklus II yang mempunyai kemampuan berpikir kritis

sangat baik dapat dilihat gambar dibawah ini:


Gambar 4.5. Jawaban benar dan lengkap
Pada siklus II, dilihat dari pola jawaban siswa yang mengarah pada pola
jawaban benar dan lengkap terdapat 18 siswa yang menjawab dengan pola tersebut
dengan persentase 60 %. Terjadi peningkatan pada siklus II yang semula pada siklus I
persentase pola jawaban yang mengarah pada pola jawaban benar dan lengkap hanya
19,99 %. Ini berarti siswa yang menjawab dengan benar bertambah sebanyak 20
orang dengan persentase peningkatan sebesar 40,01 %.
Gambar 4.6. jawaban benar dan kurang lengkap
Pada siklus II, terjadi penurunan sebesar 6,67 % pola jawaban siswa yang

mengarah pada jawaban benar dan kurang lengkap. Karena ini dilihat dari gambar

diatas siswa tidak menuliskan apa yang menjadi kesimpulan dan cara lain dari soal

yang ada. Sebanyak 8 siswa yang jawabannya mengarah pada pola jawaban benar dan

kurang lengkap dengan persentase 26,66 %.


Gambar. 4.7. jawaban salah dan tidak lengkap
Pada siklus II, pola jawaban yang dibut oleh siswa yang mengarah pada pola
jawaban salah dan tidak lengkap juga mengalami penurunan. Sebanyak 4 siswa yang
menjawab dengan pola jawaban ini dengan persentase sebesar 13,33 %. Berarti pada
siklus II mengalami penurunan sebesar 3,33 %.
a. Hasil Tes Siklus II

Hasil nilai tes berdasarkan skor yang diperoleh siswa tiap indikator

kemampuan berpikir kritis siswa pada akhir siklus II dapat disimpulkan bahwa

tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil tes Siklus II adalah 86,67% yaitu

dalam kategori tinggi karena terdapat 26 siswa yang memperoleh nilai memenuhi

KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari 30 siswa terdapat 26 siswa yang

tuntas, berarti sudah mencapai >70% kemampuan berpikir kritis dalam kategori

tinggi. Dari kesimpulan tersebut, upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa pada pembelajaran dengan strategi TTW dikelas VIII1 MTs Swasta Bahrul

Ulum telah berhasil.(Hasil tes siswa lihat di lampiran 18)

4. Hasil Observasi Siklus II

Hasil Obsevasi guru dan siswa pada saat melakukan pembelajaran dengan

strategi Think Talk Write (TTW) pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Hasil Observasi Guru Siklus II

Persentase Perolehan Skor


No Kegiatan
Pertemuan I Pertemuan II

1 Pendahuluan 92% 100%

2 Kegiatan Inti 86,67% 96,67%

3 Penutup 93,33% 93,33%


4 Pengelolaan waktu 100% 100%

Skor Rata –rata 93% 97,5%

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran pada siklus II diperoleh rata-rata skor yaitu 93% pada pertemuan

pertama dan 97,5% pada pertemuan kedua. Itu berarti kemampuan guru mengelola

pembelajaran dengan strategi Think Talk Write untuk mengukur kemampuan berpikir

kritis siswa meningkat (lebih baik). (Perhitungan observasi kemampuan guru siklus II

pada lampiran 21)

Tabel 4.5. Hasil Observasi Siswa Siklus II

Persentase Perolehan Skor


No Kegiatan
Pertemuan I Pertemuan II

1 Pendahuluan 92% 100%

2 Kegiatan Inti 90% 100%

3 Penutup 90% 100%

4 Pengelolaan waktu 100% 80%

Skor Rata –rata 88%% 95%


Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa kemampuan siswa mengikuti

pembelajaran pada siklus II diperoleh rata-rata skor yaitu 88% pada pertemuan ketiga

dan 95% pada pertemuan keempat. Itu berarti kemampuan siswa mengikuti

pembelajaran dengan strategi Think Talk Write dengan kemampuan berpikir kritis

siswa meningkat. (Perhitungan observasi kemampuan siswa siklus II lampiran 22)

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis, peneliti melihat apakah ada

perbaikan atau peningkatan kategori skor dari hasil tes pada akhir siklus I sampai

akhir siklus II serta untuk bahan refleksi pada akhir siklus II.

5. Refleksi Hasil Siklus II

Refleksi dilakukan oleh peneliti setelah pelaksanaan pembelajaran, tes

kemampuan berpikir kritis pada siklus II berakhir. Dari hasil refleksi menunjukkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II telah relatif lebih baik dari pada

pelaksanaan pembelajaran siklus I. Khususnya, setelah peneliti memberikan umpan

sedikit materi kepada siswa untuk menuangkan ide kemungkinan jawaban LKS,

siswa dapat menuliskan ide/kemungkinan jawaban LKS dalam bentuk catatan kecil

pada tahap Think.

Pada pelaksanaannya, tindakan yang dilakukan pada siklus II telah sesuai

dengan perbaikan hasil refleksi siklus I. Tahap berpikir, diskusi, menulis, dan

presentasi pada siklus II ini lebih efektif dari pada siklus I. Siswa sudah mampu

menggunakan kesempatan diskusi dengan baik, yaitu dengan saling bertukar


pendapat antar teman satu kelompok. Siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran.

Hasil Tes Kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII1 MTs Swasta Bahrul

Ulum pada siklus II terlihat bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam

kategori Tinggi yaitu 86,67% atau ada 26 siswa yang nilainya memenuhi KKM.

Lebih tepatnya terdapat 4 siswa yang kemampuan berpikir kritisnya sangat baik, 18

siswa yang kemampuan berpikir kritisnya baik, 6 siswa dalam kriteria cukup, dan 2

siswa dalam kriteria kurang. Pada akhir siklus II siswa yang mengalami peningkatan

kategori skor tes kemampuan berpikir kritis dari siklus I 53,33% ke siklus II 86,67%

sebanyak 33,34%.

4.2. Pembahasan Penelitian

Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Nilai Tes dari Siklus I ke Siklus II

No Nilai Tes Kategori Banyak Banyak Pening Penurunan


Siswa Siswa katan
Siklus I Siklus II

1 0 – 49 Sangat kurang 2 0 0 2

2 50 – 62 Kurang 2 2 0 0

3 62,5 – 74 Cukup 16 6 0 10

4 75 – 87 Baik 10 18 8 0

5 87,5 – 100 Sangat baik 0 4 4 0

Jumlah 30 30 12 12
Gambar 4.8. Diagram Deskripsi Hasil Nilai Tes dari Siklus I ke Siklus II

Banyak siswa
20

15

10 SIKLUS I
SIKLUS II
5

0
0-49 50-62 62,5-74 75-87 87,5-100
Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat baik

Hasil nilai tes berdasarkan skor yang diperoleh siswa tiap indikator berpikir

kritis siswa pada akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan berpikir

kritis siswa dari hasil tes Siklus I adalah 53,33 % yaitu dalam kategori sedang dan

meningkat pada siklus II menjadi 86,67% yaitu dalam kategori tinggi karena terdapat

26 siswa yang memperoleh nilai memenuhi KKM. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa dari 30 siswa terdapat 26 siswa yang tuntas, berarti sudah mencapai >70%

kemampuan berpikir kritis dalam kategori tinggi.

Selanjutnya pola jawaban siswa pada siklus I pada tiap indikator berpikir

kritis setelah dilakukan penilaian hanya mencapai <70% dalam kategori cukup dan

belum memenuhi nilai KKM. Pada siklus II pola jawaban siswa tiap indikator
berpikir kritis setelah dilakukan penilaian memperoleh >70% dalam kategori baik

dan telah memenuhi nilai KKM.

Berdasarkan deskripsi pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I,

terlihat banyak siswa masih bingung dalam menuliskan ide dalam bentuk catatan

kecil pada pertemuan pertama. Hal ini besar kemungkinan disebabkan oleh tingkat

pemahaman siswa terhadap suatu permasalahan cenderung kurang seperti pendapat

Martinis Yamin dan Bansu Irianto (2009:85) bahwa aktivitas berpikir (think) dapat

dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika

kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.

Penyebab lain yang diduga menjadikan siswa masih bingung dalam

menuliskan ide dalam bentuk catatan kecil adalah kurang terbiasanya siswa

menuliskan suatu ide kemungkinan jawaban suatu soal dalam bentuk catatan kecil

karena siswa baru pertama kali mengenal strategi pembelajaran Think Talk Write

(TTW) yang menuntut siswa menuliskan ide kemungkinan jawaban dalam bentuk

catatan kecil. Selain itu, siswa cenderung tidak gigih dalam mengerjakan soal LKS.

Hal tersebut terlihat ketika siswa merasa kebingungan mengenai apa yang harus

mereka tulis dalam bentuk catatan kecil, siswa cenderung putus asa sehingga

menuliskan ide kemungkinan jawaban pada catatan kecil kurang lengkap dan kurang

terarah seperti pada Gambar di bawah ini yaitu Gambar 4.8. contoh catatan kecil

siswa pada LKS 1.


Gambar 4.9. Catatan Kecil Siswa

Kendala yang dialami siswa pada tahap Think pertemuan pertama tersebut

mempengaruhi aktivitas siswa pada tahap Talk, Write, dan presentasi. Hal ini

disebabkan bahwa setiap tahap pembelajaran dengan strategi TTW saling berkaitan

karena alur kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir

atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara

dan membagi ide (sharing) dengan kelompoknya sebelum menulis (Huinker &

Laughlin,1996: 82).

Pada pertemuan pertama, tidak terlihat adanya diskusi dalam kelompok

sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengerjakan LKS tersebut

cenderung kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Vygotsky bahwa perkembangan

intelektual anak dipengaruhi oleh faktor sosial (Martinis Yamin dan Bansu Irianto,

2009:92). Masih banyaknya siswa yang bertanya kepada peneliti, mengindikasikan

bahwa tahap Think, Talk, Write pada pertemuan pertama belum berjalan secara

efektif. Dilihat dari deskripsi pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua, sebagian

siswa masih belum bisa menuliskan ide gagasan dalam bentuk catatan kecil secara
lengkap. Siswa terlihat dan hanya menuliskan sedikit jawaban mengenai soal LKS.

Hal ini besar kemungkinan siswa tidak paham mengenai materi tersebut karena

peneliti tidak memberi penjelasan materi terlebih dahulu kepada siswa, dan siswa

terlihat kurang antusias dalam mengerjakan LKS tersebut. Pada tahap Talk pertemuan

kedua, ada sedikit peningkatan dari pertemuan pertama yaitu siswa terlihat sudah

berdiskusi mengenai ide kemungkinan jawaban walaupun hanya dengan teman

sebangkunya saja.

Pada pertemuan ketiga dan keempat, siswa sudah bisa menuliskan ide

kemungkinan jawaban dalam bentuk catatan kecil secara lengkap. Pada tahap Talk,

siswa terlihat berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mencari sudut pusat,

sudut keliling, panjang busur, luas juring lingkaran, dan luas tembereng dengan

menggunakan rumus. Siswa terlihat antusias pada kegiatan tersebut, besar

kemungkinan disebabkan oleh adanya strategi yang cukup menarik dan membantu

siswa untuk mencari sudut pusat, sudut keliling, panjang busur,luas juring dan luas

tembereng . Selain itu, dengan adanya belajar kelompok pada pertemuan ketiga dan

keempat mengakibatkan siswa berlomba-lomba untuk mencari jawaban selengkap-

lengkapnya. Hal ini secara tidak langsung, berkaitan dengan siswa yaitu adanya rasa

keingintahuan siswa ketika mengerjakan suatu soal.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II, peneliti menggunakan strategi TTW

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran menurut Huinker & Laughlin (1996:


82) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti pada tindakan tahap Think dengan cara

memberi umpan sedikit materi dan memberi batasan yang jelas kepada siswa tentang

apa yang harus ditulis dalam catatan kecil pada perbaikan tindakan siklus II. Hal ini

dilakukan oleh peneliti karena melihat pada tahap Think siklus I, siswa belum bisa

menuliskan ide/gagasan dalam bentuk catatan kecil. Pada akhirnya, siswa sudah

mulai paham dan bisa melakukan aktivitas dengan baik pada tahap Think siklus II.

Siswa mampu menuliskan gagasan-gagasannya dalam bentuk catatan kecil, terlepas

dari apakah gagasan tersebut benar atau salah.

Pada tahap Talk, secara umum terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah

cukup baik melakukan aktivitas diskusinya. Pada saat diskusi siklus II lebih baik

dibandingkan dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Apabila ada

yang belum paham, siswa bertanya kepada anggota kelompoknya maupun kepada

peneliti. Selain itu, siswa terlihat saling menukar ide/gagasan untuk menyelesaikan

masalah dalam LKS. Hal ini besar kemungkinan disebabkan oleh siswa sudah bisa

menuliskan ide kemungkinan jawaban pada tahap Think, sehingga berpengaruh baik

pada aktivitas diskusi kelompok pada tahap Talk.

Pada tahap Write siklus II, sebagian besar siswa menuliskan jawaban hasil

diskusi secara individu. Sedangkan pada pembelajaran siklus I, masih banyak siswa

yang menyontek pekerjaan temannya, mereka belum mampu mengkontruksi

pengetahuan barunya dengan bahasa mereka sendiri. Sehingga membuat tahap Write
kurang optimal pada siklus I. Sedangkan pada siklus ke-II, tahap Write ini berjalan

dengan baik dan lancar. Siswa sudah mampu menuliskan kembali hasil diskusi secara

individu dan mengkontruksi pengetahuan barunya dengan bahasa mereka sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, tindakan yang dilakukan pada

pembelajaran dengan strategi TTW (Think-Talk-Write) untuk mengukur kemampuan

berpikir kritis siswa pada pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti

berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Meskipun beberapa siswa masih kurang teliti dalam menyelesaikan masalah,

namun strategi yang mereka temukan sudah benar. Beberapa siswa terlihat terburu-

buru dalam menyelesaikan masalah, sehingga dalam melakukan operasi hitung masih

ditemui banyak kesalahan. Tahap selanjutnya dalam berpikir kritis adalah

mengevaluasi.

Selain dari uraian di atas, dari hasil tes siklus I dan siklus II dapat diketahui

bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dan perbaikan.

Perbaikan tersebut berdasarkan perbaikan kategori skor tes kemampuan berpikir kritis

yang berkategori kurang/sangat kurang atau dibawah nilai 70 dari sebelum dilakukan

penelitian sampai akhir siklus I, dan dari akhir siklus I sampai akhir siklus II.

Sedangkan peningkatan tersebut berdasarkan peningkatan kriteria skor tes

kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II. Berikut ini adalah hasil tes

kemampuan berpikir kritis siswa:


a) Banyaknya siswa yang mengalami peningkatan kategori skor tes kemampuan

berpikir kritis dari akhir siklus I sampai akhir siklus II adalah 10 siswa.

b) Proses jawaban siswa dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dengan

strategi Think-Talk-Write adalah baik.

4.3. Kendala Dalam Penelitian

Pada saat melakukan penelitian terdapat beberapa kendala saat penelitian

sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan strategi Think-Talk-Write memakan waktu yang banyak

sedangkan waktu pembelajaran yang diberikan kurang maksimal.

2. Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa mampu berkonsentrasi untuk

memahami materi dengan strategi Think-Talk-Write.

3. Penggunaan strategi Think-Talk-Write merupakan strategi yang baru, sehingga

pengajaran yang dilakukan kurang maksimal.

4. Adanya kesulitan membantu siswa mencari solusi pemecahan masalah atau

menemukan teori-teori yang berhubungan dengan lembar kerja siswa.

5. Tidak semua anggota kelompok aktif dalam strategi Think-Talk-Write.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tentang

penerapan strategi TTW (Think-Talk-Write) untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa di kelas VIII1 MTs Swasta Bahrul Ulum, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada

materi pokok lingkaran kelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum yaitu menggunakan

strategi Think Talk Write dan hasilnya ada peningkatan. Pada tes awal, tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII hanya mencapai 13,33% (dalam

kategori rendah) atau hanya ada 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Setelah

dilakukan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write, pada siklus I

kemampuan berpikir kritis siswa meningkat mencapai 53,33% (dalam kategori

sedang) atau ada 16 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Pada siklus II

kemampuan berpikir kritis siswa semakin meningkat mencapai 86,67% (dalam

kategori tinggi) atau ada 26 siswa yang nilainya memenuhi KKM.

2. Pola jawaban siswa dengan menerapkan pembelajaran strategi Think Talk Write

materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Tahun Pelajaran
2014/2015 beragam. Dilihat dari pola jawaban salah satu siswa, terlihat di siklus I

dari keseluruhan sebanyak16 siswa yang tuntas & 14 siswa yang tidak tuntas

dengan persentse ketuntasan 53,33% dan persentase ketudaktuntasan 46,67 %.

Pada siklus II ada peningkatan pola jawaban siswa. Dari 30 siswa terdapat 26

siswa yang tuntas dengan persentase 86,67% dan sebanyak 4 siswa yang tidak

tuntas dengan persntase 13,33%.

5.2 Saran

1. Kepada kepala sekolah, hendaknya terus meningkatkan kualitas mengajar pada

guru disekolah yang dipimpinnya, dengan cara memfasilitasi para guru untuk

mempelajari dan memahami model-model pembelajaran terbaru, terutama strategi

Think-Talk-Write.

2. Kepada para guru Matematika disarankan untuk mencoba strategi TTW (Think

Talk Write) sebagai strategi pembelajaran matematika untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

3. Kepada siswa diharapkan terus meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan

baik serta lebih aktif dan terampil dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

4. Kepada para peneliti berikutnya disarankan dalam melakukan penelitian agar bisa

lebih baik lagi dari penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Penerbit


Rineka Cipta.
Alwasilah. (2002). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Angelo T.A. (2003). Classroom Assesment for Critical Thinking Teaching of
Psychology .22,67
Ansari. (2008). Model Kooperatif Think Talk Write untuk meningkatkan kemampuan
menulis karangan Deskripsi dan berpikir kritis, Edisi no.2
Arends, Richard I. (2008). Classroom Instrument and Management. USA:The
Mc.Graw-Hill Companies.
Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Bonnie & Potts. (2003). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo:Masmedia


Buana Pustaka.
Costa, Liliasari. (2000). Pumping Talent. Jakarta : Pustaka Inti.
Dike. (2010). Developing Minds, A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia:
ASCD
Ennis. 2006. Defenisi Berpikir Kritis. Jakarta:Rineka Cipta
Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Kort. (2007). La Psychologie de Intelligene. Paris: Librairie Armand Colin.
Krulik, Rudnik. (2005). Individuality in Learning. London : Jossey Bass Publisher.
Kusumah. (2011). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Bina Aksara.
Harsanto. (2005). Proses Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Huinker, Laughlin.(2003). Individuality in Learning. London : Jossey Bass Publisher.
Marzono. (2008). Berpikir Lateral. Jakarta: Binarupa Aksara.
Maryam, Siti. (2006). Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Mistiani. (2010). Penggunaan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika siswa Di Kelas VIII SMP Negeri 1
Rantau Selatan. Rantau prapat : Skripsi S1 STKIP Labuhanbatu.
Moore & Parker. (2004). Mathematic Insigh and Meaning. Ultrec : OW and OC.
Muhammad. (2002). Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Bandung: Kaifa.
Mulyana. (2008). Revolusi Cara Belajar dan Berpikir Kritis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Munandar, Paris. (2009). Penerapan Strategi Think Talk Write untuk meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada materi lingkaran di Kelas VIII SMP
Negeri 1 Rantau Utara. Rantau prapat : Skripsi S1 STKIP Labuhanbatu.
Nasution. S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Paul Mursen, et al. (2003). Quantum Teaching. Terj.Ary Nilandary. Bandung: Kaifa.
Purwanto. 2010. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Bandung: Kaifa.
Raths, Louis E., et.al. (2006). Teaching for thinking (2'nd ed.). New York: Teacher
College Columbia University.
Riasmini. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Romlah. (2002). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta.
Ruch. (2006). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.
Rumania, Ummu Lily. (2008). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode TTW (Think - Talk - Write) Pada Kompetensi Dasar
Menghitung Keliling Dan Luas Bangun Datar Segitiga Dan Segiempat Serta
Menggunakannya Dalam Pemecahan Masalah Di Kelas VII SMP Swasta
Panglima Polem Rantauprapat Tahun Pelajaran 2011/2012. Rantau prapat :
Skripsi S1 STKIP Labuhanbatu.
Santoso. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Silberman, M. (2011). Active learning: 101 strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta:
Yapendis.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suhendra. (2008). Upaya Meningkatkan Penalaran Siswa Menggunakan Metode


TTW (Think-Talk-Write) Pada Kompetensi Dasar Bangun Datar Persegi
Panjang Di Kelas VII SMP Swasta Torgamba Kecamatan Torgamba
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Rantauprapat
: Skripsi S1 STKIP Labuhanbatu.
Suherman. (2009). Teknik Penilaian Ketuntasan Belajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya. .
Taylor. (1977). Educational Psychology. USA : Rutgers University.
Uno, Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Balai Pustaka.
Yamin, Martinis. 2007. Kiat membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Yamin, Martinis dan Ansari, Bansu I. (2008). Taktik Mengembangkan Kemampuan
Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Watson, Glaser. (2003-2008). Born to be a Geanius. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Webster. (2004). New Encyclopedic All New Edition. London : Jossey Bass
Publisher.
Wijaya, Cece. (2007). Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber
Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Nama Sekolah : MTs Swasta Bahrul Ulum


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.3. Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dalam
pemecahan masalah
C. Indikator
4.3.1 Menjelaskan hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap
busur yang sama
4.3.2 Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang
sama.
4.3.3 Menentukan panjang busur, luas juring dan luas tembereng.
4.3.4 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah

D. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika
menghadap busur yang sama.
b. Peserta didik dapat menentukan besar sudut keliling jika menghadap
diameter dan busur yang sama.
c. Peserta didik dapat menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng.
d. Peserta didik dapat menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas
juring dalam pemecahan masalah.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Ajar.
a. Mengenal sudut pusat dan sudut keliling.
b. Mengenal hubungan antara busur, juring, dan sudut pusat.

F. Metode Pembelajaran.
Model pembelajaran : Strategi Think-Talk-Write
Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

G. Langkah-langkah Kegiatan.
Pertemuan Pertama dan Kedua

Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu


Pendahuluan 1. Apersepsi : Menyampaikan 1. Siswa mendengarkan 10
tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran menit
2. Memotivasi peserta didik yang diberikan guru
dengan memberi penjelasan 2. Siswa antusias untuk
tentang pentingnya mempelajari materi
mempelajari materi ini. yang diberikan guru

Kegiatan Inti 1) Guru membagi teks bacaan 1. Siswa membaca teks 65


berupa lembar aktivitas dan membuat catatan menit
siswa yang memuat situasi dari hasil bacaan
masalah dan Lembar Kerja secara individual,
Siswa memakai indikator untuk dibawa ke
berpikir kritis forum diskusi (think).
2) Guru mengkondisikan 2. Siswa berinteraksi dan
siswa untuk berkelompok berkolaborasi dengan
dengan berkolaborasi teman untuk
dengan teman membahas isi catatan,
3) Guru berperan sebagai dilanjutkan presentasi
fasilitator lingkungan dari perwakilan
belajar. kelompok dan
ditanggapi oleh
kelompok lain (talk).
3. Siswa mengkonstruksi
pengetahuan secara
individual (write)
Kegiatan 1. Bersama-sama dengan 1. Peserta didik secara 15
Akhir peserta didik dan/atau individu membuat menit
sendiri membuat rangkuman/simpulan
rangkuman/simpulan pelajaran;
pelajaran; 2. Peserta didik
2. Melakukan penilaian melakukan refleksi
dan/atau refleksi terhadap terhadap kegiatan
kegiatan yang sudah pembelajaran yang
dilaksanakan secara telah dilakukan
konsisten dan terprogram;

H. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Seribu Pena Matematika Kelas VIII Semester 1 dan 2,
- Buku referensi lain.

I. Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Penilaian


Kompetensi Bentuk
Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menjelaskan hubungan  Jika sudut A adalah
sudut pusat dan sudut sudut pusat dan sudut B
keliling jika menghadap Tes tertulis Isian adalah sudut keliling,
busur yang sama Singkat sebutkan hubungan
 Menentukan besar sudut antara sudut A dan sudut
keliling jika menghadap Tes Lisan B jika kedua sudut itu
diameter dan busur yang Daftar menghadap busur yang
sama. pertanyaan sama.
 Menentukan panjang  Berapa besar sudut
busur, luas juring dan luas keliling jika menghadap
tembereng. Tes tertulis Uraian diameter lingkaran?
 Menggunakan hubungan  Di dalam lingkaran
sudut pusat, panjang busur, dengan jari-jari 12 cm,
luas juring dalam terdapat sudut pusat
pemecahan masalah yang besarnya 900
Hitunglah:
a. Panjang busur kecil
b.luas juring kecil

 Seorang anak harus


minum tablet yang
berbentuk lingkaran.
Jika anak tersebut harus
minum 1/3 tablet itu dan
ternyata jari-jari tablet
0,7 cm. Berapakah luas
tablet yang diminum?
 Gambar di bawah ini
adalah penampang L-1.5pipa
yang digenangi air.
Diameter pipa adalah 14
cm dan panjang
permukaan air pada pipa
adalah 10 cm.
Berapakah tinggi air dari
dasar pipa dan luas
penampang air itu?

10 cm

10 cm

Mengetahui, Negeri Lama, April 2015


Kepala MTs Swasta Bahrul Ulum Peneliti

______________________________ Yasir Ahmad


NIP: NPM:011.042.00.047
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Nama Sekolah : MTs Swasta Bahrul Ulum


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.3. Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dalam
pemecahan masalah
C. Indikator
4.3.1 Menjelaskan hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap
busur yang sama
4.3.2 Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang
sama.
4.3.3 Menentukan panjang busur, luas juring dan luas tembereng.
4.3.4 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah

D. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika
menghadap busur yang sama.
b. Peserta didik dapat menentukan besar sudut keliling jika menghadap
diameter dan busur yang sama.
c. Peserta didik dapat menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng.
d. Peserta didik dapat menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas
juring dalam pemecahan masalah.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Ajar.
a. Mengenal sudut pusat dan sudut keliling.
b. Mengenal hubungan antara busur, juring, dan sudut pusat.

F. Metode Pembelajaran.
Model pembelajaran : Strategi Think-Talk-Write
Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

G. Langkah-langkah Kegiatan.
Pertemuan Pertama dan Kedua

Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu


Pendahuluan 1. Apersepsi : Menyampaikan 1. Siswa mendengarkan 10
tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran menit
2. Memotivasi peserta didik yang diberikan guru
dengan memberi penjelasan 2. Siswa antusias untuk
tentang pentingnya mempelajari materi
mempelajari materi ini. yang diberikan guru

Kegiatan Inti 1) Guru membagi teks bacaan 1. Siswa membaca teks 65


berupa lembar aktivitas dan membuat catatan menit
siswa yang memuat situasi dari hasil bacaan
masalah dan Lembar Kerja secara individual,
Siswa memakai indikator untuk dibawa ke
berpikir kritis forum diskusi (think).
2) Guru mengkondisikan 2. Siswa berinteraksi dan
siswa untuk berkelompok berkolaborasi dengan
dengan berkolaborasi teman untuk
dengan teman membahas isi catatan,
3) Guru berperan sebagai dilanjutkan presentasi
fasilitator lingkungan dari perwakilan
belajar. kelompok dan
ditanggapi oleh
kelompok lain (talk).
3. Siswa mengkonstruksi
pengetahuan secara
individual (write)
Kegiatan 3. Bersama-sama dengan 1. Peserta didik secara 15
Akhir peserta didik dan/atau individu membuat menit
sendiri membuat rangkuman/simpulan
rangkuman/simpulan pelajaran;
pelajaran; 2. Peserta didik
4. Melakukan penilaian melakukan refleksi
dan/atau refleksi terhadap terhadap kegiatan
kegiatan yang sudah pembelajaran yang
dilaksanakan secara telah dilakukan
konsisten dan terprogram;

H. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Seribu Pena Matematika Kelas VIII Semester 1 dan 2,
- Buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Penilaian


Kompetensi Bentuk
Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menjelaskan hubungan  Jika sudut A adalah
sudut pusat dan sudut sudut pusat dan sudut B
keliling jika menghadap Tes tertulis Isian adalah sudut keliling,
busur yang sama Singkat sebutkan hubungan
 Menentukan besar sudut antara sudut A dan sudut
keliling jika menghadap Tes Lisan B jika kedua sudut itu
diameter dan busur yang Daftar menghadap busur yang
sama. pertanyaan sama.
 Menentukan panjang  Berapa besar sudut
busur, luas juring dan luas keliling jika menghadap
tembereng. Tes tertulis Uraian diameter lingkaran?
 Menggunakan hubungan  Di dalam lingkaran
sudut pusat, panjang busur, dengan jari-jari 12 cm,
luas juring dalam terdapat sudut pusat
pemecahan masalah yang besarnya 900
Hitunglah:
a. Panjang busur kecil
b.luas juring kecil

 Seorang anak harus


minum tablet yang
berbentuk lingkaran.
Jika anak tersebut harus
minum 1/3 tablet itu dan
ternyata jari-jari tablet
0,7 cm. Berapakah luas
tablet yang diminum?
 Gambar di bawah ini
adalah penampang L-2.5pipa
yang digenangi air.
Diameter pipa adalah 14
cm dan panjang
permukaan air pada pipa
adalah 10 cm.
Berapakah tinggi air dari
dasar pipa dan luas
penampang air itu?

10 cm

10 cm

Mengetahui, Negeri Lama, April 2015


Kepala MTs Swasta Bahrul Ulum Peneliti

______________________________ Yasir Ahmad


NIP: NPM:011.042.00.047
Lampiran 3. Hasil Observasi Guru Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/Semester : VIII1/2
Keterangan :
1. Berarti “sangat kurang baik”
2. Berarti “kurang baik”
3. Berarti “cukup”
4. Berarti “baik”
5. Berarti “baik sekali”
Pertemuan
No Pengolahan Pembelajaran
1 2
1. Pendahuluan
1. Guru melakukan apersepsi 4 4
2. Guru melakukan motivasi 4 4
3. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai 4 5
4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran strategi Think 4 5
Talk Write
5. Guru menjelaskan cara mengerjakan soal dengan menggunakan 4 4
indikator berpikir kritis.
2. Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok belajar yang 5 5
heterogen.
2. Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang 4 5
memuat situasi masalah.
3. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat 4 4
mereka mengerjakan lembar aktivitas siswa.
4. Guru memperhatikan siswa dalam menggunakan strategi TTW 3 4
dalam menghadapi masalah dengan kemampuan berpikir kritis.
5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing masing kelompok mempresentasikan hasil 4 4
kerjanya.
6) Guru memberikan penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis
masing-masing kelompok. 4 4
3. Penutup
1. Mengumumkan hasil dari evaluasi tiap kelompok. 4 5
2. Memberi ucapan selamat dan penghargaan kepada kelompok 4 5
yang mendapat nilai terbaik.
3. Membimbing siswa menyimpulkan tentang materi yang telah 4 4
dipelajari.
4. Pengelolaan waktu 4 4
Rata-rata Total 80% 87%
Lampiran 4. Hasil Observasi Siswa Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/Semester : VIII1/2
Keterangan :
1. Berarti “sangat kurang baik”
2. Berarti “kurang baik”
3. Berarti “cukup”
4. Berarti “baik”
5. Berarti “baik sekali”
Pertemuan
No Aspek Yang Dinilai
1 2
1. Pendahuluan
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan 4 5
pembelajaran.
2. Siswa menganalisis penjelasan guru mengenai 3 4
materi.
3. Siswa termotivasi dengan penjelasan guru mengenai 4 4
tujuan pembelajaran.
4. Siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran setelah 4 5
guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
strategi Think Talk Write.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara 4 4
mengerjakan soal dengan berpikir kritis.
2. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan siapa teman satu 4 5
kelompoknya.
2. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah 4 4
diberikan.
3. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil 4 4
bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum
diskusi (think).
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman 4 4
untuk membahas isi catatan, dilanjutkan presentasi
dari perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh
kelompok lain (talk). Guru berperan sebagai
fasilitator lingkungan belajar.
5. Siswa mengkonstruksi pengetahuan secara 4 4
individual (write).
6. Setiap siswa dalam kelompok ikut bertanggung 4 4
jawab secara bersama atas tugas yang diberikan.
7. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 4 4
8. Memperhatikan hasil penilaian guru. 4 5
3. Penutup
1. Siswa menerima penghargaan 4 5
2. Siswa mendengarkan dan menyimak kesimpulan
yang dibuat tentang pelajaran yang telah dipelajari. 4 4
4. Pengolahan waktu 4 4
Rata-rata 77,75% 85,75%

L-5.1
Lampiran 5. Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/Semester : VIII1/2
Keterangan :
1. Berarti “sangat kurang baik”
2. Berarti “kurang baik”
3. Berarti “cukup”
4. Berarti “baik”
5. Berarti “baik sekali”
Tabel 4.7. Hasil Observasi Kemampuan Guru pada Siklus II
No. Pertemuan
Pengolahan Pembelajaran
3 4
1. Pendahuluan
1.Guru melakukan apersepsi 5 5
2.Guru melakukan motivasi 4 5
3.Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai 5 5
4.Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran strategi 5 5
Think Talk Write
5.Guru menjelaskan cara mengerjakan soal dengan 4 5
menggunakan indikator berpikir kritis.
2. Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok belajar yang 5 5
heterogen.
2) Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa 5 5
yang memuat situasi masalah.
3) Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat 4 5
mereka mengerjakan lembar aktivitas siswa.
4) Guru memperhatikan siswa dalam menggunakan strategi 4 5
TTW dalam menghadapi masalah dengan kemampuan
berpikir kritis.
5) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang 4 5
telah dipelajari atau masing masing kelompok mem-
presentasikan hasil kerjanya.
6) Guru memberikan penilaian terhadap kemampuan 4 5
berpikir kritis masing-masing kelompok.
3. Penutup
1. Mengumumkan hasil dari evaluasi tiap kelompok. 5 5
2. Memberi ucapan selamat dan penghargaan kepada
kelompok yang mendapat nilai terbaik. 5 5
3. Membimbing siswa menyimpulkan tentang materi yang
telah dipelajari. 4 4
4. Pengelolaan waktu 5 5
Rata-rata Total 93% 97,5%
Lampiran 6. Lembar Observasi Siswa Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/Semester : VIII1/2
Keterangan :
1. Berarti “sangat kurang baik”
2. Berarti “kurang baik”
3. Berarti “cukup”
4. Berarti “baik”
5. Berarti “baik sekali”

Tabel 4.8. Hasil Observasi Kemampuan Siswa pada Siklus II

Pertemuan
No Aspek Yang Dinilai
3 4
1. Pendahuluan
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan 5 5
pembelajaran.
2. Siswa menganalisis penjelasan guru mengenai materi. 4 5
3. Siswa termotivasi dengan penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran. 5 5
4. Siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran setelah
guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
strategi Think Talk Write. 5 5
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara
mengerjakan soal berpikir kritis. 4 5
2. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan siapa teman satu kelompoknya. 5 5
2. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah
diberikan. 5 5
3. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil
bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum 4 5
diskusi (think).
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman
untuk membahas isi catatan, dilanjutkan presentasi 4 5
dari perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh
kelompok lain (talk). Guru berperan sebagai fasilitator
lingkungan belajar.
5. Siswa mengkonstruksi pengetahuan secara individual
(write). 5 5
6. Setiap siswa dalam kelompok ikut bertanggung jawab
secara bersama atas tugas yang diberikan. 4 5
7. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
8. Memperhatikan hasil penilaian guru. 5 5
4 5
3. Penutup
1. Siswa menerima penghargaan 5 5
2. Siswa mendengarkan dan menyimak kesimpulan yang
dibuat tentang pelajaran yang telah dipelajari. 4 5
4. Pengolahan waktu 4 4
Rata-rata 88% 95%
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa dalam Kelompok pada Siklus I
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa dalam Kelompok pada Siklus II
Lampiran 9. Kisi - Kisi Penulisan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
Kritis

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/Semester : VIII1/2
Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar : 4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan
luas juring dalam pemecahan masalah

Indikator pencapaian hasil Butir Soal Jumlah


belajar C1 C2 C3 C4 C5
4.3.1 Menjelaskan hubungan 1 7, 8 14 2 5
sudut pusat dan sudut
keliling jika menghadap
busur yang sama
4.3.2 Menentukan besar sudut 15 3, 9 18 4, 10 6
keliling jika menghadap
diameter dan busur yang
sama.
4.3.3 Menentukan panjang busur, 6, 11 12 5, 13 17 6
luas juring dan luas
tembereng.
4.3.4 Menggunakan hubungan 19 16 20 3
sudut pusat, panjang busur,
luas juring dalam
pemecahan masalah
Jumlah 20

Keterangan :
C1 = Pengetahuan, C3 = Penerapan, C5 = Sintesis,
C2 = Pemahaman, C4 = Analisis C6 = Penilaian
Lampiran 10. Soal Uji Coba Penelitian

Nama siswa :....................................


Kelas :....................................

1.Keliling lingkaran pada gambar disamping 44 cm. B


Luas Juring AOB adalah
O600

A
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

2.Lingkaran pada gambar disamping


mempunyai Jari-jari 15 cm. Untuk π = 3,14 O
luas daerah yang diarsir adalah
900

P Q
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :

3.Pada gambar !
P adalah titik pusat lingkaran N M
dan luas juring PLM = 21 cm2 P
Luas juring PKN adalah 450 300
L
K
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

4.Pada gambar disamping diketahui <PSR = 290. P


Besar sudut POR adalah
•O
R S

Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :

5.Titik-titik P, Q, R dan S terletak pada lingkaran berpusat di O


Diketahui <POQ = 1000, <QOR = 500, <ROS = 300.
Besar RTS = Q R

T
•O S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

6.Perhatikan gambar! N
P adalah titik pusat lingkaran dan luas juring PLM = 24 cm2 M M
Luas juring PKN adalah 0
60 •450

P
K L
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :

(PREDIKSI SOAL UN’11/12)


7.Keliling lingkaran pada gambar disamping 44 cm. B
Luas juring AOB adalah
O •1200
A

A
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

(PREDIKSI SOAL UN’11/12)


8.Titik-titik P, Q, R dan S terletak pada lingkaran berpusat di O.
Diketahui <POQ = 1200, <QOR = 600, <ROS = 400. Q
Besar RTS = R

•O T
P S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :
Cara lain :

9.Pada gambar disamping diketahui <PSR = 290. P


Besar sudut POR adalah
•O
R S

Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

10.Titik-titik P, Q, R dan S terletak pada lingkaran berpusat di O


Diketahui <POQ = 1000, <QOR = 500, <ROS = 300.
Besar RTS = Q R

T
•O S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

11.Pada gambar disamping diketahui <PSR = 370. P


Besar sudut POR adalah
•O
R S
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

(SOAL UN 2011/2012 Paket B)


C
12.Diketahui O adalah pusat lingkaran dan
besar <AOC = 700. Besar <CDB adalah A
B
O• D
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :

(SOAL UN 2011/2012 Paket A)


13.Perhatikan gambar dibawah ini!

C Diketahui O adalah titik pusat lingkaran.


OB• 30 0 Besar sudut AOB adalah

A B

Diketahui :
Ditanya :

Kesimpulan :

(PREDIKSI SOAL UN’11/12)


14.Perhatikan gambar disamping. B C
Besar <BAC = 280 dan <ACD = 340.
E
Besar <BEC =

A D
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

(PREDIKSI SOAL UN’11/12)


15.Lingkaran pada gambar disamping
Mempunyai jari-jari 10 cm. Untuk π= 3,14.
Luas daerah yang diarsir adalah O


P Q
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

(PREDIKSI SOAL UN’11/12)


16.Pada lingkaran O terdapat busur AB yang panjangnya 4,4 cm dan besar sudut
pusat AOB = 720. Panjang jari-jari lingkaran itu untuk π = 22/7 adalah
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :

(SOAL UN 2011/2012 Paket A)


17.Perhatikan gambar lingkaran dibawah! Jika O pusat lingkaran, dan panjang OP =
21 cm. Maka panjang busur kecil PQ adalah

O• Q
600

Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

18.Titik-titik P, Q, R dan S terletak pada lingkaran berpusat di O


Diketahui <POQ = 1000, <QOR = 500, <ROS = 300.
Besar RTS = Q R

T
•O S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

19.Pada gambar disamping diketahui <PSR = 370. P


Besar sudut POR adalah
•O
R S
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :

20.Pada lingkaran O terdapat busur AB yang panjangnya 4,4 cm dan besar sudut
pusat AOB = 720. Panjang jari-jari lingkaran itu untuk π = 22/7 adalah
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :

Kesimpulan :
Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Penelitian

No. Alternatif Jawaban Skor


1. Diketahui : K= 44 cm, <AOB= 600 0-5
Ditanya : Luas juring AOB......?
Jawab :
Karena yang diketahui keliling lingkaran, maka harus
dicari jari-jarinya.
K = 2 πr
44= 2.3,14.r
r = 44/6,28 = 7 cm
maka,
< AOB Luas juring AOB
=
3600 Luas lingkaran
600 x
=
3600 π r2
1 x
=
6 22/7 .7.7
154
x=
6
x = 25,66
Kesimpulan :
Jadi, Luas juring AOB adalah 25,66 cm2

2. Diketahui : r = 15 cm, π = 3,14, <POQ = 900 0-5


Ditanya : Luas daerah yang diarsir.......?
Jawab :
Luas daerah yang diarsir = L.J OPQ – L. POQ
Sudut yg dibentuk OP x OQ
= x πr2 -
3600 2
0
90 15 x 15
= x 3,14 x 15 x15 -
3600 2
1 225
= x 706,5 -
4 2
= 176,625 – 112,5
= 62,125
Kesimpulan :
Jadi, Luas daerah yang diarsir adalah 62,125 cm2
3. Diketahui : Luas juring PLM = 21 cm2 0-5
<KPN = 450 dan <LPM = 300
Ditanya : Luas juring PKN........?
Jawab :
<LPM Luas juring LPM
=
<KPN Luas juring PKN
300 21
=
450 x
945
x=
300
x = 31,5
Kesimpulan :
Jadi, luas juring PKN adalah 31,5 cm2
4. Diketahui : <PSR = 290 0-5
Ditanya : besar sudut <POR........?
Jawab :
<POR = 2 x <PSR
= 2 x 290
= 580
Kesimpulan :
Jadi, besar sudut POR adalah 580
5. Diketahui : <POQ = 1000, <QOR=500, <ROS= 300 0-5
Ditanya : besar RTS=..........?
Jawab :
<RTS = 1/ 2 x <POQ
= 1/2 x 1000
= 500
Kesimpulan :
Jadi, besar RTS = 500
No. Alternatif Jawaban Skor

6. Diketahui : Luas juring PLM = 24 cm2 0-5


<KPN = 600
<LPM = 450
Ditanya : Luas juring PKN........?
Jawab :
<LPM Luas juring LPM
=
<KPN Luas juring PKN
0
45 24
=
600 x
1440
x=
450
x = 32
Kesimpulan :
Jadi, luas juring PKN adalah 32 cm2
7. Diketahui : K= 44 cm
<AOB= 1200 0-5
Ditanya : Luas juring AOB......?
Jawab :
Karena yang diketahui keliling lingkaran, maka harus
dicari jari-jarinya.
K = 2 πr
44= 2.3,14.r
r = 44/6,28 = 7 cm
maka,
< AOB Luas juring AOB
=
3600 Luas lingkaran
0
120 x
=
3600 π r2
1 x
=
3 22/7 .7.7
154
x=
3
x = 51,33
Kesimpulan :
Jadi, Luas juring AOB adalah 51,33 cm2
8. Diketahui : <POQ = 1200, <QOR=600, <ROS= 400 0-5
Ditanya : besar RTS=..........?
Jawab :
<RTS = 1/ 2 x <POQ
= 1/2 x 1200
= 600
Kesimpulan :
Jadi, besar RTS = 600
9. Diketahui : <PSR = 370 0-5
Ditanya : besar sudut <POR........?
Jawab :
<POR = 2 x <PSR
= 2 x 370
= 740
Kesimpulan :
Jadi, besar sudut POR adalah 740
10. Diketahui : O adalah pusat lingkaran 0-5
<AOC = 700
Ditanya : besar <CDB adalah.........?
Jawab :
<AOC = 700 <CDB = 1800 – 700
= 1100
<CDB adalah sudut keliling yang menghadap busur yang
sama dengan sudut pusat <COB,
<CDB = ½ x <COB
= ½ x 1100
= 550
Kesimpulan :
Jadi, besar <CDB adalah 550
No. Alternatif Jawaban Skor

11. Diketahui : O adalah pusat lingkaran, <ACB = 300 0-5


Ditanya : besar sudut AOB.............?
Jawab :
<AOB = 2 x <ACB
= 2 x 300
= 600
Kesimpulan :
Jadi, besar sudut AOB adalah 600

12. Diketahui : <BAC = 280 dan <ACD = 340 0-5


Ditanya : besar <BEC.............?
Jawab :
<AEB = 1800 – ( <BAC + <ACD )
= 1800 – ( 280 + 340 )
= 1800 - 620
= 1180
<BEC = 1800 - <AEB
= 1800 - 1180
= 620
Kesimpulan :
Jadi, besar sudut BEC adalah 620
13. Diketahui : r = 10 cm, π = 3,14, <POQ = 900
Ditanya : Luas daerah yang diarsir.......? 0-5
Jawab :
Luas daerah yang diarsir = L.J OPQ – L. POQ
Sudut yg dibentuk OP x OQ
= x πr2 -
3600 2
900 10 x 10
= x 3,14 x 10 x10 -
3600 2
1 100
= x 314 -
4 2
= 78,5 – 50
= 28,5
Kesimpulan :
Jadi, Luas daerah yang diarsir adalah 28,5 cm2
14. Diketahui : Panjang busur AB = 4,4 cm 0-5
<AOB = 720 , π = 22/7
Ditanya : jari-jari (r)...........?
Jawab :
α
Panjang busur AB = x 2πr
0
360
720 22
4,4 = x 2. .r
0
360 7
r = ( 4,4 : 1/5) : 44/7
r = 22 / 6,28
r = 3,5
Kesimpulan :
Jadi, Panjang jari-jari lingkaran adalah 3,5 cm
15. Diketahui : Panjang OP = 21 cm 0-5
<POQ = 600
Ditanya : Panjang busur kecil PQ.............?
Jawab :
<POQ
Panjang busur PQ = x 2πr
0
360
600 22
= x2x x 21
0
360 7
= 1/6 x 132
= 22
Kesimpulan :
Jadi, Panjang busur kecil PQ adalah 22 cm
No. Alternatif Jawaban Skor

16. Diketahui : Panjang busur AB = 4,4 cm 0-5

<AOB = 720 , π = 22/7

Ditanya : jari-jari (r)...........?

Jawab :
α
Panjang busur AB = x 2πr
0
360
720 22
4,4 = x 2. .r
0
360 7
r = ( 4,4 : 1/5) : 44/7
r = 22 / 6,28
r = 3,5
Kesimpulan :
Jadi, Panjang jari-jari lingkaran adalah 3,5 cm

17. Diketahui : Panjang OP = 21 cm 0-5


<POQ = 600
Ditanya : Panjang busur kecil PQ.............?
Jawab :
<POQ
Panjang busur PQ = x 2πr
3600
600 22
= x2x x 21
0
360 7
= 1/6 x 132
= 22
Kesimpulan :
Jadi, Panjang busur kecil PQ adalah 22 cm
No. Alternatif Jawaban Skor

18. Diketahui : <POQ = 1200, <QOR=600, <ROS= 400 0-5


Ditanya : besar RTS=..........?
Jawab :
<RTS = 1/ 2 x <POQ
= 1/2 x 1200
= 600
Kesimpulan :
Jadi, besar RTS = 600

19. Diketahui : <PSR = 370 0-5


Ditanya : besar sudut <POR........?
Jawab :
<POR = 2 x <PSR
= 2 x 370
= 740
Kesimpulan :
Jadi, besar sudut POR adalah 740

20. Diketahui : Panjang busur AB = 4,4 cm 0-5


<AOB = 720 , π = 22/7
Ditanya : jari-jari (r)...........?
Jawab :
α
Panjang busur AB = x 2πr
0
360
720 22
4,4 = x 2. .r
3600 7
r = ( 4,4 : 1/5) : 44/7
r = 22 / 6,28
r = 3,5
Kesimpulan :
Jadi, Panjang jari-jari lingkaran adalah 3,5 cm
Perhitungan Validitas Tes

Dari data ujicoba instrument, untuk item (soal) no. 1 diperoleh :

∑X = 108 ∑Y2 = 145538


∑X2 = 498 ∑Y = 2070
∑XY = 7754 N = 30

N  xy   x  y 
N  x N  y 
rxy =
  x    y 
2 2 2 2

(30 x 7754) - (108 x 2070)


=
(30 x 498)  (108) 2
(30 x 145538)  (2070) 2 
232620 - 223560
=
(14940)  (11664) (4366140)  (4284900)

9060
=
(3276) (81240)

9060
=
266142240

9060
=
16313,87

= 0,555

Untuk harga r product moment dengan n = 30 diperoleh rtabel = 0,361 maka


diperoleh rhitung > rtabel yaitu 0,555 > 0,361 sehingga disimpulkan soal nomor 1 Valid.
Untuk butir soal nomor 2 sampai dengan 20 dilakukan perhitungan yang sama.
Perhitungan Reliabilitas Tes

Dengan rumus :

 n   1 
2

r11 =   1  
 n 1   t2 

terlebih dahulu dilakukan perhitungan varians untuk masing-masing soal:

(X ) 2
X  2

2  N
N

varians soal nomor 1 :

N = 30  X  108  X 2  498

(X ) 2
X 2 
 12  N
N

(108) 2
498 
= 30
30

(11664)
498 
= 30
30

498  388.8
=
30

109,2
=
30

= 3,64
Dengan rumus yang sama diperoleh varians setiap butir soal sebagai berikut :

 12 = 3.64  62 = 3,55  112 = 3,44  162 = 3,64

 22 = 3.65  72 = 0,71  122 = 3,15  172 = 3,56

 32 = 0,53  82 = 3,23  132 = 0,97  182 = 3,91

 42 = 3,82  92 = 2,84  142 = 2,03  192 = 3,51

 52 = 3.76  102 = 0,94  152 = 2,51  20


2
= 0,75

Maka : 3,64 + 3,65 + 0,53 + 3,82 + 3,76 + 3,55 + 0,71 + 3,23 +2,84 + 0,94 + 3,44 +
3,15 + 0,97 + 2,03 + 2,51 + 3,64 + 3,56 + 3,91 + 3,51 + 0,75 = 54,14
Menghitung varians total dengan rumus :
∑Y2 = 145538
∑Y = 2070
N = 30
(Y ) 2
Y 2 
 t2  N
N

(2070) 2
145538 
 30
30

4284900
145538 
 30
30
145538  142830

30
2708

30
= 90,267
Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan dengan rumus reliabilitas

 n    1 
2


r11 =  
 1   2 
 n 1   t 

 20   54,14 
=   1  
 20 1   90,267 

= (1,0526) (1-0,5998)

= (1,0526) (0.4002)

= 0,421

Dari hasil perhitungan r11 = 0,421 maka reliabilitas tes instrument yang diujikan

termasuk dalam kriteria sedang.


Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1 sebagai berikut:

F
TK = x100%
N

Banyak siswa yang gagal = 10

Jumlah seluruh siswa = 30

10
TK = x100%
30

= 33,33 % (sedang)

Pada soal nomor 1 diperoleh TK 20 % termasuk dalam kriteria mudah. Untuk soal

nomor 2 sampai nomor 20 dapat dihitung tingkat kesukaran soal dengan cara yang

sama dan diselesaikan dengan kriteria tingkat kesukaran.


Perhitungan Daya Pembeda

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut :


( MH  ML)
t
x12  x 22
n1 (n1  1)
Contoh perhitungan daya pembeda pada butir soal nomor 1 :
ni = (27% x 30) = 8,1
MH = 7,33 ML = 3,33
x1 = 30,33
2
x 22 = 30,33
Harga-harga tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus :
( MH  ML)
t
x12  x 22
n1 (n1  1)
(7,33  3,33)

30,33  30,33
8,1(8,1  1)
4

60,66
57.51
4

1.055
4

1.027
= 3,89

t hitung yaitu 3,89 dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikan 5 %


1,69 maka t hitung > t tabel (3,89 > 1,69) sehingga daya pembeda butir soal nomor 1
signifikan. Untuk soal nomor 1 diperoleh daya pembeda signifikan. Untuk soal
nomor 2 sampai nomor 20 dapat dihitung tingkat kesukaran dengan cara yang sama.
Lampiran 12
Tabel Uji Coba Instrumen Penelitian
No Urut NOMOR SOAL
No. Y Y2
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 5 5 3 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 3 4 4 5 5 2 4 86 7396
2 2 4 3 2 4 5 3 2 4 5 4 4 3 2 2 5 5 3 4 5 5 74 5476
3 3 4 4 2 4 3 4 5 5 5 3 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 81 6561
4 4 2 2 2 5 2 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 51 2601
5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 2 2 82 6724
6 6 3 3 2 5 3 3 2 5 2 2 4 3 2 2 3 3 4 4 2 2 59 3481
7 7 4 4 2 4 5 4 2 4 3 2 3 3 2 2 4 4 3 4 4 2 65 4225
8 8 2 2 2 2 5 5 1 3 5 2 3 2 1 1 2 2 4 4 4 1 53 2809
9 9 4 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 2 3 2 4 4 2 5 4 3 60 3600
10 10 2 4 3 5 4 5 2 3 5 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 5 64 4096
11 11 2 3 2 5 5 4 2 4 5 2 5 2 2 2 2 2 2 5 5 3 64 4096
12 12 1 3 2 3 5 2 1 2 4 2 5 3 1 4 1 1 4 5 5 4 58 3364
13 13 4 4 3 4 3 2 2 5 5 3 4 3 2 2 4 4 3 3 2 1 63 3969
14 14 4 3 2 4 5 2 3 4 5 3 2 2 3 3 4 4 5 3 5 2 68 4624
15 15 1 4 4 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 1 1 4 4 5 2 68 4624
16 16 4 4 1 4 4 5 2 2 3 1 3 3 2 2 4 4 3 5 3 4 63 3969
17 17 5 4 1 5 5 4 2 4 5 3 5 2 2 2 5 5 3 4 1 4 71 5041
18 18 5 4 1 5 4 3 4 5 3 3 3 3 4 3 5 5 3 4 2 3 72 5184
19 19 4 5 1 4 5 4 2 3 1 3 2 1 2 2 4 4 5 4 4 4 64 4096
20 20 3 4 3 3 5 5 5 5 5 3 4 3 3 5 3 3 3 5 4 3 77 5929
21 21 4 4 2 4 4 4 1 5 3 2 5 3 2 1 4 4 3 5 3 1 64 4096
22 22 3 3 1 3 5 5 1 4 5 3 5 5 1 1 3 3 3 5 5 2 66 4356
23 23 4 4 2 4 2 1 1 3 5 1 5 5 1 1 4 4 3 5 2 2 59 3481
24 24 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2 3 84 7056
25 25 3 4 2 4 5 5 2 4 5 2 4 5 2 2 3 3 3 5 5 2 70 4900
26 26 5 4 2 5 4 3 2 5 5 2 5 3 2 2 5 5 3 3 5 2 72 5184
27 27 5 4 2 5 5 5 3 5 5 3 5 5 3 3 5 5 3 5 5 3 84 7056
28 28 4 4 3 4 2 4 2 4 3 1 5 3 2 2 4 4 3 4 4 2 64 4096
29 29 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 2 5 4 4 4 4 5 4 5 2 82 6724
30 30 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 3 4 4 3 5 5 3 5 4 3 82 6724
14553
ΣX 108 110 71 128 126 111 79 122 124 80 116 99 78 77 109 108 103 130 109 82 2070 8

ΣX2 498 513 261 639 606 529 273 571 598 285 587 297 267 259 501 498 481 734 501 294

(ΣX)2 11664 12100 5041 16384 15876 12321 6241 14884 15376 6400 13456 9801 6084 5929 11881 11664 10609 16900 11881 6724
VALIDITAS

ΣXY 7754 7798 2749 8653 86703 7753 2793 8139 8679 2951 7893 3384 2934 2825 77813 7754 7632 9316 77813 3011
0,27 0,24 0,23 0,29
rxy (r-hitung) 0,555 0,564 0,196 0,655 0,627 0,592 0,251 0,604 0,637 1 0,603 0,391 5 9 0,557 0,555 0,507 0,751 0,557 5
0,36 0,36 0,36 0,36
r-tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 1 0,361 0,361 1 1 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 1

 t
2
90,
267


Keterangan V V TV V V V TV V V TV V V TV TV V V V V V TV Σ2


2 i
i 54,14
RELIABILITAS

3,64 3,65 0,53 3,82 3,76 3,55 0,71 3,23 2,84 0,94 3,44 3,15 0,97 2,03 2,51 3,64 3,56 3,91 3,51 0,75

r11 0,421

Kriteria Sedang
KESUKARAN

83,33 73,33 73,3 76,6 73,3


TK 33,33 % 30 % % 13,33% 23,33 % 40 % % 23,33 % 30 % 80 % 33,33 % 66,67 3% 7 33,33 % 33,33 % 63,33 % 10 % 40 % 3%

Suka Suka Suka Suka


Keterangan Sedang Sedang Sukar Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang r Sedang Sedang r r Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang r

MH 7,33 7,84 9,97 5,71 5,97 7,97 9,01 5,97 7,84 9,63 7,33 8,31 9,01 9,53 7,33 7,33 7,93 6,63 7,97 9,33

ML 3,33 3,43 5,93 2,23 3,14 4,13 5,34 3,14 3,43 5,61 3,33 3,87 5,25 5,51 3,33 3,33 4,03 3,21 4,37 5,11
x 2 55,6 64,1 64,6 67,4
Daya Pembeda

1 30,33 30,43 65,53 24,96 34,23 32,33 54,19 35,19 30,43 5 30,33 58,77 9 3 30,33 30,33 33,27 53,76 38,15 1

x 2 55,6 64,1 64,6 67,4


2 30,33 30,43 65,53 24,96 34,23 32,33 54,19 35,19 30,43 5 30,33 58,77 9 3 30,33 30,33 33,27 53,76 38,15 1

thitung 3,89 3,95 0,28 3,54 3,47 3,94 1,05 3,49 3,95 1,14 3,76 3,75 1,05 0,34 3,89 3,89 3,44 3,45 4,45 1,16
t tabel 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69

signifika signifika Tdk signifika signifika signifika Tdk signifika signifika Tdk signifika signifika Tdk Tdk signifika signifika signifika signifika signifika Tdk
Keterangan n n Sgn n n n Sgn n n Sgn n n Sgn Sgn n n n n n Sgn
Lampiran 13. Skor mentah Nilai Tes kemampuan Awal/Pra Penelitian

No. Nama Siswa NOMOR SOAL Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
1 Ahmat Safri 5 5 0 5 0 5 3 5 0 4 0 0 0 3 4 0 5 0 2 4 50
2 Aldi Azhar Putra 4 3 0 5 0 2 0 3 0 2 0 0 0 2 3 0 2 0 2 2 30
3 Azizi Alhumairah 4 3 5 5 5 2 2 3 0 2 0 0 0 2 3 0 2 0 2 2 42
4 Asiyah 2 0 5 2 2 3 2 0 3 4 2 3 2 0 2 0 2 2 0 0 36
5 Bayu Ramadani 2 2 0 5 2 3 2 0 3 2 2 3 2 0 2 0 2 2 0 0 34
6 Cantika Risani 3 3 2 5 3 3 2 5 2 2 4 3 2 2 3 3 4 4 2 2 59
7 Fernanda Risani 5 5 2 5 0 5 3 5 0 4 0 0 0 3 4 0 5 0 2 4 52
8 Irma Dayanti Pratama 2 2 2 2 5 5 1 3 5 2 3 2 5 5 5 3 4 4 4 1 65
9 Juliani Nasution 4 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 2 3 2 4 4 2 5 4 3 60
10 Krisman 2 2 2 5 2 3 2 0 3 4 2 3 2 0 2 0 2 2 0 0 38
11 Maharani 5 3 0 5 0 2 0 3 0 2 0 0 0 2 3 0 2 0 2 2 31
12 Muhammad Rasyid 1 1 3 2 3 2 0 2 4 2 5 3 1 4 0 0 4 5 5 4 55
13 Muhammad Alfiansyah 4 4 3 4 3 2 2 5 5 3 4 3 2 2 4 4 3 3 2 2 64
14 Muhammad Ikhsan 4 3 2 4 5 2 3 4 5 3 2 2 3 3 4 4 0 3 5 0 61
15 Muhammad Ali 1 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 0 0 4 4 4 2 58
16 Nasri 4 4 3 4 4 5 2 2 3 4 3 3 2 2 4 4 5 5 3 4 70
17 Novi 3 3 5 5 5 2 2 3 0 2 0 0 0 2 3 0 2 0 2 2 41
18 Nursyahfitriani 5 4 1 0 4 3 4 5 3 5 3 3 4 3 5 5 3 4 2 3 69
19 Nuraini 4 5 1 4 5 4 2 0 0 3 2 1 2 2 4 4 5 4 4 4 60
20 Nurjannah 3 4 3 3 0 0 0 5 5 3 4 3 3 5 3 3 3 0 4 3 57
21 Pahrijal Syahputra 5 3 5 5 5 2 2 3 0 2 0 0 0 2 3 0 2 0 2 2 43
22 Niken Aprilia 5 3 3 3 5 5 1 4 5 3 5 5 1 1 1 3 3 5 5 2 70
23 Rati Dina sari 2 2 2 4 2 2 1 3 2 1 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 25
24 Rahmat Safii 4 4 4 5 0 5 0 5 4 0 4 4 5 4 4 4 5 5 0 3 68
25 Ramadani 3 2 2 3 0 0 2 3 2 2 3 0 2 2 2 2 3 1 1 1 36
26 Rika 5 4 2 0 4 3 2 0 0 2 5 3 2 2 0 0 3 3 0 2 42
27 Saida Lapisa 5 4 2 2 5 5 3 5 3 3 0 0 3 3 0 0 3 0 0 3 52
28 Sri Mahyuni 4 4 3 4 5 4 2 4 3 3 5 3 3 2 4 4 3 4 4 2 70
29 Salman 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 2 5 2 3 4 4 3 4 3 1 70
30 Yuri Dwi Putri 2 2 2 4 2 2 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 20
Lampiran 14. Nilai Tes Kemampuan Awal/Pra Penelitian

No. Nama Siswa Nilai Tes Awal Kriteria

1. Ahmat Safri 50 Kurang

2. Aldi Azhar putra 30 Sangat kurang

3. Azizi Alhumairah 42 Sangat kurang

4. Asiyah 36 Sangat kurang

5. Bayu ramadani 34 Sangat kurang

6. Cantika risani 34 Sangat kurang

7. Fernanda Risani 52 Kurang

8. Irma Dayanti Pratama 65 Cukup

9. Juliani Nasution 60 Kurang

10. Krisman 38 Sangat kurang

11. Maharani 31 Sangat kurang

12. Muhammad Rasyid 55 Kurang

13. Muhammad alfiansyah 64 Cukup

14. Muhammad Ikhsan 61 Kurang

15. Muhammad Ali 58 Kurang

16. Nasri 70 Cukup

17. Novi 41 Sangat kurang

18. Nursyahfitriani 69 Cukup


19. Nuraini 60 Kurang

20. Nurjannah 57 Kurang

21. Pahrijal Syahputra 43 Sangat kurang

22. Niken Aprilia 70 Cukup

23. Rati Dinasari 25 Sangat kurang

24. Rahmat Safii 68 Cukup

25. Ramadani 36 Sangat kurang

26. Rika 42 Sangat kurang

27. Saida lapisa 52 Kurang

28. Sri Mahyuni 70 Cukup

29. Salman 70 Cukup

30. Yuri Dwi Putri 20 Sangat kurang

Total 1503

Rata-rata 50,1 Kurang

4
Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis = x 100% = 13,33% (Rendah )
30
Lampiran 15. Skor Mentah Nilai Tes Kemampuan Siklus I

No. Nama Siswa


NOMOR SOAL Jumlah
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ahmat Safri 5 5 4 5 0 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 73
2 Aldi Azhar Putra 4 3 2 5 2 2 2 3 0 2 2 2 2 2 3 5 4 0 2 2 49
3 Azizi Alhumairah
5 5 5 5 1 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 75
4 Asiyah
4 5 4 4 3 2 3 2 5 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 69
5 Bayu Ramadani
2 2 5 5 2 3 2 5 3 2 2 3 2 5 2 5 4 2 5 5 66
6 Cantika Risani
2 2 5 5 2 3 2 5 3 2 2 3 2 5 2 5 4 2 5 5 66
7 Fernanda Risani
5 5 5 5 1 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 78
8 Irma Dayanti Pratama 2 5 5 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 80
9 Juliani Nasution
4 2 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 2 5 4 3 77
10 Krisman
2 2 4 5 2 3 2 2 3 2 2 3 2 5 2 5 4 2 3 5 60
11 Maharani
4 4 4 5 2 3 2 2 3 2 2 3 2 5 2 5 4 2 3 5 64
12 Muhammad Rasyid
5 5 4 5 2 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 75
13 Muhammad Alfiansyah
5 5 4 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 72
14 Muhammad Ikhsan
4 3 2 4 5 2 3 4 5 3 2 2 3 3 4 0 5 3 5 3 69
15 Muhammad Ali 5 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 2 67
16 Nasri 4 4 3 4 4 5 2 2 3 4 3 3 2 2 4 3 5 5 3 4 70
17 Novi
3 3 5 5 5 2 2 3 3 2 3 5 5 2 3 3 3 3 3 4 67
18 Nursyahfitriani
5 5 5 5 1 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 75
19 Nuraini
4 3 2 4 5 2 3 4 5 3 2 2 3 3 4 4 5 3 5 3 69
20 Nurjannah
5 5 4 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 72
21 Pahrijal Syahputra
5 5 5 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 73
22 Priti Kumala cinta 5 5 3 3 5 5 1 4 5 3 5 5 4 3 3 3 3 5 5 2 77
23 Rati Dina sari
5 4 2 4 2 2 1 3 2 1 3 1 3 3 3 4 3 2 2 2 52
24 Rahmat Safii
4 4 4 5 3 4 3 4 4 1 4 4 5 4 4 4 4 5 0 3 73
25 Ramadani
4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 2 4 3 2 2 3 5 3 3 66
26 Rika
5 5 5 5 1 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 0 5 3 2 4 75
27 Saida Lapisa
3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 2 4 3 2 2 3 3 3 3 65
28 Sri Mahyuni
5 5 4 4 5 4 3 4 3 3 5 5 4 2 4 4 3 4 4 2 77
29 Salman
5 5 5 4 5 4 3 4 3 3 5 5 4 2 4 4 3 4 4 2 78
30 Zulkifli 5 4 2 4 2 2 3 3 2 1 0 1 3 3 3 0 0 2 2 2 44
Lampiran 16. Nilai Tes Kemampuan Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Tes Siklus I Kriteria

1. Ahmat Safri 73 Cukup

2. Aldi Azhar putra 49 Sangat kurang

3. Azizi Alhumairah 75 Baik

4. Asiyah 69 Cukup

5. Bayu ramadani 66 Cukup

6. Cantika risani 66 Cukup

7. Fernanda Risani 78 Baik

8. Irma Dayanti Pratama 80 Baik

9. Juliani Nasution 77 Baik

10. Krisman 60 Kurang

11. Maharani 64 Cukup

12. Muhammad Rasyid 75 Baik

13. Muhammad alfiansyah 72 Cukup

14. Muhammad Ikhsan 69 Cukup

15. Muhammad Ali 67 Cukup

16. Nasri 70 Cukup

17. Novi 67 Cukup

18. Nursyahfitriani 75 Baik

19. Nuraini 69 Cukup


20. Nurjannah 72 Cukup

21. Pahrijal Syahputra 73 Cukup

22. Niken Aprilia 77 Baik

23. Rati Dinasari 52 Kurang

24. Rahmat Safii 73 Cukup

25. Ramadani 66 Cukup

26. Rika 75 Baik

27. Saida lapisa 65 Cukup

28. Sri Mahyuni 77 Baik

29. Salman 78 Baik

30. Yuri Dwi Putri 44 Sangat kurang

Total 2073

Rata-rata 69,1 Cukup

16
Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis = x 100% = 53,33 % (Sedang)
30
Lampiran 17. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Skor Yang Diperoleh Siswa Tiap Indikator Akhir Siklus I
No. Urut Skor Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Jlh
Siswa 1 2 3 4 5 Skor Kategori
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 0 3 4 1 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 73 Cukup
2 4 4 2 0 0 3 4 0 0 0 4 4 0 0 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 49 Sangat kurang
3 4 4 3 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
4 4 4 4 4 0 4 4 2 2 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 0 0 69 Cukup
5 3 4 3 2 0 4 1 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup
6 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 1 0 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup
7 4 4 3 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 3 1 4 4 4 3 1 4 4 3 4 1 78 Baik
8 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 80 Baik
9 4 4 4 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 2 4 0 77 Baik
10 4 4 3 3 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Kurang
11 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 70 Cukup
12 4 4 3 3 1 4 4 2 4 0 4 4 4 2 1 4 4 4 3 1 3 4 3 4 1 75 Baik
13 3 4 3 4 0 2 4 3 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 71 Cukup
14 4 4 3 4 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 69 Cukup
15 3 4 4 4 0 3 4 3 0 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 3 70 Cukup
16 4 4 3 2 0 3 4 3 3 0 4 4 4 2 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 70 Cukup
17 3 4 1 2 0 3 4 1 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 67 Cukup
18 3 4 4 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
19 4 4 4 4 0 4 4 2 0 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 4 0 69 Cukup
20 3 4 4 3 0 4 2 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 75 Cukup
21 3 4 4 3 0 4 4 4 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Cukup
22 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 76 Baik
23 3 0 4 4 1 4 4 1 0 0 4 4 4 4 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 52 Kurang
24 3 4 4 3 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 2 0 73 Cukup
25 3 1 4 4 0 2 4 1 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 66 Cukup
26 4 4 3 4 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Baik
27 4 4 2 3 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 0 0 65 Cukup
28 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 77 Baik
29 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 78 Baik
30 3 0 4 4 1 3 4 1 0 0 4 4 1 0 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 44 Sangat kurang
Jumlah 109 109 99 102 5 108 115 80 85 2 120 120 106 89 2 109 108 119 114 2 96 112 84 100 5 2100
Lampiran 17. Skor Mentah Nilai Tes
Kemampuan Siklus II

NOMOR SOAL Jumlah


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
1 Ahmat Safri 5 5 5 5 3 5 3 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 5 4 85
2 Aldi Azhar Putra 4 5 4 4 3 2 3 2 5 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 68
3 Azizi Alhumairah 5 5 5 5 3 5 3 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 86
4 Asiyah 4 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 82
5 Bayu Ramadani 5 4 5 5 2 3 2 5 3 2 2 3 2 5 2 5 4 2 5 5 71
6 Cantika Risani 5 5 5 5 4 3 2 5 3 2 2 3 2 5 2 5 4 2 5 5 74
7 Fernanda Risani 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 88
8 Irma Dayanti Pratama 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 89
9 Juliani Nasution 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 3 87
10 Krisman 5 5 4 5 5 3 5 5 3 4 2 3 2 5 2 5 4 2 3 5 77
11 Maharani 4 4 4 5 2 3 5 5 3 3 5 3 3 5 4 5 4 3 3 5 78
12 Muhammad Rasyid 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 85
13 Muhammad Alfiansyah 5 5 4 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 2 4 75
14 Muhammad Ikhsan 4 3 5 4 5 5 3 4 5 4 2 2 3 3 4 4 5 3 5 3 76
15 Muhammad Ali 5 4 4 4 4 5 3 4 3 5 3 3 3 4 5 3 4 5 4 4 79
16 Nasri 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 5 5 3 4 75
17 Novi 3 3 5 5 5 4 4 3 3 2 3 5 5 4 3 5 3 3 3 4 75
18 Nursyahfitriani 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 87
19 Nuraini 4 3 3 4 5 2 3 4 5 3 3 4 3 3 4 4 5 3 5 5 75
20 Nurjannah 5 5 4 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 5 3 2 4 74
21 Pahrijal Syahputra 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 5 4 86
22 Niken Aprilia 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 3 5 4 3 5 5 4 90
23 Rati Dina sari 5 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 60
24 Rahmat Safii 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 1 3 76
25 Ramadani 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 3 3 70
26 Rika 5 5 5 5 1 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 2 4 80
27 Saida Lapisa 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 2 4 3 4 3 3 3 3 3 68
28 Sri Mahyuni 5 5 4 4 5 4 3 4 3 3 5 5 4 3 4 4 3 4 4 2 78
29 Salman 5 5 5 4 5 4 3 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 88
30 Yuri Dwi Putri 5 4 2 4 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 56
Lampiran 18. Daftar Nilai Tes Kemampuan Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Tes Sklus II Kriteria

1. Ahmat Safri 85 Baik

2. Aldi Azhar putra 68 Cukup

3. Azizi Alhumairah 86 Baik

4. Asiyah 82 Baik

5. Bayu ramadani 71 Cukup

6. Cantika risani 74 Cukup

7. Fernanda Risani 88 Sangat baik

8. Irma Dayanti Pratama 89 Sangat baik

9. Juliani Nasution 87 Baik

10. Krisman 77 Baik

11. Maharani 78 Baik

12. Muhammad Rasyid 85 Baik

13. Muhammad alfiansyah 75 Baik

14. Muhammad Ikhsan 76 Baik

15. Muhammad Ali 79 Baik

16. Nasri 75 Baik

17. Novi 75 Baik

18. Nursyahfitriani 87 Baik

19. Nuraini 75 Baik


20. Nurjannah 74 Cukup

21. Pahrijal Syahputra 86 Baik

22. Niken Aprilia 90 Sangat baik

23. Rati Dinasari 60 Kurang

24. Rahmat Safii 76 Baik

25. Ramadani 70 Cukup

26. Rika 80 Baik

27. Saida lapisa 68 Cukup

28. Sri Mahyuni 78 Baik

29. Salman 88 Sangat baik

30. Yuri Dwi Putri 56 Kurang

Total 2341

Rata-rata 78,03 Baik

26
Skor Kemampuan Berpikir Kritis = x 100% = 86, 67 % ( Tinggi )
30
Lampiran 19. Lembar Observasi Guru Selama Pembelajaran Siklus I
Mata Pelajaran :Matematika
Materi Pokok :Lingkaran
Kelas/Semester :VIII1/2
Keterangan :
1. = Berarti “sangat kurang baik”
2. = Berarti “kurang baik”
3. = Berarti “cukup”
4. = Berarti “baik”
5. = Berarti “baik sekali”

Pertemuan I

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan Waktu

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4

4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4

Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5


Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 6 Jumlah kategori Jumlah kategori
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor penutup = 3 pengelolaan waktu =
Jadi Jumlah Skor Maksimal kategori inti Jadi Jumlah Skor 1
Maksimal kategori 6 x 5 = 30 Maksimal kategori Jadi Jumlah Skor
pendahuluan 5 x 5 Skor perolehan = 24 penutup 5 x 3 = 15 Maksimal kategori
= 25 24 Skor perolehan = 12 pengelolaan waktu
Skor perolehan = x 100%  80% 5x1=5
30 12
20 x 100%  80% Skor perolehan = 4
15
20 4
x 100%  80% x 100%  80%
25 5

Skor Rata- rata = 80%


Pertemuan 2

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan Waktu

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4

4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4

Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5


Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 6 Jumlah kategori Jumlah kategori
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor penutup = 3 pengelolaan waktu =
Jadi Jumlah Skor Maksimal kategori inti Jadi Jumlah Skor 1
Maksimal kategori 6 x 5 = 30 Maksimal kategori Jadi Jumlah Skor
pendahuluan 5 x 5 Skor perolehan = penutup 5 x 3 = 15 Maksimal kategori
= 25 26 Skor perolehan = 14 pengelolaan waktu
Skor perolehan = x 100%  86.67% 5x1=5
30 14
22 x 100%  93.33% Skor perolehan = 4
15
22 4
x 100%  88% x 100%  80%
25 5

Skor Rata- rata = 87%

Rantauprapat, Juni 2015


Obsever

(Yasir Ahmad)
Lampiran 20. Lembar Observasi Siswa Selama Pembelajaran Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/Semester : VIII1/2
Keterangan :
1. = Berarti “sangat kurang baik”
2. = Berarti “kurang baik”
3. = Berarti “cukup”
4. = Berarti “baik”
5. = Berarti “baik sekali”

Pertemuan I

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan


Waktu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 4

4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal =


Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 8 Jumlah kategori 5
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor Maksimal penutup = 2 Jumlah kategori
Jadi Jumlah Skor kategori inti 8 x 5 = 40 Jadi Jumlah Skor pengelolaan
Maksimal kategori Skor perolehan =30 Maksimal kategori waktu = 1
pendahuluan 5 x 5 = 30 penutup 5 x 2 = 10 Jadi Jumlah Skor
25 x 100%  75% Skor perolehan = 8 Maksimal
40
Skor perolehan = 19 8 kategori
19 x 100%  80% pengelolaan
x 100%  76% 10
waktu
25
5x1=5
Skor perolehan =
4
4
x 100%  80%
5

Skor Rata- rata = 77,75%


Pertemuan 2

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan


Waktu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 4

5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4

Skor maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal =


Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 8 Jumlah kategori 5
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor Maksimal penutup = 2 Jumlah kategori
Jadi jumlah skor kategori inti 8 x 5 = 40 Jadi Jumlah Skor pengelolaan
maksimal kategori Skor perolehan =34 Maksimal kategori waktu = 1
pendahuluan 5 x 5 = 34 penutup 5 x 2 = 10 Jadi Jumlah Skor
25 x 100%  85% Skor perolehan = 9 Maksimal
40
Skor perolehan = 22 9 kategori
22 x 100%  90% pengelolaan
x 100%  88% 10
waktu
25
5x1=5
Skor perolehan =
4
4
x 100%  80%
5

Skor Rata- rata = 85,75%

Rantauprapat, Juni 2015


Obsever

(Yasir Ahmad)
Lampiran 21. Lembar Observasi Guru Selama Pembelajaran Siklus II

Mata Pelajaran :Matematika


Materi Pokok :Lingkaran
Kelas/Semester :VIII1/2
Keterangan :
1. = Berarti “sangat kurang baik”
2. = Berarti “kurang baik”
3. = Berarti “cukup”
4. = Berarti “baik”
5. = Berarti “baik sekali”

Pertemuan 3

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan Waktu

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5
Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5
Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 6 Jumlah kategori Jumlah kategori
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor penutup = 3 pengelolaan waktu =
Jadi Jumlah Skor Maksimal kategori inti Jadi Jumlah Skor 1
Maksimal kategori 6 x 5 = 30 Maksimal kategori Jadi Jumlah Skor
pendahuluan 5 x 5 Skor perolehan = 26 penutup 5 x 3 = 15 Maksimal kategori
= 25 26 Skor perolehan = 14 pengelolaan waktu
Skor perolehan = x 100%  86,67% 5x1=5
30 14
23 x 100%  93,33% Skor perolehan = 5
15
23 5
x 100%  92% x 100%  100%
25 5

Skor Rata- rata = 93 %


Pertemuan 4

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan Waktu

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5
Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 6 Jumlah kategori Jumlah kategori
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor penutup = 3 pengelolaan waktu =
Jadi Jumlah Skor Maksimal kategori inti Jadi Jumlah Skor 1
Maksimal kategori 6 x 5 = 30 Maksimal kategori Jadi Jumlah Skor
pendahuluan 5 x 5 Skor perolehan = 29 penutup 5 x 3 = 15 Maksimal kategori
= 25 29 Skor perolehan = 14 pengelolaan waktu
Skor perolehan = x 100%  96,67% 5x1=5
30 14
25 x 100%  93,33% Skor perolehan = 5
15
25 5
x 100%  100% x 100%  100%
25 5

Skor Rata- rata = 97,5 %

Rantauprapat, Juni 2015


Obsever

(Yasir Ahmad)
Lampiran 22. Lembar Observasi Siswa Selama Pembelajaran Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/Semester : VIII1/2
Keterangan :
1. = Berarti “sangat kurang baik”
2. = Berarti “kurang baik”
3. = Berarti “cukup”
4. = Berarti “baik”
5. = Berarti “baik sekali”

Pertemuan 3

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan


Waktu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 4
5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4
Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal =
Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 8 Jumlah kategori 5
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor Maksimal penutup = 2 Jumlah kategori
Jadi Jumlah Skor kategori inti 8 x 5 = 40 Jadi Jumlah Skor pengelolaan
Maksimal kategori Skor perolehan =36 Maksimal kategori waktu = 1
pendahuluan 5 x 5 = 36 penutup 5 x 2 = 10 Jadi Jumlah Skor
25 x 100%  90% Skor perolehan = 9 Maksimal
40
Skor perolehan = 23 9 kategori
23 x 100%  90% pengelolaan
x 100%  92% 10
waktu
25
5x1=5
Skor perolehan =
4
4
x 100%  80%
5

Skor Rata- rata = 88%


Pertemuan 4

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Pengelolaan


Waktu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5Skor Maksimal =
Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 8 Jumlah kategori 5
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor Maksimal penutup = 2 Jumlah kategori
Jadi Jumlah Skor kategori inti 8 x 5 = 40 Jadi Jumlah Skor pengelolaan
Maksimal kategori Skor perolehan =40 Maksimal kategoriwaktu = 1
pendahuluan 5 x 5 = 40 penutup 5 x 2 = 10
Jadi Jumlah Skor
25 x 100%  100% Skor perolehan = Maksimal
40
Skor perolehan = 25 10 kategori
25 10 pengelolaan
x 100%  100% x 100%  100% waktu
25 10
5x1=5
Skor perolehan =
4
4
x 100%  80%
5

Skor Rata- rata = 95%

Rantauprapat, Juni 2015


Obsever

(Yasir Ahmad)
Tabel 4.2. skor Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis siswa Siklus I

No. Soal
Jumlah % Keterangan
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 8 7 5 5 8 8 5 5 5 10 66 66% Cukup
2 5 8 5 7 5 6 5 5 5 5 56 56% Sangat kurang
3 8 9 8 10 6 8 10 10 10 6 85 85% Baik
4 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
5 10 5 5 8 7 7 7 6 5 5 65 65% Cukup
6 6 10 5 7 8 4 5 6 6 10 67 67% Cukup
7 10 5 5 10 5 10 5 10 10 10 80 80% Baik
8 9 10 8 10 10 5 10 5 10 10 87 87% Baik
9 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 50% Sangat kurang
11 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
12 10 6 5 10 8 10 9 10 9 5 82 82% Baik
13 7 6 8 5 5 9 5 6 6 5 62 62% Cukup
14 7 6 8 5 5 9 5 7 8 5 65 65% Cukup
15 7 6 8 5 5 10 5 5 5 5 61 61% Cukup
16 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
17 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
18 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
19 5 5 8 5 5 8 5 5 5 10 61 61% Cukup
20 6 5 8 5 8 5 8 10 8 5 68 68% Cukup
21 10 5 10 5 5 5 5 10 5 5 65 65% Cukup
22 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
23 5 8 5 7 5 6 5 5 5 5 56 56% Sangat Kurang
24 5 5 5 8 8 8 8 7 8 6 68 68% Cukup
25 5 10 6 7 7 7 7 7 6 6 68 68% Cukup
26 5 8 9 7 10 6 10 8 10 10 83 83% Baik
27 7 5 7 5 7 7 7 7 7 7 66 66% Cukup
28 10 8 5 7 10 6 10 8 10 10 84 84% Baik
29 9 8 9 7 10 6 10 8 10 10 87 87% Baik
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 50% Sangat kurang
Tabel 4.6. Skor Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis siswa Siklus II

No. Soal
Jumlah % Keterangan
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 10 10 10 5 10 10 5 8 5 10 83 83% Baik
2 5 8 5 10 5 10 5 5 5 5 63 63% Cukup
3 10 10 8 10 6 8 10 10 10 6 88 88% Baik
4 10 10 10 5 5 10 8 5 5 5 73 73% Baik
5 10 5 5 8 7 7 7 6 5 5 65 65% Cukup
6 6 10 5 7 8 4 5 6 6 10 67 67% Cukup
7 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 95 95% Sangat baik
8 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 95 95% Sangat baik
9 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
10 10 10 8 7 10 8 5 10 5 5 78 78% Baik
11 10 10 10 5 5 10 5 10 5 5 75 75% Baik
12 10 6 5 10 8 10 10 10 10 5 84 84% Baik
13 10 9 8 5 5 10 5 9 9 5 75 75% Baik
14 10 6 8 5 5 10 5 10 8 5 72 72% Baik
15 10 6 10 9 9 10 5 5 5 5 74 74% Baik
16 7 10 10 5 5 10 5 8 8 5 73 73% Baik
17 10 6 10 10 5 10 5 5 10 5 76 76% Baik
18 10 8 10 7 10 6 10 8 10 10 89 89% Baik
19 8 8 8 10 5 10 5 5 5 10 74 74% Baik
20 6 5 8 5 8 5 8 10 8 5 68 68% Cukup
21 10 10 10 5 5 10 5 10 5 5 75 75% Baik
22 10 8 10 7 10 6 10 10 10 10 91 91% Sangat baik
23 5 8 5 7 5 6 5 5 5 5 56 56% Kurang
24 10 5 5 10 8 8 8 7 8 6 75 75% Baik
25 5 10 6 7 7 7 7 7 6 6 68 68% Cukup
26 5 10 10 7 10 6 10 8 10 10 86 86% Baik
27 10 5 7 5 7 7 7 7 7 7 69 69% Cukup
28 10 10 5 7 10 6 10 10 10 10 88 88% Baik
29 10 10 10 7 10 6 10 10 10 10 93 93% Sangat baik
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 50% Kurang
Lampiran 22. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Skor Yang Diperoleh Siswa Tiap Indikator Akhir Siklus I

No. Urut Skor Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis


Siswa Jlh
1 2 3 4 5 Skor Kategori
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 0 3 4 1 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 73 Cukup

2 4 4 2 0 0 3 4 0 0 0 4 4 0 0 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 49 Sangat kurang
3 4 4 3 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
4 4 4 4 4 0 4 4 2 2 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 0 0 69 Cukup

5 3 4 3 2 0 4 1 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup

6 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 1 0 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup
7 4 4 3 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 3 1 4 4 4 3 1 4 4 3 4 1 78 Baik
8 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 80 Baik
9 4 4 4 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 2 4 0 77 Baik
10 4 4 3 3 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Kurang
11 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 70 Cukup

12 4 4 3 3 1 4 4 2 4 0 4 4 4 2 1 4 4 4 3 1 3 4 3 4 1 75 Baik
13 3 4 3 4 0 2 4 3 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 71 Cukup

14 4 4 3 4 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 69 Cukup

15 3 4 4 4 0 3 4 3 0 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 3 70 Cukup

16 4 4 3 2 0 3 4 3 3 0 4 4 4 2 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 70 Cukup

17 3 4 1 2 0 3 4 1 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 67 Cukup

18 3 4 4 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
19 4 4 4 4 0 4 4 2 0 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 4 0 69 Cukup

20 3 4 4 3 0 4 2 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 75 Cukup
21 3 4 4 3 0 4 4 4 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Cukup

22 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 76 Baik

23 3 0 4 4 1 4 4 1 0 0 4 4 4 4 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 52 Kurang

24 3 4 4 3 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 2 0 73 Cukup

25 3 1 4 4 0 2 4 1 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 66 Cukup

26 4 4 3 4 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Baik

27 4 4 2 3 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 0 0 65 Cukup

28 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 77 Baik

29 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 78 Baik

30 3 0 4 4 1 3 4 1 0 0 4 4 1 0 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 44 Sangat kurang
Jumlah 109 109 99 102 5 108 115 80 85 2 120 120 106 89 2 109 108 119 114 2 96 112 84 100 5 2100
FOTO DOKUMENTASI

1.Siswa Membaca Tek Soal Untuk Dibawa ke 2. Siswa Berinteraksi dan Berkolaborasi membahas isi
Forum Diskusi catatan (Talk)

3. Siswa Menulis Hasil Jawaban 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi

Anda mungkin juga menyukai