SKRIPSI
Yasir Ahmad
NPM : 011.042.00.047
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE MATERI LINGKARAN
DI KELAS VIII MTs SWASTA BAHRUL ULUM
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
(STKIP) Labuhanbatu
Ketua
Mengetahui
Ketua STKIP Labuhanbatu
Kata Kunci : Strategi Think Talk Write, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
ABSTRACT
Ahmad, Yasir, 2015, "Efforts to Improve Critical Thinking Skills Students With Think
Talk Write Content Strategy Circle class VIII Bahr Ulum Private MTs in the school
year 2014/2015." Thesis. Rantauprapat: College of Teacher Training and Education
(STKIP) Labuhanbatu.
This study aims to determine the improvement of students' critical thinking skills to
think talc write strategy on the material in class VIII circle Bahr Ulum Private MTs
academic year 2014/2015. This type of research is classroom action research
(classroom action research). The subjects were students of class VIII Bahr Ulum
Private MTs totaling 30 students. The study object is the application of learning
strategies Think Talk Write. Research procedures conducted in several cycles if the
first cycle has not yet reached the goal then followed the second cycle, thus further.
Each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation and
reflection to identify problems that occur in the classroom. Analysis of data using
qualitative processing. Qualitative techniques are used to describe the feasibility plan
of action, illustrate the obstacles that arise in the implementation of learning and
describing the activity or student participation in learning activities as well as
critical thinking skills of students in accordance with the observations. From the
results of this study concluded that there was an increase in critical thinking skills of
students in the class VIII1 Bahr Ulum Private MTs after following study by Strategy
TTW (Think Talk Write) the subject matter of the circle. In preliminary tests, the level
of critical thinking skills of students in the class VIII1 only reached 13.33% (in the
low category) or there are only four students whose value meets the KKM. After
learning with Think Talk Write strategy, on the first cycle students' critical thinking
skills increased to 53.33% (in the moderate category) or there are 16 students whose
value meets the KKM. In the second cycle students' critical thinking skills is
increasing at 86.67% (in high categories), or there are 26 students whose value
meets the KKM. The process of student answers through Think Talk Write strategies
using critical thinking skills are good. The process of the students' answers on the
first cycle of each indicator critical thinking only reached <70% in the category
enough and has not met the KKM. In the second cycle the students' answers on the
first cycle of each indicator critical thinking> 70% in both categories and has met the
KKM.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
penulis rahmat dan hidayat berupa kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan
Siswa Dengan Strategi Think Talk Write Materi Lingkaran Dikelas VIII MTs Swasta
skripsi ini:
Universitas Labuhanbatu.
2. Ibu Sakinah Ubudiyah Siregar, S.Pd.I, M.Pd selaku Ketua STKIP Labuhan
Batu.
3. Ibu Marlina Siregar, S.Pd, M.Pd selaku Puket I STKIP Labuhan Batu.
4. Bapak Amin Harahap, S.Pd.I, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
5. Ibu Rohani, S.Pdi, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan
7. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis
8. Bapak Kepala Sekolah MTs Swasta Bahrul Ulum yang telah memberikan
9. Khusus kepada orang tua dan keluarga saya yang senantiasa memberikan
dukungan berupa moril dan materil demi lancarnya penyelesaian skripsi ini.
skripsi ini.
menjadi amal kebajikan. Akhirnya penulis mengaku bahwa karya ini masih jauh dari
Penulis,
Yasir Ahmad
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………….…………………….… 1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah………….…………….. 5
1.3. Tujuan Penelitian..…........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ……..……………………………………….….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………..………………….…..…………………….8
2.1 Kerangka Teoritis .................................................................................8
2.1.1 Kemampuan Berpikir Kritis …………….................................8
2.1.2 Strategi Think Talk Write………………………....………… 20
2.1.3 Materi Pokok Lingkaran ….................................................... 27
2.2 Penelitian Yang Relevan.………………………………..…………. 32
2.3 Kerangka Berpikir…….. .…………………………………………. 34
2.4 Hipotesis Tindakan…. .……………………………………………. 37
BAB III METODE PENELITIAN ……………………….……………………. 38
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……..................................................... 38
3.2 Subjek dan Objek Penelitian…..……………………………………. 38
3.3 Jenis Penelitian ………………….………...…………………….….. 38
3.4. Prosedur Penelitian .…....................................................................... 39
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………....….…………………………. 46
3.6 Teknik Analisis Data ………...............….…………………………. .53
3.7 Indikator Keberhasilan …………….……………………………….. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…....………………..….58
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................58
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pra Penelitian Tindakan......................58
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I …...…...58
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II…..…...73
4.2. Pembahasan Penelitian……..…...........................................................82
4.3. Kendala dalam Penelitian…................................................................89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
No Judul Halaman
3.1. Kisi-Kisi Tes Materi Lingkaran…………………………………...................47
3.2. Ringkasan Perhitungan Uji Validitas Soal ………………...……..................49
3.3. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ……………….……...................51
3.4. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ……………......….……...................52
3.5. Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ………...….……...................56
3.6. Kualifikasi Persentase Kemampuan Berpikir Kritis........….……...................56
4.1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I …..........................................68
4.2. Hasil Observasi Guru siklus I….…………………………………………….69
4.3. Hasil Observasi siswa Siklus I........................................................................69
4.4. Hasil Observasi Guru Siklus II…………………...........................................79
4.5. Hasil Observasi Siswa Siklus II……………………..………………………75
4.6. Deskripsi Hasil Nilai Tes dari Siklus I ke Siklus II…………………………82
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
15. Perolehan Skor Mentah Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I.......L-15.1
PENDAHULUAN
perhatian yang serius baik oleh pemerintah, masyarakat, orang tua dan guru demi
matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar sampai ke jenjang
yang lebih tinggi, namun demikian kegunaan matematika bukan hanya memberikan
kenyataan ini bahwa matematika mempunyai potensi yang sangat besar dalam hal
materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif siswa.
Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan
saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan pelajaran dapat diserap secara
bermakna (meaning learning). Agar terjadi transfer belajar yang efektif, maka kondisi
fisik dan psikis dari setiap individu siswa harus sesuai dengan materi yang
dan kreatif.
Matematika yang bersifat deduktif aksiomatik dan berangkat dari hal-hal yang
abstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Konsep matematika
tersusun secara hirarkis, yang berarti bahwa dalam mempelajari matematika konsep
sebelumnya yang menjadi prasyarat harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami
konsep selanjutnya. Oleh karena itu penyajian materi perlu mendapat perhatian guru.
dan tidak berkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Cara pembelajaran konsep
ada sulit dipahami oleh siswa. Selain itu pada umumnya guru mengajar dengan tidak
matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam
matematika sebagai ilmu yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar,
Swasta Bahrul Ulum pada materi lingkaran yaitu siswa tidak mampu menentukan
panjang busur, luas juring dan luas tembereng. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa sangat rendah karena masih banyak ditemukan
siswa yang tidak mengetahui bagian- bagian lingkaran dan tidak dapat menggunakan
rumus dengan tepat sesuai yang diminta dalam penyelesaian soal. Selain itu rata-rata
hasil belajar siswa pada mid semester I adalah 60. Hasil tersebut tentu masih jauh dari
yang diharapkan. Selain itu juga masih banyak siswa yang menganggap mata
kreatifitas untuk memilih dan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang inovatif.
Salah satu model pembelajaran yang perlu diterapkan adalah Think Talk Write.
pemecahan masalah (Yamin dkk, 2012:84). Alur kemajuan pembelajaran Think Talk
Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya
sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan
temannya sebelum menulis. Suasana Think Talk Write akan lebih efektif dilakukan
jika dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta
konsep berpikir kritis siswa. Menurut Webster’s New Encyclopedic All New Edition
dalam membuat keputusan. Pengertian yang lain diberikan oleh Ennis (2006:99) yaitu
: berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk membuat keputusan
yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan.
permasalahan tentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan
untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan berpikir kritis
yang baik. Karena begitu pentingnya berpikir kritis, pada umumnya dianggap sebagai
tujuan utama dari pembelajaran. Selain itu berpikir kritis merupakan peranan yang
Strategi Think Talk Write Materi Lingkaran Dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum
strategi Think Talk Write pada materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta
2. Bagaimanakah pola jawaban siswa melalui strategi think talk write pada materi
lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas dapat dipecahkan
pemecahan masalahnya dengan jika strategi think talk write diterapkan dengan baik, maka
strategi think talk write pada materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul
2. Untuk mengetahui pola jawaban siswa melalui strategi think talk write pada materi
lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015.
kritis siswa.
c. Bagi sekolah (pengelola sekolah) diharapkan akan mampu memberikan timbal
guru.
lanjutan yang lebih luas dan mendalam serta berusaha untuk mengungkapkan
faktor-faktor lain yang belum terungkap dalam penelitian ini, agar hasil
KAJIAN PUSTAKA
Kemampuan berpikir kritis belajar matematika adalah hal yang dicapai siswa
“kemampuan berpikir kritis belajar matematika sebagai hal yang telah dicapai siswa
mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan tujuan yang akan dicapai,
baik pendidikan maupun objek didik dimana keduanya ingin mencapai tujuan yang
Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Costa
tujuan utama dari pembelajaran. Selain itu berpikir kritis merupakan peranan yang
Menurut Krulik dan Rudnik (2005:2) penalaran meliputi berpikir dasar (basic
thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).
Terdapat delapan buah deskripsi yang dapat dihubungkan dengan berpikir kritis, yaitu
menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau
masalah, memfokuskan pada bagian dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan
jawaban, menarik kesimpulan yang valid, memiliki sifat analitis dan refleksif.
menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan
Dengan demikian agar para siswa tidak salah pada waktu membuat keputusan
dalam kehidupannya, mereka perlu memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik.
Menurut Ruber (Romlah, 2002:9) dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan
strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan
masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Hal ini sejalan dengan
disiplin yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir
yang terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui.
Dari uraian diatas, tampak bahwa berpikir kritis berkaitan erat dengan
premis. Dalam argumen yang valid sebuah kesimpulan harus ditarik secara logis dari
melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator, yaitu
mengenal asumsi, melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah
berpikir kritis yang dikemukakan oleh para ahli, ternyata pengukuran kemampuan
berpikir kritis berdasarkan lima buah indikator tersebut, yaitu mengenal asumsi,
Menurut Paul Mursen dan Mark R. Rosenzweig, “The term ‘thinking’ refers
to many kind of activities that involve the manipulation of concepts and symbols,
eksternal dan internal. Sehingga, mengenai hal ini, TAYLOR (2007) mendefenisikan
didik yang mampu berpikir netral, objektif, beralasan ataupun logis, dan haus akan
kejelasan dan ketepatan. Berpikir baru dikatakan kritis manakala si pemikir berusaha
menganalisis argumentasi secara cermat, mencari bukti yang sah, dan menghasilkan
karena bukti dan alasan yang cukup; 10) Mencari ketepatan secermat mungkin;
12) Menggunakan keterampilan berpikir kritis; 13) Sensitif terhadap perasaan, tahap
dari ketimpangan berpikir dan menuntun kita berpikir sangat logis dan rasional.
Orang yang berpikir kritis, misalnya sering kali melakukan kerja-kerja intelektual
yang sesuai, mengambil kesimpulan yang absah dan logis, mengidentifikasi asumsi
Suherman (2009:186) salah satu ciri kemampuan berpikir kritis dalam dunia
pendidikan adalah ketidak puasan dengan apa yang dicapai dan sikap kurang cepat
menerima kesimpulan meskipun dianggap penting dalam mencapai tujuan yang akan
dicapai, baik pendidikan maupun objek didik dimana keduanya ingin mencapai tujuan
yang sama yaitu hasil yang baik. Materi matematika dan penalaran matematika
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan”. Materi matematika dipahami
melalui penalaran, dan dilatihkan melalui belajar matematika. Pola pikir yang
dikembangkan matematika memang membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis,
meliputi: (1) Membedakan antara fakta, non fakta dan opini; (2) Membedakan antara
Membedakan informasi yang relevan dan tidak relevan; (5) Berpikir kritis atas materi
yang dibacanya; (6) Membuat keputusan; (7) Mengidentifikasi sebab dan akibat; (8)
pertimbangan.
sistematis.
5. Bersikap cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik dalam mengerjakan
duniawi.
6. Kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat
berpikir kritis dan indikator-indikatornya. Indikator berpikir kritis dapat dilihat dari
1. Keterampilan menganalisis
2. Keterampilan mensintesis
4. Keterampilan menyimpulkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kemampuan berpikir kritis mencakup :
diantaranya:
1) Kondisi fisik: menurut Maslow dalam Siti Mariyam (2006:4) kondisi fisik adalah
kebutuhan fisiologi yang paling dasar bagi manusia untuk menjalani kehidupan.
Ketika kondisi fisik siswa terganggu, sementara ia dihadapkan pada situasi yang
memberi motivasi pada diri demi mencapai tujuan. Motivasi yang tinggi terlihat
dari kemampuan atau kapasitas atau daya serap dalam belajar, mengambil resiko,
menjawab pertanyaan, menentang kondisi yang tidak mau berubah kearah yang
hasil perilaku.
kecemasan timbul secara otomatis jika individu menerima stimulus berlebih yang
disfungsi yang menyangkut kecemasan berat atau panik serta dapat membatasi
menghubungkan satu hal dengan yang lain dan dapat merespon dengan baik
setiap stimulus. Perkembangan intelektual tiap orang berbeda-beda disesuaikan
kebebasan dan rasa aman bagi siswa untuk mengekspresikan pendapat dan
tenang bisa mendorong dan memperdalam daya berpikir kritis siswa. Siswa
kepada mereka.
latihan evaluatif singkat tentang hal yang telah dipelajari siswa. Dengan cara
kemampuan berpikir kritis yang baik? Menurut Bonnie dan Potts (2003:58) secara
singkat dapat disimpulkan bahwa ada tiga buah strategi untuk mengajarkan
Bonnie dan Potts (2003:58) mengatakan bahwa beberapa “ciri khas” dari
diberikan,
Write yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin (2003:175) ini pada dasarnya
dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur kemajuan strategi TTW
dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya
sebelum menulis. Strategi ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen
dengan 3-5 siswa. Siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan,
mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas berpikir atau think yang dapat dilihat
dari proses membaca suatu teks kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.
dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Belajar rutin membuat atau menulis catatan
sebelum membaca akan merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah
menarik kesimpulan berdasar pada inferensi atau pendapat. Seseorang perlu berpikir
agar dapat menggunakan informasi yang dimiliki dengan baik jika informasi yang
Wijaya (2007:79) menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan guru dalam
membina siswa agar berpikir adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang
setelah Think adalah Talk yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa yang mereka pahami. Talking juga dapat membantu guru untuk mengetahui
siswa untuk terampil berbicara. Proses komunikasi dipelajari siswa dalam kehidupan
dapat dibangun di kelas secara alami dan mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai
meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena ketika siswa
Berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun guru juga dapat
Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menuliskan hasil diskusi
mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan
konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bermanfaat bagi guru untuk dapat memantau
kesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.
ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan
ditindaklanjuti.
4. Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan
terjamin keasliannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran TTW
(Think-Talk-Write) adalah suatu strategi pembelajaran dengan alur yang dimulai dari
keterlibatan siswa dalam berfikir (think) atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah
proses membaca, selanjutnya berbicara (talk) dan membagi ide (sharing) dengan
strategi Think Talk Write dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan, hasil
hasil dari tahap Think dan Talk secara individual. Sintaknya adalah: informasi,
1) Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat situasi
masalah.
2) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual,
3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan,
Bansu I dalam Ansari (2008: 89) dengan sedikit modifikasi tampak dibawah ini:
Guru
Situasi Masalah
Belajar
bermakna
melalui strategi
TTW
Aktivitas Kontruksi ☺ ☺
pengetahuan hasil
WRITE dari Think dan Talk ☺ ☺
Siswa secara individual
☺
Siswa
Gambar 2.1. Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran TTW
(Think-Talk-Write) adalah suatu strategi pembelajaran dengan alur yang dimulai dari
keterlibatan siswa dalam berfikir (think) atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah
proses membaca, selanjutnya berbicara (talk) dan membagi ide (sharing) dengan
temannya sebelum menulis (write). Lebih rinci dalam penelitian ini langkah-langkah
pengerjaannya.
4) Dari hasil diskusi, siswa menuliskan penyelesaian masalah yang dianggap benar.
6) Bersama-sama dengan guru, siswa membuat refleksi dan kesimpulan atas solusi
keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir, mendengar secara hati-hati ide
siswa, menyuruh siswa mengungkapkan ide secara lisan dan tertulis. Guru juga
memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi, memutuskan kapan
dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana
Adapun kelebihan model pembelajaran Think Talk Write menurut Yamin dkk
c. Model ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan pada siswa dan
guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Guru menjadi monitoring dan
A. Pengertian Lingkaran
Ban mobil dan uang logam merupakan contoh benda-benda yang memiliki
di mana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap suatu titik
tertentu. Titik tertentu itu disebut sebagai titik pusat lingkaran. Pada Gambar (b) ,
jarak OA, OB, dan OC disebut jari-jari lingkaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa
lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik-
titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut
disebut jari-jari lingkaran dan titik tertentu disebut pusat lingkaran. Garis lengkung
tersebut kedua ujungnya saling bertemu membentuk keliling lingkaran dan daerah
a. Titik Pusat
Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran. Pada
b. Jari-Jari (r)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jari-jari lingkaran adalah garis dari titik
c. Diameter (d)
Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan
lingkaran dan melalui titik pusat. Garis AB dan CD pada lingkaran O merupakan
nilai diameter merupakan dua kali nilai jari-jarinya, ditulis bahwa d = 2r.
d. Busur
Dalam lingkaran, busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada
tersebut. Pada Gambar di atas, garis lengkung AC, garis lengkung CB, dan garis
e. Tali Busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua
titik pada lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui
titik pusat lingkaran O. Tali busur lingkaran tersebut ditunjukkan oleh garis lurus
f. Tembereng
Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali
busur. Pada Gambar di atas, tembereng ditunjukkan oleh daerah yang diarsir dan
g. Juring
Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah
jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran
tersebut. Pada Gambar di atas, juring lingkaran ditunjukkan oleh daerah yang
diarsir dibatasi oleh jari-jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.
h. Apotema
Pada sebuah lingkaran, apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak
lurus dengan tali busur. Garis OF merupakan garis apotema pada lingkaran O.
Luas dan keliling lingkaran, yaitu luas (L) =πr2 = ¼ π d2 dan keliling (K) = πd = 2πr.
C. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, Luas Juring, dan Luas Tembereng
Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari-jari yang berpotongan
pada pusat lingkaran. Pada Gambar di bawah, sudut AOB = α adalah sudut pusat
lingkaran. Garis lengkung AB disebut busur AB dan daerah arsiran OAB disebut
juring OAB.
Hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas juring adalah sebagai berikut.
Jadi, panjang busur dan luas juring pada suatu lingkaran berbanding lurus
Sekarang, misalkan ∠ COD = satu putaran penuh = 360° maka keliling lingkaran =
Dengan demikian, diperoleh rumus panjang busur AB, luas juring AB, dan
perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian yang sedang dibuat.
peningkatan 9,82 %.
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi lingkaran di Kelas VIII
SMP Negeri 1 Rantau Utara. Data meliputi hasil belajar, kegiatan guru dan kegiatan
mendapat nilai minimum dan skor aktivitas siswa dalam pembelajaran sekurang-
sebesar 67,2 dan persentase ketuntasan belajar 57,2% skor aktivitas siswa 3,27. Hasil
penelitian pada siklus 2 rata-rata hasil belajar 80,48 persentase ketuntasan belajar
disimpulkan ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan
Datar Persegi Panjang Di Kelas VII SMP Swasta Torgamba Kecamatan Torgamba
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa ada peningkatan yang signifikan karena setiap kelompok dapat
memperoleh nilai 70 atau lebih berdsarkan skor yang diperolehnya. Sedangkan dari
hasil penilaian ulangan harian 42 orang siswa dibawah KKM. Dari Rata-rata ada
peningkatan 8,79 sedangkan dari hasil penelitian ulangan harian peningkatan 8,37%.
Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode TTW (Think - Talk - Write) Pada
Kompetensi Dasar Menghitung Keliling Dan Luas Bangun Datar Segitiga Dan
menunjukkan bahwa model TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
melihat keaktifan pada Siklus I sebesar 70% dan keaktifan pada Siklus II sebesar 85
sebesar 94%. Penerapan strategi think talk write merupakan model yang efektif
digunakan.
2.3. Kerangka Berpikir
Perkembangan kurikulum saat ini, menuntut partisipasi aktif siswa saat proses
pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan istilah student centered. Proses
pembelajaran student centered lebih menekankan pada aktivitas siswa. Siswa sebagai
adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis
solusinya. Kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari matematika yang sangat
Aktivitas berfikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks
matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang telah
dibaca. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban
(strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu
Diskusi pada fase ”talk” ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan
Selanjutnya fase ”write” yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja
ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui
pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang siswa tentang materi yang dipelajari.
sebagai mediator lingkungan belajar dan jika diperlukan dapat memberikan arahan,
merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
THINK
Membaca teks dan membuat
catatan secara individual
WRITE
Menuliskan hasil dari think dan
talk secara individu
strategi Think Talk Write materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MTs Swasta Bahrul Ulum Negeri Lama
direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Negeri
research) yaitu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
peneliti terlibat langsung dan sudah merupakan tugas peneliti sebagai calon pendidik
yang harus selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian tindakan kelas
(PTK) merupakan kajian tentang situasi sosial dan pandangan untuk meningkatkan
belum mencapai tujuan maka dilanjutkan siklus II, demikian selanjutnya. Setiap
siklus terdiri atas 4 tahap yakitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
1. Perencanaan
Think-Talk-Write (TTW).
keliling lingkaran, dan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas
juring,serta hubungan sudut pusat dan sudut keliling kemudian siswa belajar
pembelajaran.
d) Mempersiapkan soal tes kemampuan berpikir kritis untuk siswa, yaitu tes yang
2. Pelaksanaan
dengan menggunakan media Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berdasarkan RPP yang
a) Think
masalah dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah diberikan yang mengacu kepada
indikator berpikir kriris, dalam bentuk catatan kecil dan menjadi bahan untuk
b) Talk
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari
3-5 siswa. Siswa mendiskusikan hasil catatannya dengan cara bertukar pendapat/ide
yang telah diperoleh pada tahapan Think agar diperoleh kesepakatan – kesepakatan
dalam kelompok.
c) Write
yang diberikan.
d) Presentasi
di kelas.
3. Observasi
peneliti yaitu hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk mendukung hal-hal
yang ingin diamati, peneliti dibantu oleh seorang observer (peneliti lain) melakukan
dan dokumentasi hasil tes pada siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
secara umum dengan menggunakan observasi yang telah disiapkan. Observasi dapat
kita lakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan dibantu oleh guru mata
Tahap refleksi dilakukan setelah tes berpikir kritis pada siklus I dilaksanakan.
Tujuan refleksi untuk menemukan masalah, penyebab masalah, dan mencari solusi
dari permasalahan dan kekurangan dari hasil tindakan siklus I. Refleksi dilakukan
dengan diskusi antara peneliti dengan guru. Melakukan analisis berpikir kritis dan
hasil jawaban siswa melalui lembar observasi ini dilihat untuk mengetahui
kemampuan siswa juga sebagai informasi atau refleksi jika terjadi suatu kesalahan
baru kemudian merefleksikan lagi hasil temuan data penelitian untuk dijadikan dasar
pelaksanaan pada siklus berikutnya dan refleksi ini dilakukan mengarah kepada
dilakukan.
Siklus II
1.Perencanaan
Think-Talk-Write (TTW).
Pertemuan dan materi pada pembelajaran pada siklus II sebagai berikut :
siklus II.
b) Menyusun dan mempersiapkan tugas kelompok yang digunakan pada siklus II,
pembelajaran.
d) Mempersiapkan soal tes kemampuan berpikir kritis untuk siswa, yaitu tes yang
Write) sebagai upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII MTS
dikatakan berhasil jika terdapat hasil belajar 70% atau nilai 70 sesuai dengan KKM
kritis yang baik jika kemampuan berpikir kritis siswa adalah 75 %≤ x < 87,5 %.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan menggunakan strategi Think Talk
a. Mengadakan apersepsi
dalam melakukan strategi Think Talk Write dan mengaitkan indikator berpikir
g. Memberikan soal latihan kepada siswa yakni sebuah tema pada materi untuk
Pada tahap observasi siklus II ini, kegiatan observasi yang dilakukan sama
dengan siklus I dan pelaksanaan observasi kegiatan guru dan siswa. Hasil dari
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati secara rinci
segala sesuatu yang terjadi di kelas pada tiap pertemuan siklus II. Refleksi dilakukan
dengan bertujuan untuk menilai apakah penerapan strategi Think Talk Write sudah
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara dalam upaya mengumpulkan
data. Adapun yang menjadi instrument atau alat pengumpul data dalam penelitian
ini adalah
1. Hasil Belajar
kelompok. Tes merupakan salah satu teknik evaluasi sekaligus teknik pengumpulan
data yg digunakan oleh peneliti. Dari bentuk respon siswa, teknik tes dibedakan
menjadi 2 yaitu tes tindakan ( tingkah laku) dan tes verbal ( lisan atau tulisan).
Tes yang digunakan dalam penelitihan ini adalah soal bentuk uraian
dimaksud dengan soal berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis,
dan evaluasi dari suatu konsep. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa dari proses jawaban siswa setelah proses
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Think Talk Write. Hasil tes adalah
nilai yang diperoleh siswa dari suatu tes untuk mengetahui sejauh mana siswa yang
sudah menguasai pelajaran yang telah diberikan. Adapun kisi-kisi tes pada materi
lingkaran adalah :
Tabel 3.1.
Kisi-Kisi Tes Materi Lingkaran
Untuk meninjau baik tidaknya tes yang dipergunakan sebagai alat ukur,
a. Validitas Tes
N XY X Y
rxy
N X
( Arikunto, 2010:106)
X N Y 2 Y
2 2 2
x Jumlah dari x
y jumlah dari y
Jika rhitung, maka butir soal tersebut valid dengan α = 5 % dan dk = n-2. Dari
Dari 20 soal yang diajukan terdapat 24 soal yang valid dan 6 soal yang tidak
b. Reliabilitas Tes
Dalam menentukan reliabilitas test digunakan rumus, yaitu :
n 1
2
Jika r hitung > r tabel untuk taraf α = 0.05 dapat disimpulkan bahwa tes
tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh r11 = 0,421 maka reliabilitas tes
2. Tingkat kesukaran.
kesukaran dari masing-masing butir soal. Untuk menentukan indeks kesukaran yang
digunakan rumus :
F
TK = x100%
N
Keterangan :
TK adalah tingkat kesukaran soal
F adalah siswa yang mendapat skor dibawah batas lulus ideal
sebagai berikut :
1. Jika jumlah soal yang gagal mencapai 27%, maka termasuk mudah
2. Jika jumlah soal yang gagal mencapai 28%-72%, maka termasuk sedang
3. Jika jumlah soal yang gagal mencapai 72%, maka termasuk sukar
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal diperoleh:
d. Daya Beda
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
( MH ML)
t
x12 x 22
n1 (n1 1)
Keterangan :
t = Daya pembeda
MH = Rata-rata kelas atas
ML = Rata-rata kelas bawah
x12 = Jumlah kuadrat deviasi individu kelas atas
x 22 = Jumlah kuadrat deviasi individu kelas atas
n1 = 27% x N
N = Jumlah sampel
Jika thitung>ttabel, maka soal mempunyai daya beda yang signifikans. Dari hasil
Dari 20 soal yang diajukan terdapat 24 soal yang signifikan dan 6 soal yang
tidak signifikan dengan rentang thitung 0,28 – 4,45 > 1,69.
2. Observasi
pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik
berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya monumental, yang semuanya
Analisis data ini digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan
yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilihat seberapa persenkah tingkat
keberhasilan yang dicapai dilihat dari perubahan siswa dalam menyerap materi
pelajaran.
- Melakukan Penafsiran
- Penarikan kesimpulan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
kemampuan berpikir siswa. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dalam
memecahkan masalah lingkaran, diberikan soal tes akhir siklus. Soal tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah berbentuk uraian.
Pemberian skor hasil tes siswa didasarkan pada indikator sebagai berikut:
a. Siswa mampu menganalisi yaitu menguraikan pertanyaan, mengidentifikasi
bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru ( berpikir bebas
terkontrol).
mengaplikasikan konsep.
diperoleh.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus yang dikerjakan oleh siswa, setiap
indikatornya diberi skor. Setelah diperoleh skor tes kemampuan berpikir kritis,
dalam berpikir kritis terhadap soal lingkaran. Setelah pemberian kategori, peneliti
melihat apakah ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dilakukan
penelitian dengan akhir siklus I, atau akhir siklus I dengan akhir siklus II. Hal ini
Skor nilai tes hasil belajar tersebut diperoleh berdasarkan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam memecahkan masalah suatu soal matematis. Menurut (Arikunto,
2010:236) untuk mengetahui nilai akhir dari suatu tes di akhir siklus yaitu dengan
menggunakan rumus :
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rata - rata secara
kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran diolah dengan menggunakan
rumus :
Jumlah Skor
Persentase Rata – Rata Skor (SR) = x 100 %
Skor Maksimal
Think Talk Write dinyatakan telah tercapai jika siswa telah mencapai hasil belajar
70% atau nilai 70 sesuai dengan KKM mata pelajaran matematika di sekolah dan di
dalam kelas terdapat kategori tingkat kemampuan berpikir kritis mencapai >70%.
Kemampuan berpikir kritis dari proses jawaban siswa dikelas VIII MTs
dikatakan baik apabila setiap siswa sudah memenuhi kualifikasi kemampuan berpikir
kemampuan awal berpikir kritis siswa kelas VIII1 MTs Swasta Bahrul Ulum. Hasil
dari penelitian Tes kemampuan awal tersebut menyatakan bahwa dari 30 siswa hanya
terdapat 4 siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM. Berarti dikelas tersebut skor
kemampuan berpikir kritis pada tes kemampuan awal adalah 13,33% yaitu dalam
kategori rendah. Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII1 MTs Swasta
Bahrul Ulum. Berdasarkan hasil penelitian tes awal kemampuan berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran dengan strategi Think Talk Write.
Penelitian ini dilaksanakan terdiri atas 2 siklus dengan perincian siklus I dan
II. Pada saat penelitian, guru dan peneliti sepakat untuk menggunakan jam pelajaran
sesuai jadwal Matematika yang ada agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
VIII1 MTs Swasta Bahrul Ulum yang berjumlah 30 siswa. Sebelum pelaksanaan
Talk, Write dan presentasi. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen oleh
peneliti.
1. Tahap Perencanaan
Write).
observer kepada siswa. Setelah itu, pembelajaran dilakukan oleh peneliti sambil
a) Think
Pada tahap Think dengan alokasi waktu ± 10 menit, banyak siswa yang
Siswa juga masih bingung dalam menuliskan ide dalam catatan kecil. Peneliti
secara individu lalu menuliskan ide tersebut dalam bentuk catatan kecil.
LKS 1 berisi tentang materi sudut pusat, luas juring, panjang busur, luas
tembereng dan sudut keliling lingkaran. Pada tahap ini, siswa diharapkan untuk
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dari proses jawaban siswa.
Beberapa siswa masih banyak yang merasa kesulitan untuk menuliskan ide-
catatan kecil. Oleh karena itu, peneliti kembali menjelaskan dengan singkat
tentang yang dimaksud dengan catatan kecil. Pada saat siswa melakukan
tugasnya, peneliti melihat bahwa masih banyak siswa yang belum selesai
melakukan tugasnya, padahal waktu untuk tahap Think sudah hampir selesai.
Pertemuan pertama pada tahap ini, siswa belum mampu menuangkan ide-idenya
sepenuhnya pada catatan kecil. Siswa bingung apa yang akan ditulis pada
kesimpulan LKS 1.
b) Talk
Setelah waktu untuk tahap Think sudah selesai, siswa diminta untuk
sesuai kelompok yang telah dibentuk oleh peneliti, saat diskusi kelompok
memastikan aktivitas siswa dan mengamati jalannya diskusi. Pada tahap diskusi,
banyak siswa yang bertanya kepada peneliti. Pada akhirnya, peneliti memberikan
dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang
LKS 1, dan siswa juga masih bingung dalam menuliskan ide dalam catatan kecil.
Tahap Talk ini masih banyak siswa yang diam ataupun ada yang asik sendiri.
mengalami kesulitan.
c) Write
Pada tahap Write siswa secara individu, menuliskan semua jawaban atas
menuliskan kesimpulan mengenai sudut pusat, luas juring, panjang busur, luas
tembereng dan sudut keliling lingkaran yang terdapat pada LKS 1. Pada tahap
Write ini, ada sebagian siswa yang menyontek tulisan temannya, mereka belum
diskusi kelas terlebih dahulu untuk melihat jawaban siswa. Beberapa orang siswa
Pertemuan kedua ini juga dilaksanakan tes kemampuan berpikir kritis di jam
Waktu mengerjakan tes adalah 45 menit. Peneliti membagi soal tes siklus I. Peneliti
menggunakan indikator berpikir kritis yang benar dan lengkap yaitu analisis
kesimpulan dari hasil penyelesaian), dan mengevaluasi atau menilai (menuliskan cara
lain). Adapun pola jawaban siswa dari tes kemampuan berpikir kritis pada siklus I
Pada gambar diatas,yaitu soal nomer 2 terlihat pola jawaban siswa mengarah
kepada jawaban benar dan lengkap, karena jawaban yang dibuat oleh siswa dari
semua komponen jawaban mulai dari apa yang diketahui, ditanya, di jawab, dan cara
lain terlihat lengkap dan benar. Sebanyak 6 orang yang menjawab dengan pola
Gambar diatas menunjukkan bahwa pola jawaban yang ditulis oleh siswa
mengarah pada jawaban salah dan tidak lengkap. Ini terlihat pada soal nomer 3
dimana dari jawaban yang ditulis siswa hanya rumusnya, tidak ada penyelesaian dari
soal tersebut. sebanyak 9 orang menjawab dengan pola ini dengan persentase pola
jawaban salah dan lengkap yaitu 30 %. Dari keempat gambar diatas, berdasarkan pola
jawaban yang ditulis oleh siswa pada siklus I, dari 30 siswa sebanyak 14 siswa
mempunyai kemampuan berpikir kritis kurang dan persentasi siswa yang tidak tuntas
yaitu 46,67%.
a. Hasil Tes Siklus I
Tabel 4.1. Hasil tes Kemampuan Berpikir Siklus 1
Siklus I
Kategori
Jumlah Siswa Persentase
Siswa yang tuntas 16 53,33%
Siswa yang tidak Tuntas 14 46,67%
Jumlah 30 100%
Hasil nilai tes berdasarkan skor yang diperoleh siswa tiap indikator berpikir
kritis siswa pada akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan berpikir
kritis siswa dari hasil tes Siklus I adalah 53,33 % yaitu dalam kategori sedang karena
menunjukkan bahwa dari 30 siswa hanya 16 siswa yang tuntas berarti secara klasikal
dikelas tersebut belum mencapai >70% kemampuan berpikir kritisnya (belum dalam
kategori tinggi). Hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada
lampiran 16.
Hasil Obsevasi guru dan siswa pada saat melakukan pembelajaran dengan strategi
mengelola pembelajaran pada siklus I diperoleh rata-rata skor yaitu 80% pada
pertemuan pertama dan 87% pada pertemuan kedua. Itu berarti kemampuan guru
pembelajaran pada siklus I diperoleh rata-rata skor yaitu 77,75% pada pertemuan
pertama dan 85,75% pada pertemuan kedua. Itu berarti kemampuan siswa mengikuti
pembelajaran dengan strategi Think Talk Write dengan kemampuan berpikir kritis
Dilihat dari pola jawaban yang dibuat oleh salah satu siswa,terlihat bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa sangat kurang. Ini terjadi karena ada beberapa soal
berpikir kritis, sehingga nilai yang didapat siswa hanya 44. Dan juga hasil tes
kemampuan berpikir kritis seluruh siswa pada akhir siklus I terlihat bahwa terdapat
16 siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM. Berarti didalam kelas tersebut
mempunyai skor kemampuan berpikir kritis siswa meningkat yaitu 53,33% atau
dalam kategori sedang. Hal tersebut dengan perincian terdapat 2 siswa dalam kategori
skor sangat kurang, 2 siswa dalam kategori skor kurang, 16 siswa dalam kategori
skor cukup, 10 siswa dalam kategori baik, dan belum ada siswa dalam kategori skor
sangat baik.
siklus II. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti berdiskusi dengan guru untuk
membahas keterlaksanan tindakan dan hasil tes kemampuan berpikir kritis pada
siklus I yang diperoleh siswa. Berdasarkan hasil diskusi, ada beberapa langkah pada
pada siklus II. Tindakan perbaikan pada siklus II diharapkan dapat meningkatkan
kategori skor tes kemampuan berpikir kritis. Oleh sebab itu, pada siklus II, peneliti
1) Peneliti menjelaskan materi secara singkat sebelum dilaksanakan tahap Think pada
siklus II. Tindakan ini diharapkan dapat memancing siswa bisa menuliskan ide
2) Peneliti memberi arahan secara lebih tegas kepada siswa ketika menuliskan ide
jawaban pada tahap Think siklus II, siswa tidak diperbolehkan berdiskusi atau
3) Peneliti memancing siswa untuk bertanya dan menanggapi kelompok yang sedang
presentasi. Hal ini disebabkan oleh siswa belum optimal pada tahap presentasi
pada siklus I.
4) Peneliti memberi soal-soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah agar
siswa terbiasa menyelesaikan soal berpikir kritis dan mengerjakan soal tersebut
5) Pada siklus II peneliti memberi arahan kepada siswa untuk menuliskan langkah
berpikir kritis dari soal tes secara lengkap yaitu menuliskan apa yang diketahui,
6) Pada siklus II peneliti lebih menegaskan tentang target waktu kepada siswa,
7) Pada tahap II, peneliti lebih tegas dalam menyampaikan perintah agar tidak banyak
8) Menjelaskan kepada siswa secara lisan pada waktu pemberian soal tes tentang
siklus I.
4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Pada pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah :
2) Mempersiapkan tugas kelompok yang digunakan pada siklus II, yaitu Lembar
2. Tahap Pelaksanaan
peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai materi luas juring dan panjang
busur,luas tembereng sudut pusat dan sudut keliling lingkaran. Peneliti hanya
memberi pancingan-pancingan agar siswa lebih mudah menuangkan ide-idenya pada
a) Think
Pada tahap Think, peneliti memberikan waktu ±15 menit kepada siswa untuk
Pada tahap siklus II ini, siswa sudah mampu menuangkan ide-idenya sepenuhnya
b) Talk
Setelah siswa sudah menuliskan ide kemungkinan jawaban dalam bentuk catatan
kecil pada tahap Think, siswa diminta untuk mendiskusikan hasil pemikirannya
(saling menukar ide) dalam kelompoknya sesuai kelompok yang telah dibentuk
Tahap diskusi pada pertemuan ketiga ini, terlihat banyak siswa yang berdiskusi
c) Write
Pada tahap Write siswa secara individu, menuliskan semua jawaban atas
permasalahan yang diberikan pada LKS 2. Sebagian besar siswa telah terlihat
diskusi kelas terlebih dahulu untuk melihat jawaban siswa. Beberapa orang siswa
latihan yang terdapat pada LKS yang dimiliki siswa untuk dikerjakan di rumah.
setelah pembelajaran pada akhir siklus II yaitu di jam kedua pelajaran matematika
dengan waktu 45 menit. Peneliti membagi soal tes siklus. Peneliti mengingatkan
siswa kembali bahwa dalam penyelesaian soal tes, siswa harus menggunakan
indikator berpikir kritis yang lengkap. Adapun pola jawaban siswa dari tes
kemampuan berpikir kritis pada siklus II yang mempunyai kemampuan berpikir kritis
mengarah pada jawaban benar dan kurang lengkap. Karena ini dilihat dari gambar
diatas siswa tidak menuliskan apa yang menjadi kesimpulan dan cara lain dari soal
yang ada. Sebanyak 8 siswa yang jawabannya mengarah pada pola jawaban benar dan
Hasil nilai tes berdasarkan skor yang diperoleh siswa tiap indikator
kemampuan berpikir kritis siswa pada akhir siklus II dapat disimpulkan bahwa
tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil tes Siklus II adalah 86,67% yaitu
dalam kategori tinggi karena terdapat 26 siswa yang memperoleh nilai memenuhi
KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari 30 siswa terdapat 26 siswa yang
tuntas, berarti sudah mencapai >70% kemampuan berpikir kritis dalam kategori
siswa pada pembelajaran dengan strategi TTW dikelas VIII1 MTs Swasta Bahrul
Hasil Obsevasi guru dan siswa pada saat melakukan pembelajaran dengan
strategi Think Talk Write (TTW) pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
pembelajaran pada siklus II diperoleh rata-rata skor yaitu 93% pada pertemuan
pertama dan 97,5% pada pertemuan kedua. Itu berarti kemampuan guru mengelola
pembelajaran dengan strategi Think Talk Write untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis siswa meningkat (lebih baik). (Perhitungan observasi kemampuan guru siklus II
pembelajaran pada siklus II diperoleh rata-rata skor yaitu 88% pada pertemuan ketiga
dan 95% pada pertemuan keempat. Itu berarti kemampuan siswa mengikuti
pembelajaran dengan strategi Think Talk Write dengan kemampuan berpikir kritis
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis, peneliti melihat apakah ada
perbaikan atau peningkatan kategori skor dari hasil tes pada akhir siklus I sampai
akhir siklus II serta untuk bahan refleksi pada akhir siklus II.
kemampuan berpikir kritis pada siklus II berakhir. Dari hasil refleksi menunjukkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II telah relatif lebih baik dari pada
sedikit materi kepada siswa untuk menuangkan ide kemungkinan jawaban LKS,
siswa dapat menuliskan ide/kemungkinan jawaban LKS dalam bentuk catatan kecil
dengan perbaikan hasil refleksi siklus I. Tahap berpikir, diskusi, menulis, dan
presentasi pada siklus II ini lebih efektif dari pada siklus I. Siswa sudah mampu
Hasil Tes Kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII1 MTs Swasta Bahrul
Ulum pada siklus II terlihat bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam
kategori Tinggi yaitu 86,67% atau ada 26 siswa yang nilainya memenuhi KKM.
Lebih tepatnya terdapat 4 siswa yang kemampuan berpikir kritisnya sangat baik, 18
siswa yang kemampuan berpikir kritisnya baik, 6 siswa dalam kriteria cukup, dan 2
siswa dalam kriteria kurang. Pada akhir siklus II siswa yang mengalami peningkatan
kategori skor tes kemampuan berpikir kritis dari siklus I 53,33% ke siklus II 86,67%
sebanyak 33,34%.
1 0 – 49 Sangat kurang 2 0 0 2
2 50 – 62 Kurang 2 2 0 0
3 62,5 – 74 Cukup 16 6 0 10
4 75 – 87 Baik 10 18 8 0
Jumlah 30 30 12 12
Gambar 4.8. Diagram Deskripsi Hasil Nilai Tes dari Siklus I ke Siklus II
Banyak siswa
20
15
10 SIKLUS I
SIKLUS II
5
0
0-49 50-62 62,5-74 75-87 87,5-100
Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat baik
Hasil nilai tes berdasarkan skor yang diperoleh siswa tiap indikator berpikir
kritis siswa pada akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan berpikir
kritis siswa dari hasil tes Siklus I adalah 53,33 % yaitu dalam kategori sedang dan
meningkat pada siklus II menjadi 86,67% yaitu dalam kategori tinggi karena terdapat
bahwa dari 30 siswa terdapat 26 siswa yang tuntas, berarti sudah mencapai >70%
Selanjutnya pola jawaban siswa pada siklus I pada tiap indikator berpikir
kritis setelah dilakukan penilaian hanya mencapai <70% dalam kategori cukup dan
belum memenuhi nilai KKM. Pada siklus II pola jawaban siswa tiap indikator
berpikir kritis setelah dilakukan penilaian memperoleh >70% dalam kategori baik
terlihat banyak siswa masih bingung dalam menuliskan ide dalam bentuk catatan
kecil pada pertemuan pertama. Hal ini besar kemungkinan disebabkan oleh tingkat
Martinis Yamin dan Bansu Irianto (2009:85) bahwa aktivitas berpikir (think) dapat
dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika
menuliskan ide dalam bentuk catatan kecil adalah kurang terbiasanya siswa
menuliskan suatu ide kemungkinan jawaban suatu soal dalam bentuk catatan kecil
karena siswa baru pertama kali mengenal strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) yang menuntut siswa menuliskan ide kemungkinan jawaban dalam bentuk
catatan kecil. Selain itu, siswa cenderung tidak gigih dalam mengerjakan soal LKS.
Hal tersebut terlihat ketika siswa merasa kebingungan mengenai apa yang harus
mereka tulis dalam bentuk catatan kecil, siswa cenderung putus asa sehingga
menuliskan ide kemungkinan jawaban pada catatan kecil kurang lengkap dan kurang
terarah seperti pada Gambar di bawah ini yaitu Gambar 4.8. contoh catatan kecil
Kendala yang dialami siswa pada tahap Think pertemuan pertama tersebut
mempengaruhi aktivitas siswa pada tahap Talk, Write, dan presentasi. Hal ini
disebabkan bahwa setiap tahap pembelajaran dengan strategi TTW saling berkaitan
karena alur kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir
atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara
dan membagi ide (sharing) dengan kelompoknya sebelum menulis (Huinker &
Laughlin,1996: 82).
cenderung kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Vygotsky bahwa perkembangan
intelektual anak dipengaruhi oleh faktor sosial (Martinis Yamin dan Bansu Irianto,
bahwa tahap Think, Talk, Write pada pertemuan pertama belum berjalan secara
efektif. Dilihat dari deskripsi pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua, sebagian
siswa masih belum bisa menuliskan ide gagasan dalam bentuk catatan kecil secara
lengkap. Siswa terlihat dan hanya menuliskan sedikit jawaban mengenai soal LKS.
Hal ini besar kemungkinan siswa tidak paham mengenai materi tersebut karena
peneliti tidak memberi penjelasan materi terlebih dahulu kepada siswa, dan siswa
terlihat kurang antusias dalam mengerjakan LKS tersebut. Pada tahap Talk pertemuan
kedua, ada sedikit peningkatan dari pertemuan pertama yaitu siswa terlihat sudah
sebangkunya saja.
Pada pertemuan ketiga dan keempat, siswa sudah bisa menuliskan ide
kemungkinan jawaban dalam bentuk catatan kecil secara lengkap. Pada tahap Talk,
siswa terlihat berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mencari sudut pusat,
sudut keliling, panjang busur, luas juring lingkaran, dan luas tembereng dengan
kemungkinan disebabkan oleh adanya strategi yang cukup menarik dan membantu
siswa untuk mencari sudut pusat, sudut keliling, panjang busur,luas juring dan luas
tembereng . Selain itu, dengan adanya belajar kelompok pada pertemuan ketiga dan
lengkapnya. Hal ini secara tidak langsung, berkaitan dengan siswa yaitu adanya rasa
memberi umpan sedikit materi dan memberi batasan yang jelas kepada siswa tentang
apa yang harus ditulis dalam catatan kecil pada perbaikan tindakan siklus II. Hal ini
dilakukan oleh peneliti karena melihat pada tahap Think siklus I, siswa belum bisa
menuliskan ide/gagasan dalam bentuk catatan kecil. Pada akhirnya, siswa sudah
mulai paham dan bisa melakukan aktivitas dengan baik pada tahap Think siklus II.
Pada tahap Talk, secara umum terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah
cukup baik melakukan aktivitas diskusinya. Pada saat diskusi siklus II lebih baik
dibandingkan dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Apabila ada
yang belum paham, siswa bertanya kepada anggota kelompoknya maupun kepada
peneliti. Selain itu, siswa terlihat saling menukar ide/gagasan untuk menyelesaikan
masalah dalam LKS. Hal ini besar kemungkinan disebabkan oleh siswa sudah bisa
menuliskan ide kemungkinan jawaban pada tahap Think, sehingga berpengaruh baik
Pada tahap Write siklus II, sebagian besar siswa menuliskan jawaban hasil
diskusi secara individu. Sedangkan pada pembelajaran siklus I, masih banyak siswa
pengetahuan barunya dengan bahasa mereka sendiri. Sehingga membuat tahap Write
kurang optimal pada siklus I. Sedangkan pada siklus ke-II, tahap Write ini berjalan
dengan baik dan lancar. Siswa sudah mampu menuliskan kembali hasil diskusi secara
berpikir kritis siswa pada pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti
namun strategi yang mereka temukan sudah benar. Beberapa siswa terlihat terburu-
buru dalam menyelesaikan masalah, sehingga dalam melakukan operasi hitung masih
mengevaluasi.
Selain dari uraian di atas, dari hasil tes siklus I dan siklus II dapat diketahui
Perbaikan tersebut berdasarkan perbaikan kategori skor tes kemampuan berpikir kritis
yang berkategori kurang/sangat kurang atau dibawah nilai 70 dari sebelum dilakukan
penelitian sampai akhir siklus I, dan dari akhir siklus I sampai akhir siklus II.
kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II. Berikut ini adalah hasil tes
berpikir kritis dari akhir siklus I sampai akhir siklus II adalah 10 siswa.
sebagai berikut :
5.1. Kesimpulan
berpikir kritis siswa di kelas VIII1 MTs Swasta Bahrul Ulum, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada
materi pokok lingkaran kelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum yaitu menggunakan
strategi Think Talk Write dan hasilnya ada peningkatan. Pada tes awal, tingkat
kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII hanya mencapai 13,33% (dalam
kategori rendah) atau hanya ada 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Setelah
sedang) atau ada 16 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Pada siklus II
2. Pola jawaban siswa dengan menerapkan pembelajaran strategi Think Talk Write
materi lingkaran dikelas VIII MTs Swasta Bahrul Ulum Tahun Pelajaran
2014/2015 beragam. Dilihat dari pola jawaban salah satu siswa, terlihat di siklus I
dari keseluruhan sebanyak16 siswa yang tuntas & 14 siswa yang tidak tuntas
Pada siklus II ada peningkatan pola jawaban siswa. Dari 30 siswa terdapat 26
siswa yang tuntas dengan persentase 86,67% dan sebanyak 4 siswa yang tidak
5.2 Saran
guru disekolah yang dipimpinnya, dengan cara memfasilitasi para guru untuk
Think-Talk-Write.
2. Kepada para guru Matematika disarankan untuk mencoba strategi TTW (Think
baik serta lebih aktif dan terampil dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
4. Kepada para peneliti berikutnya disarankan dalam melakukan penelitian agar bisa
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.3. Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dalam
pemecahan masalah
C. Indikator
4.3.1 Menjelaskan hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap
busur yang sama
4.3.2 Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang
sama.
4.3.3 Menentukan panjang busur, luas juring dan luas tembereng.
4.3.4 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah
D. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika
menghadap busur yang sama.
b. Peserta didik dapat menentukan besar sudut keliling jika menghadap
diameter dan busur yang sama.
c. Peserta didik dapat menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng.
d. Peserta didik dapat menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas
juring dalam pemecahan masalah.
F. Metode Pembelajaran.
Model pembelajaran : Strategi Think-Talk-Write
Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan.
Pertemuan Pertama dan Kedua
10 cm
10 cm
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.3. Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dalam
pemecahan masalah
C. Indikator
4.3.1 Menjelaskan hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap
busur yang sama
4.3.2 Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang
sama.
4.3.3 Menentukan panjang busur, luas juring dan luas tembereng.
4.3.4 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah
D. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika
menghadap busur yang sama.
b. Peserta didik dapat menentukan besar sudut keliling jika menghadap
diameter dan busur yang sama.
c. Peserta didik dapat menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng.
d. Peserta didik dapat menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas
juring dalam pemecahan masalah.
F. Metode Pembelajaran.
Model pembelajaran : Strategi Think-Talk-Write
Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan.
Pertemuan Pertama dan Kedua
10 cm
10 cm
L-5.1
Lampiran 5. Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II
Pertemuan
No Aspek Yang Dinilai
3 4
1. Pendahuluan
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan 5 5
pembelajaran.
2. Siswa menganalisis penjelasan guru mengenai materi. 4 5
3. Siswa termotivasi dengan penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran. 5 5
4. Siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran setelah
guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
strategi Think Talk Write. 5 5
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara
mengerjakan soal berpikir kritis. 4 5
2. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan siapa teman satu kelompoknya. 5 5
2. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah
diberikan. 5 5
3. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil
bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum 4 5
diskusi (think).
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman
untuk membahas isi catatan, dilanjutkan presentasi 4 5
dari perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh
kelompok lain (talk). Guru berperan sebagai fasilitator
lingkungan belajar.
5. Siswa mengkonstruksi pengetahuan secara individual
(write). 5 5
6. Setiap siswa dalam kelompok ikut bertanggung jawab
secara bersama atas tugas yang diberikan. 4 5
7. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
8. Memperhatikan hasil penilaian guru. 5 5
4 5
3. Penutup
1. Siswa menerima penghargaan 5 5
2. Siswa mendengarkan dan menyimak kesimpulan yang
dibuat tentang pelajaran yang telah dipelajari. 4 5
4. Pengolahan waktu 4 4
Rata-rata 88% 95%
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa dalam Kelompok pada Siklus I
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa dalam Kelompok pada Siklus II
Lampiran 9. Kisi - Kisi Penulisan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
Kritis
Keterangan :
C1 = Pengetahuan, C3 = Penerapan, C5 = Sintesis,
C2 = Pemahaman, C4 = Analisis C6 = Penilaian
Lampiran 10. Soal Uji Coba Penelitian
A
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
P Q
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
3.Pada gambar !
P adalah titik pusat lingkaran N M
dan luas juring PLM = 21 cm2 P
Luas juring PKN adalah 450 300
L
K
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
T
•O S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
6.Perhatikan gambar! N
P adalah titik pusat lingkaran dan luas juring PLM = 24 cm2 M M
Luas juring PKN adalah 0
60 •450
P
K L
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
A
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
•O T
P S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
Cara lain :
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
T
•O S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
Kesimpulan :
A B
Diketahui :
Ditanya :
Kesimpulan :
Kesimpulan :
•
P Q
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
O• Q
600
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
T
•O S
P
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
Kesimpulan :
20.Pada lingkaran O terdapat busur AB yang panjangnya 4,4 cm dan besar sudut
pusat AOB = 720. Panjang jari-jari lingkaran itu untuk π = 22/7 adalah
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Kesimpulan :
Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Penelitian
Jawab :
α
Panjang busur AB = x 2πr
0
360
720 22
4,4 = x 2. .r
0
360 7
r = ( 4,4 : 1/5) : 44/7
r = 22 / 6,28
r = 3,5
Kesimpulan :
Jadi, Panjang jari-jari lingkaran adalah 3,5 cm
N xy x y
N x N y
rxy =
x y
2 2 2 2
9060
=
(3276) (81240)
9060
=
266142240
9060
=
16313,87
= 0,555
Dengan rumus :
n 1
2
r11 = 1
n 1 t2
(X ) 2
X 2
2 N
N
N = 30 X 108 X 2 498
(X ) 2
X 2
12 N
N
(108) 2
498
= 30
30
(11664)
498
= 30
30
498 388.8
=
30
109,2
=
30
= 3,64
Dengan rumus yang sama diperoleh varians setiap butir soal sebagai berikut :
Maka : 3,64 + 3,65 + 0,53 + 3,82 + 3,76 + 3,55 + 0,71 + 3,23 +2,84 + 0,94 + 3,44 +
3,15 + 0,97 + 2,03 + 2,51 + 3,64 + 3,56 + 3,91 + 3,51 + 0,75 = 54,14
Menghitung varians total dengan rumus :
∑Y2 = 145538
∑Y = 2070
N = 30
(Y ) 2
Y 2
t2 N
N
(2070) 2
145538
30
30
4284900
145538
30
30
145538 142830
30
2708
30
= 90,267
Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan dengan rumus reliabilitas
n 1
2
r11 =
1 2
n 1 t
20 54,14
= 1
20 1 90,267
= (1,0526) (1-0,5998)
= (1,0526) (0.4002)
= 0,421
Dari hasil perhitungan r11 = 0,421 maka reliabilitas tes instrument yang diujikan
F
TK = x100%
N
10
TK = x100%
30
= 33,33 % (sedang)
Pada soal nomor 1 diperoleh TK 20 % termasuk dalam kriteria mudah. Untuk soal
nomor 2 sampai nomor 20 dapat dihitung tingkat kesukaran soal dengan cara yang
ΣX2 498 513 261 639 606 529 273 571 598 285 587 297 267 259 501 498 481 734 501 294
(ΣX)2 11664 12100 5041 16384 15876 12321 6241 14884 15376 6400 13456 9801 6084 5929 11881 11664 10609 16900 11881 6724
VALIDITAS
ΣXY 7754 7798 2749 8653 86703 7753 2793 8139 8679 2951 7893 3384 2934 2825 77813 7754 7632 9316 77813 3011
0,27 0,24 0,23 0,29
rxy (r-hitung) 0,555 0,564 0,196 0,655 0,627 0,592 0,251 0,604 0,637 1 0,603 0,391 5 9 0,557 0,555 0,507 0,751 0,557 5
0,36 0,36 0,36 0,36
r-tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 1 0,361 0,361 1 1 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 1
t
2
90,
267
Keterangan V V TV V V V TV V V TV V V TV TV V V V V V TV Σ2
2 i
i 54,14
RELIABILITAS
3,64 3,65 0,53 3,82 3,76 3,55 0,71 3,23 2,84 0,94 3,44 3,15 0,97 2,03 2,51 3,64 3,56 3,91 3,51 0,75
r11 0,421
Kriteria Sedang
KESUKARAN
MH 7,33 7,84 9,97 5,71 5,97 7,97 9,01 5,97 7,84 9,63 7,33 8,31 9,01 9,53 7,33 7,33 7,93 6,63 7,97 9,33
ML 3,33 3,43 5,93 2,23 3,14 4,13 5,34 3,14 3,43 5,61 3,33 3,87 5,25 5,51 3,33 3,33 4,03 3,21 4,37 5,11
x 2 55,6 64,1 64,6 67,4
Daya Pembeda
1 30,33 30,43 65,53 24,96 34,23 32,33 54,19 35,19 30,43 5 30,33 58,77 9 3 30,33 30,33 33,27 53,76 38,15 1
thitung 3,89 3,95 0,28 3,54 3,47 3,94 1,05 3,49 3,95 1,14 3,76 3,75 1,05 0,34 3,89 3,89 3,44 3,45 4,45 1,16
t tabel 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69
signifika signifika Tdk signifika signifika signifika Tdk signifika signifika Tdk signifika signifika Tdk Tdk signifika signifika signifika signifika signifika Tdk
Keterangan n n Sgn n n n Sgn n n Sgn n n Sgn Sgn n n n n n Sgn
Lampiran 13. Skor mentah Nilai Tes kemampuan Awal/Pra Penelitian
Total 1503
4
Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis = x 100% = 13,33% (Rendah )
30
Lampiran 15. Skor Mentah Nilai Tes Kemampuan Siklus I
4. Asiyah 69 Cukup
Total 2073
16
Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis = x 100% = 53,33 % (Sedang)
30
Lampiran 17. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Skor Yang Diperoleh Siswa Tiap Indikator Akhir Siklus I
No. Urut Skor Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Jlh
Siswa 1 2 3 4 5 Skor Kategori
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 0 3 4 1 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 73 Cukup
2 4 4 2 0 0 3 4 0 0 0 4 4 0 0 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 49 Sangat kurang
3 4 4 3 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
4 4 4 4 4 0 4 4 2 2 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 0 0 69 Cukup
5 3 4 3 2 0 4 1 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup
6 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 1 0 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup
7 4 4 3 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 3 1 4 4 4 3 1 4 4 3 4 1 78 Baik
8 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 80 Baik
9 4 4 4 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 2 4 0 77 Baik
10 4 4 3 3 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Kurang
11 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 70 Cukup
12 4 4 3 3 1 4 4 2 4 0 4 4 4 2 1 4 4 4 3 1 3 4 3 4 1 75 Baik
13 3 4 3 4 0 2 4 3 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 71 Cukup
14 4 4 3 4 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 69 Cukup
15 3 4 4 4 0 3 4 3 0 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 3 70 Cukup
16 4 4 3 2 0 3 4 3 3 0 4 4 4 2 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 70 Cukup
17 3 4 1 2 0 3 4 1 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 67 Cukup
18 3 4 4 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
19 4 4 4 4 0 4 4 2 0 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 4 0 69 Cukup
20 3 4 4 3 0 4 2 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 75 Cukup
21 3 4 4 3 0 4 4 4 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Cukup
22 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 76 Baik
23 3 0 4 4 1 4 4 1 0 0 4 4 4 4 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 52 Kurang
24 3 4 4 3 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 2 0 73 Cukup
25 3 1 4 4 0 2 4 1 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 66 Cukup
26 4 4 3 4 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Baik
27 4 4 2 3 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 0 0 65 Cukup
28 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 77 Baik
29 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 78 Baik
30 3 0 4 4 1 3 4 1 0 0 4 4 1 0 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 44 Sangat kurang
Jumlah 109 109 99 102 5 108 115 80 85 2 120 120 106 89 2 109 108 119 114 2 96 112 84 100 5 2100
Lampiran 17. Skor Mentah Nilai Tes
Kemampuan Siklus II
4. Asiyah 82 Baik
Total 2341
26
Skor Kemampuan Berpikir Kritis = x 100% = 86, 67 % ( Tinggi )
30
Lampiran 19. Lembar Observasi Guru Selama Pembelajaran Siklus I
Mata Pelajaran :Matematika
Materi Pokok :Lingkaran
Kelas/Semester :VIII1/2
Keterangan :
1. = Berarti “sangat kurang baik”
2. = Berarti “kurang baik”
3. = Berarti “cukup”
4. = Berarti “baik”
5. = Berarti “baik sekali”
Pertemuan I
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4
(Yasir Ahmad)
Lampiran 20. Lembar Observasi Siswa Selama Pembelajaran Siklus I
Pertemuan I
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
(Yasir Ahmad)
Lampiran 21. Lembar Observasi Guru Selama Pembelajaran Siklus II
Pertemuan 3
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5
Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5
Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 6 Jumlah kategori Jumlah kategori
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor penutup = 3 pengelolaan waktu =
Jadi Jumlah Skor Maksimal kategori inti Jadi Jumlah Skor 1
Maksimal kategori 6 x 5 = 30 Maksimal kategori Jadi Jumlah Skor
pendahuluan 5 x 5 Skor perolehan = 26 penutup 5 x 3 = 15 Maksimal kategori
= 25 26 Skor perolehan = 14 pengelolaan waktu
Skor perolehan = x 100% 86,67% 5x1=5
30 14
23 x 100% 93,33% Skor perolehan = 5
15
23 5
x 100% 92% x 100% 100%
25 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5 Skor Maksimal = 5
Jumlah kategori Jumlah kategori inti = 6 Jumlah kategori Jumlah kategori
pendahuluan = 5 Jadi Jumlah Skor penutup = 3 pengelolaan waktu =
Jadi Jumlah Skor Maksimal kategori inti Jadi Jumlah Skor 1
Maksimal kategori 6 x 5 = 30 Maksimal kategori Jadi Jumlah Skor
pendahuluan 5 x 5 Skor perolehan = 29 penutup 5 x 3 = 15 Maksimal kategori
= 25 29 Skor perolehan = 14 pengelolaan waktu
Skor perolehan = x 100% 96,67% 5x1=5
30 14
25 x 100% 93,33% Skor perolehan = 5
15
25 5
x 100% 100% x 100% 100%
25 5
(Yasir Ahmad)
Lampiran 22. Lembar Observasi Siswa Selama Pembelajaran Siklus II
Pertemuan 3
(Yasir Ahmad)
Tabel 4.2. skor Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis siswa Siklus I
No. Soal
Jumlah % Keterangan
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 8 7 5 5 8 8 5 5 5 10 66 66% Cukup
2 5 8 5 7 5 6 5 5 5 5 56 56% Sangat kurang
3 8 9 8 10 6 8 10 10 10 6 85 85% Baik
4 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
5 10 5 5 8 7 7 7 6 5 5 65 65% Cukup
6 6 10 5 7 8 4 5 6 6 10 67 67% Cukup
7 10 5 5 10 5 10 5 10 10 10 80 80% Baik
8 9 10 8 10 10 5 10 5 10 10 87 87% Baik
9 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 50% Sangat kurang
11 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
12 10 6 5 10 8 10 9 10 9 5 82 82% Baik
13 7 6 8 5 5 9 5 6 6 5 62 62% Cukup
14 7 6 8 5 5 9 5 7 8 5 65 65% Cukup
15 7 6 8 5 5 10 5 5 5 5 61 61% Cukup
16 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
17 7 6 8 5 5 9 5 5 5 5 60 60% Cukup
18 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
19 5 5 8 5 5 8 5 5 5 10 61 61% Cukup
20 6 5 8 5 8 5 8 10 8 5 68 68% Cukup
21 10 5 10 5 5 5 5 10 5 5 65 65% Cukup
22 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
23 5 8 5 7 5 6 5 5 5 5 56 56% Sangat Kurang
24 5 5 5 8 8 8 8 7 8 6 68 68% Cukup
25 5 10 6 7 7 7 7 7 6 6 68 68% Cukup
26 5 8 9 7 10 6 10 8 10 10 83 83% Baik
27 7 5 7 5 7 7 7 7 7 7 66 66% Cukup
28 10 8 5 7 10 6 10 8 10 10 84 84% Baik
29 9 8 9 7 10 6 10 8 10 10 87 87% Baik
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 50% Sangat kurang
Tabel 4.6. Skor Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis siswa Siklus II
No. Soal
Jumlah % Keterangan
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 10 10 10 5 10 10 5 8 5 10 83 83% Baik
2 5 8 5 10 5 10 5 5 5 5 63 63% Cukup
3 10 10 8 10 6 8 10 10 10 6 88 88% Baik
4 10 10 10 5 5 10 8 5 5 5 73 73% Baik
5 10 5 5 8 7 7 7 6 5 5 65 65% Cukup
6 6 10 5 7 8 4 5 6 6 10 67 67% Cukup
7 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 95 95% Sangat baik
8 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 95 95% Sangat baik
9 10 8 9 7 10 6 10 8 10 10 88 88% Baik
10 10 10 8 7 10 8 5 10 5 5 78 78% Baik
11 10 10 10 5 5 10 5 10 5 5 75 75% Baik
12 10 6 5 10 8 10 10 10 10 5 84 84% Baik
13 10 9 8 5 5 10 5 9 9 5 75 75% Baik
14 10 6 8 5 5 10 5 10 8 5 72 72% Baik
15 10 6 10 9 9 10 5 5 5 5 74 74% Baik
16 7 10 10 5 5 10 5 8 8 5 73 73% Baik
17 10 6 10 10 5 10 5 5 10 5 76 76% Baik
18 10 8 10 7 10 6 10 8 10 10 89 89% Baik
19 8 8 8 10 5 10 5 5 5 10 74 74% Baik
20 6 5 8 5 8 5 8 10 8 5 68 68% Cukup
21 10 10 10 5 5 10 5 10 5 5 75 75% Baik
22 10 8 10 7 10 6 10 10 10 10 91 91% Sangat baik
23 5 8 5 7 5 6 5 5 5 5 56 56% Kurang
24 10 5 5 10 8 8 8 7 8 6 75 75% Baik
25 5 10 6 7 7 7 7 7 6 6 68 68% Cukup
26 5 10 10 7 10 6 10 8 10 10 86 86% Baik
27 10 5 7 5 7 7 7 7 7 7 69 69% Cukup
28 10 10 5 7 10 6 10 10 10 10 88 88% Baik
29 10 10 10 7 10 6 10 10 10 10 93 93% Sangat baik
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 50% Kurang
Lampiran 22. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Skor Yang Diperoleh Siswa Tiap Indikator Akhir Siklus I
2 4 4 2 0 0 3 4 0 0 0 4 4 0 0 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 49 Sangat kurang
3 4 4 3 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
4 4 4 4 4 0 4 4 2 2 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 0 0 69 Cukup
5 3 4 3 2 0 4 1 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup
6 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 1 0 4 2 0 1 4 3 4 0 66 Cukup
7 4 4 3 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 3 1 4 4 4 3 1 4 4 3 4 1 78 Baik
8 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 80 Baik
9 4 4 4 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 2 4 0 77 Baik
10 4 4 3 3 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Kurang
11 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 70 Cukup
12 4 4 3 3 1 4 4 2 4 0 4 4 4 2 1 4 4 4 3 1 3 4 3 4 1 75 Baik
13 3 4 3 4 0 2 4 3 4 0 4 4 4 3 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 71 Cukup
14 4 4 3 4 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 69 Cukup
15 3 4 4 4 0 3 4 3 0 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 3 70 Cukup
16 4 4 3 2 0 3 4 3 3 0 4 4 4 2 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 70 Cukup
17 3 4 1 2 0 3 4 1 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 3 0 67 Cukup
18 3 4 4 4 0 3 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 75 Baik
19 4 4 4 4 0 4 4 2 0 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 4 0 69 Cukup
20 3 4 4 3 0 4 2 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 75 Cukup
21 3 4 4 3 0 4 4 4 4 1 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Cukup
22 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 3 4 0 76 Baik
23 3 0 4 4 1 4 4 1 0 0 4 4 4 4 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 52 Kurang
24 3 4 4 3 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 2 0 73 Cukup
25 3 1 4 4 0 2 4 1 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 66 Cukup
26 4 4 3 4 0 4 4 3 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 3 0 75 Baik
27 4 4 2 3 0 4 4 2 2 0 4 4 4 0 0 4 4 4 4 0 4 4 4 0 0 65 Cukup
28 4 4 3 4 0 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 77 Baik
29 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 3 4 0 78 Baik
30 3 0 4 4 1 3 4 1 0 0 4 4 1 0 0 0 0 4 4 0 0 0 3 4 0 44 Sangat kurang
Jumlah 109 109 99 102 5 108 115 80 85 2 120 120 106 89 2 109 108 119 114 2 96 112 84 100 5 2100
FOTO DOKUMENTASI
1.Siswa Membaca Tek Soal Untuk Dibawa ke 2. Siswa Berinteraksi dan Berkolaborasi membahas isi
Forum Diskusi catatan (Talk)