Pleuritis
1. Definisi Pleuritis
1.1 Pengertian Pleuritis
Pleuritis adalah gejala yang ditandai dengan nyeri dada terlokalisir yang disebabkan oleh
peradangan penyebab penyakit pada pleura. Pleuritis dapat disebabkan oleh penyakit pleura
primer atau sekunder dari penyakit sistemik. Hippocrates pertama kali menggambarkan
"pleuritis" pada abad ke-5 SM. sebagai "nyeri di sisinya, demam dan menggigil" disertai dengan
"ortopnea" dan takipnea."[ Wilson A.]
1.2 Etiologi
2. Assesment
Anamnesis umum
o Nama : Tn. Mail
o Umur : 42 tahun
o Jenis kelamin : pria
o Alamat : jln. Kenangan
o Pekerjaan : Pedagang Ayam
Anamnesis khusus :
o riwayat penyakit dahulu : pernah mengalami pneumonia
o riwayat penyakit sekarang : tidak ditemukan riwayat penyakit sekarang
o adakah penyakit penyerta : tidak ditemukan penyakit penyerta
o keluhan utama saat ini : batuk, sesak nafas, demam
o sejak kapan : sejak 10 minggu lalu
o lokasi sakit dan rasa sakit yang dirasakan : nyeri bahu dan punggung bagian
kanan dan sesak nafas yang mengganggu
o adakah kebiasaan yang sering dilakukan yang sekiranya bisa memicu effuse
pleura : ada yaitu merokok
2.1 Temuan pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan vital sign
- BP : 130/80 mmHg (normal)
- HR : 122x/menit (Takikardi)
- RR : 29x/menit (takipnea)
- Suhu : 38,8° (demam)
Inspeksi :
- Bentuk dada : asimetris, pigeon chest
- Pola pernapasan : nafas pendek
Palpasi Thoraks : ditemukan nyeri tekan atau fenomena guading yang khas seperti
pada peritonitis abdomen
Perkusi: ditemukan suara nafas terdengar dari atas bagian jantung atau paru (dullness)
Auskultasi:
- ditemukan suara friction rub pleura yang terdengar saat gerakan inspirasi dan
ekspirasi
-
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
2.2 Temuan pemeriksaan gerak aktif
- Nyeri pada m. Sternocleidomastoideus saat pasien melakukan gerakan mandiri
rotasi shoulder.
- Nyeri pada m. pectoralis mayor saat pasien melakukan gerakan mandiri ke
arah fleksi shoulder
dianggap paling efisien yang telah digunakan dalam penelitian dan pengaturan klinis.
3. Diagnosis
3.1 Body Functions : adanya batuk yang mengganggu, Sensation of pain, Chest pain, pada
fungsi kardiovaskular dan pernapasan seperti sesak napas, perasaan detak tidak teratur
dan adanya takikardi, dispnea dan mengi,
3.2 Functional Limitation : pasien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari
3.3 Participation restriction : pasien tidak mampu melakukan aktivitas sosial ataupun
pekerjaannya.
Diagnosis pasien Tn. Mail : klien mengalami sesak nafas, demam dan batuk disebabkan
adanya Pleuritis bagian dextra yang sudah terjadi sejak 10 minggu yang lalu.
4. Perencanaan
4.1Jangka pendek
- Mengurangi rasa sesak dan memperbaiki pola nafas agar bisa normal
- Mengurangi batuk tidak efektif
5. Intervensi
5.1 Breathing control
Breathing control adalah suatu metode pernafasan yang bertujuan untuk merilekskan
pernapasan, meningkatkan kinerja organ paru-paru dan untuk membantu mengurangi beban
kerja pernapasan.
Prosedur (SOP) Breathing control :
a. Untuk melatih kontrol pernapasan, pasien harus berada di tempat yang nyaman dan
tertopang dengan baik posisi. Fisioterapis akan memberi tahu pasien tentang posisi
terbaik
b. Istirahatkan satu tangan dengan lembut di perut pasien, jaga bahu dan dada bagian atas
pasien santai. Biarkan tangan pasien terangkat dengan lembut saat pasien menarik napas.
c. Arahkan pasian agar merasakan perut pasien naik perlahan lalu biarkan udara keluar.
Penting bahwa pernafasan menjadi rileks.
d. Pastikan leher dan bahu pasien tetap rileks
e. Arahkan pasien untuk secara bertahap cobalah untuk meningkatkan kedalaman
pernapasan sambil mempertahankan relaksasi
f. Jelaskan pasa pasien dengan melakukan ini dapat membuat pernapasan pasien lebih
efisien, sehingga mengurangi sesak nafas.
5.2 Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan aktivitas untuk membersihkan sekresi pada jalan nafas.
Tujuan batuk efektif adalah meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah risiko tinggi
retensi sekresi (pneumonia, atelektasis, dan demam).
SOP batuk efektif:
1. Posisikan tubuh dalam keadaan duduk dengan kaki menyentuh lantai.
Anda bisa duduk di kursi atau bersandar di tempat tidur.
2. Letakkan atau lipat tangan di depan ulu hati, lalu ambil napas melalui
hidung secara perlahan. Cara ini dilakukan untuk menekan pergerakan
udara yang menyebabkan batuk.
3. Tarik napas dalam 4-5 kali.
4. Selama mengambil napas pertahankan bahu tetap rileks, yaitu posisi dada
bagian atas tidak bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik. Tahan
napas selama 2-3 detik, hembuskan perlahan.
5. Pada tarikan napas kelima, sebelum batuk condongkan badan sambil
menekan lengan ke ulu hati terlebih dulu.
6. Angkat bahu dan longgarkan pergerakan dada, lalu batukkan dengan
kencang.
7. Batuk harusnya berlangsung kuat dan pendek. Cara ini akan membuat
dahak keluar.
8. Selain teknik 1 kali batuk, batuk juga bisa dilakukan sebanyak 2-3 kali
lagi setelahnya, tapi dalam keadaan mulut yang lebih tertutup. Jika Anda
melakukan teknik ini batuk pertama bertujuan untuk mencairkan dahak
dan mengalirkannya ke saluran napas utama. Dahak kemudian akan
dikeluarkan pada batuk yang kedua dan ketiga.
9. Ambil napas kembali secara perlahan melalui hidung untuk membantu
dahak mengalir ke belakang saluran napas.
10. Lakukanlah beberapa kali sesuai kebutuhan Anda sampai merasa bisa
bernapas lebih lega dan batuk mereda.
1) Persiapan Alat
Bantal
Ranjang yang dapat mengatur posisi klien
2) SOP
o Mengucapkan salam
o Menyebut/menanyakan nama pasien
o Mengenalkan diri dan instansi
o Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
o Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum melakukan
tindakan
o Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.
o Mencuci tangan
o Memasang masker dan sarung tangan bersih
o Pilih area tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua
bidang paru, data klinis dan gambar photo dada
o Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
o Bantu klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan dan ajarkan klien
memposisikan postur lengan dan posisi kaki yang tepat.
o Letakan bantal untuk menyangga dan kenyamanan.
o Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit
o Setelah posisi pertama, minta klien duduk napas dalam dan batuk effektif.
Tampung sekret dalam pot sputum
o Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit
Tempat dan alat
(Dokumentasi pribadi)
Dokumentasi 1
(Dokumentasi pribadi)
Dokumentasi 2
(dokumentasi pribadi)
Dokumentasi 3
(dokumentasi pribadi)
6. Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan parameter pemeriksaan yang dilakukan dengan kriteria
dan parameter yang digunakan antara lain :
Jaury, D. F. (2014). GAMBARAN NILAI VAS (Visual Analogue Scale) PASCA BEDAH
SEKSIO SESAR PADA PENDERITA YANG DIBERIKAN TRAMADOL. E-CliniC, 2(1),
1–7. https://doi.org/10.35790/ecl.2.1.2014.3713