Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

PNEUMONIA, KONTUSIO PARU, DAN BRONKIEKTASIS

Kelompok 3

Eunike Yolanda Sulo (20121001006)

Medlin Kurniawati Kambe (20121001011)

I Made Satya Surya Diputra (20121001012)

Ida Bagus Acarya Putra (20121001019)

Program Studi Fisioterapi

Fakultas Kesehatan Sains Dan Teknologi

Universitas Dhyana Pura

2022
A. Pneumonia
1. Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, yang disebabkan oleh infeksi sehingga menimbulkan konsolidasi jaringan paru
yang dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.
Pada perkembangannya, terdapat dua bentuk pneumonia, yaitu pneumonia-masyarakat
(community-acquired pneumonia/CAP), apabila infeksinya terjadi di masyarakat; dan
pneumonia-RS atau pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia/HAP), bila
infeksinya didapat lebih dari 48 jam atau setelah dirawat di rumah sakit.
2. Assesment
a. Anamnesis
 Pemeriksaan Subjektif
- Nama :Y
- Umur : 68 tahun
- Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak napas
- Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit ginjal, alergi, asma dan
opname disangkal.
- Riwayat penyakit keluarga : Diabetes mellitus, asma, hipertensi dan
jantung disangkal.
- Riwayat Penyakit Sosial Ekonomi : Kebiaasaan merokok.
 Pemeriksaan Objektif
Pengukuran vital sign
- Tekanan Darah : 132/84 mmHg
- Denyut Nadi : 76x/menit
- Suhu Tubuh : 360C
- Pernapasan : 24x/menit
Inspeksi

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi


Thorax Bentuk dada Ketinggalan Sonor di Suara dasar
Pulmo normal (+), gerak (-/-) seluruh vesikular
retraksi (+) normal, lapang paru (+) pada
fremitus kiri (+) lapang paru
(+/+) normal ; kiri ; suara
redup pada dasar
ICS 6-8 vesikular
lapang paru pada lapang
kanan. paru kanan,
rhonki
(+/+),
wheezing
(-/-).
Thorax ictus cordis tidak ictus cordi redup pada Suara
Jantung tampak (+) teraba (+) jantung Jantung I-II
normal. normal, kuat normal (+) reguler (+),
angkat (+) murmur (-),
normal. bising
jantung (-).
Abdomen jejas (-), distensi supel (+), timpani Peristaltik
(-), massa (-). nyeri tekan seluruh usus (+)
(-), defans lapang normal.
muskuler (-). abdomen
(+) normal,
hepar pekak
(+) normal,
undulasi (-),
pekak
beralih (-).

b. Pemeriksaan Gerak Pasif : Tidak dilakukan pemeriksaan gerak pasif.


c. Pemeriksaan Gerak Aktif : Adanya spasme pada Pectoralis Mayor dan M.
Upper Trapezius
d. Pengukuran Skala Nyeri
Pengukuran skala nyeri menggunakan Visual Analog Scale, dan didapatkan hasil :
Nyeri Diam : 2 (nyeri Ringan )
Nyeri Tekan : 4 (nyeri sedang)
Nyeri Gerak : 6 (nyeri sedang )
e. Pemeriksaan Kekuatan Otot MMT

Otot pernapasan Nilai Keterangan


m.trapezius 3 Adanya kontraksi otot, adanya
pergerakan sendi full ROM dan
mampu melawan gravitasi
m.pectoralis 3 Adanya kontraksi otot, adanya
pergerakan sendi full ROM dan
mampu melawan gravitasi
m.strenocleidomastoideus 2 Adanya kontraksi otot dan
adanya pergerakan sendi full
ROM
m.scalenus 2 Adanya kontraksi otot dan
adanya pergerakan sendi full
ROM

f. Pemeriksaan Antropometri
Pengukuran ekspansi thoraks dilakukan dengan menggunakan alat ukur midline.

Titik Inspirasi Ekspirasi Selisih


Axila 70cm 72 cm 2cm
Costa4-5 76cm 77cm 1cm
Proc.xyphoideus 75cm 77 cm 2cm

g. Pengukuran LGS
Dari pemeriksaan LGS yang di berikan fisioterapis kepada pasien ditemukan
bahwa pasien kurang mampu menggerakan sendi dengan gerakan hasil dari
pemeriksaan adalah pengukuran LGS ini menggunakan Goneometer.

Gerakan ROM Normal


Shoulder
Fleksi-Ekstensi S . 50°-0°-160°
Abduksi-Adduksi F. 140°-0°- 80°
Eksorotasi/Endorotasi R.80 °- 0 °- 95 °
Elbow
Fleksi-Ekstensi S .0°-0°- 140 °
Supinasi/Pronasi T .75°- 0 °- 70 °

Hip
Fleksi-Ekstensi S.30 °- 0 ° - 125°
Abduksi -Adduksi F. 40 ° - 0 ° - 20°
Eksorotasi-Endorotasi R. 45 ° - 0 ° - 35°
Knee
Fleksi -Ekstensi S.20 °- 0 ° - 120°
Ekso-Endorotasi F. 50 ° - 0 ° - 25°
R. 40 ° - 0 ° - 35°

h. Pengukuran Fungsional(indeks Barthel)

No Item yang dinilai Skor Keterangan


1 Makan 2 Mandiri
2 Mandi 2 Mandiri
3 Perawatan diri 2 Mandiri
4 Berpakaian 1 Bantuan orang lain
5 Buang air kecil 2 Mandiri
6 Buang air Besar 2 Mandiri
7 Penggunaan Toilet 1 Bantuan orang lain
8 Transfer 1 Bantuan orang lain
9 Mobilitas 1 Bantuan orang lain
10 Naik Turun tangga 0 Tidak Mampu
11 Hasil 14 Ketergantungan Ringan
Interprestasi hasil : 14 (kergantungan ringan )
Keterangan
20 : mandiri
12 -19 : ketergantungan ringan
9 - 11 : ketergantungan sedang
5-8 : ketergantungan berat
0-4 : ketergantungan
i. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Foto thorax PA

Sumber.
http://dx.doi.org/10.4172/2329-
6879.1000242

3. Diagnosis Fisioterapi
a. Impairment
 Bronkus dan bronkiolus ; terdapat spasme otot bronchial serta penumpukan
cairan eksudat disertai konsolidasi.
 Sangkar toraks ; penurunan ekspansi torak.
 Otot pernapasan ; spasme otot pernapasan karena berkontraksi berlebih saat
frekuensi pernapasan terlalu cepat iv. Diafragma ; pengembangan terbatas,
terlihat dari bentuk dada klien yang barrel chest
b. Functional Limitation
- Terhambat dalam merubah posisi baring ke duduk akibat sesak yang dirasakan
setelah lama berbaring.
- Tidak mampu berkeliling di sekitar rumah karena mudah merasa sesak.
c. Planning
 Jangka Pendek
Mengurangi rasa sakit atau nyeri dan mengurangi spasme otot pasien.
 Jangka Panjang
Pemberian latihan untuk
4. Intervensi/Treatment Fisioterapi
a. Infrared
- Tujuan
Untuk mendapatkan relaksasi lokal pada daerah dada dan punggung juga
untuk memperbaiki spasme pada otot bantu pernapasan.
- Persiapan alat
Siapkan alat kemudian cek keadaan lampu, cek kabel, ada yang terkelupas atau
tidak.
- Persiapan pasien
1. Posisikan pasien senyaman mungkin.
2. Bebaskan area yang akan diterapi, dari kain atau pakaian.
3. Sebelum diterapi kulit harus kering dan dilakukan tes sensibilitas terlebih
dahulu serta berikan informasi yang jelas tentang tujuan terapi mengenai
apa yang akan dirasakan.
- Pelaksanaan
1. Alat di atur sedemikian rupa, sehingga lampu IR dapat menjangkau daerah
dada dan punggung dengan jarak kurang lebih 40 cm.
2. Posisi lampu IR tegak lurus daerah yang akan diterapi.
3. Setelah semuanya siap alat dihidupkan, kemudian atur waktu 15 menit.
4. Selama proses terapi berlangsung fisioterapi harus mengontrol Setiap 5
menit sekali di takutkan rasa hangat lebih yang diterima pasien, jika
selama pengobatan rasa panas meningkat dosis harus dikurangi dengan 9
menurunkan intensitasnya, dengan sedikit menjauhkan IR. Hal ini
berkaitan dengan adanya overdosis.
5. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan alat dirapikan seperti semula.

Sumber. Dokumentasi Pribadi

b. Breathing Exercise
- Tujuan
Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki ventilasi udara, melatih pernapasan
diafragma, dan menjaga ekspansi thorak.
- Persiapan Alat
Bed/ Kursi
- Persiapan pasien
1. Pasien dalam keadaan rileks.
2. Posisi pasien duduk.
3. Salah satu tangan pasien memegang bagian dada, dan satunya lagi
memegang bagian perut.
- Pelaksanaan
1. Pasien diinstruksikan untuk menarik nafas panjang melalui hidung
(dengan mengembangkan perut) dan mengeluarkannya secara pelan -
pelan melalui mulut (mengempiskan perut).
2. Pengulangan hingga 2-5 kali.

Sumber. Dokumentasi Pribadi


c. Thoracic Expansion Exercise
- Tujuan
Thoracic Expansion Exercise (TEE) pada penderita pneumonia dapat
meningkatkan mobilisasi sangkar thorak.
- Persiapan Pasien
1. Posisi pasien duduk bersandar.
2. Pasien diminta menggenggam kedua tangannya.
Sumber. Dokumentasi Pribadi
- Pelaksanaan
1. Pasien diminta menarik napas (inspirasi) maksimal sambal
mengangkat kedua tangannya ke atas.
2. Pasien diminta menurunkan tangan pada saat menghembuskan nafas
(ekspirasi)

Sumber. Dokumentasi Pribadi


B. Kontusio Paru
1. Definisi
Kontusio paru adalah memar atau peradangan pada paru yang dapat terjadi pada
cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat.
Kontusio paru didefinisikan sebagai cedera lokal dengan edema, perdarahan
alveolar dan interstisial. Ini adalah cedera yang paling umum yang berpotensi
mematikan.
Kontusio paru disebabkan oleh trauma tumpul juga bisa diakibatkan oleh ledakan
atau gelombang kejut yang berhubungan dengan trauma tembus. Kekuatan yang
terkait dengan trauma toraks tumpul dapat mengenai parenkim paru. Hal ini
menyebabkan kontusio paru, ditandai dengan perkembangan infiltrat dengan
perdarahan ke dalam jaringan paru-paru.
2. Assesment
a. Anamnesis
 Pemeriksaan Subjektif
- Nama : Tuan S.
- Umur : 56 Tahun
- Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak, pingsan.
- Riwayat Penyakit Dahulu :hipertensi, diabetes mellitus.
- Riwayat Penyakit Sosial Ekonomi :-
 Pemeriksaan Objektif
Pengukuran vital sign
- Tekanan Darah : 130/90 mmHg
- Denyut Nadi : 100 x/menit
- Suhu Tubuh : 38,30 C
- Pernapasan : 38x/menit

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi


Jantung Ictus cordis Ictus Batas Bunyi
tak tampak cordis Jantung jantung I-II
teraba di Normal
SIC V
Paru-paru Tidak tampak Taktil Redup Wheezing
retraksi fremitus pada (+) pada
dinding dada, regio basal paru dextra
pengembangan kanan paru
paru asimetris. cenderung dextra
terpasang lemah. (SIC VI).
chest tube.
Abdomen tidak ada Tidak ada Suara Terdapat
asites, lesi (-), nyeri tympani bising usus
tekan. 8 kali per
menit.

b. Pemeriksaan Gerak Pasif


Pemeriksaan gerak pasif tidak dilakukan oleh terapis.
c. Pemeriksaan Gerak Aktif
Ditemukan nyeri pada bagian otot pectoralis.
d. Pengukuran Skala Nyeri
Pengukuran skala nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS) daan hasil
yang didapatkan :

Jenis Skala Keterangan


Nyeri Tekan 3 Nyeri ringan
Nyeri Gerak 6 Nyeri sedang
Nyeri Diam 1 Nyeri ringan

e. Pemeriksaan Kekuatan Otot

Ekstremitas atas Ekstremitas bawah


Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5 5 5
Tonus otot Baik Baik Baik Baik
Keterangan :
Nilai 0 :Tidak ada kontraksi otot
Nilai 1 : Adanya kedutan otot
Nilai 2 : ROM penuh tetapi tidak mampu melawan gravitasi
Nilai 3 : ROM penuh dan mampu melawan gravitasi.
Nilai 4 : ROM penuh dan dapat melawan graviatsi dengan tahanan
minimal.
Nilai 5 : Mampu melawan gravitasi dan tahanan maksimal.
f. Pengukuran LGS
Pada pengukuran lingkup gerak sendi pasien, tidak ditemukan adanya
keterbatasan gerak pada bagian ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah.
g. Pemeriksaan Antropometri
 Pengukuran ekspansi dada

Inspirasi Ekspirasi Nilai


Axilla 82 81 1
ICS 81 80 0,5
Proc.Xypoideus 81 80 1

h. Pengukuran Fungsional
 Barthel Index

No Item yang dinilai Score Keterangan


1 Mandi 0 Butuh bantuan orang
lain
2 Makan 1 Butuh bantuan
3 Berpakaian 2 Mandiri
4 Perawatan Diri 0 Butuh bantuan
5 BAB 2 Teratur
6 Penggunaan toilet 0 Butuh bantuan
7 Transferring 2 Berjalan dengan
bantuan 1 orang
8 Mobilitas 2 Butuh bantuan 1 orang
9 Naik turun Tangga 0 Tidak mampu
Total Skor 9 Ketergantungan sedang
Dari penilaian tersebut didapatkan hasil pasien tersebut ketergantungan
sedang.
Keterangan :
20 : mandiri
12 -19 : ketergantungan ringan
9 - 11 : ketergantungan sedang
5-8 : ketergantungan berat
0-4 : ketergantungan
i. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

CT Scan
Thorax

Sumber.http://www.jmedicalcasereports.com/content/5/1/362

Chest X Ray

Sumber. http://dx.doi.org/10.4172/2329-6879.1000242

Gambar. Pemeriksaan penunjang diagnostic dengan CT scan thorax dan Chest


Chest X Ray.
3. Diagnosis Fisioterapi
a. Impairment
Pasien mengalami sesak napas, nyeri, dan adanya penurunan ekspansi dada.
b. Functional Limitation
Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari dengan maksimal karena
adanya sesak napas dan nyeri.
c. Disability
Pasien harus meninggalkan pekerjaannya untuk sementara waktu dan
menjalani pengobatan, terutama bagi pasien yang menjalani rawat inap di
rumah sakit.
d. Planning
- Jangka pendek : penurunan nyeri, peningkatan ekspansi dada.
- Jangka panjang : pemberian latihan untuk peningkatan
kemampuan fungsional dan melanjutkan planning jangka pendek.
4. Intervensi/Treatment Fisioterapi
a. Purce Lip Breathing
 Tujuan
Mengurangi sesak napas pada pasien dan meningkatkan efisiensi
ventilasi.
 Persiapan Alat
Bed/kursi
 Persiapan Pasien
Posisi pasien nyaman, dengan posisi pasien setengah duduk di bed atau
terlentang.
 Teknik dan teknologi intervensi fisioterapi
- Meminta pasien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan
disusul dengan menghembuskan napas melalui mulut.
- Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari.

Sumber. Dokumentasi Pribadi


C. Bronkiktasis
1. Definisi
Bronkiektasis adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan dilatasi
bronkus dan bronkiolus yang bersifat menetap serta penebalan dinding bronkus.
Keadaan ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang kronis, dan inflamasi.
Kenyataannya penyakit ini cukup sering ditemukan di rumah sakit dan di klinik-
klinik dan diderita oleh laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini dapat diderita
mulai sejak anak-anak, bahkan dapat merupakan kelainan konginetal.
Bronkiektasis kongenital biasanya mempengaruhi bayi dan anak-anak. Penyebab
bronkiektasis ialah fibrosis kistik (cystic fibrosis) yaitu kelainan yang
menyebabkan lendir atau mukosa pada paru-paru menjadi lebih kental dan
lengket. Selain itu, pengaruh adanya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
2. Asessment
a. Anamnesis
 Pemeriksaan Subjektif
- Nama : Tn. X
- Umur : 55 tahun
- Riwayat penyakit sekarang : Pasien merasakan sesak nafas
saat beraktivitas berat, dahak tidak ada, mengi ada setiap saat
dalam kondisi aktifitas maupun istirahat, nyeri dada saat sesak
nafas.
- Riwayat Penyakit Sosial Ekonomi : Merokok
 Pemeriksaan Objektif
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 78 kali X / menit,
Pernapasan : 34 X / menit
Suhu : 37°C
Inspeksi : Ditemukan bawah bahu pasien tidak simetris dan raut
wajah pasien meraskan kesakitan akibat nyeri pada
Dada.
Palpasi : Ditemukan taktil fremitus kanan dan kiri dada pasien
menurun (abnormal).
Perkusi : Terdapat Sonora tau cairan yang ada pada kedua
lapang paru pasien.
Auskultasi : Ditemukan 2 suara napas yaitu Ronchi (penyebab
gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit
akibat obstruksi napas) dan Wheezing (akibat udara
melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat
Sebagian).

b. Pemeriksaan Gerak Pasif : Tidak dilakukan pemeriksaan gerak pasif.


c. Pemeriksaan Gerak Aktif : Pasien dapat melakukan gerakan ekstremitas
atas dan bawah (Abduksi, Adduksi ,Rotasi,
Elevasi, fleksi dan ekstensi) ke semua arah full
ROM dan tidak nyeri.
d. Pengukuran Skala Nyeri
- Pengukuran skala nyeri pada pasien menggunakan Visual Analog
Scale
dan hasil yang didapatkan
Nyeri Diam 2 : (nyeri Ringan )
Nyeri Tekan 4 : (nyeri sedang)
Nyeri Gerak 6 : (nyeri sedang)
e. Pemeriksaan Kekuatan Otot

No Otot Pernapasan Nilai keterangan


1 m.trapezius 3 Adanya kontraksi otot,
adanya pergerakan
sendi full ROM dan
mampu melawan
gravitasi
2 m.pectoralis 3 Adanya kontraksi otot,
adanya pergerakan
sendi full ROM dan
mampu melawan
gravitasi
3 m.strenocleidomastoideu 4 Adanya kontraksi otot,
s adanya pergerakan
sendi full ROM,
mampu melawan
gravitasi dan tahanan
minimal
4 m.scalenus 2 Adanya kontraksi otot
dan adanya pergerakan
sendi full ROM

f. Pengukuran LGS
Dari pemeriksaan LGS yang di berikan fisioterapis kepada pasien ditemukan
bahwa pasien mampu menggerakan sendi dengan gerakan hasil dari
pemeriksaan adalah pengukuran LGS ini menggunkan goneometer.

Gerakan ROM Normal


Shoulder
Fleksi-Ekstensi S . 60°-0°-165°
Abduksi-Adduksi F. 150°-0°- 70°
Eksorotasi/Endorotasi R.85 °- 0 °- 90 °
Elbow
Fleksi-Ekstensi S .0°-0°- 145 °
Supinasi/Pronasi T .80°- 0 °- 75 °

Hip
Fleksi-Ekstensi S.20 °- 0 ° - 125°
Abduksi -Adduksi F. 40 ° - 0 ° - 25°
Eksorotasi-Endorotasi R. 45 ° - 0 ° - 35°
Knee
Fleksi -Ekstensi S.20 °- 0 ° - 125°
Ekso-Endorotasi F. 40 ° - 0 ° - 25°
R. 45 ° - 0 ° - 35°

g. Pemeriksaan Antropometri

Titik Inspirasi Ekspirasi Selisih


Axila 75 cm 73 cm 2 cm
Costa 4-5 70 cm 69 cm 1 cm
Proc.xyphoideus 76 cm 74 cm 2 cm

h. Pengukuran Fungsional

No Item yang dinilai Skor Keterangan


1 Makan 2 Mandiri
2 Mandi 2 Mandiri
3 Perawatan Diri 2 Mandiri
4 Berpakaian 2 Mandiri
5 Buang Air kecil 2 Mandiri
6 Buang Air Besar 2 Mandiri
7 Penggunan toilet 2 Mandiri
8 Transfer 2 Mandiri
9 Mobilitas 2 Mandiri
10 Naik Turun tangga 0 Tidak mampu
Hasil 18 Ketergantungan Ringan
Keterangan
20 : Mandiri
12 -19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 -8 : ketergantungan berat
0 -4 : ketergantungan

i. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Spirometri
Spirometri
berfungsi
sebagai
alat untuk
melakukan
tes fungsi
pada paru-
paru dan
untuk
Sumber Gambar: mengetahu
http://anchaphysio.blogspot.com/2010/09/normal i volume
-0-false-false-false-en-us-x-none.html udara pada
paru-paru

Foto toraks Tn .X
55 tahun yang
diambil pada
tanggal 26 dan 30
Oktober 2015

sumber Gambar :
http://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-content/
uploads/2017/10/JRI-Apr-2017-37-2-165-76.pdf

Sumber Gambar : http://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-


content/uploads/2017/10/JRI-Apr-2017-37-2-165-76.pdf

3. Diagnosa Fisioterapi
a. Impairment
- Adanya sesak nafas dan nyeri dada.
b. Functional Limitation
- Pasien tidak dapat melakukan aktifitas sebagai petani karna sesak nafas
dan nyeri pada dada.
- Pasien belum dapat berjalan jauh karena sesak nafas dan nyeri pada
dada.
c. Disability
Pasien mengalami keterbatasan fungsional untuk melakukan
aktivitas/pekerjaannya kembali.
d. Planning
- Jangka Panjang : Meningkatkan fungsional dan kebugaran pada pasien
- Jangka pendek : Menurunkan sesak napas dan mengurangi nyeri
4. Intervensi / treatment Fisioterapi
a. Infra Red
- Tujuan
untuk mendapatkan relaksasi lokal pada daerah dada dan punggung
juga untuk memperbaiki spame pada otot bantu pernapasan.
- Persiapan alat
Siapkan Bed dan alat IR kemudian cek keadaan lampu, cek kabel,
apakah ada yang terkelupas atau tidak.

Sumber : Gambar Pribadi

Sumber gambar.https://images.search.yahoo.com
- Persiapan pasien
Posisikan pasien senyaman mungkin, bebaskan area yang akan
diterapi, dari kain atau pakaian, sebelum diterapi kulit harus kering dan
dilakukan tes sensibilitas terlebih dahulu serta berikan informasi yang
jelas tentang tujuan terapi mengenai apa yang akan dirasakan.
- Pelaksanaan
Alat di atur sedemikian rupa, sehingga lampu IR dapat menjangkau
daerah dada jarak kurang lebih 40 cm. Posisi lampu IR tegak lurus
daerah yang akan diterapi. Setelah semuanya siap alat dihidupkan,
kemudian atur waktu 15 menit. Selama proses terapi berlangsung
fisioterapi harus mengontrol Setiap 5 menit sekali di takutkan rasa
hangat lebih yang diterima pasien, jika selama pengobatan rasa Panas
meningkat dosis harus dikurangi dengan 9 menurunkan intensitasnya,
dengan sedikit menjauhkan IR. Hal ini berkaitan dengan adanya
overdosis. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan alat dirapikan
seperti semula.

Sumber gambar. Dokumentasi Pribadi


b. Breathing Exercise (BE)
- Tujuan
Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki ventilasi udara, melatih
pernapasan diafragma, dan menjaga ekspansi thorak.
- Persiapan pasien
Pasien rileks, pasien tidur di bed, kedua kaki ditekuk.
- Pelaksanaan
Diafragma Breathing Pasien diinstruksikan untuk menarik nafas
panjang melalui hidung (dengan mengembangkan perut) dan

mengeluarkannya secara pelan - pelan melalui mulut (mengempiskan


perut) pengulangan 2-5 kali.
Sumber : Gambar Pribadi
Daftar Pustaka

Prawatya, Christie July., Nurromdhoni, Ida. 2021. Pneumonia Lobaris


Dextra : Laporan Kasus.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
11617/12757/36.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Siahaan, Rudolph.,Maharani. 2021. Penatalaksanaan Pasien Dengan


Kontusio Paru. Vol. IX No. 2.

Lestari, Nur Eni., Nurhaeni, Nani., Chodidjah, Siti. 2018. The Combination
Of Nebulization And Chest Physiotherapy Improved Respiratory Status In
Children Pneumonia.

Hardini, Kurniani Fatma., Putri, Gherda intan Sari Hartono. 2021.


Penatalaksanaan Fisioterapi dengan Modalitas Infrared dan Deep
Breathing Exercise Terhadap Penurunan Nyeri dan Ekspansi Thoraks
Pada Pasien Efusi Pleura Post Water Seal Drainage. Volume 3 Nomor 2.

Mardani,Perviz.,dkk. Evaluation of Lung Contusion, Associated Injuries,


ans Outcome in a Major Trauma Center in Shiraz, Southern Iran.Volume
2021. https://doi.org/10.1155/2021/3789132

Chen, Li-Ru., dkk. Pulmonary Contusion Mimicking COVID-19 : A Case


Report. 2020. DOI: 10.12998/wjcc.v8.i81554

Hariyanto,Wahyuni., Hasan, Helmia. Bronkiektasis. Vol. 2 No.2. https://e-


journal.unair.ac.id/JR/article/download/12625/7260
Arif, Muhammad., Bashir, Muhammad Salman., Noor, Rabiya.
Effectiveness Of Chest Physiotherapy In The Management Of
Bronciecthasis. 2014.https://www.researchgate.net/publication/318674240_

Anda mungkin juga menyukai