Kelompok 3
2022
A. Pneumonia
1. Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, yang disebabkan oleh infeksi sehingga menimbulkan konsolidasi jaringan paru
yang dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.
Pada perkembangannya, terdapat dua bentuk pneumonia, yaitu pneumonia-masyarakat
(community-acquired pneumonia/CAP), apabila infeksinya terjadi di masyarakat; dan
pneumonia-RS atau pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia/HAP), bila
infeksinya didapat lebih dari 48 jam atau setelah dirawat di rumah sakit.
2. Assesment
a. Anamnesis
Pemeriksaan Subjektif
- Nama :Y
- Umur : 68 tahun
- Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak napas
- Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit ginjal, alergi, asma dan
opname disangkal.
- Riwayat penyakit keluarga : Diabetes mellitus, asma, hipertensi dan
jantung disangkal.
- Riwayat Penyakit Sosial Ekonomi : Kebiaasaan merokok.
Pemeriksaan Objektif
Pengukuran vital sign
- Tekanan Darah : 132/84 mmHg
- Denyut Nadi : 76x/menit
- Suhu Tubuh : 360C
- Pernapasan : 24x/menit
Inspeksi
f. Pemeriksaan Antropometri
Pengukuran ekspansi thoraks dilakukan dengan menggunakan alat ukur midline.
g. Pengukuran LGS
Dari pemeriksaan LGS yang di berikan fisioterapis kepada pasien ditemukan
bahwa pasien kurang mampu menggerakan sendi dengan gerakan hasil dari
pemeriksaan adalah pengukuran LGS ini menggunakan Goneometer.
Hip
Fleksi-Ekstensi S.30 °- 0 ° - 125°
Abduksi -Adduksi F. 40 ° - 0 ° - 20°
Eksorotasi-Endorotasi R. 45 ° - 0 ° - 35°
Knee
Fleksi -Ekstensi S.20 °- 0 ° - 120°
Ekso-Endorotasi F. 50 ° - 0 ° - 25°
R. 40 ° - 0 ° - 35°
Foto thorax PA
Sumber.
http://dx.doi.org/10.4172/2329-
6879.1000242
3. Diagnosis Fisioterapi
a. Impairment
Bronkus dan bronkiolus ; terdapat spasme otot bronchial serta penumpukan
cairan eksudat disertai konsolidasi.
Sangkar toraks ; penurunan ekspansi torak.
Otot pernapasan ; spasme otot pernapasan karena berkontraksi berlebih saat
frekuensi pernapasan terlalu cepat iv. Diafragma ; pengembangan terbatas,
terlihat dari bentuk dada klien yang barrel chest
b. Functional Limitation
- Terhambat dalam merubah posisi baring ke duduk akibat sesak yang dirasakan
setelah lama berbaring.
- Tidak mampu berkeliling di sekitar rumah karena mudah merasa sesak.
c. Planning
Jangka Pendek
Mengurangi rasa sakit atau nyeri dan mengurangi spasme otot pasien.
Jangka Panjang
Pemberian latihan untuk
4. Intervensi/Treatment Fisioterapi
a. Infrared
- Tujuan
Untuk mendapatkan relaksasi lokal pada daerah dada dan punggung juga
untuk memperbaiki spasme pada otot bantu pernapasan.
- Persiapan alat
Siapkan alat kemudian cek keadaan lampu, cek kabel, ada yang terkelupas atau
tidak.
- Persiapan pasien
1. Posisikan pasien senyaman mungkin.
2. Bebaskan area yang akan diterapi, dari kain atau pakaian.
3. Sebelum diterapi kulit harus kering dan dilakukan tes sensibilitas terlebih
dahulu serta berikan informasi yang jelas tentang tujuan terapi mengenai
apa yang akan dirasakan.
- Pelaksanaan
1. Alat di atur sedemikian rupa, sehingga lampu IR dapat menjangkau daerah
dada dan punggung dengan jarak kurang lebih 40 cm.
2. Posisi lampu IR tegak lurus daerah yang akan diterapi.
3. Setelah semuanya siap alat dihidupkan, kemudian atur waktu 15 menit.
4. Selama proses terapi berlangsung fisioterapi harus mengontrol Setiap 5
menit sekali di takutkan rasa hangat lebih yang diterima pasien, jika
selama pengobatan rasa panas meningkat dosis harus dikurangi dengan 9
menurunkan intensitasnya, dengan sedikit menjauhkan IR. Hal ini
berkaitan dengan adanya overdosis.
5. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan alat dirapikan seperti semula.
b. Breathing Exercise
- Tujuan
Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki ventilasi udara, melatih pernapasan
diafragma, dan menjaga ekspansi thorak.
- Persiapan Alat
Bed/ Kursi
- Persiapan pasien
1. Pasien dalam keadaan rileks.
2. Posisi pasien duduk.
3. Salah satu tangan pasien memegang bagian dada, dan satunya lagi
memegang bagian perut.
- Pelaksanaan
1. Pasien diinstruksikan untuk menarik nafas panjang melalui hidung
(dengan mengembangkan perut) dan mengeluarkannya secara pelan -
pelan melalui mulut (mengempiskan perut).
2. Pengulangan hingga 2-5 kali.
h. Pengukuran Fungsional
Barthel Index
CT Scan
Thorax
Sumber.http://www.jmedicalcasereports.com/content/5/1/362
Chest X Ray
Sumber. http://dx.doi.org/10.4172/2329-6879.1000242
f. Pengukuran LGS
Dari pemeriksaan LGS yang di berikan fisioterapis kepada pasien ditemukan
bahwa pasien mampu menggerakan sendi dengan gerakan hasil dari
pemeriksaan adalah pengukuran LGS ini menggunkan goneometer.
Hip
Fleksi-Ekstensi S.20 °- 0 ° - 125°
Abduksi -Adduksi F. 40 ° - 0 ° - 25°
Eksorotasi-Endorotasi R. 45 ° - 0 ° - 35°
Knee
Fleksi -Ekstensi S.20 °- 0 ° - 125°
Ekso-Endorotasi F. 40 ° - 0 ° - 25°
R. 45 ° - 0 ° - 35°
g. Pemeriksaan Antropometri
h. Pengukuran Fungsional
Spirometri
Spirometri
berfungsi
sebagai
alat untuk
melakukan
tes fungsi
pada paru-
paru dan
untuk
Sumber Gambar: mengetahu
http://anchaphysio.blogspot.com/2010/09/normal i volume
-0-false-false-false-en-us-x-none.html udara pada
paru-paru
Foto toraks Tn .X
55 tahun yang
diambil pada
tanggal 26 dan 30
Oktober 2015
sumber Gambar :
http://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-content/
uploads/2017/10/JRI-Apr-2017-37-2-165-76.pdf
3. Diagnosa Fisioterapi
a. Impairment
- Adanya sesak nafas dan nyeri dada.
b. Functional Limitation
- Pasien tidak dapat melakukan aktifitas sebagai petani karna sesak nafas
dan nyeri pada dada.
- Pasien belum dapat berjalan jauh karena sesak nafas dan nyeri pada
dada.
c. Disability
Pasien mengalami keterbatasan fungsional untuk melakukan
aktivitas/pekerjaannya kembali.
d. Planning
- Jangka Panjang : Meningkatkan fungsional dan kebugaran pada pasien
- Jangka pendek : Menurunkan sesak napas dan mengurangi nyeri
4. Intervensi / treatment Fisioterapi
a. Infra Red
- Tujuan
untuk mendapatkan relaksasi lokal pada daerah dada dan punggung
juga untuk memperbaiki spame pada otot bantu pernapasan.
- Persiapan alat
Siapkan Bed dan alat IR kemudian cek keadaan lampu, cek kabel,
apakah ada yang terkelupas atau tidak.
Sumber gambar.https://images.search.yahoo.com
- Persiapan pasien
Posisikan pasien senyaman mungkin, bebaskan area yang akan
diterapi, dari kain atau pakaian, sebelum diterapi kulit harus kering dan
dilakukan tes sensibilitas terlebih dahulu serta berikan informasi yang
jelas tentang tujuan terapi mengenai apa yang akan dirasakan.
- Pelaksanaan
Alat di atur sedemikian rupa, sehingga lampu IR dapat menjangkau
daerah dada jarak kurang lebih 40 cm. Posisi lampu IR tegak lurus
daerah yang akan diterapi. Setelah semuanya siap alat dihidupkan,
kemudian atur waktu 15 menit. Selama proses terapi berlangsung
fisioterapi harus mengontrol Setiap 5 menit sekali di takutkan rasa
hangat lebih yang diterima pasien, jika selama pengobatan rasa Panas
meningkat dosis harus dikurangi dengan 9 menurunkan intensitasnya,
dengan sedikit menjauhkan IR. Hal ini berkaitan dengan adanya
overdosis. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan alat dirapikan
seperti semula.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
11617/12757/36.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Lestari, Nur Eni., Nurhaeni, Nani., Chodidjah, Siti. 2018. The Combination
Of Nebulization And Chest Physiotherapy Improved Respiratory Status In
Children Pneumonia.