Anda di halaman 1dari 64

Tuntunan Ibadah Sesuai Tarjih

Rahmadi Wibowo Suwarno

BA Cabang PCM Sleman


27 Juni 2021
Kenapa harus beribadah?

Manusia meyakini dan Meyakini perlu


membutuhkan Allah pembuktian

Alasan:
• Allah bagian dari fitrah.
• Keterbatasan dan kelemahan
manusia
ُ‫الرََبنِيَّة‬
َ (religius) ُ‫َخ ََلقِيَة‬
‫(اْل أ‬etis)
‫أ‬
Norma-norma hukum yang bersumber
Mengedepankan moralitas atau etika.
pada agama dan berasal dari Tuhan.
Hukum Islam diturunkan untuk
Mengimplementasikan hukum Islam
membimbing perilaku manusia.
sama dengan mengamalkan agama Islam.

Karakteristik
Islam
ُ‫(الواقِعِيَّة‬realistis)
َ
Hukum Islam tidaklah utopis dan selalu ‫(الش ُم أو ُل‬dan
ُ konfrehensif)
memperhatikan kondisi ril manusia.
Hukum Islam mengatur seluruh aspek
Prinsip pendukung: a) bertahap dintegral
kehidupan umat Islam, dari dimensi
alam penerapan hukum, contoh: kasus
ibadah (ritual), sampai dimensi hubungan
larangan khamr. b) pengecualian
horizontal sesama manusia.
dibolehkan, contoh: karena terdesak
boleh makan babi di hutan.
Arti Ibadah
Secara bahasa:
taat (ُ‫اعة‬
َ َّ
‫ط‬ ‫)ال‬ , tunduk ) ‫ع‬
ُ‫أ‬‫و‬ ‫ض‬
ُ ‫اْل‬
ُ‫أ‬ ( , hina (‫ل‬ُّ ُّ dan pengabdian (‫ك‬
‫)الذ‬ ُ ‫)التَّنَ ُّس‬.
Secara istilah: َ َ
َّ
ُ‫الشارع‬ َ َ ََ ْ َ ْ ََ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُّ َ َّ
ِ ‫اب نو ِاهي ِه والعم ِل ِبما أ ِذن ِب ِه‬
ِ ‫هللا ِبام ِتث ِال أو ِام ِر ِه واج ِتن‬
ِ ‫التقرب ِإلى‬
Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta mengamalkan apa saja
yang diperkenankan oleh-Nya.

Ibadah sebagai puncak ketaatan dan ketundukan yg di d dlmnya


terdapat unsur cinta. Ketaatan tanpa unsur cinta, bukanlah ibadah
dalam arti yg sebenarnya. (Ibnu Taimiyah)
Macam Ibadah

• Purufikasi - Ta’abudi
Mahdhah • thaharah, shalat, zakat, puasa,
(Khusus) haji, qurban, doa, zikir

• Dinamisasi - Ta’aqquli
Ghairu Mahdhah • sosial, politik, ekonomi, seni,
(Umum) budaya, pendidikan dan
ekonomi
‫‪Prinsip Ibadah‬‬
‫‪Hanya Allah yang‬‬
‫‪Disembah‬‬
‫ِ‬
‫‪-‬إِ اَّي َك نَ ْعبُ ُد َوإِ اَّي َك نَ ْستَع ْ ُ‬
‫ْي )‪(1: 5‬‬

‫‪Mudah dan Ringan‬‬ ‫‪Tanpa Perantara‬‬


‫سا إِالا ُو ْس َع َها ‪(2:‬‬ ‫الَ يُ َكلِِ ُ‬ ‫وإِذَا سأَلَ َ ِ ِ‬
‫ف ا‬
‫اَّللُ نَ ْف ا‬ ‫ك عبَادي َع ِِّن فَِإِِّن قَ ِريْ ٌ‬
‫ب‬ ‫َ َ‬
‫)‪286‬‬ ‫)‪(2: 186‬‬

‫‪Sesuai Tuntunan Nabi‬‬ ‫‪Ikhlas‬‬


‫س فِ ِيه‬ ‫َح َد َ ِ‬ ‫َما أ ُِمروا إِالا لِي ْعب ُدوا هللا ُُمْلِ ِ‬
‫ث ِف أ َْم ِرََن َه َذا َما لَْي َ‬ ‫َم ْن أ ْ‬ ‫ْي لَهُ‬
‫صَْ‬ ‫َُ ْ َ‬ ‫ََ ُ‬
‫فَ ُه َو َردٌّ (متفق عليه)‬ ‫اء )‪(98: 5‬‬ ‫ِ‬
‫ال ِديْ َن ُحنَ َف َ‬
Thaharah
THAHARAH
• Definisi thaharah
– bersih atau suci dari kotoran (bahasa). Upaya untuk menghilangkan atau
menyucikan najis atau hadas dengan menggunakan alat bersuci menurut cara
tertentu (istilah).
• Macam-macam thaharah
– Thaharah hadas, menyucikan najis hukmiyah yang tidak dapat dirasa atau
dilihat dengan berwudlu, mandi atau tayamum.
– Thaharah khabats, yaitu membersihkan najis yang bisa dilihat dan dirasa yang
mengenai pakaian atau tempat dengan mencuci, memerciki atau istinja.
Alat-alat Bersuci
1. Air
– Air Mutlak (air hujan, air salju, air laut dan air zam-zam)
– Air musta’mal (suci lagi mensucikan)
– Air yang bercampur dengan barang yang suci
– Air Mutanajjis (tidak suci)
2. Debu
3. Batu atau Benda Padat (tanah keras, kayu , kertas dan tissue)
Najis
• Apa saja yang dipandang kotor atau menjijikan menurut agama
• Macam-macam Najis:
– Najis Haqiqi (air kencing, tinja).
• Najis Mukhaffafah (ringan), yaitu najisnya air kencing anak kecil yang baru minum asi
saja. Cara mensucikan memercikan air (kencing bayi laki-laki), mencuci (bayi perempuan)
• Najis Mutawassithah (sedang). Cara mensucikan mengalirkan air pada bekas najis
• Najis Mughallazah (berat), yaitu najisnya jilatan anjing, babi atau yang dikeluarkan dari
keduanya. Cara mensucikan dicuci bersih dengan air sebanyak 7 kali dan satu kali di
antaranya dicampur dengan tanah
• Najis Hukmi, hadas kecil atau hadas besar
Barang-barang Najis
• Disepakati: daging babi, darah, air kencing, tinja, khamer, nanah, air
wadi, air madzi, bangkai binatang darat yang darahnya mengalir dan
anggota tubuh dari binatang yang hidup.
• Diperselisihkan: anjing, kulit bangkaibinatang, air mani, bangkai
manusia, air yang keluar dari luka
Hadas
• Keadaan tidak suci yang mengenai pada seorang yang mengyebabkan
terhalang untuk melakukan shalat atau thawaf
• Macam-macam Hadas
– Hadas kecil (Buang air kecil atau buang air besar, kentut, Menyentuh
kemaluan dengan sengaja, tidur nyenyak)
– Hadas Besar (orang yang baru masuk islam, bertemunya dua persunatan,
mengeluarkan sperma (air mani) baik melalui mimpi maupun lainnya, telah
selesai dari haid, telah selesai dari nifas)
Adab Membuang Hajat
• Mendahulukan kaki kiri sambil berdo’a
• Tidak membuang hajat di air yang tidak mengalir
• Menghindari ditempat-tempat yang akan membuat orang tersebut
akan mendapat laknat
• Menutup dirinya dari pandangan manusia
• Tidak berbicara
• Menggunakan tangan kiri
WUDLU
1. Niat dengan mengucapkan Basmalah
2. membasuh dua telapak tangan
3. Berkumur-kumur
4. Menghirup air ke hidung kemudian mengeluarkannya
5. Membasuh wajah
6. Membasuh kedua tangan sampai dengan siku
7. Mengusap kepala dan telinga
8. Membasuh kedua kaki sampai dengan dua mata kaki
9. Mengucapkan doa setelah wudhu
1. Berniat ikhlas karena Allah disertai dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim
2. Membasuh atau mencuci dua telapak tangasn sambil membersihkan
sela-sela jari tangan sebanyak 3 kali
3. Berkumur-kumur dengan sempurna, dilakukan sebanyak 3 kali dengan
sempurna kecuali sedang dalam keadaan berpuasa berkumur-kumur
dengan biasa sehingga air tidak masuk ke dalam tenggorokan
4. Menghirup air dengan telapak tangan kanan ke hidung kemudian
mengeluarkannya, dilakukan sebanyak 3 kali dengan sempurna kecuali
bagi orang yang berpuasa dalam memasukkan ke hidung tidak sampai ke
dalam
5. Membasuh wajah atau muka 3 kali dengan mengusap dan menggosok
sudut kedua mata serta menyala-nyala jenggot bagi yang memiliki
6. Membasuh dua tangan sampai dengan siku, menggosok tangan dan sela-
sela jari tangan dengan membersihkan dalam membasuhnya, langkah ini
dilakukan dengan dari tangan kanan tiga kali dan tangan kiri tiga kali
8. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki, dan meyela-nyelai jari
kaki dan menggosoknya dimulai dari dengan kaki kanan 3 kali dan kaki
kemudian kaki kiri 3 kali
TAYAMMUM
1. Niat dengan mengucapkan basmalah
2. Menepuk atau meletakkan 2 telapak tangan ke tanah atau tempat atau
media suci yang berdebu
3. Meniup dua telapak tangan
4. Mengusap muka
5. Mengusap dua punggung telapak tangan
1. Berniat ikhlas karena Allah disertai dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim
2. Menepuk atau meletakkan kedua telapak tangan ke tanah atau tempat
yang berdebu satu kali seperti ke lantai dinding, kaca atau media suci yang
dapat dijangkau
3. Meniup kedua telapak tangan tersebut satu kali
4. Mengusapkan kedua telapak tangan ke muka atau wajah 1 kali
5. Mengusapkan telapak tangan kiri ke punggung telapak tangan kanan
sampai dengan pergelangan, dan mengusapkan telapak tangan kanan ke
punggung telapak tangan kiri sampai dengan pergelangan, masing-masing
satu kali usapan
MANDI WAJIB
1. Membasuh kedua tangan
2. Membersihkan kemaluan dengan tangan kiri.
3. Berwudlu seperti berwudlu akan melakukan shalat .
4. Menuangkan air ke atas kepala dan seluruh tubuh serta memakai
wangi-wangian dengan memasukan jari-jari tangan pada pokok
(pangkal) rambut dan seluruh tubuh
5. Membasuh kedua kaki tiga kali dengan mendahulukan kaki kanan
Ibadah Shalat
PENGERTIAN DAN HUKUM
• Do’a (bahasa).
• Ibadah yang terdiri dari ucapan dan perbuatan khusus yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam (istilah)

• Hukum: Wajib.
• Hukum Meninggalkan :
1. Kafir
2. Pendosa (bermaksiat)
PEMBAGIAN SHALAT BERDASARKAN STATUS HUKUM

• Shalat fardhu
• fardhu ‘ain yaitu shalat lima waktu
• fardhu kifayah yaitu shalat janazah
• Shalat tathawwu’ (sunnah)
• Mengiringi pelaksanaan shalat fardhu (shalat sunnah rawatib)
• Dikerjakan karena sebab-sebab tertentu seperti tahiyyatul masjid, shalat
setelah wudhu’
• Sunnah mutlak
Waktu Shalat
Syarat Salat
Menghadap
Islam
Kiblat

Suci dari
hadas dan Berakal
najis

Masuk
Menutup
waktu
aurat
shalat
PERBUATAN YANG
MEMBATALKAN SALAT

5. Auratnya
2. Berbicara tidak
1. Batal 4. Makan
dengan 3. Tertawa ditutup
thaharahnya dan minum
sengaja dengan
sengaja
1. Berdiri tegak
menghadap kiblat
dan berniat ikhlas
karena Allah
2. Melakukan
takbiratul ihram
3. Bersedekap
4. Rukuk
5. Iktidal
6. Sujud
7. Duduk diantara
dua sujud
8. Tasyahud awal
9. Tasyahud akhir
10. Salam
1. Berdiri tegak menghadap kiblat dan berniat ikhlas karena Allah
• Shalat dilakukan dengan menghadap ke kiblat, yaitu Ka’bah di Masjidil Haram di Mekah
• Berdiri yaitu posisi kaki sejajar dengan bahu, ketika berdiri pandangan ke tempat sujud
• Shalat harus dengan niat yang ikhlas di dalam hati bahwa ia hendak mengerjakan shalat
2. Takbiratul Ihram
Melakukan takbiratul ihram dengan mengucapkan Allahu Akbar, sambal mengangkat
kedua belah tangan sejajar dengan bahu dan menyejajarkan ibu jari tangan dengan
daun telinga bagian bawah dan jari-jari tangan sedikit direnggangkan serta telapak
tangan menghadap ke kiblat.
3. Bersedekap
Bersedekap dengan cara telapak tangan kanan menggenggam
pergelangan dan hasta tangan kiri dan diletakkan di atas dada
URUTAN YANG DILAKUKAN SAAT BERSEDEKAP

a. Membaca doa iftitah secara sir atau lirih


b. Membaca ta’awudz secara sir atau lirih
c. Membaca basmalah, yaitu Bismillahirrohmanirrohim. Dalam shalat jahr,
yaitu shalat dimana bacaan surat dibaca dengan suara keras, maka
basmalah dibaca secara jahr (keras) dan dapat juga dapat secara sir (lirih).
Adapun shalat sir, yaitu salah dimana bacaan surat dibaca pelan maka
basmalah dibaca sir pula
d. Membaca surat al-Fatihah dan membaca Amin
e. Membaca surat atau ayat Al-Quran
‫‪Doa iftitah‬‬
‫طايَا َك َما‬ ‫ب اللَّ ُه َّم نَ ِقِّنِي ِم ْن ْال َخ َ‬ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر ِ‬ ‫ت بَيْنَ ْال َم ْش ِر ِ‬ ‫اي َك َما بَا َع ْد َ‬ ‫ط اي َ َ‬ ‫‪ .1‬اللَّ ُه َّم بَا ِع ْد بَ ْينِي َوبَيْنَ َخ َ‬
‫ِ َو ْالََ َر ِِ‪.‬‬ ‫ْ‬
‫اِ َوالثَّل ِ‬ ‫اي ِب ْال َم ِ‬ ‫ط اي َ َ‬‫ض ِم ْن الدَّن َِس اللَّ ُه َّم ا ْغس ِْل َخ َ‬ ‫ب ْاْل َ ْبيَ ُ‬ ‫يُنَقَّى الث َّ ْو ُ‬
‫صالَتِى‬ ‫ض َحنِيفًا ُم ْس ِل ًما َو َما أَنَا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكينَ ِإ َّن َ‬ ‫ت َواْل َ ْر َ‬ ‫س َم َوا ِ‬ ‫ط َر ال َّ‬ ‫ى ِللَّذِى فَ َ‬ ‫ت َو ْج ِه َ‬ ‫‪َ .2‬و َّج ْه ُ‬
‫ت َوأَنَا أ َ َّو ُل ْال ُم ْس ِل ِمينَ ‪ ،‬اللَّ ُه َّم‬ ‫يك لَهُ َو ِبذَ ِل َك أ ُ ِم ْر ُ‬ ‫ب ْالعَالَ ِمينَ لَ ش َِر َ‬ ‫اى َو َم َماتِى ِ ََّلِلِ َر ِّ ِ‬ ‫س ِكى َو َم ْحيَ َ‬ ‫َونُ ُ‬
‫ت ِبذَ ْن َِى فَا ْغ ِف ْر ِلى ذُنُو ِبى‬ ‫ت نَ ْفسِى َوا ْعت َ َر ْف ُ‬ ‫ت َر ِبِّى َوأَنَا َع َْد َُك َ‬
‫ظلَ ْم ُ‬ ‫ت أ َ ْن َ‬‫ت ْال َم ِل ُك لَ ِإلَهَ ِإلَّ أ َ ْن َ‬ ‫أ َ ْن َ‬
‫ف‬‫ص ِر ْ‬ ‫ت َوا ْ‬ ‫س ِن َها ِإلَّ أ َ ْن َ‬‫ق لَ يَ ْهدِى ْل َ ْح َ‬ ‫س ِن اْل َ ْخالَ ِ‬ ‫ت َوا ْه ِد ِنى ْل َ ْح َ‬ ‫وب ِإلَّ أ َ ْن َ‬ ‫َج ِميعًا لَ يَ ْغ ِف ُر الذُّنُ َ‬
‫ْس‬ ‫س ْعدَي َْك َو ْال َخي ُْر ُكلُّهُ ِفى يَدَي َْك َوال َّ‬
‫ش ُّر لَي َ‬ ‫ت لَََّي َْك َو َ‬ ‫س ِيِّئ َ َها ِإلَّ أ َ ْن َ‬
‫ف َع ِنِّى َ‬ ‫ص ِر ُ‬ ‫س ِيِّئ َ َها لَ يَ ْ‬ ‫َع ِنِّى َ‬
‫ْت أ َ ْست َ ْغ ِف ُر َك َوأَت ُ ُ‬
‫وب ِإلَي َْك‬ ‫ت َوتَعَالَي َ‬ ‫ار ْك َ‬‫ِإلَي َْك أَنَا ِب َك َو ِإلَي َْك تَََ َ‬
‫ص ً‬
‫يال‬ ‫َّللاِ بُ ْك َرَ ً َوأ َ ِ‬
‫س َْ َحانَ َّ‬ ‫يرا َو ُ‬ ‫يرا َو ْال َح ْمدُ ِ ََّلِلِ َك ِث ً‬ ‫َّللاُ أ َ ْكََ ُر َك َِ ً‬
‫‪َّ .3‬‬
‫‪Bacaan taawudz‬‬
‫الر ِجي ِْم‬ ‫ان َّ‬ ‫ط ِ‬ ‫ع ْوذُ ِباللِ ِم َن ال َّ‬
‫ش ْي َ‬ ‫‪ .1‬أ َ ُ‬
‫الر ِجيْم‬
‫ان َّ‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫ط‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫َّ‬
‫ش‬ ‫ال‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ْم‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫ل‬‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ع‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ع ْوذُ ِباللِ العَ ِظي ِْم ال َّ‬
‫س ِمي ِْع‬ ‫‪ .2‬أ َ ُ‬
‫الر ِجيْم ِم ْن َه ْم ِز ِه َونَ ْف ِخ ِه َونَ ْفثِ ِه‬
‫ان َّ‬ ‫ط ِ‬ ‫س ِمي ِْع ْالعَ ِلي ِْم ِم َن ال َّ‬
‫ش ْي َ‬ ‫ع ْوذُ ِباللِ ال َّ‬‫‪ .3‬أ َ ُ‬
4. Rukuk
Setelah membaca surat atau ayat Al-Quran, kemudian mengangkat kedua tangan sambil
membaca takbir seperti dalam takbiratul ihram, lalu rukuk atau membungkukkan badan
seraya meluruskan punggung dengan tengkuk dan telapak tangan kanan menggenggam
lutut kanan dan telapak tangan kiri memegang lutut kiri dengan jari-jari tangan agak
direnggangkan
‫‪Doa Rukuk‬‬
‫س َْ َحان ََك اللَّ ُه َّم َربَّنَا َو ِب َح ْم ِد َك اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى‬ ‫‪ُ .1‬‬
‫ِّى ْالعَ ِظ ِيم‬
‫َ‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫ان‬
‫َ‬ ‫ح‬‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫س‬
‫ُ‬ ‫‪,‬‬ ‫يم‬
‫ِ‬ ‫ظ‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ع‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ِّى‬
‫َ‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫ان‬
‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫س‬
‫ُ‬ ‫‪,‬‬ ‫يم‬
‫ِ‬ ‫ظ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ع‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ِّى‬
‫ان َر ِب َ‬
‫س َْ َح َ‬ ‫‪ُ .2‬‬
‫وح‬
‫ِ‬ ‫الر‬
‫ُّ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ة‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ئ‬
‫ِ‬ ‫ال‬‫َ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ب‬‫وس َر ُّ‬ ‫سَُّو ٌح قُدُّ ٌ‬ ‫‪ُ .3‬‬
‫ص ِري َو ُم ِ ِّخي‬
‫س ْم ِعي َوبَ َ‬ ‫ش َع لَ َك َ‬ ‫ت َخ َ‬ ‫ت َولَ َك أ َ ْسلَ ْم ُ‬ ‫ت َو ِب َك آ َم ْن ُ‬ ‫‪ .4‬اللَّ ُه َّم لَ َك َر َك ْع ُ‬
‫ص َِي‬ ‫ع َ‬ ‫ظ ِمي َو َ‬ ‫ع ْ‬ ‫َو َ‬
5. Iktidal
• Bangun dari rukuk seraya
mengangkat kedua tangan
seperti pada takbiratul
ihram dengan membaca
doa,
ََُُ ‫س ِم َع هللاُ ِل َم ْن َح ِم‬
َ •
• Apabila telah berdiri
tegak, kedua tangan
diluruskan ke bawah
‫‪Doa Iktidal‬‬
‫‪َ .1‬ربَّنَا لَ َك ال َح ْمد ُ‬
‫‪َ .2‬ربَّنَا َولَ َك ال َح ْمد ُ‬
‫‪ .3‬الل ُه َّم َربَّنَا لَ َك ْال َح ْمد ُ‬
‫‪ .4‬الل ُه َّم َربَّنَا َولَ َك ْال َح ْمد ُ‬
‫ار ًكا فِ ْي ِه‬ ‫‪َ .5‬ربَّنَا َولَ َك اْل َح ْمد ُ َح ْمدًا َكثِي ًْرا َ‬
‫ط ِيًَِّا ُمََ َ‬
‫واْل َ ْر ِ‬
‫ض‬ ‫ت ْ‬ ‫س َم َاوا ِ‬ ‫‪ .6‬الل ُه َّم َربَّنَا َولَ َك ْال َح ْمد ُ ِم ْل ُِ ال َّ‬
‫ش ْيٍِ بَ ْعد ُ‬‫ت ِم ْن َ‬ ‫َو َما بَ ْينَ ُه َما َو ِم ْل ُِ َما ِشئْ َ‬
6. Sujud
• Sujud dilakukakan dengan cara:
a. Membaca takbir tanpa mengangkat tangan
b. Meletakkan kedua lutut di tempat sujud dan
telapak kaki ditegakkan dengan
menekukkan jari-jari kaki ke arah kiblat
c. Meletakkan kedua tangan, dahi dan hidung
di tempat sujud
d. Merenggangkan kedua tangan dari lambung,
mengangkat kedua siku, telapak tangan
diletakkan sejajar dengan bahu serta
merapatkan jari-jari tangan dan tidak
menggenggamkan.
‫‪Doa Sujud‬‬
‫س َْ َحان ََك اللَّ ُه َّم َربَّنَا َو ِب َح ْم ِد َك اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى‬‫‪ُ .1‬‬
‫ِّى ْاْل َ ْعلَى‬
‫ان َر ِب َ‬ ‫ِّى ْاْل َ ْعلَى‪ُ ,‬‬
‫س َْ َح َ‬ ‫ان َر ِب َ‬ ‫ِّى ْاْل َ ْعلَى‪ُ ,‬‬
‫س َْ َح َ‬ ‫ان َر ِب َ‬ ‫س َْ َح َ‬ ‫‪ُ .2‬‬
‫وح‬
‫ِ‬ ‫الر‬
‫ُّ‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ة‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ئ‬
‫ِ‬ ‫ال‬‫َ‬ ‫م‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ب‬‫وس َر ُّ‬ ‫سَُّو ٌح قُدُّ ٌ‬ ‫‪ُ .3‬‬
7. Duduk Diantara Dua Sujud
• Duduk diantara dua sujud adalah
menjulurkan telapak kaki kiri ke
kanan dan pantat duduk di atasnya,
sementara telapak kaki kanan
ditegakkan dengan jari-jari kaki
ditekuk dan ujungnya mengarah ke
kiblat, serta meletakkan telapak
tangan kanan di atas ujung paha
kanan dekat dengan lutut dan telapak
tangan kiri di atas ujung paha kiri
dekat dengan lutut, dengan jari-jari
tangan sedikit direnggangkan dan
diarahkan ke kiblat serta ujung-ujung
jari sampai ke lutut.
‫‪Doa duduk diantara dua sujud‬‬

‫ار ُُ ْقنِى‬
‫اجَُ ْرنِى َوا ْه ِدنِى َو ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى َو ْ‬
‫ار َح ْمنِى َو ْ‬
8. Tasyahud awal

Tasyahud awal atau tahiyat awal yaitu duduk iftirasy atau duduk diantara dua
sujud. Jari telunjuk diacungkan pada saat memulai mengucap doa tasyahud
‫‪Doa tasyahud awal‬‬
‫ين ا َ ْ‬
‫ش َه ُد‬ ‫علَى ِعبَادِهللا ال َّ‬
‫صا ِل ِح َ‬ ‫علَ ْينَا َو َ‬ ‫علَ ْيكَ اَيُّ َها النَّ ِب ُّى َو َر ْح َمةُ هللا َوبَ َركَاتُهُ ال َّ‬
‫سالَ ُم َ‬ ‫سالَ ُم َ‬ ‫ط ِيِّبَاتُ ال َّ‬ ‫صلَ َواتُ َوال َّ‬ ‫الت َّ ِحيَّاتُ هللِ َوال َّ‬ ‫‪.1‬‬
‫سولَهُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر َ‬ ‫ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللا‪َ ،‬وا َ ْ‬
‫ش َه ُد ا َ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫علَ ْينا وعلى ِعبا ِد ِّ‬
‫َّللا‬ ‫سال ُم َ‬ ‫بي َو َر ْح َمةُ َّ ِ‬
‫َّللا َوبَ َركَات ُهُ‪ ،‬ال َّ‬ ‫علَ ْيكَ أيُّ َها النَّ ُّ‬ ‫سال ُم َ‬ ‫ّلِل‪ ،‬ال َّ‬ ‫صلَواتُ ال َّ‬
‫ط ِيِّباتُ ِ َّ ِ‬ ‫باركاتُ ال َّ‬ ‫الت َّ ِحيَّاتُ ال ُم َ‬ ‫‪.2‬‬
‫َّللا‬
‫سو ُل َّ‬ ‫أن ُم َح َّمدا ً َر ُ‬ ‫ش َه ُد َّ‬ ‫َّللاُ‪َ ،‬وأ ْ‬‫أن ال إلهَ ِإالَّ َّ‬ ‫ش َه ُد ْ‬ ‫حين‪ ،‬أ ْ‬‫صا ِل َ‬ ‫ال َّ‬
‫‪• Setelah membaca doa tasyahud, selanjutnya membaca shalawat kepada Nabi,‬‬

‫علَى‬
‫ار ْكتَ َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َوآ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬‫علَى اِ ْب َرا ِهي َم َو آ ِل اِ ْب َرا ِهي َم‪َ ،‬وبَ ِار ْك َ‬ ‫صلَّ ْيتَ َ‬
‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِ ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬ ‫‪.1‬‬
‫اِ ْب َرا ِهي َم وآ ِل اِ ْب َرا ِهي َم‪ ،‬اِنَّكَ َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬
‫علَى آ ِل ُم َح َّمدٍ‪،‬‬ ‫علَى ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬ ‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِهي َم ‪َ ،‬وبَ ِار ْك َ‬‫علَى ِإ ْب َرا ِهي َم‪َ ،‬و َ‬ ‫صلَّ ْيتَ َ‬
‫علَى آ ِل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬ ‫ص ِ ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬ ‫‪.2‬‬
‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِهي َم‪ ،‬فِي ا ْلعَالَ ِم َ‬
‫ين ِإنَّكَ َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬ ‫ار ْكتَ َو َ‬ ‫َك َما بَ َ‬
‫‪• Setelah membaca shalawat kepada Nabi, mengucap doa-doa pilihan yang disukai di antaranya,‬‬

‫س ِن ِعبَا َدتِك‬ ‫ش ْك ِركَ َو ُح ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ِع ِنِّى َ‬


‫علَى ِذ ْك ِركَ َو ُ‬ ‫‪.1‬‬
‫الر ِحي ُم‬ ‫ار َح ْمنِي إِنَّكَ أ َ ْنتَ ا ْلغَفُ ُ‬
‫ور َّ‬ ‫وب إِ َّال أ َ ْنتَ ‪ .‬فَا ْغ ِف ْر ِلي َم ْغ ِف َرةً ِم ْن ِع ْن ِدكَ ‪َ ،‬و ْ‬
‫يرا‪َ ،‬و َال يَ ْغ ِف ُر الذُّنُ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِ ِنِّي َظلَ ْمتُ نَ ْفسِي ُ‬
‫ظ ْل ًما َكثِ ً‬ ‫‪.2‬‬
9. Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir atau tahiyat
akhir, dilakukan dengan cara
duduk tawaruk. Yaitu duduk
dengan memasukkan atau
memajukan kaki kiri dibawah
kaki kanan, sementara telapak
kaki kanan ditegakkan dengan
jari-jari ditekuk dan ujungnya
mengarah ke kiblat dan duduk
dengan bertumpukan pantat di
atas lantai atau di tempat salat.
‫‪Doa Tasyahud Akhir‬‬
‫علَى ِعبَادِهللا‬‫علَ ْينَا َو َ‬ ‫علَ ْيكَ اَيُّ َها النَّ ِب ُّى َو َر ْح َمةُ هللا َوبَ َركَاتُهُ ال َّ‬
‫سالَ ُم َ‬ ‫سالَ ُم َ‬ ‫صلَ َواتُ َوال َّ‬
‫ط ِيِّبَاتُ ال َّ‬ ‫‪ .1‬الت َّ ِحيَّاتُ هللِ َوال َّ‬
‫سولَهُ‬ ‫ش َه ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ْب ُد ُه َو َر َ‬ ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللا‪َ ،‬وا َ ْ‬
‫ين ا َ ْ‬
‫صا ِل ِح َ‬
‫ال َّ‬
‫علَ ْينا وعلى ِعبا ِد‬‫سال ُم َ‬ ‫بي َو َر ْح َمةُ َّ‬
‫َّللاِ َوبَ َركَات ُهُ‪ ،‬ال َّ‬ ‫علَ ْيكَ أيُّ َها النَّ ُّ‬
‫سال ُم َ‬ ‫صلَواتُ ال َّ‬
‫ط ِيِّباتُ ِ َّّلِلِ‪ ،‬ال َّ‬ ‫باركاتُ ال َّ‬ ‫‪ .2‬الت َّ ِحيَّاتُ ال ُم َ‬
‫َّللا‬
‫سو ُل َّ‬ ‫أن ُم َح َّمدا ً َر ُ‬ ‫ش َه ُد َّ‬ ‫َّللاُ‪َ ،‬وأ ْ‬‫أن ال إلهَ ِإالَّ َّ‬ ‫ش َه ُد ْ‬ ‫حين‪ ،‬أ ْ‬ ‫صا ِل َ‬‫َّللا ال َّ‬‫ِّ‬
‫‪• Setelah membaca doa tasyahud, selanjutnya membaca shalawat kepada Nabi,‬‬

‫علَى ُم َح َّم ٍد َوآ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬‫علَى اِ ْب َرا ِهي َم َو آ ِل اِ ْب َرا ِهي َم‪َ ،‬وبَ ِار ْك َ‬
‫صلَّ ْيتَ َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫‪ .1‬اللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِ ِّل َ‬
‫علَى اِ ْب َرا ِهي َم وآ ِل اِ ْب َرا ِهي َم‪ ،‬اِنَّكَ َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫بَ َ‬
‫علَى آ ِل‬ ‫علَى ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬ ‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِهي َم ‪َ ،‬وبَ ِار ْك َ‬‫علَى ِإ ْب َرا ِهي َم‪َ ،‬و َ‬‫صلَّ ْيتَ َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬ ‫ص ِ ِّل َ‬ ‫‪ .2‬اللَّ ُه َّم َ‬
‫ين ِإنَّكَ َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِهي َم‪ ،‬فِي ا ْلعَالَ ِم َ‬ ‫ار ْكتَ َو َ‬ ‫ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما بَ َ‬
‫‪• setelah itu, memohon perlindungan kepada Allah dengan mengucapkan doa‬‬
‫ت َو ِم ْن ش ِ َِّر فِتْنَ ِة اْل َم ِ‬
‫س ْيحِ ال َّد َّجا ِل‬ ‫لمحيَا َواْلم َما ِ‬ ‫عذَا ِ‬
‫ب اْلقَ ْب ِر َو ِم ْن فِتْنَ ِة اْ ْ‬ ‫عذَا ِ‬
‫ب َج َهنَّ َم َو ِم ْن َ‬ ‫• الل ُه َّم اِنِِّى اَع ُْوذُ ِبكَ ِم ْن َ‬
10. Salam
Salam yaitu mengakhiri salat dengan
mengucapkan salam, dengan cara memalingkan
muka ke kanan sampai pipi terlihat dari arah
belakang, seraya mengucapkan salam,
ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ للاِ َو بَ َر َكاتُه‬
َ ‫سالَ ُم‬َّ ‫• ال‬
ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ للاِ َو بَ َر َكاتُه‬َ ‫سالَ ُم‬ َّ ‫• ال‬
Atau
ِ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ للا‬
َ ‫سالَ ُم‬َّ ‫• ال‬
ِ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ للا‬َ ‫سالَ ُم‬ َّ ‫• ال‬
SHALAT JENAZAH
1. Setelah takbir 1 : al-Fatihah
2. Setelah takbir 2 : shalawat
3. Setelah takbir 3 : doa
4. Setelah takbir 4 : doa+salam
atau
1. Setelah takbir 1 : al-Fatihah+shalawat
2. Setelah takbir 2 : doa
3. Setelah takbir 3 : doa
4. Setelah takbir 4 : salam
‫‪Shalawat‬‬

‫علَى‬ ‫َ‬ ‫ْت‬


‫َ‬ ‫ي‬‫َّ‬ ‫ل‬‫ص‬‫َ َ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫‪,‬‬ ‫ٍ‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫ح‬
‫ِ ُ َ َّ‬‫م‬ ‫ل‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ٍ‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ى‬‫َ‬
‫الل ُ َّ َ ِ َ ُ َ َّ َ َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ِّ‬
‫ل‬ ‫ص‬ ‫م‬‫ه‬ ‫َّ‬
‫علَى ُم َح َّم ٍَ َو ا َ ِل ُم َح َّم ٍَ َك َما‬ ‫ار ْك َ‬ ‫يم‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫يم َو ا َ ِل اِب َْرا ِه َ‬ ‫اِب َْرا ِه َ‬
‫يم‪ .‬اِنَّ َك َح ِمي ٌَ َم ِجي ٌَ‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ْر‬
‫َ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫َ َ‬ ‫يم‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ْر‬
‫َ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ع‬‫َ‬ ‫ت‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫ار‬
‫بَ َ‬
‫‪Doa Takbir ke-3‬‬
‫س ْع َم َْ َخلَهُ َوا ْغ ِس ْلهُ ِب َم ٍ‬
‫اء‬ ‫ع ْنهُ َوأ َ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِ ِّ‬ ‫ف َ‬ ‫عا ِف ِه َوا ْع ُ‬ ‫ار َح ْمهُ َو َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو ْ‬
‫ارا َخي ًْرا ِم ْن‬ ‫ض ِمن ال ََّن َِس َوأ َ ْب َِ ْلهُ ََ ً‬ ‫ب ْال َ ْبيَ ُ‬ ‫طايَا َك َما يُنَقَّى الث َّ ْو ُ‬‫ج َونَ ِقِّ ِه ِمن ْال َخ َ‬ ‫ْ‬
‫َوث َ ٍ‬
‫ل‬
‫عذَابَهُ‪.‬‬ ‫ََ ِار ُِ َوأ َ ْهالً َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْه ِل ِه َوزَ ْو ًجا َخي ًْرا ِم ْن زَ ْو ِج ِه َو ِق ِه ِفتْنَةَ ْالقَب ِْر َو َ‬
‫‪Atau‬‬
‫س ْع َم َْ َخلَهُ َوا ْغ ِس ْلهُ ِب ْل َم ِ‬
‫اء‬ ‫ع ْنهُ َوا َ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِ ِّ‬ ‫ف َ‬ ‫عافِ ِه َوا ْع ُ‬ ‫ار َح ْمهُ َو َ‬ ‫اللِّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو ْ‬
‫ض ِم َن ال ََّ ن َِس َوا َ ْب َِ ْلهُ ََ ً‬
‫ار‬ ‫ب ْاْلَ ْبيَ ُ‬ ‫طايَا َك َما يُنَقَّى الث َّ ْو ُ‬ ‫ج َو ْالبَ ْر َِ َونَ ِقِّ ِه ِم َن ْال َخ َ‬ ‫ْ‬
‫ش ِ‬
‫ل‬ ‫َوال َّ‬
‫ا َخي ًْرا ِم ْن ََ ِار ُِ َوا َ ْه ًال َخي ًْرا ِم ْن ا َ ْه ِل ِه َوزَ ْو ًجا َخي ًْرا ِم ْن زَ ْو ِج ِه َوا َْ ِخ ْلهُ ال َجنَّةَ َوا ِع ْذُُ‬
‫ب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫عذَا ِ‬ ‫بر َو ِفتْنَ ِت ِه َو ِم ْن َ‬ ‫ب ْالقَ ِ‬ ‫ِم ْن َ‬
‫ع ََا ِ‬
‫‪Takbir ke-4‬‬

‫يرنَا َو َك ِبي ِرنَا َوذَ َك ِرنَا‬ ‫ص ِغ ِ‬‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل َح ِيِّنَا َو َم ِيِّتِنَا َوشَا ِه َِنَا َوغَائِ ِبنَا َو َ‬
‫الم َو َم ْن ت َ َوفَّ ْيتَهُ ِمنَّا‬‫ِ ِ‬ ‫س‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫اْل‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ه‬
‫ِ‬
‫ِ َ‬ ‫ي‬‫ح‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أ‬‫َ‬ ‫ف‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫ن‬‫م‬‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ت‬‫ي‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ي‬‫ح‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ه‬
‫ُ َّ َ‬ ‫َّ‬ ‫الل‬ ‫َا‪،‬‬ ‫ن‬‫ا‬‫َ‬ ‫ث‬‫ن‬‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َوأ‬
‫ان‪.‬‬ ‫علَى اْ ِْلي َم ِ‬ ‫فَت َ َوفَّهُ َ‬
‫ضلَّـنَا بَ ْع ََُُ‪.‬‬ ‫اللَّ ُه َّم ْلَ ت َ ْح ِر ْمنَا أ َ ْج َرُُ َوْلَ ت ُ ِ‬
Posisi Shalat
Jenazah Laki-Laki
Posisi Shalat
Jenazah Perempuan

Anda mungkin juga menyukai