Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang isinya memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang  penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Ada banyak jenis karya tulis ilmiah, diantaranya yaitu makalah, tesis, laporan
penelitian dan lain-lain. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah
persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan
karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku. Seringkali
kita jumpai penulis suatu karya ilmiah yang dalam penulisannya tidak memperhatikan
etika dalam karya ilmiah, yaitu meniru atau mengambil hasil karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya. Padahal kita tahu, bahwa seorang  penulis selain harus dapat
menyajikan karya ilmiahnya dengan metodologi yang  baik dan benar, penulis juga
dituntut supaya dapat mematuhi etika karya ilmiah tersebut. Hal ini dimaksudkan sebagai
upaya pencegahan seorang penulis dalam melakukan tindakan penjiplakan (plagiarism).
Oleh karena itulah, tim pemakalah akan membahas materi mengenai etika karya ilmiah
yang sejatinya harus dimiliki oleh setiap penulis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana etika penulisan karya tulis ilmiah?
2. Bagaimana kode etik penulis karya tulis ilmiah?
3. Apa saja syarat penulis karya tulis ilmiah?
4. Apa yang dimaksud plagiarisme?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui etika penulisan karya tulis ilmiah.
2. Untuk mengetahui kode etik penulis karya tulis ilmiah.
3. Untuk mengetahui syarat penulis karya tulis ilmiah.
4. Untuk mengetahui plagiarisme.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Etika penulisan karya tulis ilmiah dapat dijadikan dengan kriteria keilmuan yang
bersangkutan. Selain itu ada beberapa kaidah teknis yang harus dipenuhi agar penulis
dapat menjaga etika penulisan yang lazim diikuti di dunia tulis menulis. Plagiasi atau
pengutipan tanpa menyebut sumbernya secara akurat adalah contoh contoh pelanggaran
etika penulisan ysang seharusnya dihindari.

Karya tulis ilmiah diharapkan memenuhi beberapa kriteria. Ilmu pengetahuan


mempunyai tradisi yang berciri khas dan sederet norma dan nilai yang tidak mudah
diubah dan cenderung bertahan di manapun ilmuwan berada. Sejalan dengan hal itu
penerbitan ilmiah secara inheren membawa ciri-ciri khas tersebut yang mungkin tidak
perlu ada dalam jenis penerbitan yang lain. Pertama-tama penerbitan ilmiah berciri
objektif, artinya isi penerbitan ilmiah hanya dapat dikembangkan dari keadaan yang
secara faktual memang exist, walaupun kriteria eksistensi fenomena yang menjadi fokus
bahasannya dapat berbeda antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu yang lain.

Selain objektif ciri lain ilmu pengetahuan adalah rasional. Rasional menurut Karl
Popper adalah tradisi berfikir kritis para ilmuwan. Oleh karena itu, penerbitan ilmiah
juga membawa ciri kritis ini yang sekaligus dapat berfungsi sebagai wahana
penyampaian kritik timbal balik yang berkaitan dengan masalah yang dipersoalkan. Lain
daripada itu, karena jurnal merupakan sarana komunikasi yang berada di garis depan
dalam pengetahuan IPTEK dia juga mengemban ciri pembaruan dan up to date (tidak
ketinggalan zaman). Dua ciri yang terakhir ini membawa konsekuensi pada isi dan
keajekan kala penerbitannya yang seharusnya dijaga dengan sungguh-sungguh. Jika
dinyatakan bahwa sebuah jurnal terbit dua kali dalam setahun pada bulan-bulan tertentu,
komitmen ini hendaknya benar-benar dipenuhi.1

Selain kriteria di atas dalam menulis karya tulis ilmiah penulis, hendaknya
mengikuti kaidah ilmiah yang lain seperti reserved (menahan diri, hati-hati, dan tidak
over claiming), jujur, lugas, dan tidak menyertakan motif-motif pribadi atau
kepentingan-kepentingan tertentu di dalam menyampaikan pendapatnya.

1
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan
Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 116-117.
2
Aspek teknis etika penulisan antara lain terkait dengan pengutipan. Pengutipan
pendapat penulis lain harus disertai dengan identifikasi sumber yang jelas. Satu hal yang
amat jelas : plagiasi atau pemindahan tulisan dari sumber-sumber lain benar-benar harus
dihindari.2

B. Kode Etik Penulis Karya Tulis Ilmiah

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan
karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap
bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan.

Dalam penulisan karya ilmiah penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan
terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau
pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat
diidentikkan dengan pencurian.3

Ada empat belas poin kode etik penulis, yaitu;

1. Penulis dituntut untuk menjunjung tinggi posisi terhomatnya sebagai orang terpelajar,
dengan jalan menjaga kebenaran hakiki, manfaat dan makna informasi yang akan
disebarluaskan sehingga tidak menyesatkan orang lain.
2. Penulis dengan penuh kesungguhan mengupayakan tulisan yang disajikannya tidak
merupakan bahan yang menyusahkan untuk dibaca karena telah ditulisnya secara
tepat, singkat, dan jelas.
3. Penulis harus memerintahkan kepentingan penerbit yang mendanai penerbitan,
sehingga keringkasan dan kepadatan tulisan mendasari penyiapan naskah sebab hal itu
berarti penekanan terhadap biaya percetakan.
4. Penulis berkepentingan bahwa naskah yang dipersiapkannya diterbitkan dan
disebarluaskan, dan untuk tidak menyadari sepenuhnya keperluan adanya bantuan
penyunting sebagai jembatan penghubung dengan pembacanya.
5. Penulis hanya akan mengajukan naskah yang dipersiapkan seteliti-telitinya sesuai
dengan format yang dibakukan dan dengan cermat akan mengikuti petunjuk kepada
pengarang yang digariskan penyunting yang menjaga ketatabahasan penampilan
media komunikasi yang diasuhnya.
2
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan
Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 116-118.
3
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan
Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 8-9.
3
6. Penulis berkewajiban tanggap terhadap usul dan saran penyunting sehingga segara
mengembalikan naskah yang harus diperbaiki dan direvisi nya agar tujuan memajukan
ilmu dan teknologi dapat tercapai secepatnya.
7. Penulis mutlak selalu bersikap jujur kepada dirinya dan jujur kepada umum sehingga
ia tidak akan menutupi kelemahan atau memperbesar kelebihan hasil yang dicapainya.
8. Penulis berkewajiban menjunjung tinggi hak, penddapat, atau temuan orang lain
sehingga selalu menjauhi perbuatan tercela seperti mengambil ide dan gagasan orang
lain yang belum diumumkan serta diakui sebagai gagasan-nya sendiri.
9. Penulis senantiasa bertekad tidak akan melakukan plagiat, baik plagiat atas tulisannya
sendiri maupunplagiat berdasarkan tulisan orang lain, sehubungan dengan adanya hak
cipta kepengarangan dan hak kepemilikan intelektual.
10. Penulis mengetahui sepenuhnya bahwa menutip pernyataan atau pendapat orang lain
dengan secara jelas menyebutkan sumbernya tidaklah merupakan perbuatan yang
terceala.
11. Penulis menyadari bahwa dengan mengirimkan naskah untuk diterbitkan, ia
memberikan kepada penerbit hak tunggal untuk menerbitkan, menyebarluaskan dan
memperdagangkan hasilnya, sehingga ia tidak akan mengirimkan naskah serupa
kepada penerbit untuk maksud yang sama.
12. Penulis bertanggung jawab terhadap semua kesalahan isi terbitan dan menanggung
segala bentuk hukuman jika secara hokum terbukti bahwa isi terbitan tadi melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13. Penulis berkewajiban merevisi atau mempersiapkan edisi baru karyanya jika diminta
oleh penerbit untuk kepentingan umum.
14. Penulis mempunyai tugas mulia untuk membantu penerbit mencari penyandang dana
tambahan, dan menggalakkan promosi terbitan hasil karyanya.4

C. Syarat Penulis Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah salah satu jenis karya tulis yang berisi serangkaian hasil
pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil
penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat
sebagai berikut :

1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian

4
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan
Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 118
4
2. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
3. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya
4. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode
tertentu;
5. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat
6. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak
terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.
Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karya tulis ilmiah hendaklah memiliki
ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :

a. Masalah yang diteliti,


b. Metode penelitian,
c. Teknik penulisan karangan ilmiah,
d. Penguasaan bahasa yang baik.5

D. Plagiarisme

Plagiarisme sendiri menurut pemerintah melalui Kementerian Pendidikan


Nasional menerbitkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 17 tahun 2010. Pada
Pasal 1 butir 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 17 tahun 2010 disebutkan
secara jelas bahwa “Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memeroleh atau mencoba memeroleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain dan diakui sebagai
karya ilmiah nya tanpa katakan sumber secara tepat dan memadai.” Selanjutnya pasal 2
ayat 1 berbunyi : “Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:

1. Mengacu dan atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
2. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi dari sumber tanpa menyebutkan sumber dalam satu tempat ivan
dan atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
3. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai;

5
https://tugaskampuss.blogspot.com/2010/01/penulisan-karya-tulis-ilmiah.html Diakses pada 2
Oktober 2019 pukul 06.15 WIB
5
4. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan
atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber
secara memadai;
5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiah nya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

Sebagaimana yang telah di jelaskan pada uraian sebelumnya, definisi yang


bermacam-macam itu pula maka para ahli juga membuat klasifikasi plagiarisme yang
berbeda-beda. Namun, secara umum terdapat kesamaan dari para ahli dalam membuat
klasifikasi plagiarisme, yaitu tergantung dari berbagai aspek pandang, klasifikasi
plagiarisme yang menurut penulis telah merangkum berbagai pendapat para ahli,
diuraikan oleh Sudigdo Sastro Asmoro. Adapun jenis-jenis plagiarisme menurut Sudigdo
Sastro Asmoro, diantaranya :

a. Dari segi substansi yang dicuri : Plagiarisme Ide, Plagiarisme Isi (Bisa Mencakup
Data Penelitian), Plagiarisme Kata, Kalimat, dan Paragraf;
b. Dari segi kesengajaan: Plagiarisme Sengaja, dan Plagiarisme Tidak Sengaja;
c. Deris segi volume atau proporsi: Plagiarisme Ringan, Plagiarisme Sedang,
Plagiarisme berat;
d. Dari pola pencurian, dapat dilakukan kata demi kata, maupun dapat di selang seling
dari berbagai sumber dengan kata-kata sendiri (mozaik); ada pula Auto-
plagiarism/self plagiasm.6
Berikut sebab utama orang-orang melakukan plagiarisme:
1. Rasa malas
2. Tidak mengindahkan peraturan meskipun dia mengerti bahkan memahaminya.
3. Adanya anggapan keliru bahwa si pelaku plagiarisme tidak akan terkena sanksi.

Adapun Sanksi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun


2010 dijelaskan secara rinci pada pasal 12 tentang sanksi bagi pelaku plagiat yaitu :

a. Sanksi bagi Mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat secara berurutan dari yang
baling ringan sampai dengan yang paling berat terdiri atas :
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian sebagai hak mahasiswa
4. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa.
6
Dedi Purwana, dan Agus Wibowo, Lancar Menulis Artikel Ilmiah Populer & Jurnal, (Jakarta: PT
Raja Grafindo, 2017), hlm. 74-82.
6
5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa atau;
7. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.

b. Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbukti melakukan plagiat


secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri
atas :
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
4. Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional
5. Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti utama
bagi yang memenuhi syarat.
6. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga
kependidikan.
7. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga
kependidikan.
8. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

c. Apabila yang terbukti melakukan plagiat adalah dosen dengan jabatan


akademik/fungsional Guru Besar, maka dosen yang bersangkutan dijatuhi sanksi
tambahan berupa pemberhentian dari jabatannya sebagai Guru Besar.7

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
7
Dedi Purwana, dan Agus Wibowo, Lancar Menulis Artikel Ilmiah Populer & Jurnal, (Jakarta: PT
Raja Grafindo, 2017), hlm. 74-83

7
Etika penulisan karya tulis ilmiah dapat dijadikan dengan kriteria keilmuan yang
bersangkutan, yaitu objektif dan rasional.

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan
karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap
bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan.

Penulis karya tulis ilmiah hendaklah memiliki ketrampilan dan pengetahuan


dalam bidang, antara lain masalah yang diteliti, metode penelitian, teknik penulisan
karangan ilmiah, dan penguasaan bahasa yang baik.

Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memeroleh atau
mencoba memeroleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain dan diakui sebagai karya
ilmiah nya tanpa katakan sumber secara tepat dan memadai.

B. Kritik dan Saran


Demikianlah makalah ini penulis buat. Tentunya makalah ini sangat jauh dari
kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
perlukan guna memperbaiki makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Purwana, Dedi dan Agus Wibowo. 2017. Lancar Menulis Artikel Ilmiah Populer & Jurnal.
Jakarta : PT
8
Raja Grafindo.

Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan

Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.

https://tugaskampuss.blogspot.com/2010/01/penulisan-karya-tulis-ilmiah.html Diakses pada 2


Oktober 2019 pukul 06.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai