com/pengetahuan-kalibrasi-dan-pemeliharaan-peralatan-
laboratorium-bagian-2-2/
1. Referensi I
Proses kalibrasi
Rangkaian kegiatan kalibrasi secara sederhana dapat digambarkan sebagai kegiatan persiapan
kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data kalibrasi, penentuan ketidakpastian dan
penerbitan laporan kalibrasi.
Persiapan kalibrasi
Alat yang akan dikalibrasi dan alat standar dikondisikan pada kondisi yang sama sesuai
metode kalibrasi, hal ini diperlukan untuk menghindarkan perbedaan hasil ukur akibat
pengaruh lingkungan.
Pelaksana kalibrasi harus dipilih orang yang mengerti tentang kalibrasi yang akan
dilaksanakan, misalnya telah pernah mengikuti kursus
kalibrasi, telah berpengalaman dibidangnya, dan dalam hal tertentu memerlukan persyaratan
latar belakang pendidikan atau persyaratan fisik tertentu (misalnya tidak boleh buta warna).
Hal ini diperlukan untuk menghindari kesalahan pengambilan data ukur.
Kondisi lingkungan kalibrasi harus diatur sedemikian sesuai persyaratan metode kalibrasi
umpama suhu dan kelembaban. Tidak selamanya kalibrasi harus dilakukan pada ruang yang
terkondisi dengan ketat. Pengkondisian lingkungan kalibrasi biasanya dilakukan untuk
kalibrasi peralatan yang mudah berubah akibat pengaruh suhu, kelembaban, getaran, cahaya,
dan sebagainya.
Metode kalibrasi dapat mengacu kepada metode standar internasional maupun metode
standar lainnya semisal text book, jurnal, buletin, dan manual peralatan, namun perlu
diperhatikan bahwa acuan tersebut harus merupakan publikasi yang diakui masyarakat luas.
Selain itu dari beberapa pilihan metode kalibrasi dapat dipilih metode yang mudah
dilaksanakan, karena sulitnya mengikuti metode kalibrasi dapat berakibat kesalahan dalam
pengambilan data kalibrasi.
Jika alat yang dikalibrasi berupa instrumen, pastikan bahwa alat tersebut dapat beroperasi
normal. Jika alat berupa objek ukur pastikan bahwa alat mempunyai bentuk sempurna. Pada
prinsipnya pelaksanaan kalibrasi tidak bertujuan untuk memperbaiki alat, karenanya alat yang
tidak normal seyogyanya tidak boleh dikalibrasi. Alat demikian harus diperbaiki dulu oleh
petugas yang khusus menangani perbaikan alat hingga alat tersebut diyakini beroperasi
normal.
7.2.b Penyetelan
Penyetelan alat yang akan dikalibrasi biasanya diperlukan untuk menghindari kesalahan titik
nol. Penyetelan dapat berupa menyetel kedataran, pembersihan alat dari kotoran, menyetel
titik nol, dalam hal misalnya kalibrasi neraca elektronik penyetelan dapat berupa kalibrasi
internal sesuai prosedur dalam manual.
Pengamatan ini dimaksudkan untuk memastikan kewajaran penunjukan alat. Jika alat
menunjukan hasil ukur yang tidak wajar mungkin perlu penyetelan kembali atau perlu dicari
penyebab ketidakwajaran penunjukan alat tersebut.
7.2.d Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam dokumen acuan
kalibrasi sesuai kapasitas alat atau rentang ukur tertentu yang biasa digunakan oleh pengguna
alat. Jika dokumen acuan kalibrasi tidak menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran
dilakukan dalam selang 10% dari kapasitas ukur alat. Titik uku harus dibuat mudah dibaca
oleh pengguna alat. Pada waktu pengukuran hanyalah melakukan pengambilan data dan tidak
boleh melakukan kegiatan lainnya yang mungkin menyebabkan pembacaan atau pencatatan
menjadi salah.
7.2.e Pencatatan
Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan kepada apa yang
dirasakan. Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin menggunakan format yang telah
dirancang dengan teliti sesuai dengan ketentuan metode kalibrasi. Selain data ukur hal yang
perlu dicatat adalah identitas alat selengkapnya serta faktor yang mempengaruhi kalibrasi
seperti suhu ruangan, kelembaban, tekanan udara dan sebagainya.
7.3 Perhitungan
Data kalibrasi yang diperoleh dihitung sesuai metode kalibrasi. Perhitungan biasanya
melibatkan pekerjaan mengkonversi satuan, menghitung nilai maksimum-minimum, nilai
rata-rata, standar deviasi, atau menentukan persamaan regresi. Hasil perhitungan akan
menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.
7.4 Penentuan ketidakpastian
Penentuan ketidakpastian kalibrasi diperlukan karena ternyata bahwa hasil kalibrasi yang
diperoleh dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain operator, alat kalibrasi, alat
bersangkutan, lingkungan, metode kalibrasi. Besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut ada
yang dominan dan ada pula yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan.
Dengan demikian nilai telusur atau kesalahan sistematik yang diperoleh dari kalibrasi tidak
berada di satu titik tertentu melainkan dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian
kalibrasi. Untuk keterangan lebih rinci termuat dalam butir 8.
Format laporan kalibrasi hendaknya mengacu kepada pedoman SNI 19-17025. Proses
penerbitan laporan kalibrasi secara sederhana meliputi tahap:
7.5.a Pengkonsepan
Pemeriksaan konsep oleh petugas yang berwenang untuk mengecek kesalahan identitas alat,
pengambilan data, kesalahan perhitungan data dan perhitungan ketidakpastian;
Evaluasi ketidakpastian kalibrasi secara umum mengacu ke ISO / TAG-4 1994 “Guidelines to
Expression Uncertainty in Measurement”. Tampaknya acuan ini masih digunakan hingga saat
ini. Dasar evaluasi ketidakpastian adalah penerapan hukum propagasi terhadap model
matematika y = f(x1, x2, .. , xn) sehingga:
Ketidakpastian dihitung pada tingkat kepercayaan 95%, oleh karenanya biasa diberi simbol
U95. Nilai tersebut dihitung dari:
Nilai k adalah nilai yang diperoleh dari tabel t-student seperti dapat dilihat dalam lampiran.
Banyak diantara badan kalibrasi yang secara mudah mengambil nilai k = 2 karena
kenyataannya pada derajat bebas yang besar k ≈ 2. Namun bila derajat bebas dihitung maka
digunakan rumus Welch-Satterthwaite:
Nilai ni disebut derajat bebas tergantung bentuk distribusi kesalahan, jika berdistribusi normal
maka n = n-1; untuk distribusi t-student n tergantung nilai k; dan untuk distribusi lainnya
diestimasi dengan:
R disebut faktor reliabilitas yang besarnya = 100 – besarnya tingkat kepercayaan terhadap
kebenaran taksiran kesalahan.
Kalibrasi selalu dilakukan terhadap alat yang tidak rusak, namun alat ukur yang telah
dikalibrasi tidak selalu berarti layak pakai. Kelayakan harus selalu dibandingkan dengan
suatu acuan tertentu. Adalah kewajiban pengguna alat untuk melakukan evaluasi lanjutan
terhadap alat ukur yang telah dikalibrasi untuk memastikan kelayakan alat.
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa selang waktu kalibrasi untuk peralatan ditentukan
oleh pengguna jasa. Sampai saat ini belum ada ketentuan baku kapan suatu alat harus
dikalibrasi ulang. Sebagai gambaran berikut ini adalah interval kalibrasi untuk beberapa alat:
c. Psychrometer : 10 tahun untuk kalibrasi lengkap, cek setiap 6 bulan dengan termometer
standar
KAN telah menerbitkan selang waktu kalibrasi beberapa alat yang berada di laboratorium
kimia fisika, mekanik, mikrobiologi, dan kalibrasi sebagaimana tercantum dalam persyaratan
tambahan akreditasi.
2. Pemeliharaan peralatan
Alat standar sedapat mungkin disimpan dalam kondisi yang mencegah perubahan sifat fisik
alat standar seperti karat misalnya. Untuk alat-alat yang perlu disimpan dalam kelembaban
rendah agar disimpan dalam desikator atau lemari yang dapat diatur kelembabannya.
Anak timbangan perlu disimpan dalam kotak kayu yang dindingnya dilapisi beludru untuk
menghindarkan goresan karena gesekan logam dengan kayu. Kotak anak timbangan disimpan
dalam lemari yang kering. Jika cukup banyak desikator, dapat juga disimpan dalam desikator
untuk menghindarkan karat.
Catatan penggunaan alat dapat ditempatkan di tempat penyimpanan alat untuk memudahkan
pencatatan jika akan digunakan untuk kalibrasi. Setiap pengeluaran alat standar selalu dicatat
mengenai nama alat standar, tanggal
pengeluaran, nama pengguna, dan tanda tangan pengguna alat. Catatan akan diberi
keterangan ‘telah kembali’ jika alat bersangkutan telah dikembalikan.
Alat ukur umumnya digunakan jauh lebih sering daripada alat standar. Hal ini mengakibatkan
alat ukur tersebut mudah menjadi tidak normal. Jadi pemeliharaan haruslah kegiatan yang
ditujukan agar alat bersangkutan dapat dipertahankan beroperasi normal. Tentu cara
pemeliharaan masing-masing jenis alat berbeda tetapi dalam bab ini hanya akan dibahas alat
umum saja. Beberapa peralatan yang umum digunakan di laboratorium adalah:
Neraca analitik adalah neraca yang mempunyai ketelitian atau daya baca terkecil sebesar 0,1
mg disebut juga neraca semimikro. Neraca analitik ada dua jenis yaitu neraca analitik
mekanik dan neraca analitik elektronik. Pemeliharaan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Ditempatkan diatas meja yang paling stabil di laboratorium, Karena itu dipilih tempat
dekat dinding atau dipojok ruangan;
10.2.b Oven
1. Bersihkan bagian dalam oven dari sisa contoh atau kotoran lain;
2. Bersihkan dinding bagian luar dari debu menggunakan lap bersih, jika perlu dapat
digunakan sedikit deterjen;
6. Periksalah suhu oven melalui termometer indikator dan pastikan suhu mencapai titik
yang diinginkan. Jika tidak, segera matikan oven.
1. Cuci alat gelas menggunakan campuran asam sulfat dan kalium dikhromat, hati-hati
bahan ini berbahaya;
2. Keringkan pada rak pengering tetapi tidak boleh dipanaskan dalam oven;
3. Simpan alat volumetrik yang tidak dipakai dalam lemari tertutup untuk menghindari
debu;
1. Dihidupkan tiap hari meskipun tidak dipakai. Jika tidak dipakai cukup 1-2 jam;
2. Hindarkan sedapat mungkin tumpahnya cairan kedalam wadah cuvet. Jika ini terjadi
segera bersihkan kembali dan keringkan seperti sediakala;
3. Matikan lampu deuterium dan lampu wolfram bila tidak dipakai;
10.2.e pH meter
2. Dihidupkan tiap hari meskipun tidak dipakai. Jika tidak dipakai cukup 1 jam atau
sampai mati sendiri jika dilengkapi auto off;
3. Bersihkan badan pH meter dari debu atau cairan yang mungkin menetes keatasnya;
4. Elektroda selalu terendam dalam air suling (pH = 7) atau larutan yang disediakan
pabrik;
5. Larutan didalam elektroda tidak boleh kering, selalu diisi kembali dengan larutan yang
dipersyaratkan pabrik pembuat alat;
1. Pelayanan kalibrasi
Pelayanan kalibrasi dapat ditujukan untuk keperluan internal maupun eksternal sebagai
pelayanan kalibrasi kepada masyarakat luas. Pada prinsipnya agar kalibrasi dapat
dilaksanakan harus disediakan : alat standar yang terkalibrasi, metode kalibrasi yang diakui,
pelaksana kalibrasi yang berkualifikasi, rekaman yang memadai serta lingkungan kalibrasi
yang memenuhi persyaratan metode kalibrasi.
Source : https://xbrasi.wordpress.com
2. referensi II.
https://www.transcat.com/oven-calibration-labs
Proper oven calibration is essential to consistency and quality control in a wide range of
industries, and if you fail to properly calibrate oven temperature, you run the risk of improper
curing, incomplete drying, and a costly waste of energy. Even a minor adjustment in
temperature can compromise the integrity of your product, so it's important to stick to a
regular oven calibration schedule. Transcat's temperature calibration capabilities include
industrial oven calibration services, offering top-notch precision and expert attention to detail
no matter what type of oven your business relies upon.
Curing ovens are designed to reach a specific temperature, and catalyze a specific
chemical reaction that transforms raw materials into a finished product
Drying ovens generally operate at lower temperatures, and are designed to slowly
wick moisture out of certain materials via dehydration
Reflow ovens contain multiple zones that can be individually temperature-controlled
to expose products to a specific warming/cooling cycle
Whether you use small ovens, batch ovens, walk-in ovens, or conveyor ovens, Transcat's
oven calibration services will make sure they operate correctly and consistently. The
procedures involved in calibrating oven temperature are two-fold: first, we measure the
temperature in your oven using a digital thermometer to see whether or not the actual
temperature matches the programmed temperature. Then, we calibrate the oven's temperature
probe and internal system to ensure that the readings you see have been accurately
transmitted.
Why Transcat Oven Calibration Services?
Transcat is a leader in oven calibration because our commitment to quality and accuracy is
second to none. Our laboratory system is one of a select few commercial calibration
operations accredited as a Reference Laboratory for a variety of disciplines, including
reference temperature calibration, and includes the widest scope of ISO/IEC 17025
accreditation across the industries we serve. When it comes to oven calibration, you can rest
assured that our team of highly trained calibration experts will service your equipment with
the highest level of precision and attention to detail.
Our oven calibration procedures are fully ISO 9001 compliant, and we offer primary
standard temperature calibrations by comparison to Indium, Tin, Zinc, and Aluminum
fixed-point reference cells
All of our temperature calibrations are performed with true SI unit traceability
through NIST, equivalent sources, or physical constants
We offer you the option of onsite oven calibrations to OEM or custom specifications,
so you know your oven is accurate to your specific application
We check more points than anyone else to ensure that your oven is accurate across its
entire range
3. Refrensi III.