Karena itu, saatnya mengevaluasi diri, apakah kita bermental tangguh atau rapuh? Jika sudah lebih
mengenal diri, kita harus memiliki program membangun ketangguhan diri. Beberapa hari lalu, saya
menonton televisi untuk memilih manusia ‘terkuat’ di dunia dari segi fisik. Berlari puluhan kilometer,
menaiki bukit, berenang, mengayuh sepeda, dan mengarungi kubangan lumpur.
Terlihat ada yang semangatnya kuat, tetapi fisiknya lemah. Ada yang lemah semangat, tetapi fisiknya
kuat. Ada yang fisik dan semangatnya lemah. Ada pula yang semangat dan fisiknya sama-sama kuat.
Pihak terakhir inilah yang akhirnya keluar sebagai pemenang. Hidup itu selalu antara kesulitan
dengan ujian. Separuh hidup berisi ujian yang berat. Pemenang hanyalah yang tangguh, dan mampu
melewati setiap kesulitan dengan baik. Allah Swt. berjanji membahagiakan orang yang sabar dan
tangguh dalam mengarungi kesulitan hidup.
Agar hidup yang sekali ini bermakna dan bermanfaat, kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin.
Bagaimana cara memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya? Kita laksanakan apa yang
diperintahkan Allah Swt. dan rasul-Nya, dan taati pula pemimpin di antara kita. Dengan menaati
perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta pemimpin, niscaya hidup kita akan penuh dengan rahmat.
Hal ini dijanjikan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya: "Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu
diberi rahmat." QS ali-Imran/3:132) Setiap manusia ingin hidup damai, tenteram, dan bahagia.
Kehidupan yang damai akan muncul karena tidak ada pelanggaran terhadap aturan yang berlaku,
Ketenteraman akan hadir karena adanya semangat berkompetisi secara sportif dan kolaboratif.
Kebahagiaan akan terwujud jika apa yang diinginkan sudah terpenuhi. Bangsa ini akan menjadi besar
apabila masyarakatnya yang diyakini dan yang berlaku di masyarakat. Misalnya, nilai spiritual, yakni
dengan meyakini dan menaati ajaran agama yang dianutnya. Selain itu, kita juga harus menaati
pemimpin. Semangat berkolaborasi dalam berkompetisi, serta memiliki etos kerja dalam meraih cita-
cita yang harus dijunjung tinggi. Kita tidak bisa melempar tanggung jawab kepada orang lain atau
pihak lain. Kita sendiri yang harus melakukannya. Dengan bersama-sama kita junjung tinggi nilai
ketaatan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja, bangsa ini akan menjadi bangsa yang cukup
disegani dan dibanggakan.
Ketika kita menjalin sebuah persaudaraan tentu ada hak-hak yang perlu dipelihara agar
persaudaraan menjadi rukun. Untuk mewujudkannya, memiliki akhlak yang mulia jadi salah
satu kuncinya. Rasulullah bersabda,"Hal yang paling banyak memasukkan ke surga adalah
takwa kepada Allah dan akhlak baik." (HR. At-Tirmidzi dan Al Hakim dari hadits Abu
Hurairah. Sementara itu Hadits persaudaraan sesama mukmin juga disabdakan oleh
Rasulullah, "Orang mukmin itu akrab dan bersatu. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak
bersatu dan tidak akrab." (HR. Ahmad, Ath-Thabarani dan Al Hakim).
Dalam buku 'Ensiklopedi Hak dan Kewajiban dalam Islam' oleh Syaikh Sa'ad Yusuf Mahmud
Abu Aziz, hadits tentang persaudaraan sesama orang muslim juga diriwayatkan oleh Abu
Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya di sekitar 'Arasy terdapat mimbar-
mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang mengenakan pakaian dari cahaya dan wajah
mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada. Mereka didengki oleh para nabi dan
syuhada." Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling
berkumpul karena Allah dan saling mengunjungi karena Allah." (HR. An-Nasai di dalam As-
Sunan Al-Kubra). Islam memberikan petunjuk kepada umatnya untuk menjaga persaudaraan.
Buku '40 Hadits Sahih: Pedoman Membangun Toleransi oleh Kotimatul Husna, menjelaskan
tentang hadits persaudaraan yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Yusuf, dari Malik, dari
Ibnu Syihab dari Anas Ibnu Malik, Rasulullah Saw bersabda: "Janganlah kalian saling
membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allaj yang bersaudara.
Ingat haram bagi seseorang muslim tak bicara kepada saudaranya lebih dari tiga hari." (HR.
Al-Bukhari).
Sikap saling mencintai antarsesama muslim sebagai bentuk ukhuwah dapat diwujudkan
dalam perbuatan berikut, kecuali....
a. tolong-menolong
b. memberikan bantuan hanya ketika diminta
c. menghilangkan kesusahan saudaranya
d. melindungi kehormatan sauaranya
e. saling memberikan nasihat
Dalam sebuah hadits Nabi SAW. dinyatakan bahwa tidaklah halal bagi seorang muslim
mendiamkan saudaranya lebih dari....
a. Empat hari
b. Tiga hari
c. Lima hari
d. Enam hari
Berikut cara menjalin ukhuwah dengan sesama muslim di lingkungan rumahmu, kecuali...
1. ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَ َأخَ َو ْي ُك ْم
e. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang
disyariatkan!