Oleh :
SKRIPSI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat
kepada penulis sehingga mulai dari pembuatan proposal penelitian,
penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Judul yang ditentukan dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 sampai Juli 2013 ialah
“Pemanfaatan Limbah Sekam Padi dan Cangkang Telur dalam pembuatan
Beton Ringan yang berbahan baku Batu Apung”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,
antara lain Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
dan Bapak Germanicus Sinaga, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik,
Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc dan Ibu Junifa Layla
Sihombing, S.Si., M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan demi kelancaran penulisan skripsi ini. Penghargaan juga
diberikan kepada Bapak Drs. Toyama Sitompul selaku Kepala Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan
dan saran-saran untuk melakukan penelitian di Laboratorium Teknik Sipil,
Kakak Fanny Purba dan Abang Herri selaku teknisi Laboratorium Teknik
Sipil Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan bimbingan
dan saran selama penelitian berlangsung, Ibu Lelly Asmara selaku Kepala
Laboratorium IKM Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan dan Abang
Harry selaku teknisi Laboratorium IKM Balai Riset dan Standarisasi
Industri Medan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
dosen, pegawai serta laboran yang terlibat dalam penyelesaian penelitian
skripsi ini.
v
Secara khusus kepada orang tua penulis, Alm. Bapak Drs. Riahman
Ginting dan Almh. Ibu Sutini dan Kepada Keluarga besar di Medan,
Pematang Siantar dan Batam atas segala doa, bimbingan, kasih sayang dan
dukungan moril maupun material kepada penulis. Adik-adik penulis
Muhammad Gianta Fahmi Ginting, Akbar Ali Ngena Ginting dan Meilyaz
Chairanishah br Ginting atas dukungan dan motivasinya.
Teristimewa buat teman teman saya selama masa perkuliahan
Suman Susilo Turnip, Dessy Simorangkir, Agam Sitompul, Vici Situmeang,
Defrianto Sitinjak, Ardiansyah, Miska Tarigan, Rudyanto Sinaga, Ferdi
Prabudi, Silvester Valentin, Deswara Reza, Intania Alistha, Meliana Cadila,
T. Abdurahman Johan, Fitria Wulandari dan seluruh mahasiswa/i kelas Non
Kependidikan Kimia 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu kalian
telah memberi banyak arti dalam masa perkuliahan penulis. Terkhusus buat
teman satu bimbingan skripsi saya, Nurfalah Hasibuan yang telah saling
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan baik dalam
segi tata bahasa maupun isi, untuk itu penuliskan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnakan skripsi ini
(great_richni92@yahoo.com). Semoga skripsi ini bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Komposisi bahan pembentuk beton 7
Tabel 2.2. Pembagian Beton berdasarkan kelas dan mutu 8
Tabel 2.3. Komposisi Adukan Beton Rencana dengan Agregat 9
Tabel 2.4. Batas kekuatan konstruksi beton ringan 13
Tabel 2.5. Tipe dan sifat berbagai jenis beton ringan 14
Tabel 2.6. Jenis–jenis agregat beton 16
Tabel 2.7. Unsur-unsur dalam batu apung dari Danau toba 21
Tabel 2.8. Komposisi utama semen portland 24
Tabel 2.9. Jenis-jenis semen Portland berdasarkan komposisi kimianya 24
Tabel 2.10. Komposisi Kimia Abu Sekam Padi 30
Tabel 2.11. Batas maksimum kandungan unsur kimia dalam air
adukan semen 39
Tabel 3.1. Alat–alat yang digunakan 44
Tabel 3.2. Bahan penelitian 45
Tabel 3.3. Komposisi Adukan Beton Rencana dengan Agregat 51
Tabel 3.4. Komposisi campuran pada Setiap Sampel beton 52
Tabel 3.5. Analisa Data 59
Tabel 4.1. Data pengukuran kadar abu pada cangkang telur 61
Tabel 4.2. Data pengukuran kadar CaO pada abu cangkang telur 62
Tabel 4.3. Data pengukuran kadar SiO2 pada abu sekam padi 62
Tabel 4.4. Data pengukuran lumpur pada pasir 62
Tabel 4.5. Data perhitungan daya serap air pada beton ringan normal 63
Tabel 4.6. Data perhitungan daya serap air beton ringan dengan
campuran 1% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 63
Tabel 4.7. Data perhitungan daya serap air beton ringan dengan
campuran 2% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 65
Tabel 4.8. Data perhitungan daya serap air beton ringan dengan
campuran 3% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 66
Tabel 4.9. Data perhitungan daya serap air beton ringan tanpa
campuran abu cangkang telur dan batu apung dengan
variasi abu sekam padi 68
Tabel 4.10. Data perhitungan massa jenis pada beton ringan normal 69
Tabel 4.11. Data perhitungan massa jenis beton ringan dengan
campuran 1% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 70
Tabel 4.12. Data perhitungan massa jenis beton ringan dengan
campuran 2% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 7
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan antara kepadatan dan konduktivitas panas
beton ringan 11
Gambar 2.2 Hubungan antara kepadatan dan kekuatan beton ringan
pada umur 28 hari 11
Gambar 2.3 Batu Apung 19
Gambar 2.4 Foto SEM batu apung dari Danau Toba 20
Gambar 2.5 Pembakaran Sekam padi 28
Gambar 2.6 Foto SEM Abu Sekam Padi pada pengabuan 9000C 29
Gambar 2.7 Pola difraksi sinar X Abu cangkang telur 35
Gambar 3.1 Prinsip penimbangan massa benda dalam air 56
Gambar 3.2 Diagram alir penelitian 60
Gambar 4.1 Grafik daya serap air beton ringan dengan campuran 1%
abu cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 64
Gambar 4.2 Grafik daya serap air beton ringan dengan campuran 2%
abu cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 65
Gambar 4.3 Grafik daya serap air beton ringan dengan campuran 3%
abu cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 67
Gambar 4.4 Grafik daya serap air beton ringan tanpa campuran abu
cangkang telur dan batu apung dengan variasi abu sekam padi 68
Gambar 4.5 Grafik massa jenis beton ringan dengan campuran 1% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 70
Gambar 4.6 Grafik massa jenis beton ringan dengan campuran 2% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 72
Gambar 4.7 Grafik massa jenis beton ringan dengan campuran 3% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 73
Gambar 4.8 Grafik massa jenis beton ringan tanpa campuran abu
cangkang telur dan batu apung dengan variasi abu sekam
padi 75
Gambar 4.9 Grafik kuat tekan beton ringan dengan campuran 1% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 77
Gambar 4.10 Grafik kuat tekan beton ringan dengan campuran 2% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 78
Gambar 4.11 Grafik kuat tekan beton ringan dengan campuran 3% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 80
Gambar 4.12 Grafik kuat tekan beton ringan tanpa campuran abu
cangkang telur dan apung dan badengan variasi abu sekam
padi 81
Gambar 4.13 Grafik daya serap air beton ringan terhadap variasi abu
cangkang telur dan abu sekam padi 84
Gambar 4.14 Grafik massa jenis beton ringan terhadap variasi abu
cangkang telur dan abu sekam padi 87
x
Gambar 4.15 Grafik kuat tekan beton ringan terhadap variasi abu
cangkang telur dan abu sekam padi 88
Gambar 4.16 Grafik Hubungan daya serap air, massa jenis dan kuat
tekan beton ringan terhadap variasi komposisi campuran 92
Gambar 4.17 Grafik Hubungan daya serap air, massa jenis dan kuat
tekan beton ringan tanpa abu cangkang telur dan batu
apung terhadap variasi komposisi abu sekam padi 93
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
MPa, 11,53 MPa, 6,90 MPa, 6,17 MPa dan 3,98 MPa. Sedangkan penyerapan air
berturut-turut 10,06% ; 8,46% ; 7,64% ; 10,38% ; 14,26% dan 11,36% dan besar
porositasnya berturut-turut sebesar 22,99% ; 19,42% ; 26,41% ; 36,01% dan
26,91%. Pembuatan beton tanpa bahan campuran yang mempunyai kekuatan
tekan sebesar 7,83 MPa, penyerapan airnya 10,06% dan porositasnya sebesar
25,64% (Lakum, 2008).
Pembakaran sekam padi memiliki unsur yang bermanfaat untuk
peningkatan kekuatan beton, mempunyai sifat pozzolan dan mengandung silika
yang sangat menonjol, bila unsur ini dicampur dengan semen akan menghasilkan
kekuatan yang lebih tinggi. Karena sifat sekam padi inilah, maka timbullah
rencana penelitian mengenai pembuatan beton dengan penambahan silika dari
sekam padi. Diharapkan dengan penambahan silika amorf dari sekam padi, tidak
hanya dapat sebagai bahan campuran semen, tetapi juga berguna untuk
meningkatkan kekuatan beton. Dalam penelitian Lakum, batas penggunaan sekam
padi adalah 1%-10% dan mengalami peningkatan kuat tekan pada persentase
sekam padi 7,5% hingga 10% jika dibandingkan tanpa menggunakan sekam padi.
Selain Limbah Pertanian, ada juga limbah rumah tangga dan limbah
industri yang bisa digunakan dalam pembuatan beton ini, salah satunya adalah
Cangkang telur. Menurut data Direktorat Jenderal Peternakan (2009), produksi
telur di Indonesia sebesar 1.013.543 ton dan produksi cangkang telur tersebut
akan terus melimpah selama telur diproduksi dibidang peternakan serta digunakan
di restoran, pabrik roti, dan mie sebagai bahan baku pembuatan makanan.
Menurut Stadelman dan Cotteril (1973), komposisi dari cangkang telur adalah
98,2% kalsium, 0,9% magnesium dan 0,9% fosfor. Kulit telur kering mengandung
95% kalsium karbonat dengan berat 5,5 gram (Butcher dan Milles, 1990). Serbuk
cangkang telur mengandung senyawa kimia berupa zat kapur (CaO) sehingga
berpotensi untuk digunakan sebagai campuran untuk mengurangi komposisi
semen portland.
Karakteristik beton yang beredar di pasar, memiliki densitas sebesar 2,0–
2,5 g/cm3, dan kuat tekan 3–50 MPa. Beton ini tergolong cukup berat, untuk satu
panel berukuran 240 x 60 x 6 cm, dengan bobot sekitar 100-125 kg. Oleh karena
4
itu untuk mengangkat ataupun instalasinya memerlukan tenaga lebih dari satu
orang atau alat berat sebagai media pembantu. Untuk itu diperlukan beton yang
lebih ringan namun dapat digunakan sama halnya dengan beton umumnya.
Pembangunan suatu konstruksi diperlukan beton dengan kemampuan menahan
beban yang cukup tinggi dan ketahanan terhadap waktu yang memadai.
Beton ringan dapat dibuat dengan berkreasi dalam pemilihan agregat
yang biasa digunakan pada beton normal dengan agregat yang memiliki berat
jenis yang lebih rendah salah satunya batu apung (pumice). Pemanfaatan batu
apung pada beton ringan diteliti oleh Zulkifar Syaram dari USU (2010) diperoleh
kuat tekan sebesar 11,70 MPa, massa jenis sebesar 1780 kg/m3 dan daya serap air
9,30% pada variasi batu apung sebesar 10%. Tripriyo, dkk (2010) juga pernah
meneliti mengenai pembuatan beton agregat ringan batu apung dengan
penambahan fly ash diperoleh kuat tekan sebesar 35,69 MPa, dan massa jenis
1850 kg/m3 dengan campuran batu apung 16% dan fly ash 4%.
Dengan pemanfaatan limbah pembakaran sekam padi, cangkang telur dan
batu apung sebagai bahan substitusi dari semen dalam membuat beton diharapkan
mampu menghasilkan suatu beton dengan kekuatan yang baik, ramah lingkungan,
dan dapat dilihat penggunaannya pada bangunan yang tepat dari jenis beton. Oleh
karena itu peneliti mengambil judul “Pemanfaatan Limbah Sekam Padi dan
Cangkang Telur dalam pembuatan Beton Ringan yang berbahan baku Batu
Apung” sebagai penelitian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan
beberapa hal antara lain :
1. Persentase abu sekam padi untuk menghasilkan beton ringan
yang baik adalah 10%.
2. Persentase abu cangkang telur untuk menghasilkan beton ringan
yang baik adalah 1%.
3. Daya serap air optimum dari beton ringan yang dihasilkan
4,56%.
4. Massa jenis optimum beton ringan yang dihasilkan adalah
1,71x103 Kg/m3.
5. Kuat tekan optimum dari beton ringan yang dihasilkan adalah
17,5 MPa
6. Menurut SNI 03-3449-2002, beton ringan yang dihasilkan
dalam penelitian sudah termasuk beton ringan dengan kualitas
baik yang dapat digunakan sebagai struktural pasangan batu.
5.2 Saran
Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar :
1. Untuk melengkapi penelitian beton ringan yang dibuat sampai
tahap komersial, perlu kajian lebih lanjut meliputi : kuat tarik,
kuat patah, daya tahan api, daya redam suara dan teknoekonomi.
2. Perlu diteliti lebih lanjut variasi ukuran partikel abu sekam padi
yang digunakan.