Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN CANGKANG

TELUR DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN YANG


BERBAHAN BAKU BATU APUNG

Oleh :

Ingreat Richni Ginting


NIM 409210016
Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat
kepada penulis sehingga mulai dari pembuatan proposal penelitian,
penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Judul yang ditentukan dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 sampai Juli 2013 ialah
“Pemanfaatan Limbah Sekam Padi dan Cangkang Telur dalam pembuatan
Beton Ringan yang berbahan baku Batu Apung”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,
antara lain Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
dan Bapak Germanicus Sinaga, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik,
Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc dan Ibu Junifa Layla
Sihombing, S.Si., M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan demi kelancaran penulisan skripsi ini. Penghargaan juga
diberikan kepada Bapak Drs. Toyama Sitompul selaku Kepala Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan
dan saran-saran untuk melakukan penelitian di Laboratorium Teknik Sipil,
Kakak Fanny Purba dan Abang Herri selaku teknisi Laboratorium Teknik
Sipil Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan bimbingan
dan saran selama penelitian berlangsung, Ibu Lelly Asmara selaku Kepala
Laboratorium IKM Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan dan Abang
Harry selaku teknisi Laboratorium IKM Balai Riset dan Standarisasi
Industri Medan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
dosen, pegawai serta laboran yang terlibat dalam penyelesaian penelitian
skripsi ini.
v

Secara khusus kepada orang tua penulis, Alm. Bapak Drs. Riahman
Ginting dan Almh. Ibu Sutini dan Kepada Keluarga besar di Medan,
Pematang Siantar dan Batam atas segala doa, bimbingan, kasih sayang dan
dukungan moril maupun material kepada penulis. Adik-adik penulis
Muhammad Gianta Fahmi Ginting, Akbar Ali Ngena Ginting dan Meilyaz
Chairanishah br Ginting atas dukungan dan motivasinya.
Teristimewa buat teman teman saya selama masa perkuliahan
Suman Susilo Turnip, Dessy Simorangkir, Agam Sitompul, Vici Situmeang,
Defrianto Sitinjak, Ardiansyah, Miska Tarigan, Rudyanto Sinaga, Ferdi
Prabudi, Silvester Valentin, Deswara Reza, Intania Alistha, Meliana Cadila,
T. Abdurahman Johan, Fitria Wulandari dan seluruh mahasiswa/i kelas Non
Kependidikan Kimia 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu kalian
telah memberi banyak arti dalam masa perkuliahan penulis. Terkhusus buat
teman satu bimbingan skripsi saya, Nurfalah Hasibuan yang telah saling
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan baik dalam
segi tata bahasa maupun isi, untuk itu penuliskan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnakan skripsi ini
(great_richni92@yahoo.com). Semoga skripsi ini bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 19 Juli 2013


Penulis,

Ingreat Richni Ginting


NIM. 409210016
xi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Komposisi bahan pembentuk beton 7
Tabel 2.2. Pembagian Beton berdasarkan kelas dan mutu 8
Tabel 2.3. Komposisi Adukan Beton Rencana dengan Agregat 9
Tabel 2.4. Batas kekuatan konstruksi beton ringan 13
Tabel 2.5. Tipe dan sifat berbagai jenis beton ringan 14
Tabel 2.6. Jenis–jenis agregat beton 16
Tabel 2.7. Unsur-unsur dalam batu apung dari Danau toba 21
Tabel 2.8. Komposisi utama semen portland 24
Tabel 2.9. Jenis-jenis semen Portland berdasarkan komposisi kimianya 24
Tabel 2.10. Komposisi Kimia Abu Sekam Padi 30
Tabel 2.11. Batas maksimum kandungan unsur kimia dalam air
adukan semen 39
Tabel 3.1. Alat–alat yang digunakan 44
Tabel 3.2. Bahan penelitian 45
Tabel 3.3. Komposisi Adukan Beton Rencana dengan Agregat 51
Tabel 3.4. Komposisi campuran pada Setiap Sampel beton 52
Tabel 3.5. Analisa Data 59
Tabel 4.1. Data pengukuran kadar abu pada cangkang telur 61
Tabel 4.2. Data pengukuran kadar CaO pada abu cangkang telur 62
Tabel 4.3. Data pengukuran kadar SiO2 pada abu sekam padi 62
Tabel 4.4. Data pengukuran lumpur pada pasir 62
Tabel 4.5. Data perhitungan daya serap air pada beton ringan normal 63
Tabel 4.6. Data perhitungan daya serap air beton ringan dengan
campuran 1% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 63
Tabel 4.7. Data perhitungan daya serap air beton ringan dengan
campuran 2% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 65
Tabel 4.8. Data perhitungan daya serap air beton ringan dengan
campuran 3% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 66
Tabel 4.9. Data perhitungan daya serap air beton ringan tanpa
campuran abu cangkang telur dan batu apung dengan
variasi abu sekam padi 68
Tabel 4.10. Data perhitungan massa jenis pada beton ringan normal 69
Tabel 4.11. Data perhitungan massa jenis beton ringan dengan
campuran 1% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 70
Tabel 4.12. Data perhitungan massa jenis beton ringan dengan
campuran 2% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 7
xii

Tabel 4.13. Data perhitungan massa jenis beton ringan dengan


campuran 3% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 73
Tabel 4.14. Data perhitungan massa jenis beton ringan tanpa
campuran abu cangkang telur dan batu apung dengan
variasi abu sekam padi 74
Tabel 4.15. Data perhitungan kuat tekan pada beton ringan normal 76
Tabel 4.16. Data perhitungan kuat tekan beton ringan dengan
campuran 1% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 76
Tabel 4.17. Data perhitungan kuat tekan beton ringan dengan
campuran 2% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 78
Tabel 4.18. Data perhitungan kuat tekan beton ringan dengan
campuran 3% abu cangkang telur dengan variasi abu
sekam padi 79
Tabel 4.19. Data perhitungan kuat tekan beton ringan tanpa
campuran abu cangkang telur dan batu apung dengan
variasi abu sekam padi 81
ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Hubungan antara kepadatan dan konduktivitas panas
beton ringan 11
Gambar 2.2 Hubungan antara kepadatan dan kekuatan beton ringan
pada umur 28 hari 11
Gambar 2.3 Batu Apung 19
Gambar 2.4 Foto SEM batu apung dari Danau Toba 20
Gambar 2.5 Pembakaran Sekam padi 28
Gambar 2.6 Foto SEM Abu Sekam Padi pada pengabuan 9000C 29
Gambar 2.7 Pola difraksi sinar X Abu cangkang telur 35
Gambar 3.1 Prinsip penimbangan massa benda dalam air 56
Gambar 3.2 Diagram alir penelitian 60
Gambar 4.1 Grafik daya serap air beton ringan dengan campuran 1%
abu cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 64
Gambar 4.2 Grafik daya serap air beton ringan dengan campuran 2%
abu cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 65
Gambar 4.3 Grafik daya serap air beton ringan dengan campuran 3%
abu cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 67
Gambar 4.4 Grafik daya serap air beton ringan tanpa campuran abu
cangkang telur dan batu apung dengan variasi abu sekam padi 68
Gambar 4.5 Grafik massa jenis beton ringan dengan campuran 1% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 70
Gambar 4.6 Grafik massa jenis beton ringan dengan campuran 2% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 72
Gambar 4.7 Grafik massa jenis beton ringan dengan campuran 3% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 73
Gambar 4.8 Grafik massa jenis beton ringan tanpa campuran abu
cangkang telur dan batu apung dengan variasi abu sekam
padi 75
Gambar 4.9 Grafik kuat tekan beton ringan dengan campuran 1% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 77
Gambar 4.10 Grafik kuat tekan beton ringan dengan campuran 2% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 78
Gambar 4.11 Grafik kuat tekan beton ringan dengan campuran 3% abu
cangkang telur dengan variasi abu sekam padi 80
Gambar 4.12 Grafik kuat tekan beton ringan tanpa campuran abu
cangkang telur dan apung dan badengan variasi abu sekam
padi 81
Gambar 4.13 Grafik daya serap air beton ringan terhadap variasi abu
cangkang telur dan abu sekam padi 84
Gambar 4.14 Grafik massa jenis beton ringan terhadap variasi abu
cangkang telur dan abu sekam padi 87
x

Gambar 4.15 Grafik kuat tekan beton ringan terhadap variasi abu
cangkang telur dan abu sekam padi 88
Gambar 4.16 Grafik Hubungan daya serap air, massa jenis dan kuat
tekan beton ringan terhadap variasi komposisi campuran 92
Gambar 4.17 Grafik Hubungan daya serap air, massa jenis dan kuat
tekan beton ringan tanpa abu cangkang telur dan batu
apung terhadap variasi komposisi abu sekam padi 93
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan kadar abu pada cangkang telur 101


Lampiran 2. Perhitungan kadar CaO pada abu cangkang telur 102
Lampiran 3. Perhitungan kadar SiO2 pada abu sekam padi 103
Lampiran 4. Perhitungan kadar lumpur pada pasir 104
Lampiran 5. Faktor bentuk benda uji 105
Lampiran 6. Perhitungan massa matriks dan agregat dari
masing-masing sampel 106
Lampiran 7. Perhitungan daya serap air 109
Lampiran 8. Perhitungan massa jenis 112
Lampiran 9. Perhitungan kuat tekan 115
Lampiran 10. Dokumentasi penelitian 119
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari
bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yang semakin maju dan canggih, membuat teknologi beton
mempunyai potensi yang lebih luas dalam bidang kontruksi. Hal ini menyebabkan
beton banyak digunakan untuk konstruksi bangunan gedung, rumah, jalan raya,
jalan kereta api, lapangan terbang, pelabuhan, bangunan air, terowongan,
bangunan lepas pantai, kapal, dan lain-lain termasuk untuk membuat patung-
patung karya seni. Beton merupakan bahan yang dominan karena memiliki
durability atau tingkat keawetan yang tinggi dibanding bahan material lain
(Nugraha, 2007).
Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan
dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi
di samping kayu dan baja. Hampir 60% material yang digunakan dalam
konstruksi adalah beton (concrete) yang dipadukan dengan baja (composite) atau
jenis lainnya.
Beton pada umumnya terdiri dari campuran semen Portland sebagai
matriks dan agregat yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar. Seperti
diketahui bahwa produksi semen Portland sedang disorot karena emisi karbon
dioksida yang tinggi. Semen Portland konvensional diproduksi dengan
menghaluskan kalsium silika yang bersifat hidrolisis dan dicampur dengan bahan
gipsum. Proses pembakaran (kalsinasi) pada tungku (kiln) akan menghasilkan
karbon dioksida (CO2) sebagai hasil sampingan pembakaran yang dapat
menimbulkan green house effect (efek rumah kaca) dan peningkatan suhu bumi.
Selain itu banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi mengakibatkan
peningkatan kebutuhan material beton, sehingga memicu penambangan batuan
sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-besaran. Hal ini
2

menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan


pembetonan dan merusak lingkungan.
Oleh karena itu terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan memanfaatkan limbah. Limbah
yang bisa dimanfaatkan diantaranya limbah industri, konstruksi, pertanian
maupun rumah tangga yang dibiarkan begitu saja. Limbah tersebut digunakan
sebagai bahan campuran beton ternyata mampu meningkatkan daya kuat tekan
(Simanjuntak, 2000). Limbah tersebut diantaranya serat ijuk, sabut kelapa, serat
nilon, abu sekam padi, ampas tebu, sisa kayu, limbah gergajian, abu cangkang
sawit, abu terbang (fly ash), mikrosilika (silica fume), cangkang kemiri, cangkang
telur dan lain-lain (Mulyono, 2004).
Limbah Pertanian dapat terbentuk karena bahan buangan yang tidak
terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah secara
alami berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah dapat mengganggu
lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal
melalui pendekatan teknologi, limbah-limbah tersebut dapat diolah lebih lanjut
menjadi hasil samping yang berguna disamping produk utamanya. Salah satu
bentuk limbah pertanian yang dapat digunakan untuk pembuatan beton adalah
sekam yang merupakan buangan pengolahan padi.
Limbah sekam padi banyak sekali terdapat didaerah pedesaan, dengan
potensi yang melimpah. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai sekitar
60.000 mesin penggiling padi yang tersebar di seluruh daerah dengan kisaran
produksi sekam padi 15 juta ton per tahun. Untuk kapasitas besar, beberapa mesin
penggiling padi mampu memproduksi 10-20 ton sekam padi per hari. Tidak
seperti sumber bahan bakar fosil, ketersedian energi sekam padi tidak hanya
jumlahnya berlimpah tetapi juga merupakan energi terbaharukan. Pada
penggunaan sekam padi, biaya-biaya relatif lebih kecil karena lokasinya sudah
terkonsentrasi pada pabrik-pabrik penggilingan padi.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian dalam pembuatan beton yang
mengunakan abu sekam padi sebagai bahan campuran beton dengan komposisi
5%, 10%, 15%, 20% dan 25%, kekuatan tekannya berturut-turut 7,83 MPa, 10,06
3

MPa, 11,53 MPa, 6,90 MPa, 6,17 MPa dan 3,98 MPa. Sedangkan penyerapan air
berturut-turut 10,06% ; 8,46% ; 7,64% ; 10,38% ; 14,26% dan 11,36% dan besar
porositasnya berturut-turut sebesar 22,99% ; 19,42% ; 26,41% ; 36,01% dan
26,91%. Pembuatan beton tanpa bahan campuran yang mempunyai kekuatan
tekan sebesar 7,83 MPa, penyerapan airnya 10,06% dan porositasnya sebesar
25,64% (Lakum, 2008).
Pembakaran sekam padi memiliki unsur yang bermanfaat untuk
peningkatan kekuatan beton, mempunyai sifat pozzolan dan mengandung silika
yang sangat menonjol, bila unsur ini dicampur dengan semen akan menghasilkan
kekuatan yang lebih tinggi. Karena sifat sekam padi inilah, maka timbullah
rencana penelitian mengenai pembuatan beton dengan penambahan silika dari
sekam padi. Diharapkan dengan penambahan silika amorf dari sekam padi, tidak
hanya dapat sebagai bahan campuran semen, tetapi juga berguna untuk
meningkatkan kekuatan beton. Dalam penelitian Lakum, batas penggunaan sekam
padi adalah 1%-10% dan mengalami peningkatan kuat tekan pada persentase
sekam padi 7,5% hingga 10% jika dibandingkan tanpa menggunakan sekam padi.
Selain Limbah Pertanian, ada juga limbah rumah tangga dan limbah
industri yang bisa digunakan dalam pembuatan beton ini, salah satunya adalah
Cangkang telur. Menurut data Direktorat Jenderal Peternakan (2009), produksi
telur di Indonesia sebesar 1.013.543 ton dan produksi cangkang telur tersebut
akan terus melimpah selama telur diproduksi dibidang peternakan serta digunakan
di restoran, pabrik roti, dan mie sebagai bahan baku pembuatan makanan.
Menurut Stadelman dan Cotteril (1973), komposisi dari cangkang telur adalah
98,2% kalsium, 0,9% magnesium dan 0,9% fosfor. Kulit telur kering mengandung
95% kalsium karbonat dengan berat 5,5 gram (Butcher dan Milles, 1990). Serbuk
cangkang telur mengandung senyawa kimia berupa zat kapur (CaO) sehingga
berpotensi untuk digunakan sebagai campuran untuk mengurangi komposisi
semen portland.
Karakteristik beton yang beredar di pasar, memiliki densitas sebesar 2,0–
2,5 g/cm3, dan kuat tekan 3–50 MPa. Beton ini tergolong cukup berat, untuk satu
panel berukuran 240 x 60 x 6 cm, dengan bobot sekitar 100-125 kg. Oleh karena
4

itu untuk mengangkat ataupun instalasinya memerlukan tenaga lebih dari satu
orang atau alat berat sebagai media pembantu. Untuk itu diperlukan beton yang
lebih ringan namun dapat digunakan sama halnya dengan beton umumnya.
Pembangunan suatu konstruksi diperlukan beton dengan kemampuan menahan
beban yang cukup tinggi dan ketahanan terhadap waktu yang memadai.
Beton ringan dapat dibuat dengan berkreasi dalam pemilihan agregat
yang biasa digunakan pada beton normal dengan agregat yang memiliki berat
jenis yang lebih rendah salah satunya batu apung (pumice). Pemanfaatan batu
apung pada beton ringan diteliti oleh Zulkifar Syaram dari USU (2010) diperoleh
kuat tekan sebesar 11,70 MPa, massa jenis sebesar 1780 kg/m3 dan daya serap air
9,30% pada variasi batu apung sebesar 10%. Tripriyo, dkk (2010) juga pernah
meneliti mengenai pembuatan beton agregat ringan batu apung dengan
penambahan fly ash diperoleh kuat tekan sebesar 35,69 MPa, dan massa jenis
1850 kg/m3 dengan campuran batu apung 16% dan fly ash 4%.
Dengan pemanfaatan limbah pembakaran sekam padi, cangkang telur dan
batu apung sebagai bahan substitusi dari semen dalam membuat beton diharapkan
mampu menghasilkan suatu beton dengan kekuatan yang baik, ramah lingkungan,
dan dapat dilihat penggunaannya pada bangunan yang tepat dari jenis beton. Oleh
karena itu peneliti mengambil judul “Pemanfaatan Limbah Sekam Padi dan
Cangkang Telur dalam pembuatan Beton Ringan yang berbahan baku Batu
Apung” sebagai penelitian.

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini, antara lain :
1. Beton ringan yang dihasilkan dengan mutu K-175 yang biasa
digunakan untuk perumahan.
2. Cangkang Telur yang digunakan adalah cangkang telur dari ayam
petelur.
3. Suhu yang digunakan untuk pengeringan adalah suhu kamar.
5

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini, antara lain :
1. Berapa persentase abu sekam padi untuk menghasilkan beton ringan
yang baik?
2. Berapa persentase abu cangkang telur untuk menghasilkan beton
ringan yang baik?
3. Bagaimana kualitas daya tekan dari beton ringan yang dihasilkan?
4. Bagaimana kualitas daya serap air dari beton ringan yang dihasilkan?
5. Bagaimana kualitas massa jenis dari beton ringan yang dihasilkan?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini, antara lain :
1. Mengetahui persentase optimal abu sekam padi untuk
menghasilkan beton ringan yang baik.
2. Mengetahui persentase optimal abu cangkang telur untuk
menghasilkan beton ringan yang baik.
3. Mengetahui kualitas daya tekan dari beton ringan yang dihasilkan.
4. Mengetahui kualitas daya serap air dari beton ringan yang
dihasilkan.
5. Mengetahui kualitas massa jenis dari beton ringan yang dihasilkan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini, antara lain:
1. Memberikan informasi bahwa limbah abu sekam padi dan abu
cangkang telur dapat dijadikan sebagai bahan campuran dalam
pembuatan beton ringan.
2. Memberikan informasi karakteristik beton ringan yang dihasilkan
dari pemanfaatan limbah sekam padi dan cangkang telur.
3. Penelitian ini akan menjadikan masukan bagi masyarakat agar
memanfaatkan beton ringan sebagai alternatif konstruksi bangunan
dengan nilai ekonomis dan bermutu tinggi.
95

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan
beberapa hal antara lain :
1. Persentase abu sekam padi untuk menghasilkan beton ringan
yang baik adalah 10%.
2. Persentase abu cangkang telur untuk menghasilkan beton ringan
yang baik adalah 1%.
3. Daya serap air optimum dari beton ringan yang dihasilkan
4,56%.
4. Massa jenis optimum beton ringan yang dihasilkan adalah
1,71x103 Kg/m3.
5. Kuat tekan optimum dari beton ringan yang dihasilkan adalah
17,5 MPa
6. Menurut SNI 03-3449-2002, beton ringan yang dihasilkan
dalam penelitian sudah termasuk beton ringan dengan kualitas
baik yang dapat digunakan sebagai struktural pasangan batu.
5.2 Saran
Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar :
1. Untuk melengkapi penelitian beton ringan yang dibuat sampai
tahap komersial, perlu kajian lebih lanjut meliputi : kuat tarik,
kuat patah, daya tahan api, daya redam suara dan teknoekonomi.
2. Perlu diteliti lebih lanjut variasi ukuran partikel abu sekam padi
yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai