Anda di halaman 1dari 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/354170508

BETON SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI

Book · August 2021

CITATIONS READS

0 2,096

1 author:

Heriansyah Putra
Bogor Agricultural University
63 PUBLICATIONS   436 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Slope Stability Analysis View project

Soil Improvement Technique using Calcite Precipitation Method View project

All content following this page was uploaded by Heriansyah Putra on 27 August 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BETON SEBAGAI
MATERIAL KONSTRUKSI

HERIANSYAH PUTRA

iii
Beton Sebagai Material Konstruksi
Copyright © Heriansyah Putra, 2021
Hak cipta dilindungi Undang-undang
All rights reserved

Cetakan Pertama: Agustus 2021


Desain Sampul: Zalfa Maulida Ihsani
Editor: Luthfi Lofianda dan Devyan Meisnnehr
(129 hlm.; 15 x 23 cm)
ISBN: 978-623-97343-5-0

Kerjasama

dengan

Sanksi Pelanggaran Pasal 72


Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta
atau hak terkaait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas berkat


rahmat dan hidayah Allah SWT, buku dengan judul “Beton
sebagai Material Konstruksi” ini dapat kami susun.
Pengetahuan dan pemahaman tentang beton sebagai bahan
konstruksi merupakan hal yang sangat penting dalam pekerjaan
konstruksi, mulai dari untuk mengontrol kualitas bahan dengan
pengujian di laboratorium, perencanaan proporsi campuran,
sampai pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.

Buku ajar ini disusun dengan tujuan untuk membantu


para mahasiswa, dosen, peneliti, dan praktisi yang terlibat secara
langsung dalam perencanaan beton. Buku ini menyajikan konsep
beton sebagai bahan konstruksi, standar mutu, cara pengujian
beton, dan bahan penyusunnya serta tata cara perencanaan
proporsi beton yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia
(SNI), Standar Industri Indonesia (SII), dan American Society for
Testing Materials (ASTM) serta beberapa referensi lainnya.

Penyusunan buku ini diusahakan semaksimal mungkin.


Namun penulis menyadari buku ini belum sempurna dan masih
ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kritik dan saran
dari para pembaca untuk perbaikan buku ini sangat diharapkan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Dr. Ir. Erizal,


M.Agr., IPM atas bantuan dan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan buku ini, kepada Muhammad Fauzan, ST.,
MT., Tri Sudibyo, S.T., M.Sc., Titiek Ujianti K. ST., M.T.,
dan Sekar Mentari, ST., MT atas saran serta masukan untuk
perbaikan buku ajar ini. Kepada Eman Maulana dan seluruh
tim peneliti Geo & Material Construction (Geo-Mac) atas
bantuan dalam persiapan naskah buku ini. Akhirnya, ucapan

v
terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan yang luar biasa
kepada istriku Gita Khaerunnisa, orang tua, saudara, dan
putra-putri kami Faizan Hide Khairansyah dan Fazia Syafa
Khairani.

Bogor, 21 Agustus 2021


Heriansyah Putra

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ~ v
DAFTAR ISI ~ vii

1. BAHAN KONSTRUKSI ~ 1
Pendahuluan ~ 1
Perkembangan Bahan Konstruksi ~ 2

2. BETON ~ 5
Pendahuluan ~ 5
Klasifikasi Beton ~ 7
Parameter Beton ~ 11
1. Kekuatan ~ 11
2. Berat Jenis atau kepadatan ~ 15
3. Modulus Elastisitas ~ 16
4. Susutan Pengerasan ~ 17
5. Kerapatan Air ~ 17
6. Ketahanan terhadap Aus ~ 17

3. SEMEN ~ 19
Pendahuluan ~ 19
Sejarah Semen ~ 20
Proses Pembuatan Semen ~ 20
Jenis-Jenis Semen ~ 22
Parameter Semen ~ 23
1. Komposisi Semen ~ 23
2. Hidrasi Semen ~ 27
3. Konsistensi Normal dan Waktu Ikatan
Semen ~ 27

vii
4. Kekuatan Pasta Semen ~ 28
5. Kehalusan Semen ~ 28
6. Kekekalan dan Sisa Semen yang tidak larut
(Soundness) ~ 29

4. AGREGAT ~ 31
Pendahuluan ~ 31
Parameter Agregat dalam Perencanaan Beton ~ 34
1. Berat Jenis ~ 35
2. Ukuran butir Agregat ~ 36
3. Abrasi agregat ~ 47
4. Berat volume agregat ~ 48
5. Daya serap dan Kadar air ~ 49
6. Kadar organik dan kadar lumpur
agregat ~ 49
7. Kekekalan ~ 50
8. Reaksi alkali – Silika ~ 51

Pengujian Agregat ~ 51
1. Persiapan benda uji ~ 51
2. Berat Jenis dan daya serap ~ 52
3. Analisis Saringan ~ 59
4. Keausan ~ 61
5. Berat isi dan rongga udara ~ 63
6. Kadar air ~ 66
7. Kadar lumpur ~ 68
8. Kadar organik ~ 70
9. Kekekalan agregat ~ 73

5. AIR ~ 83
Pendahuluan ~ 83
Syarat Mutu Air ~ 84
Pengujian Air ~ 85

6. BAHAN TAMBAHAN BETON ~ 87


Pendahuluan ~ 87
Jenis Bahan Additive ~ 87

viii
7. MIX DESIGN BETON NORMAL ~ 91
Konsep perencanaan Beton ~ 91
Perencanaan Beton Normal ~ 92

8. PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON ~ 113


Pekerjaan Beton ~ 113
Evaluasi Mutu Beton ~ 116
1. Pengujian slump ~ 117
2. Pengujian kuat tekan dengan sampel
sampel adukan beton ~ 118

DAFTAR PUSTAKA ~ 121


TENTANG PENULIS ~ 129

ix
BAHAN KONSTRUKSI

Pendahuluan

P ertumbuhan penduduk dan peningkatan perekonomian


nasional menjadikan pembangunan infrastruktur menjadi
salah satu prioritas penting. Menurut Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (2020), pembangunan
infrastruktur merupakan prioritas utama dalam pemulihan
perekonomian nasional akibat Covid-19 dengan total anggaran
untuk tahun 2021 mencapai 149.81 triliun. Massifnya
pembangunan di Indonesia menyebabkan terjadinya
peningkatan kegiatan konstruksi baik pada bangunan gedung,
perumahan, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya.
Peningkatan pembangunan infrastruktur tersebut tentunya
diiringi oleh meningkatnya kebutuhan bahan konstruksi sebagai
bahan utama dalam proses pembangunan. Material dasar untuk
bahan konstruksi umumnya tersedia di alam, baik dari hutan
ataupun pertambangan seperti bijih besi, bebatuan, pasir, tanah
liat, kayu, dan material lainnya. Namun, untuk membentuk
bahan konstruksi yang siap pakai, perlu melalui proses
pengolahan terlebih dahulu. Pemilihan bahan konstruksi sangat
dipengaruhi oleh karakteristik bahan, jenis konstruksi, dan
fungsi bangunan. Oleh karena itu, pemahaman tentang bahan
konstruksi sangat penting dalam menentukan jenis bahan
konstruksi yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur.

Beton Sebagai Material Konstruksi 1


BETON

Pendahuluan

B eton merupakan campuran semen portland atau semen


hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan.
Pembuatan beton diawali dengan mencampurkan semen dan air
sehingga membentuk pasta semen. Pasta tersebut kemudian
ditambahkan agregat halus hingga menjadi mortar. Akhirnya,
mortar dicampurkan dengan agregat kasar agar menjadi beton.
Agregat adalah butiran mineral alami pengisi campuran beton,
yaitu pasir (agregat halus) dan kerikil atau split (agregat kasar).
Proses pembuatan beton secara sederhana diilustrasikan pada
Gambar 2.1.

Dalam perencanaan beton, spesifikasi dan karakteristik


bahan penyusunnya seperti semen, air dan agregat menjadi
faktor yang sangat menentukan. Pengujian parameter penyusun
beton perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dari bahan
penyusun tersebut. Secara sederhana, pengujian parameter
bahan penyusun beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai kontrol kualitas dan sebagai dasar analisis dalam
perencanaan. Kontrol kualitas sangat dibutuhkan dalam
perencanaan beton agar beton yang dihasilkan sesuai dengan
rencana. Parameter yang dihasilkan dari pengujian dievaluasi

Beton Sebagai Material Konstruksi 5


SEMEN

Pendahuluan

S emen merupakan bahan utama di dalam campuran beton


yang berfungsi mengikat agregat menjadi kesatuan beton
yang kuat. Butiran semen ketika bereaksi dengan air
sehingga semen juga sering disebut sebagai bahan ikat hidrolis
atau semen hidrolis. Semen Portland merupakan semen hidrolis
yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland
terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis
dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu
atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh
ditambah dengan bahan tambahan lain.

Dalam pembuatan beton, proses ikatan yang terjadi


antar bahan penyusun beton dapat dibedakan menjadi pasta
semen, mortar, dan beton. Pasta semen terbentuk karena ikatan
antara semen dan air. Pasta semen akan menjadi mortar ketika
ditambah dengan pasir (agregat halus) dan selanjutnya menjadi
beton dengan penambahan kerikil (agregat kasar). Setiap
komponen di dalam beton memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Pasta semen yang terbentuk dari ikatan antara semen dan air
berfungsi sebagai bahan perekat butiran agregat. Sementara
agregat, baik pasir maupun kerikil berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton.

Beton Sebagai Material Konstruksi 19


AGREGAT

Pendahuluan

A gregat merupakan butiran yang berfungsi sebagai bahan


pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat
dapat diperoleh dari sumber bahan alami, seperti kerikil,
batu, pasir, ataupun agregat buatan yang diproses dari
bahan/material lain seperti batu pecah/split. Seiring dengan
perkembangan bahan konstruksi, material selain batuan juga
dapat ditambahkan atau digunakan sebagai agregat, seperti
plastik, fly ash, dan lempung. Secara umum, sebagai bahan
pengisi beton, agregat dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori.

1. Berdasarkan ukuran butir

Berdasarkan ukuran butiran, agregat dapat dibedakan


menjadi agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar atau
sering juga disebut kerikil atau batu pecah (split) memiliki
diameter 4.75 mm (umumnya 4.75 – 40 mm) atau tertahan
ayakan No. 4. Agregat halus atau umumnya disebut pasir
memiliki diameter <4.75 (umumnya mulai dari 1.2 mm) atau
lolos ayakan No. 4. Sementara itu, agregat yang memiliki ukuran
<1.2 mm dapat dikategorikan sebagai debu/lumpur yang

Beton Sebagai Material Konstruksi 31


AIR

Pendahuluan

B eton terbentuk dari proses hidrasi semen yang


selanjutnya mengikat agregat halus dan kasar. Proses
hidrasi semen terjadi karena adanya reaksi antara semen
Portland dan air. Air bereaksi secara kimiawi dengan semen
Portland sehingga partikel semen akan memasuki fase cair dan
menjadi pasta yang berperan sebagai perekat agregat. Selain itu,
adanya air juga sangat penting dalam proses pembuatan beton.
Air membuat campuran beton menjadi lebih mudah untuk
diaduk, dituang, dan dipadatkan. Kemudahan dalam pekerjaan
beton ini dikenal dengan kelecakan beton yang dapat sangat
dipengaruhi oleh perbandingan jumlah air dan semen.

Kardiyono (2007) melaporkan semen Portland


membutuhkan air sebanyak 25 – 30% dalam proses hidrasi, atau
dengan nilai faktor air semen (fas) 0.25 – 0.30. Namun, dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, penggunaan nilai fas 0.25 –
0.30 menghasilkan beton yang relatif kering, sehingga sulit untuk
dikerjakan. Oleh karena itu, banyak pekerjaan di lapangan
menggunakan fas >0.40 atau persentase air 40% dari berat
semen. Kelebihan air dari yang dibutuhkan untuk proses hidrasi
berfungsi sebagai pelumas yang memudahkan pelaksanaan
pekerjaan beton. Namun, kelebihan air ini juga perlu dikontrol,

Beton Sebagai Material Konstruksi 83


BAHAN TAMBAHAN BETON

Pendahuluan

B ahan tambahan beton merupakan bahan yang


ditambahkan pada campuran beton untuk mengubah
karakteristik beton, baik pada saat pembuatan,
pelaksanaan maupun setelah beton mengeras. Penambahan ini
diharapkan dapat mengubah performa dan sifat-sifat campuran
beton sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Penambahan
tersebut juga dapat bertujuan untuk menggantikan sebagian dari
material utama penyusun beton. Standar pemberian bahan
tambahan beton sudah diatur dalam SNI 03-2495-1991 tentang
Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton. Penggunaan additive
ke dalam campuran beton dapat meningkatkan kinerja beton
seperti kekuatan, kemudahan pengerjaan, keawetan, dan kinerja-
kinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan analisis struktur.

Jenis Bahan Additive

Bahan tambahan beton dapat berupa bahan additive


(tambah) dan bahan admixture (substitusi), yang dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Air entraining agent (ASTM C260-01), yaitu bahan


tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar beton

Beton Sebagai Material Konstruksi 87


MIX DESIGN BETON NORMAL

Konsep Perencanaan Beton

T ujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah


untuk membuat perencanaan campuran (mix design)
beton secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan pengujian
parameter bahan penyusun beton, baik semen, air maupun
agregat. Pengujian parameter penyusun beton dilakukan dengan
tujuan untuk mengevaluasi kualitas bahan yang digunakan dan
sebagai dasar analisis mix design. Mix design menghasilkan
komposisi dari masing-masing bahan penyusun beton yang tepat
sesuai dengan rencana berdasarkan parameter bahan
penyusunnya. Untuk itu, nilai parameter hasil pengujian material
merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum analisis mix
design.

Peraturan Beton Bertulang untuk Indonesia (PBI) 1971


menjelaskan bahwa beton biasa dapat dibuat dengan
perbandingan komposisi 125 kg semen Portland, 200 liter pasir,
300 liter kerikil serta air secukupnya atau dikenal dengan
campuran 1 semen, 2 pasir, dan 3 kerikil. Selain itu, PBI 1971
juga mengeluarkan komposisi campuran 1 semen, 1.5 pasir dan
2.5 kerikil untuk pembuatan beton kedap air. Namun, seiring
perkembangan yang pesat dalam dunia konstruksi, komposisi
campuran sederhana ini sudah dianggap kurang tepat dan tidak

Beton Sebagai Material Konstruksi 91


PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON

Pekerjaan Beton

1. Pengadukan Beton

Pekerjaan pengadukan beton dilakukan setelah proporsi


campuran beton diperoleh melalui mix design. Dari hasil mix design
diperoleh berat atau perbandingan antar bahan penyusun beton,
yaitu semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Pekerjaan
pengadukan beton dilakukan dengan memperhatikan bahwa
seluruh bahan penyusun ini dapat tercampur dengan sempurna.
Secara umum, pekerjaan pengadukan beton di lapangan
dilakukan dengan dua cara:

a. Pengadukan sederhana

Pembuatan beton dengan cara sederhana umumnya


dilakukan untuk volume beton yang sedikit, tidak ada mesin
pengaduk atau kondisi yang tidak memungkinkan untuk
penggunaan mesin. Proses pengadukan dilakukan menggunakan
alat sederhana, seperti sekop dan cangkul. Pengadukan dimulai
dengan mencampur pasir dan kerikil sampai merata. Selanjutnya
semen ditambahkan dan diaduk kembali sampai homogen,
terlihat dari perubahan warna adukan.

Beton Sebagai Material Konstruksi 113


DAFTAR PUSTAKA

ACI Committee 318, 2015. Building Code Requirements for


Structural Concrete (ACI 318-14): An ACI
Standard: Commentary on Building Code
Requirements for Structural Concrete (ACI 318R-
14), an ACI Report. American Concrete Institute.

ASTM International. 1995. ASTM C188. Standard Test Method


for Density of Hydraulic Cement, Annual Book of
ASTM Standard, Vol 04.01. ASTM International,
West Conshohocken, PA, www.astm.org.

ASTM International. 1997. ASTM C29. Standard Test Method


for Bulk Density (Unit Weight) and Void in
Aggregate, Annual Book of ASTM Standard, Vol
04.02. ASTM International, West Conshohocken,
PA, www.astm.org.

ASTM International. 1997. ASTM C566. Standard Test Method


for Total Evaporable Moisture Content of
Aggregate by Drying, Annual Book of ASTM
Standard, Vol 04.02. ASTM International, West
Conshohocken, PA, www.astm.org.

ASTM International. 1998. ASTM C186. Standard Test Method


for Heat of Hydration of Hydraulic Cement,
Annual Book of ASTM Standard, Vol 04.01. ASTM
International, West Conshohocken, PA,
www.astm.org.

Beton Sebagai Material Konstruksi 121


TENTANG PENULIS

Dr. Eng. Heriansyah Putra, S.Pd., M.Eng.

L ahir di Air Bangis, Pasaman Barat,


Sumatera Barat pada tanggal 09
Februari 1990.
menyelesaikan Pendidikan Sarjana di
Penulis

Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri


Padang pada tahun 2012. Kemudian
melanjutkan pendidikan master di Program
S2 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada
dan memperoleh gelar Master of Engineering
(M. Eng) pada tahun 2014. Pada tahun yang
sama, Penulis melanjutkan Pendidikan
Doktoral di Ehime University, Jepang dan memperoleh gelar
Doctor of Engineering (Dr. Eng) pada tahun 2017. Mulai tahun
2018 sampai sekarang, Penulis aktif sebagai dosen di
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB University.

Penulis mengampu beberapa mata kuliah baik pada


program sarjana maupun master, di antaranya Pengetahuan
Bahan Konstruksi, Mekanika Tanah, serta Stabilisasi dan
Perbaikan Tanah pada program sarjana, dan Bahan Konstruksi
lanjut pada program master. Selain mengajar, penulis juga
melakukan penelitian yang terkait dengan Material konstruksi
untuk perbaikan beton dan stabilisasi tanah. Beberapa hasil
penelitian penulis sudah diterbitkan di berbagai jurnal, baik
Internasional maupun Nasional. Untuk informasi lebih lanjut
dan kontak dapat dilihat pada laman
https://heriansyahptr.staff.ipb.ac.id/ atau menghubungi
heriansyahptr@apps.ipb.ac.id.

Beton Sebagai Material Konstruksi 129


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai