Anda di halaman 1dari 13

S I T U A S I N I R S U S I L A

M A S A K I N I

pg 01 / 6

Situasi Nirsusila Masa Kini

UKURAN OBJEKTIF MENILAI SUATU TINDAKAN


UKURAN OBJEKTIF UNTUK
MENILAI SUATU TINDAKAN
ITU BAIK ATAU BURUK
o Apakah ukuran yang Objektif yang dapat dipakai untuk menilai
suatu tindakan itu baik atau buruk?

p g 0 3 / 06
Roby adalah mahasiswa yang minta ijin untuk menengok saudaranya di Rumah sakit. Ibu Asrama
mengijinkan dengan catatan sebelum jam 9 malam Roby sdh harus tiba di asrama. Roby berjanji
kepada ibu asrama untuk pulang tepat waktu. Setelah menjenguk keluarganya di rumah sakit, roby
pulang kembali ke asrama. Dalam perjalanan pulang dengan sepeda, Roby agak tergesa-gesa demi
tidak melanggar ketentuan asrama yang tidak boleh pulang lewat pukul 9 malam. Ketika melewati
sebuah jalan sepi, ia mendengar erangan seorang bapak yang sepedanya terperosok ke dalam
lubang galian jalan yang belum ditutup. Ia kemudian berhenti dan menolong orang tua yang ada di
dalam kolam galian tersebut. Alhasil, dia terlambat sampai di Asrama. Sesampainya di Asrama,
pintu pagar sudah ditutup. Roby harus menggedor dan satpam mengatakan bahwa dia tidak bisa
masuk karena pintu asrama sudah tertutup sesuai aturan jam malam.
Untuk bisa masuk satpam harus bertanya kepada ibu kepala asrama. Dan Roby harus berurusan dengan
ibu Asrama yang galak. Ibu Asrama tidak menerima kelalaian Roby yang melanggar aturan jam malam
asrama. Roby mengaku salah bahwa dia pulang terlambat. Dia kemudian menjelaskan kenapa dia
terlambat pulang. Bahwa dia harus menolong seorang bapak yang terperosok masuk di dalam lubang
galian di jalan raya. Dia harus menunggu mobil lewat di jalan itu untuk diminati tolong membawa
bapak itu ke rumah sakit, kemudian dia baru bisa pulang. Dia tidak bisa berbuat lain.
Mendengar itu, ibu asrama berkata: “Roby, aku memahami keadaanmu. Tetapi ketahuilah, bahwa janji
adalah janji.
Dan janji harus ditepati. Apapun alasannya, engkau tetap bersalah. Dan karena itu, engkau harus
dihukum.
Di sini siapa yang paling etis? Ibu asrama atau Roby?
Cara pandang etika Deontologis.

◉ Prinsip atau hukum mesti berlaku dalam keadaan


apapun.
Menaati prinsip berarti benar, melanggar prinsip berarti
salah. Tidak ada kompromi.
◉ Cara berfikir deontologis memberi pegangan yang
tegas dan jelas.
DUA PRINSIP MENURUT IMANUEL KANT
Menurut Filsuf Jerman : Immanuel Kant ( 1724 – 1804 )
ada dua Prinsip yang menentukan mana yang baik dan
tidak.
Prinsip pertama : Berlaku sebagai hukum yang bersifat
Universal, Artinya : setiap orang harus bertindak atas
dalil bahwa apa yang dia lakukan itu sebagai hukum yang
universal
Prinsip kedua : Memperlakukan orang lain atau diri
sendiri bukan sebagai alat/objek
Kekuatan Cara pandang Deontologis:
 Memberi pegangan etis yang tegas dan jelas bagi manusia.
 Orang tidak perlu bingung tentang apa yang benar dan apa yang salah, yang penting hukumnya
jelas

Kelemahan Cara pandang Deontologis:


Dapat menciptakan legalisme yang baku dan kaku.
Contoh kasus: Seorang nenek yang tergelincir di salju.
Ini berarti dalam prinsip penerapan hukum, hukum tidak lagi melayani manusia, tetapi
sebaliknya manusia melayani hukum. Bahwa yang benar itu belum tentu baik. Penerapan hukum
secara kaku, tidak jarang justru berakibat tidak baik.
Etika Teleologis

 Perbuatan etis berdasarkan sebuah tujuan yang dianggap baik.


 Hukum bukan diabaikan atau diacuhkan, tetapi itu bukan ukuran terakhir. Yang lebih penting
adalah tujuan dan akibatnya. Betapa pun salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika
itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik.
 Suatu tindakan baik, jika bertujuan dan berakibat baik. Sebaliknya, suatu tindakan jadi jahat, jika
bertujuan dan berakibat jahat.
 Kategorinya, bukan “benar” atau “salah”, tetapi “baik” atau “jahat”.

Yang paling penting adalah tujuan dan akibat. Oleh karena itu, betapapun salahnya, tetapi kalau
bertujuan dan berakibat baik, ia baik. Dan betapapun benarnya, kalau dilakukan dengan tujuan
jahat, ia jahat.
TERGANTUNG PADA TUJUAN DAN AKIBATNYA

Menurut John Stuart Mill ( 1806 – 1873 )

" Sebuah tindakan dikatan baik apabila ia bertujuan dan berakibat


membawa kebaikan yang paling besar sebanyak mungkin bagi orang "
Kekuatan Etika Telelogis:

Cara berpikir teleologis dengan sendirinya dapat


membebaskan manusia dari penilaian yang kaku. Ia
membebaskan kita dari belenggu legalisme yang justru
merupakan bahaya atau ekses dari cara berpikir
deontologis.

Kelemahan Etika Teleologis adalah:


o Dapat menghalalkan segala cara unuk mencapai
tujuan.
o Dapat memunculkan sikap hedonisme.
Etika Kontekstual.
Cara berpikir kontekstual adalah:
•Meletakkan situasi dan kondisi tertentu sebagai
pertimbangan pokok.
• Yang penting ditanyakan sebelum melakukan tindakan,
bukanlah apa yang secara universal “benar” ataupun apa
yang secara universal “baik”, tetapi apa yang secara
kontekstual paling “bertanggungjawab”.
•Richard H. Niebhur (1894 – 1962) adalah salah satu pemikir
Kontekstual.

“Yang paling penting bukanlah “apa yang secara universal


benar atau baik”, tetapi apa yang secara kontekstual paling
“bertanggung-jawab”.”

Anda mungkin juga menyukai