Anda di halaman 1dari 22

MENYUSUN DIAGNOSA DAN INTERVENSI

KEPERAWATAN KOMUNTAS II
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah keperawatan komunitas II

Disusun Oleh :
1. Afit Syihab Mu’afa A12019003
2. Aldi Nurohman A12019006
3. Alief Wahyu Azizah A12019009
4. Andi Listiani A12019013
5. Aviva Zahra Salsadiva A12019018
6. Defany Nada Marchela A12019021
7. Dewi Sofi Nur Fatimah A12019024
8. Dian Nurjanah A12019027
9. Dwi Aprilia Putri A12019029
10. Dwi Ayu Nurul Faizah A12019030
11. Erlin Rahayu A12019036
12. Gantra Putri Nur Fatimah A12019040

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
A. KASUS
Berdasarkan hasil wawancara pada usaha/ industri rajungan didapatkan data : Jumlah
pekerja 30 orang terdiri dari laki-laki = 2 orang dan Perempuan = 28 orang, Tingkat
pendidikan SD = 27 orang (90 %), SLTP = 2 orang (7 %) dan SMA = 1 orang (3 %).
Dalam sebulan karyawan mendapatkan jatah libur sebanyak 4 kali. Perusahaan tidak
memberikan cuti haid, hamil dan menyusui. Jam kerja tidak tentu tergantung
banyaknya rajungan, biasanya mulai pukul 06.30 -15.00 WIB.
Data karyawan berdasarkan usia yaitu 12 (33 %) karyawan dari industri rajungan
berumur antara 18 - 25 tahun, 8 (34 %) berumur 26 - 35 tahun dan 10 (33 %)
karyawan berumur > 35 tahun.
Keluhan kesehatan : 15 (50 %) karyawan selama satu bulan terakhir mengeluh batuk,
12 (40 %) karyawan mengeluh influenza, 20 (66,67 %) karyawan mengeluh kutu air.
Angka kecatatan dan kecelakaan kerja didapat data bahwa 1 (3%) karyawan pernah
mengalami kecelakaan kerja yang tergolong kecelakaan berat yaitu terkena mesin
penggilingan es dan 29 (97%) karyawan hanya mengalami kecelakaan ringan yaitu
terkena capit rajungan dan terpeleset jaring atau sampah plastik.
Tingkat stress karyawan didapat data bahwa 30 (100%) orang karyawan mengaku
tidak mengalami stress kerja.
a. Data Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 14 Desember 2019
didapatkan hasil:
1. Penerangan ruangan cukup, pada siang hari cahaya matahari dapat masuk ke
dalam ruangan.
2. Ventilasi cukup, dinding ruangan terbuat dari batu bata yang tertutup rapat
sehingga aliran udara cukup lancar.
3. Lantai terbuat dari keramik dan ada beberapa bagian yang tergenang air bekas
rajungan.
4. Ruangan pemisahan dan pengemasan terlihat bersih dan tertata rapi.
5. Ruangan perebusan terlihat licin, kotor, banyak genangan air dan bak
penampungan air untuk mencuci rajungan terbuka dan tampak kotor.
6. Peralatan kerja seperti panci untuk merebus rajungan dan pisau yang digunakan
untuk memisahkan rajungan tampak bersih.
7. Perusahaan menyediakan alat perlindungan diri seperti tutup kepala, handschoon
disposible dan sepatu boot, tetapi pemanfaatan alat pelindung diri kurang efektif.
8. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Juni 2007 didapat 28 (93,33 %)
karyawan yang menggunakan tutup kepala, 28 (93,33%) orang menggunakan baju
kerja, 8 (26,6 %) karyawan yang menggunakan sepatu boot. Pada saat observasi
tidak ada karyawan yang menggunakan handschoon karena persediaan habis.
9. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Juni 2007 terlihat bahaya keamanan
yang dapat terjadi yaitu terpeleset karena lantai licin dan terpeleset oleh jaring.
10. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Juni 2007 sumber pencemaran
lingkungan yang terdapat di area kerja adalah pencemaran air yaitu air bekas
cucian rajungan.
11. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Juni 2007 tempat pembuangan air
limbah langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan limbah terlebih dahulu.
12. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Juni 2007 perilaku kerja yang berisiko
menimbulkan masalah kesehatan yaitu mengupas kulit rajungan yang dapat
menyebabkan terjadinya kutu air pada tangan dan luka tusuk terkena capit
rajungan.
b. Data Hasil Wawancara :
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan dan pemilik industri didapatkan
data bahwa setiap sebelum dan sesudah bekerja karyawan selalu mencuci tangan
terlebih dahulu.
2. Karyawan mengatakan perusahaan menyediakan handschoon steril dan baru
diganti setelah robek.
3. Karyawan mengatakan belum mengerti manfaat dari penggunaan alat
perlindungan diri.
4. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik industri rajungan didapatkan bahwa
sebagian karyawan ada yang tidak menggunakan sepatu boot pada saat bekerja.
5. Pemilik mengatakan 15 (50 %) karyawan yang menggunakan handschone.
6. Perilaku kesehatan
a) Perilaku Merokok
Hasil wawancara dengan pemilik usaha mebel diketahui bahwa terdapat 2
karyawan merokok.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan data bahwa 2 (7%) karyawan merokok
sedangkan sisanya sejumlah 28 (93%) karyawan tidak merokok.
b) Penggunaan APD saat bekerja didapatkan data bahwa 28 (93,33%) karyawan
menggunakan tutup kepala, 8 (26,66%) karyawan menggunakan sepatu boot
dan 15 (50%) karyawan menggunakan handschoon dan 28 (93,33%) karyawan
memakai baju kerja, tetapi pada saat observasi tidak ada karyawan yang
menggunakan handschoon karena persediaan habis.
c) Kebiasaan saat istirahat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 karyawan diperoleh keterangan bahwa
waktu istirahat ± 15 menit dan digunakan untuk makan siang dan sholat.
7. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, diperoleh data bahwa
sebagian besar keryawan tidak mengetahui manfaat penggunaan APD dan mereka
merasa kurang nyaman sehingga ada beberapa karyawan yang tidak menggunakan
APD saat bekerja. Karyawan mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan penyuluhan tentang alat pelindung diri saat bekerja.
Sedangkan berdasarkan data observasi didapatkan data bahwa 30 orang
karyawan (100%) tidak mengetahui mengenai prosedur keselamatan kerja.
8. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data bahwa 30 orang karyawan (100%)
mengatakan tidak mengetahui tentang manfaat APD.
9. Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, ditemukan informasi
bahwa tidak ada pelayanan kesehatan khusus yang terdapat di lingkungan usaha
yang ditanggung pemilik usaha. Apabila ada karyawan yang menderita sakit
biasanya dibelikan obat oleh pemilik industri di warung dan apabila cukup parah
di bawa ke pelayanan kesehatan seperti mantri, klinik 24 jam dan puskesmas,
semua biaya ditanggung oleh perusahaan.
10. Aturan Keselamatan Kerja
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha dan beberapa
karyawan diperoleh informasi bahwa pemilik usaha tidak menyediakan sarana
pengobatan dasar seperti P3K dan tidak ada standar keselamatan kerja.
Berdasarkan hasil observasi di perusahaan tidak terdapat standart
keselamatan kerja.

B. HASIL TABULASI
1. Data mentah hasil tabulasi

a. Jenis kelamin laki" berjumlah 2 orang (6,7%) dan perempuan 28 orang (93.3%).
Hasil dari hitungan tabulasi presentase jenis kelamin valid
b. Pendidikan karyawan dengan lulusan SD berjumlah 27 orang (90,0%), dengan
lulusan SLTP 2 orang (6,7%), dengan lulusan SMA 1orang (3,3%). Hasil dari
hitungan tabulasi presentase pendidikan valid
c. Usia karyawan >35 : 10 orang (33,3%), usia karyawan 26-35 : 8 orang (26-7%)
dan usia karyawan 18-25 (40,0). Hasil dari hitungan tabulasi presentase usia
karyawan valid
d. Keluhan kesehatan karyawan dengan batuk 15 orang (50,0%), dengan keluhan
influenza 12 orang (40,0%) dan dengan keluhan kutu air 3 orang (10,0%). Hasil
dari hitungan tabulasi presentase keluhan kesehatan valid
e. Kecelakaan kerja ringan pada karyawan 29 orang (97,0%), dan kecelakaan kerja
berat pada karyawan 1 orang (3.0%). Hasil dari hitungan tabulasi presentase
kecelakaan kerja valid
f. Tingkatkan stress pada karyawan tidak ada. Karyawan tidak mengalami stress.
Hasil dari hitungan tabulasi presentase tingkat stres valid

2. Data berupa table atau grafik

Statistics
Keluhan Kecelakaan
Jenis Kelamin Pendidikan Usia Kesehatan Kerja Tingkat Stres
N Valid 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0

Jenis Kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid L 2 6.7 6.7 6.7
P 28 93.3 93.3 100.0
Tota 30 100.0 100.0
l

Pendidikan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid SD 27 90.0 90.0 90.0
SLT 2 6.7 6.7 96.7
P
SMA 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Usia
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid >35 10 33.3 33.3 33.3
18- 12 40.0 40.0 73.3
25
26- 8 26.7 26.7 100.0
35
Total 30 100.0 100.0

Keluhan Kesehatan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Vali Batuk 15 50.0 50.0 50.0
d Influenz 12 40.0 40.0 90.0
a
Kutu Air 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Kecelakaan Kerja
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Ring 29 97.0 97.0 97.0
an
Bera 1 3.0 3.0 100.0
t
Tota 30 100.0 100.0
l

Tingkat Stres
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 30 100.0 100.0 100.0
Tida
k
A. ANALISA DATA

No Kategori Data Pernyataan Kesimpulan


1. Perilaku DS : Kurang
kesehatan - Karyawan mengatakan pemahaman,
cenderung perusahaan menyediakan gagal melakukan
beresiko handscoon steril dan baru tindakan
diganti setelah robek. mencegah
- Pemilik mengatakan 15 masalah
dari 30 karyawan yang kesehatan
menggunakan handscoon
- Pemilik usaha
mengatakan bahwa
terdapat 2 dari 30
karyawannya yang
merokok
- Karyawan mengatakan
waktu istirahat ± 15
menit dan digunakan
untuk makan siang dan
sholat
- Sebagian besar karyawan
mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui
manfaat penggunaan
APD
- Pemilik usaha dan
beberapa karyawan
mengatakan bahwa
pemilik usaha tidak
menyediakan sarana
pengobatak dasar seperti
P3K dan tidak ada
standar keselamatan kerja
DO :
- Penggunaan APD saat
bekerja didapatkan data
bahwa 28 (93,33%)
karyawan menggunakan
tutup kepala, 8 (26,66%)
karyawan menggunakan
sepatu boot dan 15
(93,33%) karyawan
memakai baju kerja,
tetapi pada saat observasi
tidak ada karyawan yang
menggunakan handscoon
karena persediaan habis.
- Berdasarkan hasil
observasi didaptkan
bahwa 2 (7%) karyawan
merokok sedangkan
sisanya sejumlah 28
(93%) karyawan tidak
merokok.
- Angka kecacatan dan
kecelakaan kerja
didapatkan data bahwa 1
(3%) karyawan
mengalami kecelakaan
kerja yang tergolong
kecelakaan berat yaitu
terkena mesin
penggilingan es dan 29
(97%) karyawan hanya
mengalami kecelakaan
ringan yaitu terkena capit
rajungan dan terpleset
jaring atau sampah
plastik
- Berdasarkan hasil
observasi didapatkan
bahwa perilaku kerja
yang beresiko dapat
menimbulkan masalsah
kesehatan yaitu
mengupas kulit rajungan
yang dapat menyebabkan
terjadinya kutu at pada
tangan dan luka tusuk
terkena capit rajungan
- Keluhan kesehatan : 15
(50%) karyawan selama
satu bulan terakhir
mengeluh batuk, 12
(40%) karyawan
mengeluh influenza, 20
(66,67%) karyawan
mengeluh kutu air.
2. Ketidakefektifan DS : Meningkatkan
pemeliharaan - Karyawan mengatakan kesehatan dan
kesehatan bahwa mereka mendapat kualitas hidup
jatah libur sebanyak 4 sehat yang
kali dalam sebulan diterapkan para
- Karyawan dan industri pekerja
mengatakan setiap
sebelum dan sesuadah
bekerja karyawan selalu
mencuci tangan terlebih
dahulu
- Pemilik mengatakan 15
dari 30 karyawanya yang
menggunakan handscoon
- Karyawan mengatakan
perusahaan menyediakan
handscoon steril dan baru
diganti setelah robek
DO :
- Berdasarkan hasil
observasi didapatkan
bahwa penerangan
ruangan cukup, pada
siang hari cahaya
matahari dapat masuk ke
dalam ruangan
- Berdasarkan hasil
observasi didapatkan
bahwa ventilasi cukup,
dinding ruangan terbuat
dari batu yang tertutup
rapat sehingga aliran
udara cukup lancar
- Berdasarkan hasil
obserasi disapatkan
bahwa lantai terbuat dari
keramik dan ada
beberapa bagian yang
tergenang air bekas
rajungan
- Berdasarkan hasil
observasi didapatkan
bahawa ruangan
perebusan rajungan
terlihat licin, kotor,
banyak genangan air dan
bak penampungan air
untuk mencuci rajungan
terbuka dan tampak kotor
- Berdasarkan hasil
observasi didaparkan
bahwa peralatan kerja
seperti panci untuk
merebus rajungan dan
pisau yang digunakan
untuk memisahkan
rajungan tampak bersih
- Berdasarkan hasil
observasi bahwa tempat
pembuangan air limbah
langsung dibuang ke
sungai tanpa pengolahan
limbah terlebih dahulu
- Tingkat stress karyawan
didapat data bahwa 30
(100%) karyawan
mengaku tidak
mengalami stress kerja
3. Ketidakefektifan DS : Program
perlindungan - Pemilik usaha pengobatan dan
mengatakan bahwa besar pelayanan
karyawan tidak kesehatan yang
mengetahui manfaat disediaakan
penggunaan APD dan perusahaan
mereka merasa kurang diberlakukannya
nyaman sehingga ada standar
beberapa karyawan yang keselamatan kerja
tidak menggunakan APD
saat bekerja
- Karyawan mengatakan
bahwa selama ini belum
pernah mendapatkan
penyuluhan tentang alat
perlindungan diri saat
bekerja
- Sebagian besar karyawan
mengatkan bahwa
mereka tidak mengetahui
tentang manfaat APD
- Pemilik usaha
mengatakan 15 (50%)
karyawan yang
menggunakan handscoon
- Pemilik usaha
mengatakan bahwa tidak
ada pelayanan lesehatan
khusus, apabila ada
karyawan yang sakit
biasanya dibelikan obat
oleh pemilik industri di
warung dan apabila sakit
cukup parah dibawa ke
pelayanan kesehatan
seperti mantri dan semua
biaya ditanggung oleh
perusahaan
DO :
- Berdasarkan hasil
observasi bahwa
didaparkan 28 (93,33%)
karyawan yang
menggunakan tutup
kepala, 28 (93,33%)
karyawan enggunakan
baju kerja , 8 (26,6%)
karyawan yang
menggunakan sepatu
boot, pada saat observasi
tidak ada karyawan yang
menggunakan handscoon
karena persediaan habis
- Keluhan kesehatan : 15
(50%) karyawan selama
satu bulan terakhir
mengeuh batuk, 12
(40%) karyawan
mengeluh influenza, 20
(66,67%) karyawan
mengeluh kutu air
- Penggunaan APD saat
bekerja didapatkan data
bahwa 20 (3,33%)
karyawan menggunakan
sepatu boot dan 15 (50%)
karyawan menggunakan
handscoon dan 28
(93,33%) karyawan
memakai baju kerja,
tetapi pada saat observasi
tidak ada karyawan yang
menggunakan handscoon
karena persediaan habis
- Angka kecactan dan
kecelakaan kerja
didapatkan data bahwa 1
(3%) karyawan pernah
mengalami kecelakaan
kerja yang tergolong
kecelakaan berat yaitu
terkena mesin
penggilingan es dan 29
(97%) karyawan hanya
mengalami kecelakaan
ringan yaitu terkena capit
rajungan dan terpleset
jaring atau sampah
plastik
- Berdasarkan hasil
wawancara dengan
pemilik usaha dan
beberapa karyawan
bahwa pemilik usaha
tidak menyediakan
seperti P3K dan tidak ada
standar keselamatan kerja

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3. Ketidakefektifan perlindungan

C. INTERVENSI

D Sasar Tujuan Strat Renca Su Te W Kriter Standa Ev


x an egi na mb m ak ia r al
kegiat er pat tu evauas au
an i ato
r
1 Peker Setelah Peny - M Ar Ju Pemil Para Do
. ja dilaku uluh Anjurk ah ea m ik karya sen
usaha kan an an a ke at dan wan pe
/ tindaka kese para sis rja 3 karya mau m
indust n hata karya wa in m wan meng bi
ri kepera n wan du ar indust gunak mb
ranju watan pada mengg str et ri an ing
ngan selama pemi unaka i 20 ranju sepatu
3 hari lik n ra 22 ngan boot
dihara usah sepatu nj pu menu dan
pkan a boot u ku n hand
risiko dan saat ng l jukka scoon
perilak kary bekerj an 09 n pemili
u awa a dan .0 adany k
keseha n handsc 0 a usaha
tan oon perub mau
bisa saat ahan memf
dicega bekerj status asilita
h atau a keseh si dan
tidak - atan melak
terjadi anjurk yang ukan
an baik pengol
pemilii dan ahan
k sesuai limba
usaha denga h
melak n terlebi
ukan stand h
pengol ar dahulu
ahan kesel .
limbah amata karya
terlebi n wan
h kerja mamp
dahulu u
- menya
inform dari
asikan maca
bahaya m-
merok maca
ok m
bagi bahay
keseha a
tan merok
ok dan
mengu
rangi
konsu
msi
rokok
2 Peker Setelah Peny - M Ar Ju Pemil Para Do
. ja dilaku uluh Anjurk ah ea m ik karya sen
usaha kan an an asi ke at dan wan pe
/ tindaka kese kepada sw rja 3 karya mau m
indust n hata para a in m wan mem bi
ri kepera n karya du ar indust bersih m
ranju watan pada wan str et ri kan bin
ngan selama pemi untuk i 20 ranju lingku g
3 hari lik lebih ra 22 ngan ngans
dihara usah memp nj pu menu aat
pkan a erhatik u ku njukk setela
tidak dan an ng l an h
terjadi kary keseha an 09 adany bekerj
ketidak awa tan .0 a a dan
efektif n dan 0 perub memb
an menja ahan ersihk
pemeli ga Status an
haraan lingku keseh lantai
keseha ngan atan yang
tan tetap yang licin.
bersih baikd Pemili
- an k
Anjurk sesuai usaha
an denga memb
pemili n uat
k stand jadwal
keseha ar kegiat
tan kesel an
untuk amata bersih
tetap n -
menja kerja bersih
ga bersa
kebers ma
ihan di setiap
tempat semin
kerja ggu
dan sekali.
peralat Pemili
an k
kerja usaha
- menye
Anjurk diakan
an sarana
pemili pengo
k batan
usaha dasar
memb atau
uat P3K
sarana untuk
pengo karya
batan wan
dasar dan
seperti memb
p3K erikan
dan fasilita
memb s
erikan pelaya
pelaya nan
nan keseha
keseha tan
tan bagi
untuk semua
karya karya
wan wanny
a yang
sedan
g sakit
3 Peker Setalah Peny - M Ar Ju Pemil Para Do
. ja dilaku uluh Anjurk ah ea m ik karya sen
usaha kan an an asi ke at dan wan Pe
/indus tindaka kese para sw rja 3 karya mau m
tri n hata karya a in m wan menge bi
ranju kepera n wan du ar indust nakan mb
ngan watan pada untuk str et ri APD ing
selama pemi selalu i 20 ranju lengka
3 hari lik mengg ra 22 ngan p saat
dihara usah unaka nj pu menu bekerj
pkan a n APD u ku njukk a
tidak dan yang ng l an Pemili
terjadi kary lengka an 09 adany k
ketidak awa p saat .0 a usaha
efektif n bekerj 0 perub memf
an a ahan asilita
perlind - status si
ungan Anjurk keseh APD
an atan untuk
pemili yang setiap
k baik karya
usaha sesuai wanny
memfa denga a.
silitasi n Pemili
APD stand k
yang ar keseha
lengka kesel tan
p bagi amata mener
karya n apkan
wan kerja standa
dan r
memb kesela
uat matan
standa karya
r wan di
kesela perusa
matan haann
kerja ya
untuk
karya
wanny
a

Anda mungkin juga menyukai