terhadap Ukraina
Dampaknya Terhadap
Perekonomian Indonesia
• Sempat melakukan perjanjian damai tahun 2015, namun tensi kembali memanas setelah Parlemen Ukraina berkomitmen untuk bergabung dengan
NATO tahun 2019.
• Pada 2022, terjadi tensi yang cukup tinggi antara Russia dan Ukraina, hingga pada akhirnya di 24 Februari 2022, Presiden Vladimir Putin menyatakan
invasi militer terhadap Ukraina.
• Akibatnya roda perekonomian kedua negara menjadi terganggu. Kondisi ini tentunya berdampak negatif terhadap perekonomian global termasuk
Indonesia melalui channel perdagangan dan terganggunya sektor keuangan global akibat meningkatnya ketidakpastian global.
2
Peranan Rusia dalam perdagangan internasional cukup tinggi, terutama komoditas
energi
• Rusia merupakan salah satu negara pengekspor komoditas energi dan bahan pangan yang sangat besar di dunia.
• Data tahun 2020 menunjukkan bahwa Rusia merupakan negara pengekspor minyak terbesar nomor 4 di dunia setelah negara-negara timur tengah dan
AS, dimana rata-rata mengekspor sebanyak 7,4 juta barel per hari.
• Selain merupakan salah satu eksportir minyak terbesar di dunia, Rusia juga merupakan eksportir gandum dan tepung terbesar di dunia, dimana dalam 3
tahun terakhir selalu berada di peringkat kedua terbesar di dunia.
• Fakta bahwa Rusia merupakan pengekspor minyak dan bahan pangan terbesar di dunia menyebabkan perang Rusia-Ukraina diperkirakan dapat
mendorong harga komoditas energi dan bahan pangan dunia mengalami peningkatan akibat gangguan dari sisi supply.
Source: Statista
4
Selain minyak, Rusia juga memiliki cadangan gas yang sangat besar (produsen gas
nomor 2 terbesar di dunia) dan eksportir gas terbesar
Source: Statista
5
China menjadi negara partner dagang terbesar bagi Rusia pada tahun 2021
• Dari sisi partner dagang, China merupakan negara partner dagang terbesar bagi Rusia pada tahun 2021 dimana nilainya perdagangan antar kedua
negara mencapai US$140,7 Miliar, diikuti dengan Jerman dan Belanda.
• Perdagangan internasional merupakan motor utama GDP Rusia paling tidak dalam 1 dekade terakhir, dimana nilai kontribusi dari ekspor dan impor
mencapai hampir 50% sepanjang waktu.
Source: Statista
6
Perang Rusia-Ukraina dapat mengganggu supply, diperkirakan harga minyak dan
natural gas di dunia naik signifikan
• Moody’s melakukan simulasi 2 skenario proyeksi dari dampak perang Rusia-Ukraina terhadap harga minyak dunia, yaitu resolusi yang cepat dengan sanksi
ringan terhadap Rusia, dan konflik yang lebih lama dengan sanksi yang berat terhadap Rusia (scenario buruk). Hasilnya, kedua skenario menunjukkan
tingkat harga minyak dunia meningkat signifikan dari baseline paling tidak hingga Q3-2022, dimana skenario yang buruk (lengthy conflict) menghasilkan
tingkat harga minyak melebihi US$140/barrel pada Q3-2022.
• Selain terhadap harga minyak, Moody’s juga melakukan proyeksi terhadap harga natural gas dengan 2 skenario yang sama. Hasilnya, kedua skenario
menunjukkan tingkat harga natural gas dunia meningkat signifikan dari baseline paling tidak hingga Q3-2022, dimana skenario yang buruk (lengthy conflict)
menghasilkan tingkat harga natural gas mencapai US$50/mmBTU pada Q3-2022.
Source: Moody’s
7
Komoditas energi dan bahan pangan menjadi sumber utama inflasi sejak Desember
2020, sehingga proyeksi inflasi dunia meningkat akibat kenaikan harga komoditas
Sumber Inflasi Desember 2020 Hingga Saat Ini (%) Proyeksi Tingkat Inflasi Dunia
• Menurut IMF, sumber utama pendorong tingginya inflasi adalah: (1) Harga komoditas energi dan (2) harga makanan mentah (raw food).
• Moody’s melakukan simulasi 2 skenario proyeksi dari dampak perang Rusia-Ukraina terhadap tingkat inflasi global, yaitu resolusi yang cepat dengan sanksi
ringan terhadap Rusia, dan konflik yang lebih lama dengan sanksi yang berat terhadap Rusia (scenario buruk). Hasilnya, kedua skenario menunjukkan
tingkat inflasi meningkat dari baseline, dimana skenario yang buruk (lengthy conflict) menghasilkan tingkat inflasi melebihi 9%yoy pada Q3-2022
Source: IMF, Moody’s
8
Tekanan inflasi AS terus meningkat dalam 4 bulan terakhir, diperkirakan akan
berlanjut pada Februari 2022 sejalan dengan peningkatan harga komoditas
Actual Consumer Price Index US (%yoy, sa) Projection Consumer Price Index US (%yoy, sa)
8.0 Jan'22: 7.5
7.0
6.0
5.0
4.7
4.0
3.0
2.0 1.8
1.0 1.2
0.0
• AS mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi selama 4 bulan terakhir, dimana pada Jan’22 inflasi tercatat sebesar 7.5%yoy yang merupakan tingkat inflasi
tertinggi AS dalam 4 dekade terakhir sejak tahun 1982.
• Perang Rusia-Ukraine yang diperkirakan dapat mendorong tingkat harga komoditas energi dan bahan pangan membuat proyeksi inflasi US menjadi semakin
meningkat, dimana pada Bulan Februari 2022 diperkirakan tingkat inflasi dapat melebihi 8%yoy jika tingkat harga minyak mencapai US$120/barrel.
• Dengan tekanan inflasi yang tinggi dan didorong oleh perang Rusia-Ukraine, membuat The FED diperkirakan kuat akan menaikkan tingkat suku bunganya
pada FOMC Maret 2022, dengan tingkat kenaikan sebesar 25bps (konsensus Bloomberg).
Source: CEIC, Bloomberg
9
Kontribusi Rusia terhadap GDP global cukup besar, membuat pertumbuhan ekonomi
dunia diperkirakan melemah akibat perang Rusia-Ukraina
15 Negara dengan Proporsi GDP Tertinggi di Dunia Tahun 2020 (PPP, %) Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dunia Kuartalan
• Selain nilai tukar sendiri, hal tersebut juga memicu pelemahan nilai tukar
pada berbagai negara berkembang terhadap US Dollar karena para
investor cenderung meletakkan asset finansialnya pada tempat yang lebih
aman seperti di US.
• Pergerakan harga minyak terus mengalami kenaikan didorong oleh perang Rusia-Ukraina yang membuat supply minyak terganggu karena Rusia merupakan
salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
• Naiknya harga minyak dapat mendorong naiknya harga komoditas lain yang bersifat substitusi seperti batubara dan gas karena permintaannya akan naik
untuk tetap memenuhi aktivitas ekonomi.
• Naiknya harga minyak dan komoditas energi lain membuat Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkannya. Walaupun Indonesia merupakan net
importir minyak, namun pada komoditas energi lain Indonesia merupakan net eksportir dengan nilai ekspor komoditas energi lain yang lebih besar dari
import minyak sehingga net ekspor komoditas non minyak masih mengalami surplus (panel kanan).
Source: CEIC, CNBC
13
TERIMA KASIH