Anda di halaman 1dari 5

Laporan Hasil Wawancara Tentang

" Konflik Sosial Perselisihan Antara Desa Tanah Merah dan Desa Oebelo "

Oleh:

Nama: FRANSISKUS X. SALAWANI

Nim: 1901090046

Kelas/semester: VI/C

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
Laporan Hasil Wawancara

Latar Belakang:

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Masa Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Kami dapat melaksanakan kegiatan ini dengan lancar dan sebagaimana mestinya.
Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas dibidang mata kuliah Metodolgi Sejarah
yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber. Kami diberi topik “Konflik Antara
Desa Tanah Merah dan Desa Oebobo”. Oleh karena itu kami mewawancari para korban yang
terlibat di konflik tersebut dan tokoh masyarakat di Tanah Merah. Dengan terlaksananya
kegiatan wawancara ini, maka kami berharap telah memenuhi tugas Metodologi Sejarah dan
mendapatkan nilai yang baik, serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Maksud dan Tujuan:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian.


2. Memperoleh informasi

Topik Wawancara:

Konflik Sosial Perselisihan Antara Desa Tanah Merah dan Desa Oebelo

Wawancara Dilaksanakan Pada:

1. Hari/tanggal: Sabtu, 14 Mei 2022Waktu: 3:00 - Selesai


2. Tempat: Tanah merah, kec. Kupang Tengah, kab. Kupang, prov. NTT

Laporan Wawancara:

1. Narasumber I:
Zet Klein selaku korban kejadian tanggal 23, bulan Agustus, tahun 2018
2. Narasumber II:
Yefta Laik selaku mantan kepala Desa Tanah Merah, tahun 2018
3. Pewawancara::
Kelompok II.
4. Deskripsi kegiatan :
I. Salam pembuka:
Syalom selamat siang bapak.Bagaimana kabarnya hari ini?
II. Pertanyaan:
Apa yang bapa ketahui tentang kronologi terjadinya konflik perselisihan antara Desa
Tanah Merah dan Desa Oebelo?.
III. Hasil Wawancara:
a) Kejadian pertama tanggal 23, bulan Agustus, tahun 2018
Narasumber I: Zet Klein umur berkisar antara 50 tahunan selaku korban kejadian
tanggal 23, bulan Agustus, tahun 2018:
Kejadian pertama terjadi tanggal 23, bulan Agustus, tahun 2018 sekitar pukul
04:00 WIT atau 05:00 WIT di kebun milik warga Tanah Merah. Kejadian berawal
dari seekor hewan ternak sapi yang digembala dan ingin dibawah pulang ke kandang
milik warga Tanah Merah memakan daun dari pohon duri yang di tebang warga
Oebelo " Ex Tim Tim " untuk dijadikan kayu bakar.
Salah satu warga Oebelo yang menebang pohon tersebut melihat dan mengusir
sapi tersebut menggunakan benda tajam " parang ", sang gembala sapi yang
merupakan warga Tanah Merah yang melihat kejadian itu menegur warga Oebelo
yang mengusir sapi dengan senjata tajam tersebut. Tetapi warga Oebelo tersebut
menanggapinya dengan nada kasar dan melempar sang gembala sapi dengan batu.
Sang gembalapun pergi dan melapor ke pemilik sapi yang bernama Zet Klein,
sang pemilik sapi datang ke tempat kejadian dengan maksud membicarakannya
secara baik - baik tetapi warga Oebelo tersebut datang membawa beberapa orang dan
langsung membacok sang pemilik sapi tersebut. Zet Klein yang merupakan pemilik
sapi yang dibacok tersebut secara refleks menangkis dengan tangan kirinya, sehingga
tangannya hampir putus dan dan melarikan diri kemudian di temukan oleh beberapa
anak - anak yang baru pulang bermain bola dan beliau diantar ke rumah sakit Siloam.
Pihak keluarga bapak Zet Klein selaku korban sudah melaporkan kejadian
tersebut ke pihak kepolisian tapi sampai sekarang belum ada titik terang tentang
masalah tersebut.
b) Kejadian kedua pada tanggal 24, bulan Agustus, tahun 2018
Narasumber ke II: Yefta Laik umur berkisar antara 40 tahunan selaku kepala desa
Tanah Merah yang menjabat tahun 2018 waktu terjadi konflik tersebut:
Kejadian kedua terjadi di kebun milik warga Tanah Merah pada tanggal 24, bulan
Agustus, tahun 2018 waktunya kurang di ketahui. Kejadian tersebut memakan 3
korban, 2 warga Tanah Merah yaitu, korban meninggal bapak Kamak asal Bugis yang
menetap di Tanah Merah bekerja sebagai tukang sensor umur 50 tahunan lebih,
korban bacokan bapak Baltazar Ndun asal Rote menetap di Tanah Merah umur 50
tahunan lebih dan 1 korban meninggal dari pihak Oebelo yang identitasnya tidak
diketahui
Peristiwa berlanjut pada penyerangan yang di lakukan oleh warga Oebelo ke desa
Tanah merah dan peperangan terjadi di sawah kawasan desa Tanah Merah sampai
akhirnya konflik meredah setelah pihak kepolisian turun tangan untuk meredam
peristiwa tersebut. Setelah itu Masalah tersebut ditangani oleh pihak kepolisian dan
sampai sekarang masalah itupun belum ada kejelasannya.
Penutup:

I. Kesimpulan:
menurut wawancara yang kami lakukan konflik ini merupakan konflik antar Desa,
yaitu desa Tanah Merah dan Desa Oebelo.Tapi tidak terlepas dari indikasi kalau konflik
ini merupakan konflik antar ex Tim Tim yang menetap di Oebelo dengan warga lokal
Desa Tanah Merah.karena menurut informasi yang kami dapat di lapangan saat
wawancara dari pihak Tanah Merah yang terlibat dengan konflik ini murni warga lokal
yang merupakan campuran dari beberapa etnis sedangkan dari pihak tanah merah
terindikasi kalau yang terlibat dalam konflik tersebut merupakan warga ex Tim Tim
yang menetap di Oebelo. Setelah konflik mereda masalah inipun sepenuhnya ditangani
oleh pihak kepolisian
II. Saran:
Saya berharap kepada segenap pembaca pada umumnya dan pada penulis penulis
khusunya agar dapat menyelesaikan masalah apapun dengan jalan damai sehingga tidak
terjadi konflik yang akan memakan korban jiwa dari kedua belah pihak yang terlibat.

Demikianlah laporan hasil kegiatan wawancara ini saya buat dengan sebenar-
sebenarnya. Ucapan terima kasih kami tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa. yang telah
memberikan kemudahan kepada saya sehingga terlaksana acara ini. Serta kepada teman-
teman yang ikut membantu dalam kegiatan wawancara ini. Saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan serta kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini. Selain untuk
memenuhi tugas Mediasi Konflik, semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi
acuan, pertimbangan, serta motivasi dan koreksi bagi kegiatan wawancara selanjutnya

Kupang,selasa
Mei 2022

Penulis

Anda mungkin juga menyukai