Anda di halaman 1dari 3

UAS BISNIS INTERNATIONAL

1. a. Control input & control output


control input dianggap sebagai control prilaku,di mana ekspetasi atau harapan
perusahaan di komunikasikan kepada karyawan. Kemudian melalui ppengawasan
dan control personal karyaawan di bombing dan di arahkan untuk mencapai
tujuan berorientasi pada hasil dan menggunakan ukuran impersonal seperti
perbedaan antara hasil yang di harapkan dan hasil akhir
b. locus of decision making
 keputusan terprogram yakni melibatkan permasalahan rutin yang muncul
secara teratyur dan dapat di tujukan melalui tanggapan standart masalah yang
bersifat pengulangan dan rutin dapat di selesaikan dengan pengambilan
keputusan jenis ini tantangan yang besar bagi seseorang analis adalah
mengetahui jenis” keputusanini dan memberikan atau menyediakan atau
menyediakan metode”untukmelaksanakan pengambilan keputusan yang
terprogram di mana saja agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan
dinyatakan secara jelas
 keputusan tidak terprogram adalah melibatkaan bukan permaslahan rutin yang
memerlukan solusi secara rinci pada situasi yang ada denggan kata lain
pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses” pengambilan keputusan
untuk menjawab masalah” yang kurang di definisikan masalah” ini biasanya
bersifat kompleks hanya sedikit parameter” yang di ketahui dan kebanyakan
parameter yang di ketahui bersifat probabilistic.

2. Perusahaan-perusahaan Eropa khususnya, mengadopsi negara-berpusat country strategi.


Mereka menggunakan pola control Multinasional/Multidomestik. Mereka mengorganisir
federasi yang terdesentralisasi dan terhubung secara longgar. anak perusahaan nasional
yang tergantung. Setiap anak perusahaan melayani pasar domestiknya. Mereka tidak
berusaha untuk mengintegrasikan anak perusahaan lokal ke dalam operasi perusahaan
total; ini anak perusahaan lokal adalah perusahaan yang responsif secara nasional.
Kepengurusan federasi- tion perusahaan semi-otonom membutuhkan sedikit koordinasi
dan kontrol. perusahaan multinasional mengelola anak perusahaan asing mereka sebagai
"portofolio" investasi. Selama anak perusahaan menghasilkan pendapatan, mereka
diserahkan kepada kebijaksanaan ekspatriat makan manajer. Para manajer ini setara
dengan "Prokonsul Romawi yang diberi tanggung jawab hanya setelah bertahun-tahun
dihabiskan untuk menyerap nilai-nilai dan tices dari perusahaan induk. Kontrol kantor
pusat dipastikan melalui setia, manajer ekspatriat yang menyediakan hubungan informal
dengan subsidi buku harian dan mempertahankan gaya manajemen perusahaan bahkan di
negara-negara yang jauh.
3. Yang di maksut dari
 CBIS : system pengolahan data yang menjadi informasi yang berkualitas dan di
pergunakan untuk 1 alat bantu pengambilan keputusan
 ERP: sebuah system yang banyak di gunakan oleh bisnis atau perusahaan
bersekala besar namun saat ini seiring dengan kemajuan tekhnologi ERP sendiri
sudah digunakan dengan bisnis bersekala kecil / UMKM
 EDI:proses transfer data yang terstruktur dalam format standart yang di setyjui
dari satu system computer ke system computer lain dalam bentuk elektronik.
 Manfaatnya: meningkatkan efisiensi dan produktifitas secara drastic menghemat
biaya yang tidak perlu . Tingkatan keamanan dan aksesibilitas.

4. Setiap perusahaan tentunya mempunyai tingkat kompleksitas yang berbeda-beda dalam


pengendalian manajemennya, semakin besar skala perusahaan tersebut tentunya akan
semakin kompleks. Sistem ini lebih bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih fokus
dalam berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen agar tujuan perusahaan bisa
tercapai. Jadi, sistem pengendalian manajemen ini bisa diterapkan pada berbagai skala
perusahaan, karena pada dasarnya setiap perusahaan tentu memiliki komponen yang
sama yaitu:
W = Work (Pekerjaan)
E = Employe (Tenaga Kerja)
R = Relationship (Hubungan)
E = Environment (Lingkungan)
5. pola CSR :
 keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan langsung ke masyarakat.dalam
menjalankan usaha ini biasanya perusahaan menugaskan salah satu penjabat seperti
penjabat public relation atau affair manager.
 Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah
pembangunan”. Pihak konsorsium biasanya dipercayai oleh perusahaan yang
didukungnya mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan
dikembangkan denganprogram yang disepakati bersama.
Contoh nya adalah
PT Astra International
Perusahaan ini memiliki program CSR yang telah disepakati dan didokumentasikan
dalam Public Contribution Roadmap setiap tahunnya oleh perusahaan. Program CSR
Astra dinamakan program empat pilar Kontribusi Sosial Astra, yaitu Kesehatan,
Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan. Tujuannya adalah menciptakan kontribusi
sosial yang semakin memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia
sebagai upaya Astra memposisikan sebagai bagian dari ekosistem yang ada di Indonesia.
Pada akhirnya, melakukan program CSR kepada masyarakat secara berkelanjutan akan
memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Selain membantu
meningkatkan kesejahteraan serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat, perusahaan juga
akan ikut terdongkrak citranya di mata masyarakat dan publik. Meningkatnya citra
perusahaan tentu akan dapat berdampak pada proses produksi dan pemasaran produk
perusahaan yang mana akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal.Selain CSR,
kehadiran asuransi bagi karyawan juga menambah nilai perusahaan. Untuk kebutuhan
asuransi karyawan dan asuransi kesehatan lainnya

Anda mungkin juga menyukai