OK - Bahan Kuliah - GREEN MARKETING - 13 Mei, 2022
OK - Bahan Kuliah - GREEN MARKETING - 13 Mei, 2022
dalam Menunjang
Pertanian Berkelanjutan
Yosini Deliana
Apa itu Green Marketing?
Perubahan Iklim Degradasi alam Kesehatan menurun Sampah meningkat Sumber daya
berkurang
Pemanasan global Habitat alam berubah Asma Sampah Rumah Tangga Konsumsi berlebih
Kenaikan permukaan Kualitas air, udara dan Cacat Lahir Sampah Industri Resource Fishery
air laut tanah berkurang Sampah Kesehatan berkurang
Leukemia
Banjir Kelangkaan air
4
Green
Producer
Green
Green Mind
Logistic
Green
Green
Communicati
Quality
on
Konsep Green
Green
Marketing Green
Marketing Green
Management Product
Green Green
Creativity Finance
Green Living
5
Pertanian Berkelanjutan
-
Green -
Logistic Green -
Communictation
Green - Green -
Producer Management
Green -
Zero waste Product
Green -
Creativity Green -
Green - Mind
Consumer
Bahan bakar hijau meliputi: Listrik ; minim emisi gas rumah kaca, bahan bakar nabati ;
minyak jarak dan minyak kelapa sawit digunakan untuk campuran BioDiesel dan
alkohol dari tetes tebu dicampurkan ke bahan bakar premium/pertamax disebut
BioPertamax, Sel bahan bakar ; penggunaan gas H2 yang direaksikan dengan O2
yang menghasilkan air dan listrik, selain gas H2 juga bisa digunakan gas methan,
permasalahannya adalah belum adanya jaringan stasiun pengisian bahan bakar gas
hidrogen), Bahan bakar gas ; berupa LPG atau CNG (Compressed Natural Gas) saat
ini sudah digunakan untuk angkutan bus TransJakarta
3 kategori
Konsumen bersedia membayar harga premium/konsumen
konsumen yang
mempunyai mempunyai willingness to pay (WTP) atas produk - produk
kesadaran dalam ramah lingkungan.
pembelian hijau Konsumen yang mempunyai keberpihakan terhadap lingkungan dengan
(Laroche Michel memperhatikan keberlangsungan lingkungan ketika berbelanja misalnya
et al., dalam meneliti produk yang akan dibeli berasal dari bahan yang bisa diolah
Sumarwan kembali atau dari bahan yang ramah lingkungan.
2012):
Konsumen yang mempunyai keberpihakan terhadap
lingkungan dengan membeli produk-produk yang sesuai.
Pembelian Hijau
Tantangan ? SDM ?
Persepsi?
Perdagangan internasional ➔ Memastikan PO ➔ Inspektor
Pert. Organik➔ buttom up
pelabelan (kepastian produk, (pengawas PO) dan fasilitator
Konsumen sadar ➔demand (memfasilitasi petani) ➔
standardisasi, citra mutu, nilai
Konsumen membeli by trust jual) menjamin produk “from the farm
to table” : SKKNI PO
Informasi?
Modal? Promosi terpadu ➔”awareness” masyarakat
Insentif pemerintah (subsidi/(-) pajak) Melibatkan semua stake holder (akademik,
Contoh; Thailand➔ apresiasi kpd petani PPL, tokoh, pelaku usaha, media massa, dll),
krn berperan menjaga lingkungan pemerintah sbg fasilitator
Perilaku Konsumen
• Mayoritas responden (43 %) menyatakan jarang membeli
produk organik, namun tidak disebutkan secara eksplisit
kaitan antara pendapatan (daya beli) dengan pembelian
produk organik
• Ketersediaan produk organik masih terbatas (pasar kota/
toko khusus/ produsen langsung/ super market) sehingga
konsumen agak sulit mendapatkannya
Willingness to pay an extra price for organic products
• Konsumen bersedia membayar lebih jika merasa
yakin akan manfaat yang akan diterimanya, dalam
hal ini manfaat dominan yang didapatkan menurut
persepsi konsumen adalah :
Gaya Hidup
Peran Pemasaran Hijau dalam Menunjang Pertanian
Berkelanjutan a.l :
❑ Mengusahakan produk hijau
❑ Mempromosikan produk hijau
❑ Mengedukasi konsumen menjadi green
consumer
❑ Produk hijau dan kebijakan pemerintah
❑ Mendorong green creativity
Lanjutan
❑ Produknya harus menjadikan pilihan produk terbaik dan
mudah mendapatkannya
❑ Kombinasi antara komersial, tehnologi dan dampak
social
❑ Menghasilkan produk baru dan menjadi gaya hidup
❑ Produknya menarik
Kebijakan Pemerintah berkaitan dengan
Pemasaran Hijau a.l
❑ Peraturanmengenai lingkungan hidup di Indonesia,
didasarkan pada Undang-Undang Pengelolaan
Lingkungan Hidup no 23 tahun 1997, serta Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 4 tahun 2001
tentang pengendalian kerusakan dan atau pencemaran
lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran
hutan dan atau lahan. Bagi pihak yang melakukan
pelanggaran dapat dikenakan sanksi.
❑ Go Greenpada tahun 2010
Hasil Penelitian Organic Product
❑ 2011
❑ Konsumen sudah mulai sadar untuk mengkonsumsi green product, Walaupun demikian
pengetahuan konsumen konsumen tentan green product masih rendah. Hal ini a.l
konsumen belum bisa membedakan sayutan bolong itu memang benar-benar dimakan
ulat atau karena petani nakal
❑ Belum ada jaminan bahwa produknya benar-benar organik
❑ Biaya sertifikasi organik sangat mahal
❑ 2012
❑ Persepi tentang logo organik bisa dijadikan indikator cluster konsumen dan produsen
produk organik
❑ Logo organik tidak penting apabila konsumen sudah percaya bahwa produknya
diusahakan dengan cara organik
❑ 2016
❑ Konsumen masih belum paham bahwa produk yang benar benar organik ada tanda
nomor Reg. nya
❑ Konsumen berangga bahwa free petiside sudah organik
❑ Penampilan yang menarik meningkatkan keputusan pembelian produk organik akan
tetapi tidak meningkatkan keingintahuan konsumen apakah organik atau tidak organik