Anda di halaman 1dari 46

Pemasaran Hijau

dalam Menunjang
Pertanian Berkelanjutan

Yosini Deliana
Apa itu Green Marketing?

Konsistensi dari semua


aktifitas yang mendesain
pelayanan dan fasilitas bagi
kepuasan kebutuhan dan
keinginan manusia, dengan
tetap menjaga integritas
lingkungan alam.
2
Isu lingkungan

Perubahan Iklim Degradasi alam Kesehatan menurun Sampah meningkat Sumber daya
berkurang

Pemanasan global Habitat alam berubah Asma Sampah Rumah Tangga Konsumsi berlebih
Kenaikan permukaan Kualitas air, udara dan Cacat Lahir Sampah Industri Resource Fishery
air laut tanah berkurang Sampah Kesehatan berkurang
Leukemia
Banjir Kelangkaan air

Pemasaran menjadi bagian dari permasalahan ini


3
Pemasaran bisa menjadi bagian
dari solusi ini: Green Marketing

Berkelanjutan bagi Berkelanjutan bagi Berkelanjutan bagi


ekonomi sosial lingkungan

4
Green
Producer
Green
Green Mind
Logistic

Green
Green
Communicati
Quality
on
Konsep Green
Green
Marketing Green
Marketing Green
Management Product

Green Green
Creativity Finance
Green Living

5
Pertanian Berkelanjutan

yaitu pertanian dengan konsep Low External Input


Agriculture ( LEIA) berubah dengan Low External
input Sustainable Agriculture (LEISA)dengan
menjaga lingkungan supaya tercapai pertanian
berkelanjutan
PEMASARAN HIJAU

Pemasaran Hijau adalah konsistensi dari semua aktivitas yang


mendesain pelayanan dan fasilitas bagi kepuasan dan
keinginan manusia, dengan tidak menimbulkan dampak pada
lingkungan alam
(American Marketing Associate, 1975)

Terminologi green marketing disebut juga ecological marketing


(Fisk, 1974) dan environmental marketing (Coddington, 1993)
Indikator dalam Green Marketing
1. Green marketing melibatkan proses mengembangkan produk
yang mana proses produksi, penggunaan, dan pembuangan
sampahnya tidak membahayakan lingkungan dibandingkan
dengan jenis produk tradisional lainnya.
2. Green marketing melibatkan proses mengembangkan produk
yang memiliki dampak positif kepada lingkungannya.
3. Green marketing juga harus mengikatkan penjualan produk
dengan organisasi maupun even-even peduli lingkungan
terkait.
-SEJARAH PEMASARAN HIJAU DI INDONESIA
-1950 – 1980 Revolusi hijau di Indonesia
-1984 Indonesia swasembada beras
-------------
-1968 Second Green Revolution dalam
Presidental Address pada
Indian Science Congress
(Swaminathan) – di Indonesia dikenal
dengan “Revolusi Hijau Lestari”
Merevolusi Revolusi Hijau
PERKEMBANGAN PEMASARAN HIJAU

Akhir 1990 2000 – saat ini


1980- 1990 Mulai 1990
Tahap 4
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
- Government
-Konsep Pemasaran
- Low maretial - Ethical Consurism regulation
Hijau mulai - Wasting less, - Customer, social - Eco friendly or
diperkenalkan - CSR environment and
going green
- Konsumsi green - Konsumsi masih sedikit natural enviroment
product masih sangat (Bowan, 2000; (Simon et al, 2006)
(Wong, et al, 1980, Mulai diperkenalkan
rendah Charter and
(Peattie and Crane, 1996,Peattie and pemasaran hijau yang
Polansky, 1999) berkesinambungan
Crane, 2000,
2005)
2005)

-
Green -
Logistic Green -
Communictation

Green - Green -
Producer Management
Green -
Zero waste Product

Green -
Creativity Green -
Green - Mind
Consumer

Konsep Pemasaran Hijau


1. Green Producer
❑Adalahprodusen yang
menggunakan input organik dalam
mengusahakan lahannya
2. Green Logistic
❑Yaitu mendistribusikan produk pertanian
dari produsen ke konsumen dengan
menggunakan alat transportasi yang
ramah lingkungan, tidak menggunakan
bahan bakar bensin yang mencemari
lingkungan.
Transportasi Hijau
 Transportasi hijau : transportasi ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi/
pencemaran dan hemat bahan bakar.

 Bahan bakar hijau meliputi: Listrik ; minim emisi gas rumah kaca, bahan bakar nabati ;
minyak jarak dan minyak kelapa sawit digunakan untuk campuran BioDiesel dan
alkohol dari tetes tebu dicampurkan ke bahan bakar premium/pertamax disebut
BioPertamax, Sel bahan bakar ; penggunaan gas H2 yang direaksikan dengan O2
yang menghasilkan air dan listrik, selain gas H2 juga bisa digunakan gas methan,
permasalahannya adalah belum adanya jaringan stasiun pengisian bahan bakar gas
hidrogen), Bahan bakar gas ; berupa LPG atau CNG (Compressed Natural Gas) saat
ini sudah digunakan untuk angkutan bus TransJakarta

 Harga kendaraan relatif mahal, sehingga di banyak negara diberikan berbagai


insentif bila menggunakannya diantaranya penurunan bea masuk, pajak kendaraan
bermotor yang lebih rendah, pembebasan pembayaran retribusi pengendalian lalu
lintas (London).
3. Green Communication
❑Adalah komunikasi hemat energi dan
teknologi serta meminmalkan
penggunaan sumer daya
❑Misalnya : mengkomunikasikan
produknya sudah menerapkan eco
labeling dengan hemat energi dan
teknologi
4. Green Product
❑ Yaituproduk yang tidak berbahaya bagi
manusia dan lingkunganta, tidak boros sumber
daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan
dan tidak terlibat kekejaman pada binatang
Kemasan Hijau

Kemasan hijau, meliputi hemat kemasan,


menggunakan bahan yang ramah lingkungan,
bekerja sama dengan vendor untuk standardisasi
kemasan, meminimalkan penggunaan bahan dan
waktu untuk membongkar dan mempromosikan
program daur ulang.
Karakteristik produk hijau
❑ Tidak mengandung toxic
❑ Produk lebih tahan lama
❑ Produk menggunakan bahan baku yang bisa didaur
ulang dan tidak merusak lingkungan
❑ Tidak melakukan uji produk yang melibatkan binatang
❑ Menngunakan kemasan yang sederhana
❑ Tidak membahayakan bagi kesehatan manusia dan
binatang
❑ Tidak menghasilkan sampah
5. Green Mind
❑adalah persepsi tentang produk hijau
kaitannya dengan perilaku konsumen
hijau
❑Misalnya persepsi konsumen terhadap
organik produk
Green Consumer Behavior

 Šcypa (2006) mengemukakan green consumer


adalah konsumen yang selalu membeli produk
ramah lingkungan dan secara aktif peduli dengan
masalah lingkungan dan solusi bagi Konsumen.
 Green consumer behavior merupakan
perilaku konsumen yang dalam setiap
tindakan konsumsinya menerapkan wawasan
ramah lingkungan.
PROFIL GREEN CONSUMER
 Upaya-upaya untuk mengidentifikasi konsumen ramah lingkungan atau green
consumers dapat ditelusuri kembali pada awal tahun 1970an (Laroche, Bergeron,
dan Forleo, 2001:504).
 Green consumers memiliki keyakinan bahwa:
1. ada problem lingkungan yang nyata,
2. problem tersebut harus ditangani dengan serius dan disikapi dengan cara yang
aktif,
3. mereka merasa mendapatkan informasi yang cukup dalam keseharian hidup
mereka,
4. setiap individu dapat dan harus memberikan kontribusi dalam menyelamatkan
bumi dari bencana lingkungan yang menakutkan (Smith, 1998).
Pembelian Hijau

3 kategori
Konsumen bersedia membayar harga premium/konsumen
konsumen yang
mempunyai mempunyai willingness to pay (WTP) atas produk - produk
kesadaran dalam ramah lingkungan.
pembelian hijau Konsumen yang mempunyai keberpihakan terhadap lingkungan dengan
(Laroche Michel memperhatikan keberlangsungan lingkungan ketika berbelanja misalnya
et al., dalam meneliti produk yang akan dibeli berasal dari bahan yang bisa diolah
Sumarwan kembali atau dari bahan yang ramah lingkungan.
2012):
Konsumen yang mempunyai keberpihakan terhadap
lingkungan dengan membeli produk-produk yang sesuai.
Pembelian Hijau

Pengambilan keputusan didahului dengan “awareness” terhadap


produk terpilih. Selain informasi dari lingkungan, diperlukan pula
sikap, karena kesadaran adalah bagian dari sikap.

Sikap (attitude) : suatu keadaan pada diri seseorang untuk


berperilaku suka atau tidak suka ketika dihadapkan kepada satu
Situasi. Konsumen yang mengkonsumsi produk ramah lingkungan akan
mengetahui kondisi lingkungannya. Oleh karena itu, persepsi mereka
mengenai tingkat kerusakan lingkungan dapat mempengaruhi sikap
konsumen dalam mengkonsumsi produk - produk ramah lingkungan
 Kepedulian dan kesadaran akan lingkungan dan kesehatan saat
ini telah menjadi isu sentral di semua kalangan dan telah
merubah cara pandang dan pola hidup masyarakat Indonesia.
 Hal ini ditunjukkan pada perubahan pola konsumsi masyarakat
terhadap produk-produk hijau (green product) atau produk yang
berwawasan lingkungan (eco-green).
 Perusahaan menerapkan isu-isu lingkungan sebagai salah satu
strategi pemasarannya atau saat ini dikenal sebagai pemasaran
hijau (green marketing).
 Beberapa hasil survey menemukan adanya peningkatan perhatian
konsumen di banyak Negara di dunia terhadap isu-isu lingkungan.
 Hasil survey juga menemukan bahwa keinginan konsumen untuk membeli
produk-produk yang ramah lingkungan (green) meningkat dari waktu ke
waktu.
 Meningkatnya komitmen global terhadap lingkungan ini mendorong
perusahaan untuk mengadopsi praktek-praktek pemasaran baru yang lebih
ramah lingkungan.
 Alasan utamanya adalah setiap perusahaan harus
1. tumbuh dengan mengadopsi nilai-nilai yang diinginkan pelanggan
2. karena pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab sosial yang
melekat pada diri setiap individu di dunia.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Hijau
1. Environmental attitude (sikap pada lingkungan)
2. Environmental concern (kepedulian pada lingkungan)
3. Perceived seriousness of environmental problem
(keseriusan pada masalah lingkungan)
4. Perceived environmental responsibiity (tanggung jawab
pada lingkungan)
5. Peer Influence (pengaruh teman)
6. Self identity in environmental protection (identitas diri)
Alasan Konsumen tidak memperhatikan Lingkungan
(Ilona, 2010)
Terlalu murah
Tidak ada Tidak mengerti
produk tidak ramah
alternatif issue
ingkungan
26% 10%
8%
Tidak ada
waktu
12%
Malas Tidak nyaman
23% 21%
Bagaimana Faktanya ?
FAKTA ?
• Jaminan mutu produk organik belum ada
• Produk belum terstandardisasi
• Produk – produk organik yang beredar hampir tidak
ada label organik yang tercantum
• Konsumen membuat penilaian sendiri atas dasar
trust (percaya dan memahami manfaatnya)
• Informasi tentang produk organik masih sangat
minim
Kendala dan Tantangan Produk Organik

Tantangan ? SDM ?
Persepsi?
Perdagangan internasional ➔ Memastikan PO ➔ Inspektor
Pert. Organik➔ buttom up
pelabelan (kepastian produk, (pengawas PO) dan fasilitator
Konsumen sadar ➔demand (memfasilitasi petani) ➔
standardisasi, citra mutu, nilai
Konsumen membeli by trust jual) menjamin produk “from the farm
to table” : SKKNI PO

Informasi?
Modal? Promosi terpadu ➔”awareness” masyarakat
Insentif pemerintah (subsidi/(-) pajak) Melibatkan semua stake holder (akademik,
Contoh; Thailand➔ apresiasi kpd petani PPL, tokoh, pelaku usaha, media massa, dll),
krn berperan menjaga lingkungan pemerintah sbg fasilitator
Perilaku Konsumen
• Mayoritas responden (43 %) menyatakan jarang membeli
produk organik, namun tidak disebutkan secara eksplisit
kaitan antara pendapatan (daya beli) dengan pembelian
produk organik
• Ketersediaan produk organik masih terbatas (pasar kota/
toko khusus/ produsen langsung/ super market) sehingga
konsumen agak sulit mendapatkannya
Willingness to pay an extra price for organic products
• Konsumen bersedia membayar lebih jika merasa
yakin akan manfaat yang akan diterimanya, dalam
hal ini manfaat dominan yang didapatkan menurut
persepsi konsumen adalah :

Manfaat kesehatan, kualitas produk, harga agak


mahal
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara
rasional, akan kembali pada prinsip ekonomi:
• 70 % konsumen mau membeli jika harga murah
• 20 % tidak mempertimbangkan harga (loyal)
• 10 % tidak yakin akan membeli/tidak
PERCEPTION??
Persepsi adalah proses ketika seseorang memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi
yang datang menjadi suatu arti tersendiri untuk
menciptakan gambaran secara keseluruhan (Kotler,
2005)
Tahapan Pembentukan Persepsi

Eksposure Attention Comprehension Retension


Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen (Engel, et al. 1994)
7. Green Creativity
❑ Adalah kreativitas dalam memproduksi green product
mulai dari produsen, pedagang, retailer, konsumen,
pemerintah maupun stakeholder yang selalu
menyarankan hal-hal baru, idea –idea baru dalam
mempertahankan lingkungannya untuk mencapai
pertanian berkesinambungan
8. Green Management - zero waste
❑ Manajemen pengolahan tanpa limbah atau zero waste
diartikan semua limbah dimanfaatkan tidak ada yang
terbuang, terintegrasinya satu kegiatan dengan
kegiatan yang lainnya. Dalam hal ini memperbaiki
lingkungan, tidak banjir, erosi, pemcemaran dan udara
yang lebih baik. Limbah diolah menjadi bahan industri ,
bahan material atau produk yang memiliki nilai jual.
40 5/13/2022
MISAL KONSEP ZERO WASTE

Studi Kelayakan Feedlot-CCI


Mengapa penting mencermati Pemasaran Hijau kaitannya dengan
pertanian berkelanjutan ?

Gaya Hidup
Peran Pemasaran Hijau dalam Menunjang Pertanian
Berkelanjutan a.l :
❑ Mengusahakan produk hijau
❑ Mempromosikan produk hijau
❑ Mengedukasi konsumen menjadi green
consumer
❑ Produk hijau dan kebijakan pemerintah
❑ Mendorong green creativity
Lanjutan
❑ Produknya harus menjadikan pilihan produk terbaik dan
mudah mendapatkannya
❑ Kombinasi antara komersial, tehnologi dan dampak
social
❑ Menghasilkan produk baru dan menjadi gaya hidup
❑ Produknya menarik
Kebijakan Pemerintah berkaitan dengan
Pemasaran Hijau a.l
❑ Peraturanmengenai lingkungan hidup di Indonesia,
didasarkan pada Undang-Undang Pengelolaan
Lingkungan Hidup no 23 tahun 1997, serta Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 4 tahun 2001
tentang pengendalian kerusakan dan atau pencemaran
lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran
hutan dan atau lahan. Bagi pihak yang melakukan
pelanggaran dapat dikenakan sanksi.
❑ Go Greenpada tahun 2010
Hasil Penelitian Organic Product
❑ 2011
❑ Konsumen sudah mulai sadar untuk mengkonsumsi green product, Walaupun demikian
pengetahuan konsumen konsumen tentan green product masih rendah. Hal ini a.l
konsumen belum bisa membedakan sayutan bolong itu memang benar-benar dimakan
ulat atau karena petani nakal
❑ Belum ada jaminan bahwa produknya benar-benar organik
❑ Biaya sertifikasi organik sangat mahal
❑ 2012
❑ Persepi tentang logo organik bisa dijadikan indikator cluster konsumen dan produsen
produk organik
❑ Logo organik tidak penting apabila konsumen sudah percaya bahwa produknya
diusahakan dengan cara organik
❑ 2016
❑ Konsumen masih belum paham bahwa produk yang benar benar organik ada tanda
nomor Reg. nya
❑ Konsumen berangga bahwa free petiside sudah organik
❑ Penampilan yang menarik meningkatkan keputusan pembelian produk organik akan
tetapi tidak meningkatkan keingintahuan konsumen apakah organik atau tidak organik

Anda mungkin juga menyukai