Anda di halaman 1dari 10

PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN UKM DI ERA PANDEMI


COVID 19

Krisno Demma Lillin


Program Studi Kewirausahaan, Faakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Buket Bungamks adalah salah satu bisnis yang bergerak di UKM yang merupakan
Kelompok Mitra Usaha buket bunga di Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota
Makassar. Kelompok Mitra tersebut mengalami masalaha yaitu: (1) Karena adanya waba
virus covid 19, sehingga adanya penurunan secara signifikan proses pemasaran sehingga
mitra menghentikan Usaha ini karena mereka berpikir jika terus di lanjut maka akan
mengalami kerugian yang sangat besar. (2) Minimnya pengetahuan tentang pengembangan
produk dari buket bunga. (3) Kurangnya pengetahuan dalam mengatur proses pemasaran.
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, praktik dan pendampingan. Hasil yang
dicapai adalah (1) mitra melakukan kembali proses produksi dan fokus pada penjualan online
(E-Comerce), (2) mitra memiliki pengetahuan tentang pengembangan produk dari buket
bunga, (3) mitra memiliki keterampilan dalam mengatur proses pemasaran.
Kata kunci: Pengembangan produk dan pemasaran, buket bunga, pendapatan UKM

I. PENDAHULUAN
Semenjak adanya waba virus Covid 19 perekonomian khususnya di Indonesia
menagalami penurunan dan juga sangat berpengaruh bagi bisnis yang bergerak di UKM yang
belakangan ini mengalami penurunan dan fatalnya dapat mengalami kerugian yang sangat
besar. Dalam mengukur tingkat penjualan dari sebuah UKM adalah dengan melihat
mekanisme atau proses pemasarannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan
untuk memenuhi dan memuaskaan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran yang
berlaku universal (Prof. Dr. Sofjan Assauri. M.B.A, 1987, p. 5).
Seiring dengan berjalanya zaman UKM sendiri perlu melakukan penjualan secara
online. Iklan yang baik dapat dilakukan melalui riset dan analisis pasar. Ini adalah waktu
ketika Internet menjadi bagian integral dari Internet. kehidupan sosial. Integritas dan
kejelasan informasi adalah salah satu faktor pemicu Kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga tersebut. Promosi yang dia miliki sekarang Memasarkan produk melalui pameran
dan media sosial milik Facebook Peluncuran produk masih rendah karena jangkauan, seperti
yang dilakukan oleh pengusaha komersial Jangkauan aksinya juga pendek. Dengan
menerapkan merek internet Tingkatkan pengetahuan Anda tentang inovasi produk, promosi
produk, dan penjualan (GeovanneFarell et al., 2019).
Salah satu kriteria untuk melihat sejauh mana proses pemasaran dan sudah bisa di
katakan efektif adalah dengan cara membangun komunikasi dalam pemasaran tersebut.
Komunikasi pemasaran adalah cara yang dilakukan perusahaan Bertujuan untuk memberikan
informasi, membujuk, dan mengingatkan Konsumen secara langsung atau tidak langsung
melalui produk Dan merek itu dijual. Komunikasi pemasaran yang tersedia "Suara" dan

1
sarana perusahaan dan mereknya Dimana perusahaan dapat membuat dan mengembangkan
dialog Hubungan dengan konsumen (Dr. M. Anang Firmansyah, S.E., M.M, 2019, p. 2).
Adupun dalam melakukan pengembangan produk di kenal beberapa Fase (Ulrich-
Eppinger, 2001) : Fase Perencanaan, Fase Pengembangan konsep, Fase Perancanaan
tingkatan sistem, Fase perancangan rinci, Fase Pengujian dan perbaikan, dan Fase Peluncuran
produk (Muhammad Irvan, 2011). Dalam pengembangan produk perlu adanya kualitas.
Memahami konsep kualitas sangat penting dalam mengembangkan suatu kegiatan Karena
pertumbuhan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas. Produk atau jasa yang
dihasilkannya. Ketidakpedulian terhadap kualitas Menyebabkan hilangnya kesempatan untuk
menjual produk dan pangsa pasar, Pada akhirnya itu mengarah pada penurunan aktivitas dan
pertumbuhan masyarakat (Evan Jaelani, 2012).
Untuk memperoleh profit dari bisnis buket bunga ini, perlu kita ketahui bahwa Laba
bersih = Total Pendapatan/Penjualan-Total Beban (Yayah Pudin Shatu, 2016, p. 74). Berikut
adalah tabel yang menunjukkan kondisin keunagan Buket Bungakms di Febuarai 2022 yang
di mana bulan tersebut adalah bulan terakhir Buket Bungamks memproduksi produknya.

Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit


2 Modal Awal - Rp. 800.000
3 Beban Bahan Baku Rp. 350.000 -
16 Penjualan Buket - Rp. 620.000
24 Beban Listik Rp. 50.000 -
31 Beban Ongkir Rp. 150.000 -

Tabel 1.1. Gambaran sederhana kondisi keuangan buket bungamks di bulan febuari 2022

Laporan Keuangan Buket Bungamks


28 Febuari 2022
Penjualan
Penjualan Buket Rp. 620.000

Beban-Beban
Beban Bahan Baku Rp. 350.000
Beban Listrik 50.000
Beban Ongkir 150.000
Total Beban Rp. 550.000

Laba-Bersih Rp. 70.000

2
Tabel dan laporan keuangan di atas adalah kondisi sederhana keuangan dari bisnis
Buket Bungamks. Setelah melakukan wawancara langsung ternyata profit yang di hasilkan
bisa dikatakan sangat sedikit dan perlu adanya peningkatan pemasaran untuk meminimalisir
terjadinya pengeluaran dari bisnis ini. Secara jujur pelaku usaha mengakatan bahwa faktor
yang membuat sedikitnya profit adalah ongkir, hal ini dikarenakan motor dari pelaku usaha
tidak ada dan perlu adanya kerja sama seperti Gojek, Grab, dan Maxim untuk mengantar
pesanan costumer agar sampai di tujuan. Sehingga salah satu fokus dari penelitian ini adalah
mencari dan mendapatkan solusi dari permasalahan ini.
Output dari kegiatan ini adalah membangkitkan serta mendorong semangat pelaku
usaha kecil dan menengah (UKM) dan juga Buket Bungamks dapat di jadikan acuan atau
contoh bagi pelaku UKM lainya agar dapat meningkatkan omset penjualannya seperti pada
Buket Bungamks ini khususnya di wilayah Antang dan sekitarnya.
Beberapa permasalahan yang di hadapi mitra yaitu: (1) Karena adanya waba virus covid
19, sehingga adanya penurunan secara signifikan proses pemasaran sehingga mitra
menghentikan Usaha ini karena mereka berpikir jika terus di lanjut maka akan mengalami
kerugian yang sangat besar. (2) Minimnya pengetahuan tentang pengembangan produk dari
buket bunga. (3) Kurangnya pengetahuan dalam mengatur proses pemasaran.

II. METODE YANG DIGUNAKAN


Dalam menganilisis dan mendapatkan solusi dari sebuah permasalahan,maka perlu
adanya obervasi langsung dan melakukan pendampingan untuk mendapatkan data yang
akurat dan efektif. Maka dengan demikian perlu dilakukan berapa metode yang di anggap
sudah cocok dilakukan untuk menganalisis masalah tersebut.
Metode yang digunakan adalah (1) Diskusi. Memiliki keterampilan berbicara yang baik
untuk mengajukan pertanyaan, Pernyataan, kritik atau sanggahan. Pewawancara sebagai
pembicara dan narasumber sebagai tempat menjawab. Karena mitra bahasa harus bekerja
sama dalam proses komunikasi Kegiatan diskusi. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman
saat memberi dan menerima informasi (Sarah Apriani B. A. M., Budhi Setiawan & Kundharu
Saddhono, 2018, p. 282). (2) Tanya Jawab. Metode tanya jawab merupakan proses interaksi.
Pertukaran dua orang atau lebih antara seorang narasumber dan seorang pewawancara yang
saling tukar-menukar Pengalaman, informasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan
bersama (Sri Mahdalena, 2014). (3) Praktik dan Pendampingan. Praktik adalah hasil
observasi langsung di lapangan yang di mana ada sesuatu atau tujuan yang harus di capai.
Pendampingan adalah suatu model atau metode (rangkaian) Regulasi) Dalam kegiatan yang
dapat dilaksanakan dan bermanfaat Pembinaan, pendidikan, bimbingan dan pengembangan di
berbagai bidang Kemungkinan pekerja rumah tangga Moderator, komunikator, dan Dinamika
yang memungkinkan PRT mencapai kualitas Hidup lebih baik.
Dengan demikian, diharapkan metode di atas dapat di pahami dengan baik dan dapat di
implementasikan dengan baik kepada target sasaran sehingga target sasaran memiliki
motivasi untuk mengembangkan bisnisnya, memiliki pengetahuan yang luas dalam
mengembangkan serta keterampilan dalam memasarkan produknya sehingga omset penjualan
dapat melebihi dari target sebelumnya.

3
III. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
1. Sosialisasi dan Penyadaran
Sebelum terlaksananya kegiatan ini, langkah awal yang di lakukan adalah pendekatan
dengan mitra dengan metode diskusi yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan yang
dihadapi sehingga mitra ini memilih untuk tidak melanjutkan lagi usahanya khususnya di era
waba virus covid 19 yang menyebabpakn mitra ini juga mengalami penurunan finansial yang
dimana ada banyajk kebutuhan rumah tangga masing-masing hampir tidak terpenuhi akibat
dari masalah ini. Oleh karena itu selaku mahasiswa penulis memberikan motivasi agar dapat
mitra ini dapat keluar dari permasalahan tersebut. Setelah melakukan diskusi yang kurang
lebih 2 jam mitra ini berkeinginan besar dan sangat percaya kepada penulis agar kiranya
masalah ini dapat terselsaikan dan dapat kembali melakukan produksi.

2. Peningkatan Pengetahuan Mitra


Pada tahapan ini, penulis melakukan atau memberikan sedikit kajian atau pembelajaran
kepada mitra mengenai cara memasarkan produk di era waba virus covid 19, dan cara
mengelola penjualan agar omset penjualanya dapat meninigkat setelah melakukan kegiatan
ini.
Dengan melihat situasi saat ini yang tidak kondusif ketika melakukan pemasaran secara
langsung maka fokus dari keguatan ini adalah melakukan pemasaran dan penjualan secara
online (E-Commerce). Di era globalisasi ini, Penggunaan teknologi semakin lama semakin
lama Lebih banyak meningkat. sama dengan tingkat penggunaan internet. dari Saya mengerti
baru-baru ini Lonjakan media internet di mana-mana, terutama di Indonesia. internet Tidak
hanya mempengaruhi aktivitas Bukan hanya warga biasa Itu mempengaruhi kegiatan bisnis.
Kehadiran Internet semakin meningkat Percaya pada pentingnya peran Teknologi untuk
mencapai tujuan Anda Pendanaan perusahaan melalui perubahan Dan efisiensi proses bisnis,
yaitu Gunakan e-niaga (Linda Durotul Ummah, 2018).
E-niaga atau E-commerce adalah kegiatan yang berhubungan dengan Pembelian,
penjualan, pemasaran produk Atau layanan dengan menggunakan Sistem elektronik seperti
Internet Atau jaringan komputer (Linda Durotul Ummah, 2018, p. 10). Berdasarkan hasil
tanya jawab mitra berkata bahwa pemasaran produk ini pernah melakukan secara E-
Commerce, namun belum maksimal karena masih kurangya pengetahuan mengenai
penggunaan elektronik secara online.
Salah satu juga yang menjadi masalah dalam mitra ini adalah minimnya pengetahuan
dalam pengeloalan keuanganya khususnya dalam melakukan penjualan jika di lihat dari
pendahuluan di atas laba yang dihasilkan bisa di katakana masih sangar sedikit. Sehingga
kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap mitra mnenganai cara
mengelola arus keunagan khususnya dalam melakuikan penjualan buket bunga.
Pengetahuan dan pemahaman Karena keuangan pribadi dibutuhkan oleh individu Anda
dapat membuat keputusan yang tepat Di bidang keuangan, tentu saja Siapapun bisa
membutuhkan Penggunaan produk dan produk keuangan secara optimal Kurangnya
pengetahuan ke kanan Tentang literasi keuangan Ini masalah serius dan tantangan besar.
Untuk orang Indonesia (Amanita Novi Yushita, 2017).

4
3. Peningkatan Keterampilan Dalam Mengembangkan dan Memasarkan Produk
a.) Melakukan Penjualan Secara Online (E-Commerce)
Dalam tahapan ini penulis dan mitra melakukan penjualan secara online. Karena bisnis
ini adalah UKM dan belum ada wadah untuk melakukan penjualan secara online seperti
mendaftrkan usaha kita di Shope dan lain-lain, maka penulis dan mitra memanfaatkan media
sosial yang ada seperti Facebook, Intragram, WhatsApp, dan media sosial lainya.

Gambar 1.1. Penjualan Online (Facebook) Gambar 1.2. Penjualan Online (Intragram)

b.) Pengembangan Produk Buket Bunga


Pada tahapan berikutnya penulis dan mitra melakukan pengembangan produk. Setelah
melakukan tanya jawab ternyata salah satu penghambat berkembangnya usaha ini adalah
kurangnya pengetahuan mitra mengenai produk yang di hasilkan ternyata dapat
dikembangkan yang lebih menarik dan kreatif. Penulis dan mitra membuat buke tersebut
bukan hanya bunga tetapi di isi dengan bingkisan seperti kue, boneka dan lain-lain, sesuai
keinginan konsumen. Alasan dilakukan pengembangan produk ini dikarenakan perilaku
konsumen saat ini atau keinginan konsumen saat ini berbeda-beda dan perlu adanya
kreativitas yang sanagt tinggi.

5
Gambar 1.3. Proses Pengembangan Produk Gambar 1.4. Hasil Pengembangan Produk
c.) Penjualan Buket Bunga
Setelah melakukan proses pemasaran secara online dan proses pengembangan produk,
penulis dan mitra sampai pada proses penjualan produk tersebut. Namun sebelum sampai
pada costumer maka perlu adanya kemasan yang bermutu dan menarik. Kemasan adalah
identitas suatu produk dan membuat orang lain untuk lebih mudah memilih suatu barang.
Manfaat kemasan dalam sebuah produk yaitu (Tjiptono, F, 1999):
 Melindungi produk (protection)
 Jadikan produk lebih mudah digunakan (operasi)
 Memberikan kenyamanan Dapat digunakan kembali (dapat digunakan kembali)
 Sebagai daya tarik (promosi) Aspek artistik, warna, Bentuk dan desain
 Sebagai identitas produk (Foto)
 Mempermudah proses pendistribusian (Pengiriman)
 Mampu memberikan informasi (Menandai) Kekhawatiran Konfigurasi, proses,
konten Nutrisi dan desain produk terkait Tentang kemajuan teknologi yang bisa
dilakukan mendaur ulang

Gambar 1.5 Proses Pengemasan

6
d.) Perbandingan Biaya
Proses sekanjutnya adalah perbandingan biaya. Penulis dan mitra mencoba melakukan
sebuah segmen yang di mana menaganlisis proses penjualan agar dapat menhasilkan laba
yang lebih banyk dari laba sebelumnya sehingga perbandingan biaya ini ada dalam kegiatan
ini guna untuk memberikan pengajaran kepada mitra cara mengelola keungan dengan baik
khususnya dalam menghasilkan laba. Perbandingan biaya menurut penulis adalah suatu
segmen yang di mana dpat menjadi faktor untuk dapat menarik sebuah kesimpulan dalam
sebuah permasalah dan dapat di jadikan sebagaui acuan untuk memilih mana yang menjadi
prioritas dalm artian melihat peluang bdair biaya tersebut.

Pada tahapan ini penulis melakukan pengantaran terhdap produk yang di pesan
costumer. Tujuan dari kegiatan ini adalah menganalisis biaya ongkir yang dikeluarkan
sebelumnya, apakah setelah melakukan kegiatan ini akan mengurangi biaya ongkir tersebut.
Setelah melakukan kegiatan ini benar saja bahwa biaya yang dikeluarkan khususnya di biaya
ongkir dapat mengurangi ketika mitra melakukan pengantaran sendiri dengan kendaraan
pribadi karena biaya yang dikeluarkan hanyalah Rp.10.000 untuk biaya bensin dan dapat
menjangkau costumer kurang lebih 6 dalam seharinya. Sehingga dapat di simpulkan bahwa
biaya ongkir sealama1 bulan adalah Rp. 50.000.

Gambar 1.6 Pengantaran Pesanan Costumer

7
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit
2 Modal Awal - Rp. 800.000
3 Beban Bahan Baku Rp. 350.000 -
16 Penjualan Buket - Rp. 620.000
24 Beban Listik Rp. 50.000 -
31 Beban Ongkir Rp. 60.000 -

Tabel 1.2. Gambaran sederhana perbandingan keuangan buket bungamks bulan april 2022

Laporan Keuangan Buket Bungamks


30 April 2022
Penjualan
Penjualan Buket Rp. 620.000

Beban-Beban
Beban Bahan Baku Rp. 350.000
Beban Listrik 50.000
Beban Ongkir 60.000
Total Beban Rp. 460.000

Laba-Bersih Rp. 160.000

Dari Ilustrasi di atas jelas bahwa adaya perubahan yang signifikan dan tahap ini juga
dapat di jadikan acuan khususnya pada usaha ini sehingga permasalahan tersebut tidak
terulang lagi.

8
IV. KESIMPULAN
Dari kegiatan ini, telah tercapainya: (1) mitra melakukan kembali proses produksi dan
fokus pada penjualan online (E-Comerce), (2) mitra memiliki pengetahuan tentang
pengembangan produk dari buket bunga, (3) mitra memiliki keterampilan dalam mengatur
proses pemasaran. Kegiatan ini juga membangkitkan serta mendorong semangat pelaku usaha
kecil dan menengah (UKM) dan juga Buket Bungamks dapat di jadikan acuan atau contoh
bagi pelaku UKM lainya agar dapat meningkatkan omset penjualannya seperti pada Buket
Bungamks ini khususnya di wilayah Antang dan sekitarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Amanita Novi Yushita. (2017). PENTINGNYA LITERASI KEUANGAN BAGI
PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI. Vol 6, No 1, 11–26.
Dr. M. Anang Firmansyah, S.E., M.M. (2019). Komunikasi Pemasaran. CV. Penerbit Qiara
Media - Pasuruan.
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Firmansyah-4/publication/
342644678_Buku_Komunikasi_Pemasaran/links/5efe789b299bf18816fcce6a/Buku-
Komunikasi-Pemasaran.pdf
Evan Jaelani. (2012). PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD). Vol. IV No. 1/Mei/2012.
GeovanneFarell, Thamrin, & Igor Novid. (2019). Pelatihan Pemanfaatan Digital Marketing
Dalam Pengembangan Pemasaran dan Kewirausahaan UKM Pada Kota Sawahlunto.
Vol.19, No.1, 2019, 44–47.
Linda Durotul Ummah. (2018). RANCANG BANGUN E-COMMERCE PADA TOKO
KERUDUNG NURI COLLECTION BERBASIS CUSTOMER RELATIONSHIP
MANAGEMENT. Volume 12 Nomor 2, Juli 2018, 10–17.
Muhammad Irvan. (2011). FASE PENGEMBANGAN KONSEP PRODUK DALAM
KEGIATAN PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK. Vol. 4 No. 3
September 2011, 261–274.
Prof. Dr. Sofjan Assauri. M.B.A. (1987). Manajemen Pemasaran. PT RajaGrafindo Persada.
http://www.rajagrafindo.co.id
Sarah Apriani B. A. M., Budhi Setiawan & Kundharu Saddhono. (2018). PENGGUNAAN
BAHASA INDONESIA PADA DISKUSI SISWA SMANEGERI 4 SURAKARTA :
KAJIAN DENGAN PRINSIP KERJA SAMA GRICE DAN RELEVANSINYA SEBAGAI
BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBICARA. Volume 6 Nomor 1, April 2018, 281–
301.
Sri Mahdalena. (2014). PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN DI
KELAS V.
Tjiptono, F. (1999). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
https://scholar.archive.org/work/c5agnidhsfe2vn5jwu3tyfadne/access/wayback/https://
jurnal.unitri.ac.id/index.php/jast/article/download/1471/pdf
Yayah Pudin Shatu. (2016). Akuntansi LABA & RUGI. PUSTAKA ILMU SEMESTA.

10

Anda mungkin juga menyukai