Anda di halaman 1dari 6

TEORI EKONOMI MAKRO

PRTEMUAN 13

OLEH :
KRISNO DEMMA LILLIN
200905501019

PRODI : KEWIRAUSAHAAN S1
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS
KELAS : A ( 01 ) 2020

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2021
SOAL :
1. Jelaskan apa yang dimaksud Multi National Corporation (MNC), apa pengaruhnya
bagi Indonesia, sebutkan baik dan buruk nya.
2. Kemukakan kondisi perekonomian Indonesia dari aspek Neraca perdagangan dan
bagaimana pengaruh nya.
3. Bagaimana pendapat anda mengenai posisi Indonesia pada saat berlakunya Asean
Community khususnya dalam bidang ekonomi atau Asean Economic Community.
4. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen yang terdapat pada neraca pembayaran
luar negeri. 
JAWABAN :
1. Perusahaan multinasional adalah perusahaan besar yang umumnya berada di berbagai
negara industri dan mempunyai kantor di berbagai negara lainnya, umumnya di
berbagai negara berkembang. Karena perusahaan ini bergerak di berbagai negara, dan
adalah perusahaan global, maka tentu akan berdampak kuat pada kondisi politik secara
global.

Secara umum, perusahaan ini dikembangkan dengan status perseroan terbatas atau PT
di berbagai negara. Tapi, saham yang Anda miliki di dalamnya akan dikendalikan
oleh perusahaan induk. Saham perusahaan tidak akan terdaftar di bursa saham lokal.

Berdasarkan modal kepemilikannya, bergeraknya fungsi seluruh kebijakan


perusahaan akan tergantung pada kebijakan perusahaan induk dan bagian dari
manajemen harus berasal dari perusahaan induk perusahaan.

Perusahaan multinasional ini akan semakin penting di negara ini sejak akhir perang
dunia ke II. Perusahaan multinasional awalnya berasal dari Amerika Serikat, yang
beroperasi di berbagai negara seperti halnya negara Jepang, berbagai negara di Eropa,
Australia, dan juga Selandia Baru.

Sejak tahun 1960 an lalu, perusahaan multinasional bukan hanya didominasi oleh
negara Amerika Serikat saja, tapi juga ada yang berasal dari Jepang, Eropa, dan
berbagai negara industri lainnya, dan juga sudah beroperasi di negara berkembang di
Asia, Afrika, dan juga Amerika Latin.

Pengaruh Multinasional di indonesia adalah

Pengaruh Baik :

 Keuntungan adanya mata uang asing dengan adanya investasi dalam sektor
ekspor
 Mengurangi kegiatan persyaratan valuta asing untuk aktivitas impor di dalam
sektor industri.
 Memodernisasi setiap sektor lini
 Mendukung pembangunan dalam negeri
 Mampu meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mampu membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri

Pengaruh Buruk :

 Bisa Mematikan Perusahaan Lokal


Perusahaan multinasional pada suatu negara bisa membunuh perusahaan lokal
yang tengah berkembang di negara terkait. Karena kekuatan dana besar ataupun
modal perusahaan multinasional, mereka bisa memonopoli suatu sektor.
 Ekspor Keuntungan
Perusahaan multinasional bisa mengembalikan keuntungan pada pemilik modal
yang berada di negara asal mereka. Untuk itu, keuntungan pada negara tuan rumah
yang ditunjukan sebagai tempat untuk marketing mereka cenderung sangat kecil.
 Dampak Terhadap Budaya dan Sosial
Kelemahan lain yang dimiliki oleh perusahaan multinasional adalah bahwa
banyak perusahaan asing yang mampu merusak citra budaya dan sosial pada
negara tuan rumah. Termasuk perusahaan yang mampu merubah gaya pakaian
hingga makanan khas masyarakat disekitarnya.
 Kualitas Kesehatan dan Keselamatan Pekerja yang Rendah
Perusahaan multinasional di berbagai negara sering diyakini mengantongi
peraturan regulasi yang tidak terlalu ketat, sehingga kurang memperhatikan
keselamatan dan juga kesehatan pekerja mereka, seperti keamanan penambang
yang rendah.
 Dapat Menyebabkan Kerusakan Lingkungan
Perusahaan multinasional yang ingin memproduksi secara efisien dan dengan
biaya yang lebih rendah. Mereka cukup sering melakukan hal ini dengan cara
yang tidak menghargai lingkungan sekitarnya. Mereka seringkali membuang
limbah tanpa melakukan proses terlebih dahulu.
 Pekerja yang Disediakan Berketerampilan Rendah
Pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan multinasional untuk para pekerja
lokal ini cenderung rendah, dan juga merupakan pekerjaan yang sederhana dan
tidak terampil, sehingga pekerja lokal ini cenderung akan memiliki pendapatan
yang rendah. Sementara itu, karyawan asing dari luar negeri sering kali diberikan
posisi pada tingkat yang lebih tinggi dan berkualitas.
2. Pada triwulan I tahun 2020 dunia diguncang pandemi COVID-19 yang memaksa
berbagai negara mengurangi aktivitas ekonomi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi
semua negara kembali tertekan. Pertumbuhan beberapa negara mengalami kontraksi,
dan sebagian lainnya masih tumbuh positif meskipun jauh dibawah pertumbuhan
normal. Perekonomian Tiongkok berbalik terkontraksi hingga 6,8 persen. Jepang
terkontraksi semakin dalam sebesar 3,4 persen. Sementara itu, Amerika Serikat masih
tumbuh positif sebesar 0,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri tertekan
menjadi 2,97 persen. Pertumbuhan ekonomi di sebagian besar wilayah tumbuh lebih
lambat. Wilayah Bali Nusra, Kalimantan, serta Maluku Papua tumbuh di bawah
pertumbuhan nasional. Seluruh komponen pengeluaran menunjukkan perlambatan
yang cukup signifikan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat menjadi
sebesar 2,8 persen. Kinerja ekspor dan impor juga menurun seiring terhambatnya
aktivitas perdagangan antar negara. Impor terkontraksi 2,2 persen sementara ekspor
tumbuh 0,2 persen. Sektor utama Indonesia tumbuh melambat namun sektor jasa
tumbuh lebih cepat. Sektor jasa kesehatan tumbuh hingga 10 persen pada triwulan
berjalan. Kinerja tersebut terkait dengan penyebaran wabah COVID-19 yang
mendorong permintaan jasa kesehatan. Tahun 2020 diperkirakan akan mejadi tahun
yang berat terutama dari sisi perpajakan. Hingga akhir triwulan I tahun 2020,
penerimaan perpajakan melambat 0,02 persen. Namun, secara keseluruhan realisasi
pendapatan negara dan hibah meningkat hingga Rp376,0 triliun. Sementara itu, belanja
negara juga meningkat menjadi Rp452,4 triliun didorong oleh belanja modal dan
belanja sosial. Meskipun meningkat, namun komponen Transfer Ke Daerah dan Dana
Desa mengalami penurunan yang terkendala proses pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD. Dari sisi moneter, suku bunga acuan diturunkan secara bertahap
dari 5,00 persen menjadi 4,50 persen sepanjang triwulan I tahun 2020. Kondisi pasar
keuangan global yang tertekan ketidakpastian pandemi menyebabkan nilai tukar
Rupiah melemah cukup dalam selama Februari hingga Maret. Namun, inflasi domestik
tetap terkandali dan stabil pada kisaran 3±1 persen, meskipun inflasi harga bergejolak
mencapai 6 persen. Sektor jasa keuangan cukup terkendali ditopang oleh kondisi
permodalan dan likuiditas. Kinerja neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit
disebabkan oleh turunnya surplus neraca transaksi modal dan finansial sejalan dengan
ketidakpastian di pasar keuangan global. Sementara itu, defisit neraca transaksi
berjalan turun didorong peningkatan neraca perdagangan barang yang lebih besar dari
kenaikan defisit neraca jasa. Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 secara
keseluruhan diprediksi terkontraksi yang terutama terjadi di negara-negara maju.
Sebagian negara di Asia diprediksi tetap tumbuh positif. Pertumbuhan Indonesia
diproyeksi melambat dalam rentang -0,4 hingga 2,3 persen dengan puncak
perlambatan pada triwulan II tahun 2020. Perlambatan terjadi pada seluruh komponen
pengeluaran terutama konsumsi rumah tangga. Sementara itu, kinerja ekspor dan
impor diprediksi terkontraksi pada keseluruhan tahun ini.

Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan Indonesia pada triwulan I tahun 2020 mengalami surplus sebesar
US$2.591,8 juta. Surplus neraca perdagangan pada triwulan I tahun 2020 disebabkan
oleh penurunan impor yang cukup tinggi, yakni sebesar -12,2 persen (QtQ) atau -3,7
persen (YoY). Sementara dari sisi ekspor, meskipun mengalami penurunan dari
triwulan sebelumnya (-3,6 persen), namun kinerjanya masih sedikit lebih baik
dibandingkan periode yang sama tahun 2019 (2,8 persen, YoY).
Tabel Neraca Perdagangan Tahun 2020

Uraian Q1 2019 Q4 2019 Q1 202

Juta USD

Neraca Total -62,8 -1.282,1 2.591,8


Ekspor Total 40.605,7 43.324,3 41.760,8
Impor Total 40.668,5 44.606,4 39.169,0
Neraca Nonmigas 1.213,2 1.657,4 5.658,7
Ekspor Nonmigas 37.120,3 40.240,9 39.486,4
Impor Nonmigas 35.907,1 38.583,5 33.827.7
Neraca Migas -1.276,0 -2.939,5 -3.066,9
Ekspor Migas 3.485,4 3.083,4 2.274,4
Impor Migas 4.761,4 6.022,9 5.341,3

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Surplus neraca nonmigas sebesar US$5.658,7 juta menjadi penyumbang surplus


perdagangan pada triwulan ini. Surplus neraca perdagangan nonmigas ini terjadi
akibat kenaikan ekspor nonmigas sebesar 6,4 persen (YoY) yang disertai dengan
penurunan impor nonmigas sebesar 5,8 persen (YoY). Sebaliknya, neraca
perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$3.066,9 juta. Defisit migas yang
semakin melebar tersebut didorong oleh penurunan ekspor migas yang disertai dengan
kenaikan impornya.

3. Posisi dan peran Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN sangatlah
strategis. Indonesia menjadi inisiator terbentuknya ASEAN Free Trade Area (AFTA),
memprakarsai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), aktif menjadi tuan rumah KTT
ASEAN, dan menjadi salah satu penyedia cadangan pangan bersama negara-negara
lainnya.

4. Komponen yang Terdapat pada Neraca Pembayaran, Untuk membuat neraca


pembayaran internasional, Anda harus paham komponen apa saja yang terdapat di
dalamnya. Berikut ini penjelasan beberapa komponen yang ada di dalamnya.

a.) Transaksi berjalan masih dibagi lagi ke dalam: Pendapatan atas investasi
 Transfer sepihak
 Neraca perdagangan yang berisikan transaksi ekspor juga impor
b.) Transaksi Modal Pada komponen ini berisikan aktivitas atau transaksi jual beli
aset. Di sini juga bisa berisi catatan penjualan atas aset non financial, seperti
pendapatan dari sewa juga pemasaran.
c.) Transaksi Keuangan Di dalam komponen ini, Anda bisa mencatat segala sesuatu
yang berhubungan dengan investasi. Baik investasi langsung, portofolio, financial
derivative dan lain sebagainya.

Referensi :

https://www.bappenas.go.id 

https://accurate.id/bisnis-ukm/perusahaan-multinasional/

https://www.bappenas.go.id 

Anda mungkin juga menyukai