Anda di halaman 1dari 20

1.

Investasi Internasional

Banyak teori awal perdangangan dikemukakan pada saat sebagian besar faktor
produksi (seperti tenaga kerja, modal keuangan, barang modal, dan tanah atau sumber daya
alam) baik yang tidak bisa dipindah atau tidak dibisa dengan mudah dipindahkan ke batas-
batas negara. Namun, sekarang, semua faktor produksi, kecuali tanah, tersebut bergerak ke
seluruh dunia dan mengalir melintas batas menuju kemanapun mereka diperlukan. Modal
keuangan dengan mudah tersedia dari pranata/institusi keuangan internasional hingga
pengembangan perusahaan internasional, dan seluruh perusahaan bisa diambil dan
dipindahkan ke negara lain. Bahkan, tenaga kerja lebih bergerak daripada tahun-tahun yang
lalu, meskipun hambatan merupakan pembatas pergerakan tenaga kerja seutuhnya.

Aliran modal internasional merupakan inti dari Investasi Langsung Luar Negeri
(Foreign Direct Investment - FDI), pembelian aset-aset fisik atau jumlah kepemilikan (stock)
dari sebuah perusahaan di luar negeri yang signifikan demi mendapatkan kadar pengendalian
manajemen. Namun, banyak ketidaksetujuan terhadap apa yang sebenarnya membentuk
investasi langsung dalam negeri ini. Setiap negara memiliki ambang batas yang berbeda,
dimana mereka menggolongkan aliran modal internasional sebagai investasi langsung luar
negeri. Commerce Department Amerika Serikat memasang ambang batas di setiap 10% stok
kepemilikan perusahaan luar negeri, namun pemerintah lainnya menaruh pada persentase 10
hingga 25%. Sebaliknya, penanaman modal yang tidak melibatkan pemerolehan derajat
pengendalian dalam sebuah perusahaan dinamakan investasi portofolio.

2. Pola Kegiatan Investasi Intrnasional

Perdagangan internasional menunjukkan pola yang berbeda, begitu juga investasi


langsung luar negeri. Faktor-faktor pendorong perkembangan Investasi Langsung Luar
Negeri selama beberapa dekade belakangan ini, tujuan dan sumber Investasi Langsung Luar
Negeri tersebut akan dibahas selanjutnya.

2.1 Peningkatan dan Penurunan dalam Investasi Langsung Luar Negeri

Pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri meningkat sekitar 20% per tahunnya di
awal-pertengahan tahun 1990an dan kemudian meluas hingga 40% per tahun di pertengahan
kedua dekade. Pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri ketika terjadi krisis kredit global
di tahun 2008-2009, yang menyusutkan keuntungan perusahaan dan menjatuhkan harga
saham. Namun, pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri diharapkan mampu meningkat
seiring dengan bangunnya perekonomian global dari resesi/penolakan dan titik trend jangka
panjang yang mampu meningkatkan pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri di seuruh
dunia. Dua kendali utama dalam pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri adalah
globalisasi dan merger dan akuisisi internasional.

Globalisasi. Beberapa waktu yang lalu, hambatan perdagangan baru mulai bermunculan di
berbagai negara. Hal tersebut memicu sebuah masalah bagi perusahaan yang mencoba
mengekspor produk mereka ke pasar yang ada di seluruh dunia dan menyebabkan Investasi
Langsung Luar Negeri karena banyak perusahaan memasuki pasar-pasar yang menjanjikan
dengan harapan mereka mampu menerobos hambatan perdagangan yang kian berkembang.
Namun, negosiasi Perjanjian Umum Tentang Tarif-Tarif dan Perdagangan (GATT) pada
Putaran Uruguay (Uruguay Round) membentuk pertimbangan yang diperbarui mengenai
pengurangan hambatan perdagangan lebih lanjut. Banyak negara mengurangi hambatan
perdagangan mereka dan perusahaan sadar mereka sekarang mampu memproduksi barang
mereka di lokasi yang paling efisien dan produktif, juga bisa dengan mudah mengekspor
produk mereka ke seluruh dunia. Hal ini memicu Investasi Langsung Luar Negeri lainnya di
negara-negara yang memiliki harga rendah, baru memulai tahap industri, dan di emerging
market. Oleh karena itu, tekanan dan paksaan yang menjadi penyebab globalisasi merupakan
alasan perkembangan jangka panjang pada investasi langsung luar negeri.

Peningkatan jumlah globalisasi juga memaksa peursahaan internasional yang berada


pada emerging markets melakukan investasi langsung luar negeri. Sebagai contoh,
perusahaan Taiwan mulai berinvestasi besar-besaran di negara-negara lain dua dekade lalu.
Kemudian perusahaan Acer (www.acer.com), yang bermarkas di Singapura, memproduksi
komputer, laptop, dan perangkat komputer lainnya. Hanya dalam waktu 20 tahun, Acer
mampu membangun 10 cabang lainnya di seluruh dunia dan juga menjadi salah satu pemain
penting dalam emerging markets.

Merger dan Akuisisi. Jumlah Merger and Acquisitions (M&A) dan besar nilainya menjadi
penyebab perkembangan jangka panjang pada investasi langsung dalam negeri. Hal ini
dikarenakan lintas batas M&A adalah peran yang sangat penting dalam melampaui
perusahaan yang melakukan investasi langsung dalam negeri. Perusahaan yang berada di
negara maju telah menjadi perserta utama, dalam waktu yang sangat lama, dibalik lintas batas
M&A, namun perusahaan yang ada di negara berkembang memikirkan cara
memperhitungkan pangsa yang lebih besar dari aktivitas M&A. Dua dekade belakangan ini,
nilai dari aktivitas M&A sebagai Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product - GDP)
meningkat dari 0.3% hingga sekitar 8% sekarang ini. Nilai lintas batas M&A pencapai pada
puncaknya pada tahun 2000 sekitar $ 1.2 triliun, dimana angka tersebut dikisar sekitar 3.7%
dari kap pasar dari semua bursa efek di dunia. Alasan yang sebelumnya telah dibahas
mengenai meningkat dan menurunnya pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri juga
menyebabkan terbentuknya pola yang tergambar pada penawaran lintas batas M&A. Di tahun
2007, nilai lintas batas M&A telah mencapai $1 triliun, yang akhirnya menurun dikarenakan
timbulnya krisis kredit global.

Banyak penawaran lintas batas M&A dimulai oleh keinginan perusahaan untuk:

 Mendapatkan pijakan pada pasar geografis yang baru


 Meningkatkan kompetisi global para perusahaan
 Mengisi ruang kosong dalam garis produk perusahaan dalam sebuah industri global
 Mengurangi biaya pernelitian dan pengembangan, produksi, distribusi, dan lain-
lainnya.

Para pengusaha besar dan yang menjalankan usaha kecil juga berperan dalam
ekspansi pemasukan investasi langsung luar negeri. Tidak ada data dari bagian Investasi
Langsung Luar Negeri yang diberikan oleh para pengusaha kecil, namun hal tersebut dapat
diketahui dari bukti yang bersifat kasual, yang menunjukan bahwa pengusaha tersebut telibat
dalam investasi langsung luar negeri. Karena tidak dihalangi oleh banyak pembatas yang
didirikan oleh perusahaan besar, para pengusaha yang berinvestasi di pasar lain sering
menunjukkan semangat tidak mau kalah yang diikuti dengan kecerdikan dan keberanian.

2.2 Aliran Investasi Langsung Luar Negeri di Seluruh Dunia

Terdapat lebih dari 82.000 perusahaan multinasional, dengan mebih dari 810.000
asosiasi di luar negeri, yang menjadi penggerak pertumbuhan Investasi Langsung Luar
Negeri dimana setengah diantaranya terdapat di negara-negara berkembang. Karena lintas
batas M&A terpusat pada negara-negara maju, maka tujuan utama Investasi Langsung Luar
Negeri tetap menuju negara tersebut. Negara maju membukukan pemasukan Investasi
Langsung Luar Negeri dimana mencapai 57% ($962 miliyar), sedikit dibawah $1.7 triliyun
pada tahun 2008; jika dibandingkan, pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri di negara
berkembang yaitu $621 miliyar ̶ sekitar 37% dari pemasukan Investasi Langsung Luar
Negeri dunia dan sedikit menurun sekitar 40% di tahun 2004; sekitar 6%, sisanya, dari
pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri bergerak menuju negara-negara Eropa Tenggara,
berada di tahapan yang berbeda, mulai dari komunisme hingga kapitalisme.

Diantara negara maju yang ada, negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan
Jepang menjabarkan sebagian besar pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri. Uni Eropa
hingga kini masih menjadi penerima Investasi Langsung Luar Negeri terbesar, dengan jumlah
yang terkumpul hampir $504 miliyar di tahun 2008 (hampir 30% dari total seluruh dunia).
Dibalik nilai Investasi Langsung Luar Negeri yang besar, angka bagi Uni Eropa
meningkatkan konsolidasi di Eropa di antara competitor nasional besar dan usaha
kedepannya pada integrasi regional Uni Eropa.

Negara berkembang mempunyai pengalaman yang berbeda pada tahun 2008.


Pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri di Asia mencapai sekitar $388 miliyar di tahun
2008, dimana Cina menjadi penyumbang terbesar sekitar $108 miliyar dari keseluruhan.
India, penerima terbesar di wilayah Asia, memiliki pemasukan sekitar $42 miliyar,
merupakan angka yang luar biasa bagi negara tersebut. Aliran Investasi Langsung Luar
Negeri dari negara berkembang di Asia sedang dalam tahap peningkatan, bersamaan dengan
meningkatnya kompetitor global dari bangsa sendiri.

Di negara lain, bangsa Afrika mendapat sekurangnya lebih dari $88 miliyar Investasi
Langsung Luar Negeri di tahun 2008, atau sekitar 5,2% dari jumlah keseluruhan dunia.
Investasi Langsung Luar Negeri mengalir ke Amerika Latin dan Kepulauan Karibia menurun
drastis di awal tahun 2008.

2.3 Penjelasan mengenai Investasi Langsung Luar Negeri (Foreign Direct Investment -
FDI)

Empat teori utama yang menjelaskan alasan mengapa banyak perusahaan ikut
berpartisipasi dalam Investasi Langsung Luar Negeri adalah sebagai berikut.

a) Siklus Kehidupan Produk Internasional (International Product Life Cycle - IPLC)

Teori Siklus Kehidupan Produk Internasional menyatakan bahwa sebuah perusahaan


akan memulai usahanya dengan mengekspor produknya dan perusahaan tersebut nantinya
melakukan Investasi Langsung Luar Negeri karena produk bergerak mengikuti siklus
hidupnya. Dalam tahap produk baru (new product stage), barang diproduksi dalam kawasan
Negara asal karena permintaan domestik yang tidak menentu dan menjaga jarak yang dekat
antara bagian penelitian dan pengembangan dengan produk yang dikembangkan. Dalam
tahap kematangan produk (maturing product stage), perusahaan mulai secara langsung
menginvestasikan fasilitas yang mampu diberikan oleh produknya di negara-negara yang
mempunyai tingkat permintaan yang tinggi sehingga mampu menjamin barang yang
dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Dalam tahap akhir, yaitu tahap produk standarisasi
(standardized product stage) persaingan pasar yang meningkat mengakibatkan tekanan dan
menurunkan biaya produksi sehingga perusahaan harus membangun kapasitas produk di
negara-negara berkembang dengan biaya rendah agar seluruh dunia mampu menjangkau
produk perusahaan tersebut.

Teori Siklus Kehidupan Produk Internasional terbatas dalam kemampuannya


menjelaskan alasan banyak perusahaan memilih Investasi Langsung Luar Negeri dari pada
memilih bentuk cara untuk memasuki pasar (market entry), meskipun teori ini memiliki daya
tarik konseptual. Sebuah perusahaan lokal dalam pasar sasaran (target market) bisa
membayar (izin) hak untuk menggunakan aset khusus yang dibutuhkan dalam mempabrikkan
barang/produk tertentu. Dengan cara ini, perusahaan mampu menghindari risiko yang
berkaitan dengan investasi langsung dalam pasar. Teori ini, juga, tidak mampu menjelaskan
alasan perusahaan lokal tersebut lebih memilih Investasi Langsung Luar Negeri dari pada
kegiatan ekspor. Melayani pasar luar negeri dengan cara meningkatkan hasil produksi di
Negara asal dari pada membangun kapsitas tambahan di kawasan pasar sasaran akan menjadi
lebih murah.

Teori ini menjelaskan mengapa Investasi Langsung Luar Negeri di beberapa


perusahaan menggunakan Siklus Kehidupan Produk Internasional pada produknya, namun
tidak menjelaskan alasa cara untuk memasuki pasar lainnya merupakan pilihan yang tidak
menguntungkan.

b) Ketidaksempurnaan Pasar (Market Imperfections)

Sebuah pasar yang mampu beroperasi pada efisiensi puncak (menjual hasil produksi
dengan harga serendah mungkin), dimana barang yang diproduksi selalu tersedia dan bisa
dengan mudah didapat, maka pasar itu dapat dikatakan sebagai pasar sempurna (perfect
market). Namun, pasar sempurna sangat jarang ditemukan dalam dunia bisnis dikarenakan
faktor-faktor perusak efisiensi operasi sebuah industri ̶ yang disebut ketidak sempurnaan
pasar. Teori ketidak sempurnaan pasar menyatakan bahwa ketika sebuah ketidak sempurnaan
yang terjadi pada pasar menyebabkan transaksi menjadi tidak efisien dari yang seharusnya,
perusahaan akan melakukan Investasi Langsung Luar Negeri untuk menginternalisasi
transaksi, dengan demikian, cara tersebut mampu mengatasi ketidaksempuraan. Terdapat dua
pasar yang tepat dengan pembahasan ini ̶ yaitu hambatan perdagangan dan pengetahuan
khusus.

 Hambatan Perdagangan. Satu ketidak sempurnaan pasar yang sering ditemui pada
bisnis internasional adalah hambatan perdagangan, seperti beacukai. Seperti di Amerika,
North American Free Trade Agreement menyatakan bahwa porsi yang cukup dari isi
barang harus berasal dari Kanada, Meksiko, atau Amerika Serikat untuk menghindari
beacukai ketika barang tersebut akan diimpor ketiga pasar yang ada di Negara tersebut.
Inilah alasan mengapa banyak pengusaha pabrik dari Korea berinvestasi pada fasilitas
yang mampu diberikan oleh produknya di daerah Tijuana, Meksiko, di perbatasan antara
Meksiko dan California. Dengan menginvestasikan fasilitas tersebut, perusahaan Korea
mampu melewati beacukai Amerika Utara yang seharusnya bisa diretribusikan jika
barang yang mereka ekspor berasal dari pabrik di Korea. Keberadaan ketidak
sempurnaan (beacukai) pasar ini menyebabkan perusahaan tersebut mengambil tindakan
Investasi Langsung Luar Negeri.

 Pengetahuan Khusus. Sebuah perusahaan terkadang memiliki pengetahuan khusus yang


membuatnya mampu menarik keuntungan dengan cara unik dalam kompetisi pasar.
Pengetahuan tersebut bisa dalam bentuk keahlian teknis para insinyur atau kemampuan
khusus manajer dalam pemasaran produk. Ketika pengetahuan tersebut dalam bentuk
keahlian teknis, perusahaan bisa meminta perusahaan lain untuk membayar pengetahuan
untuk memproduksi produk yang sama. Namun ketika pengetahuan khusus sebuah
perusahaan terdapat pada para pegawainya, maka satu-satunya cara untuk mengambil
alih peluang pasar di negara lain adalah dengan melakukan Investasi Langsung Luar
Negeri.

Terdapat kemungkinan dimana perusahaan akan menciptakan saingan di masa depan


dengan menjual pengetahuan yang mereka miliki kepada perusahaan lain yang
menginginkan pengetahuan tersebut merupakan ketidak sempurnaan pasar lain nya yang
mampu menimbulkan Investasi Langsung Luar Negeri. Perusahaan akan lebih memilih
untuk melakukan investasi dari pada menukarkan pendapatan dalam jangka waktu
pendek (biaya yang di dapat dari perusahaan lain) untuk kehilangan dalam jangka waktu
lama (kalahpersaingan). Contohnya, seiiring dengan Perang Dunia II, Jepang
membangun ulang industry mereka dan banyak perusahaan Jepang yang membayar
perusahaan Barat demi mendapatkan pengetahuan tekniskhusus yang tertanam dalam
produk mereka.Perusahaan Jepang tersebut akhirnya semakin ahli dalam meninjau dan
meningkatkan banyak teknologinya dan menjadi pemimpin dalam industry mereka
sendiri, mulai dari elektronik hingga auto mobil.

c) Teori Eklektik (Eclectic Theory)

Teori eklektik menyatakan bahwa perusahaan melakukan Investasi Langsung Luar


Negeri ketika ciri-ciri utama sebuah lokasi tertentu digabungkan dengan kepemilikan serta
keuntungan internalisasi untuk menciptakan sebuah tempat yang menarik untuk investasi.

Keuntungan lokasi merupakan sebuah keuntungan dalam menempatkan kegiatan


ekonomi tertentu di lokasi tertentu karena karakteristik (alami atau didapat) dari tempat
tersebut. Keuntungan-keuntungan tersebut dapat dalam bentuk sumber daya seperti minyak di
Timur Tengah, kayu di Kanada, atau tembaga di Chili. Namun, keuntungan tersebut juga
mampu didapat dalam bentuk tenaga kerja produktif. Keuntungan kepemilikan dapat
diartikan sebagai kepemilikan perusahaan terhadap beberapa aset khusus, seperti merk yang
diakui, pengetahuan teknis, atau kemampuan manajemen. Keuntungan internalisasi
merupakan keuntungan yang melambung dalam menginternalisasikan sebuah aktivitas bisnis
dari pada meninggalkan aktivitas tersebut menuju pasar yang relative tidak efisien.Teori
eklektik menyatakan bahwa, ketika semua keuntungan ini ada, maka perusahaan akan
melakukan Investasi Langsung Luar Negeri.

d) Kekuatan Pasar (Market Power)

Perusahaan sering kali mencari kekuatan sebesar mungkin dalam industri yang
berhubungan dengan kompetitor. Teori kekuatan pasar menyatakan bahwa sebuah perusahaan
mencoba membangun keberadaan sebuah pasar dominan didalam sebuah industri dengan
melakukan Investasi Langsung Luar Negeri. Keuntungan yang di dapat dari kekuatan pasar
adalah keuntungan yang lebih besar karena perusahaan jauh lebih baik dalam mengatur biaya
produksi dan/atau harga hasil produksi.

3. Determinan Keputusan Investasi Langsung Luar Negeri

Keputusan-keputusan mengenai keikutsertaan dalam Investasi Langsung Luar Negeri


melibat beberapa permasalahan penting berdasarkan manajemen perusahaan dan pasarnya.
Beberapa masalah tersebut didasarkan pada mekanisme kerja internal perusahaan yang
melakukan Investasi Langsung Luar Negeri, seperti keinginan kendali terhadap operasi luar
negeri atau biaya produksi perusahaan. Permasalahan lainnya berkaitan dengan pasar dan
industri dimana perusahaan berkompetisi, seperti pilihan konsumen atau aksi saingan. Berikut
merupakan beberapa permasalahan yang dianggap penting.

a) Kendali. Banyak perusahaan yang berinvestasi di negara lain sangat terfokus pada
pengendalian aktivitas yang terjadi di pasar lokal. Kemungkinan hal tersebut disebabkan
karena perusahaan ingin produk yang dipasarkannya terjual seperti di negaranya, atau
mungkin juga mereka ingin harga penjualannya setara. Beberapa perusahaan mencoba
mempertahankan kepemilikan sebagian besar operasi lokal, bahkan bisa mencapai 100%,
dengan keyakinan bahwa kepemilikan yang besar memberikan perusahaan kendali yang
besar juga.

Meskipun ada banyak alasan, kepemilikan utuh tidak menjamin pengendalian. Sebagai
contoh, pemerintah lokal dapat ikut campur tangan dan membutuhkan sebuah perusahaan
untuk menyewa beberapa manajer lokal daripada membawa membawa mereka masuk
dari kantor pusatnya. Perusahaan tersebut mungkin perlu membuktikan kepada
pemerintah sulitnya mendapatkan seorang manajemen lokal yang memiliki bakat,
sebelum akhirnya diizinkan membawa manajer masuk dari kantor pusat. Pemerintah juga
mungkin mewajibkan semua barang yang diproduksi di perushaan lokal akan di ekspor,
sehingga tidak bersaing dengan produk yang diproduksi oleh persuahaan domestik
negara.

b) Persyaratan Kerjasama. Banyak perusahaan menerapkan kebijakan ketat mengenai


seberapa banyak kepemilikan perusahaan yang ada di luar negeri karena pentingnya
mempertahankan kendali. Beberapa waktu yang lalu, International Business Machines -
IBM (www.ibm.com) dengan ketat menekankan kantor pusat memegang kepemilikan
100% terhadap cabang yang ada di seluruh dunia. Namun, perusahaan juga terkadang
harus mengabaikan kebijakan tersebut jika negara yang menjadi tempat cabang berdiri
menginginkan kepemilikan bersama dengan akses pasar sebagai gantinya.

Beberapa perusahaan pemerintah menganggap kepemilikan bersama merupakan cara


untuk melindungi pekerja dari eksploitasi dan melindungi industri dari dominasi oleh
perusahaan besar internasional. Perusahaan terkadang mengorbankan kendali demi
mengejar peluang pasar, namun terkadang juga tidak. Banyak negara saat ini tidak
mengambil langkah garis keras tersebut dan membuka kesempatan kepada investor
dengan perusahaan multiasional. Meksiko pernah membuat keputusan investasi dengan
multinasional dalam kasus-per-kasus. Kemudian, IBM bernegosiasi dengan pemerintah
Meksiko untuk kepemilikan utuh terhadap perushaan di Guadalajara dan mendapat izin
sterlah perusahaan membuat beberapa kelonggaran di area lainnya.

c) Keuntungan Bekerjasama. Banyak negara telah menjadi kooperatif terhadap


perusahaan internasional beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan dari pasar
berkembang dan emerging markets sadar keuntungan investasi oleh perusahaan
multinasional, seperti mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan pendapatan
pajak, melatih demi menciptakan tenaga kerja bertalenta, dan transfer teknologi. Negara
yang diketahui terlalu membatasi operasi perushaan multinasional bisa melihat bahwa
aliran investasi tak terlihat mereka mengering. Jelas saja, kebijakan ketat Pemerintah
India menghambat pemasukan Investasi Langsung Luar Negeri selama beberapa tahun.

Kerjasama sering membuka kesempatan komunikasi yang penting, dimana hal tersebut
membantu perusahaan menjaga hubungan baik di negara asal perusahaan. Kedua belah
pihak cenderung berjalan dengan baik ̶ dimana keduanya sering bekerjasama, namun
mereka berpegang teguh pada setiap kesempatan yang ada ketika apa yang mereka
pertaruhkan memiliki nilai yang tinggi.

Kerjasama dengan perusahaan lokal dan saling hormat antar kebanggaan bangsa di Eropa
Tengah menghasilkan kesuksesan tempat pembuatan bir Borsodi Hungaria (dimana
sebelumnya merupakan perusahaan negara) oleh Belgium's Interbrew
(www.interbrew.com). Sejak awal, Interbrew dengan bijak bersikeras akan menjalankan
perusahaannya dengan pembeliannya hanya jika manajemen lokal yang dipekerjakan.
Kemudian perusahaan ini melatih manajemen lokal dengan pelatihan manajemen teknis,
pemasaran, penjualan, distribusi, dan pelatihan manajemen secara umum. Borsodi
akhirnya menjadi salah satu dari cabang utama Interbrew dan semua perusahaan
Interbrew dijalankan oleh manajer dari Hungaria.

4. Alternatif untuk Membeli atau Menjual

Permasalahan utama lainnya yang dihadapi oleh manajer adalah antara membeli
perusahaan yang ada atau membangun sebuah cabang di negara lain dari awal disebut
investasi hijau (greenfield investment). Perusahaan yang membutuhkan juga bisa
mendapatkan untung dari jasa, baik yang perusahaan yang ada telah dibangun selama
bertahun-tahun dan mungkin pengakuan merk dari perusahaan yang telah ada. Pembelian
bisnis yang telah ada juga mampu memberikan metode alternatif dalam pembiayaan
pembelian, seperti pertukaran kepemilikan stok antara kedua perusahaan. Faktor-faktor yang
mampu mengurangi daya tarik pembelian perusahaan yang ada antara lain peralatan yang
kuno, hubungan yang tidak baik dengan pekerja, dan lokasi yang dianggap tidak tepat.

Mexico's Cemex, (www.cemex.com) merupakan perusahaan multinasional yang


mencoba peruntungannya dengan usaha membeli, pabrik yang tidak efisien di seluruh dunia
dan merekayasa ulang pabrik tersebut. Pemimpinnya, Lorenzo Zambrano telah lama
beranggapan bahwa prinsip utamanya adalah "membeli (secara besar-besaran) atau dibeli
(secara besar-besaran)." Kesuksesan Cemex dalam menggunakan Investasi Langsung Luar
Negeri telah membuat saingannya di negara-negara maju kebingungan dan kewalahan.
Contohnya, Cemex mengejutkan pasar global ketika ia mengeluarkan biaya $1.8 miliyar
untuk membeli dua perusahaan semen terbesar Spanyol, Valenciana dan Sanson.

Namun fasilitas yang memadai di pasar lokal terkadang tidak dapat dipercaya dan
perusahaan harus tetap berjalan dengan investasi hijau. Polandia merupakan rumah dari
tenaga kerja yang bertalenta dengan bayaran yang murah dimana hal tersebut menjadikan
negara ini menjadi lokasi yang menarik untuk perusahaan mobil; namun, negara ini hanya
memiliki fasilitas produksi mobil canggih yang sedikit ketika General Motors (GM)
(www.gm.com) berpikir untuk berinvestasi disana. Kemudian, GM membangun fasilitas
senilai $320 juta di daerah Silesian, Polandia. Pabrik ini berpotensi untuk memproduksi
mobil sebanyak 200.000 unit setiap tahunnya, beberapa ditujukan demi kepentingan eksport
ke pasar yang memberikan untung di Eropa Barat. Namun, investasi hijau mampu membuat
perusahaan kewalahan. Mendapatkan izin yang diperlukan, pembiayaan, dan mempekerjakan
pegawai lokal bisa saja menjadi masalah utama di beberapa pasar.
4.1 Biaya Produksi

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap biaya produksi di setiap pasar domestik.
Peraturan-peraturan mengenai tenaga kerja menambah total biaya produksi secara signifikan.
Perusahaan bisa saja perlu menyediakan paket untung untuk para pegawai yang bekeja
lembur. Keja lembur mungkin perlu melatih pegawai dengan cukup agar mampu
membangun produktivitas mereka hingga mencapai standar. Meskipun biaya tanah dan pajak
penghasilan bisa lebih rendah di pasar lokal (atau dengan sengaja direndahkan demi menarik
perusahaan multinasional), tidak dapat diperkirakan jika yang terjadi di pasar lokal akan tetap
sama. Perusahaan di seluruh dunia menggunakan Cina sebagai pusat produksi telah
menyaksikan upah yang meningkat menjatuhkan keuntungan mereka karena perekonomian
terus berindustrialisasi. Beberapa perusahaan akhirnya memilih Vietnam sebagai pilihan
lokasi yang memiliki biaya produksi murah.

Produksi yang Dirasionalisasikan. Satu pendekan perusahaan yang digunakan untuk


mengisi harga produksi disebut produksi yang dirasionalisasikan, sebuah sistem produksi
dimana setiap komponen produk diproduksi dan biaya produksi komponen tersebut
merupakan biaya yang paling murah. Kemudian semua komponen dibawa ke sebuah lokasi
pusat penyatuan komponen menjadi sebuah produk. Perhatikan boneka binatang yang dibuat
di Cina, komponen yang ada semuanya diimpor ke Cina (kecuali benang polycore yang
digunakan untuk menjahit boneka) . Serat polyester boneka didatangkan dari baik Jerman
maupun Amerika Serikat, dan kain bulu diproduksi di Korea. Hanya penyatuannya hingga
menjadi boneka saja yang terjadi di Cina.

Meskipun model produksi ini sangat efisien, masalah utama muncul ketika salah satu
negara berhenti bekerja dan hal tersebut bisa membuat proses produksi terhenti. Sebagai
contoh, produksi automobile sangat dirasionalisasikan, dimana komponen mobil didatangkan
dari berbagai negara untuk disatukan. Ketika persatuan United Auto Workers (www.uaw.com)
melakukan mogok kerja berminggu-minggu terhadap General Motors (www.gm.com),
banyak pabrik internasional GM terancam tutup. Secara strategis UAW melancarkan mogok
kerjanya terhadap pabrik GM yang menyuplai bantalan rem hingga secara tidak langsung
mempengaruhi pabrik penyatuan di Amerika Utara.

Maquiladora, Meksiko membentang 2.000 mil dari Samudera Pasifik hingga Teluk Meksiko,
sepanjang 130 mil dari perbatasan Amerika Serikat hingga Meksiko merupakan daerah
pertumbuhan produksi yang tercepat bagi Amerika Utara. Perekonomian daerah tersebut
mencakup 11 juta orang dan pengeluaran sebesar $150 miliyar. Kombinasi dari
perekonomian dengan upah yang rendah bersarang disamping negara makmur sekarang
menjadi sebuah model untuk daerah lain yang dipisahkan oleh upah atau teknologi. Beberapa
analis membandingkan daerah perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko dengan Hong Kong
dan dunia manufakturnya, di provinsi Guangdong, Cina. Para pejabat dari kota-kota di
sepanjang perbatasan antara Jerman dan Polandia mempelajari pengalaman Amerika Serikat
dan Meksiko, melihat pelajaran yang mampu diterapkan berdasarkan situasi unik mereka.

Biaya Penelitian dan Pengembangan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang juga
menjadi faktor kompetitif yang sangat berpengaruh, biaya pengembangan bagian teknologi
berikutnya yang sangat mahal memicu perusahaan multinasional untuk turut ikut serta dalam
aliansi dan pemerolehan lintas batas. Sebagai contoh, perusahaan besar farmasi multinasional
sangat tertarik dengan hasil kerja yang dilakukan oleh pengusaha-awal kecil, yakni percobaan
bioteknologi. Perusahaan Farmasi Cadus, New York, menemukan fungsi 400 gen yang
berhubungan dengan molekul reseptor, dimana banyak kelainan yang berkaitan dengan
ketidakberugnaan fungsi dari reseptor tersebut ̶ yang membuat reseptor ini menjadi target
yang sesuai dalam pengembangan obat. SmithKline Beecham, Inggris, (www.gsk.com)
kemudian berinvestasi dengan Cadus sebesar $68 miliyar untuk mendapatkan penelitian yang
dilakukan Cadus.

4.2 Pengetahuan Pasar

Sifat pembeli merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan untuk


melakukan Investasi Langsung Luar Negeri. Keberadaan hal-hal lokal bisa membantu
perusahaan mendapatkan pengetahuan yang berharga mengenai sifat pelanggan dimana hal
ini susah untuk didapat dari pasar dalam negeri. Contohnya, ketika pilihan pelanggan untuk
sebuah produk memiliki perbedaan yang besar dari satu negara dengan negara yang lain,
keberadaan hal-hal lokal mampu membantu perusahaan untuk memahami pilihan tersebut
dengan lebih baik dan menyesuaikan produk mereka berdasarkan hal tersebut.

Beberapa negara memiliki reputasi kualitas dalam kategori produk tertentu. Mesin
otomotif Jerman, sepatu Italia, parfum Perancis, dan jam Swiss menarik perhatian pelanggan
karena barang-barang tersebut memiliki kualitas yang sangat tinggi. Karena anggapan
tersebut, akan menjadi menguntungkan jika sebuah perusahaan memproduksi barangnya di
negara dengan reputasi kualitas, bahkan jika perusahaannya perpusat di negara lain.
Contohnya, produsen pafrum atau colonge bisa saja ingin mengemas parfumnya di Perancis
dan memberikannya nama Perancis. Jenis daya tarik tersebut bisa cukup kuat untuk menarik
minat Investasi Langsung Luar Negeri.

4.3 Mengikuti Klien

Perusahaan biasanya ikut serta dalam Investasi Langsung Luar Negeri ketika
perusahaan yang mereka suplai telah diinvestasikan di luar negeri. Praktek "following clients"
ini sering terjadi di industri dimana produsen mendapatkan sumber bagian komponen dari
supplier dimana mereka memiliki hubungan kerja yang dekat. Praktek ini cenderung
mengasilkan perusahaan bergabung dalam kedekatan geografis satu dengan yang lainnya
karena mereka menyuplai input satu dengan lainnya juga. Ketika Mercedes
(www.mercedes.com) membuka pabrik mobil internasional pertama mereka di Tuscaloosa
County, Alabama, suppliers komponen mobil juga pindah dari Jerman menuju Alabama ̶
mereka juga membawa investasi tambahan sebanyak jutaan dolar.

4.4 Mengikuti Saingan

Pengambilan keputusan untuk Investasi Langsung Luar Negeri seringkali menerapkan


skenario "ikuti pemimpin" dalam industri yang memiliki jumlah perusahaan besar yang
terbatas. Dengan kata lain, banyak dari perusahaan tersebut percaya bahwa memilih untuk
tidak membuat pergerakan secara paralel kepada mereka yang melakukan gerakan pertama
akan mengakibatkan tertutupnya potensi mendapatkan pasar yang menguntungkan. Ketika
perusahaan berpusat di negara industri kembali ke Afrika Selatan setelah berakhirnya
apartheid, para pesaingnya pun juga ikut berpindah. Tentu saja, setiap pasar hanya boleh
memiliki saingan dalam jumlah tertentu. Perusahaan yang tidak mampu bersaing memilih
untuk mengambil pilihan yang sedikit merugikan. Hal ini terlihat sama dengan Pepsi
(www.pepsi.com), yang kembali ke Afrika Selatan pada tahun 1994, namun keluar pada 1997
setelah dikalahkan oleh Coke (www.cocacola.com)

5. Intervensi Pemerintah dalam Investasi Langsung Luar Negeri


Negara sering campur tangan dalam aliran FDI untuk melindungi warisan budaya,
perusahaan dan pekerjaan. Mereka dapat membuat undang-undang, membuat peraturan, atau
membangun rintangan administratif yang harus diatasi oleh perusahaan dari negara-negara
lain jika mereka ingin berinvestasi di negara ini. Namun meningkatnya tekanan kompetitif
memaksa bangsa bersaing satu sama lain untuk menarik perusahaan multinasional.
Meningkatnya kompetisi nasional untuk investasi menyebabkan pemerintah memberlakukan
perubahan peraturan yang mendorong investasi.
Dalam pengertian umum, kecenderungan terhadap proteksionisme atau keterbukaan
berakar pada budaya suatu negara, sejarah, dan politik. Nilai-nilai, sikap, dan keyakinan
membentuk dasar bagi banyak posisi pemerintah tentang investasi langsung luar negeri.
Misalnya, negara-negara Amerika Selatan dengan dasi budaya yang kuat dengan warisan
Eropa (seperti Argentina) umumnya cenderung lebih antusias menerima investasi dari negara-
negara Eropa. Negara-negara selatan Amerika dengan pengaruh adat kuat (seperti Ekuador)
umumnya kurang antusias.
Pendapat bervariasi bahwa negara harus mendorong investasi langsung luar negeri
pada jumlah yang tepat. Pada satu ekstrim adalah mereka yang mendukung ekonomi
swasembada dan menentang segala bentuk FDI. Di ekstrim yang lain adalah mereka yang
mendukung intervensi pemerintah dan aliran FDI booming. Sebagian besar negara, percaya
sejumlah FDI diinginkan untuk meningkatkan produksi nasional dan meningkatkan taraf
hidup rakyat mereka.
Di samping cita-cita filosofis, negara mengintervensi FDI untuk sejumlah alasan yang
sangat praktis. Namun untuk sepenuhnya menghargai alasan tersebut, pertama-tama kita
harus memahami apa yang dimaksud dengan keseimbangan neraca pembayaran.

5.1 Balance of Payments


Neraca pembayaran negara adalah sistem akuntansi nasional yang mencatat semua
pembayaran kepada entitas di negara-negara lain dan semua penerimaan yang masuk ke
negara itu. Transaksi internasional yang mengakibatkan pembayaran (outflow) ke entitas di
negara-negara lain sehingga terjadinya pengurangan saldo rekening pembayaran direkam
dengan tanda minus. Sedangkan transaksi internasional yang menghasilkan penerimaan dari
negara-negara lain yang menyebabkan penambahan saldo rekening pembayaran dicatat
dengan tanda plus.

5.2 Alasan Intervensi oleh Negara Tuan Rumah

Sejumlah alasan menggarisbawahi keputusan pemerintah mengenai investasi


langsung luar negeri oleh perusahaan-perusahaan internasional. Ada dua alasan utama negara
campur tangan dalam arus FDI, yaitu untuk mengontrol neraca pembayaran dan untuk
mendapatkan sumber daya dan manfaat.

 Mengontrol Neraca pembayaran. Banyak pemerintah melihat intervensi sebagai satu-


satunya cara untuk menjaga neraca pembayaran di bawah kontrol. Pertama, karena arus
masuk investasi langsung luar negeri dicatat sebagai penambahan pembayaran
keseimbangan, bangsa mendapat keseimbangan pembayaran meningkatkan dari aliran
FDI awal. Kedua, negara-negara dapat memberlakukan persyaratan konten lokal pada
investor dari negara-negara lain yang datang untuk tujuan produksi lokal. Ini
memberikan kesempatan untuk menjadi pemasok untuk operasi produksi, yang dapat
membantu mengurangi impor bangsa dan dengan demikian meningkatkan neraca
pembayaran perusahaan lokal. Ketiga, ekspor (jika ada) yang dihasilkan oleh operasi
produksi baru dapat memiliki dampak yang menguntungkan pada keseimbangan
pembayaran negara tuan rumah.
Tapi ketika perusahaan merepatriasi keuntungan kembali ke negara asal mereka,
mereka menguras cadangan devisa negara-negara tuan rumah. Arus keluar modal ini
mengurangi neraca pembayaran negara tuan rumah. Untuk menopang neraca
pembayaran, negara tuan rumah dapat melarang atau membatasi perusahaan non
domestik dan menghapus keuntungan ke negara asalnya.
Alternatif, negara-negara tuan rumah menghemat cadangan devisa mereka ketika
perusahaan-perusahaan internasional menginvestasikan kembali pendapatan mereka.
Menginvestasikan kembali di fasilitas manufaktur lokal juga dapat meningkatkan daya
saing produsen lokal dan meningkatkan ekspor sejumlah negara, sehingga meningkatkan
posisi neraca pembayaran
 Memperoleh Sumber Daya dan Manfaat. Di luar neraca pembayaran, alasan
pemerintah dapat melakukan intervensi di FDI mengalir untuk memperoleh sumber daya
dan manfaat seperti teknologi, keterampilan manajemen, dan pekerjaan.
 Akses ke Teknologi. Investasi di bidang teknologi, baik dalam produk atau proses,
cenderung meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa. Itulah sebabnya negara-
negara tuan rumah memiliki insentif yang kuat untuk mendorong impor teknologi.
Selama bertahun-tahun, negara-negara berkembang di Asia yang memperkenalkan pada
keahlian dalam proses industri agar perusahaan multinasional mendirikan pabrik di
dalam perbatasan mereka.
 Keterampilan Manajemen dan Pekerjaan. Banyak negara yang sebelumnya komunis
menderita kurangnya keterampilan manajemen yang diperlukan untuk berhasil dalam
ekonomi global. Dengan mendorong FDI, negara-negara ini dapat menarik para manajer
berbakat untuk datang dan melatih penduduk setempat, dengan demikian dapat
meningkatkan daya saing perusahaan domestik mereka. Selanjutnya, penduduk setempat
yang dilatih dalam teknik manajemen modern akhirnya dapat memulai bisnis lokal
mereka sendiri sehingga lebih memperluas kesempatan kerja. Namun pengkritiknya
mengatakan bahwa, meskipun FDI dapat menciptakan lapangan kerja, juga dapat
merusak pekerjaan karena perusahaan lokal kurang kompetitif sehingga terpaksa keluar
dari bisnis

5.3 Alasan Intervensi Oleh Negara Asal

Negara asal (orang-orang dari perusahaan-perusahaan internasional yang memulai


investasi mereka) mungkin juga berusaha untuk mendorong atau arus keluar FDI untuk
berbagai alasan. Namun demikian, di antara alasan yang paling umum untuk mengecilkan
arus keluar FDI adalah sebagai berikut:

 Investasi di negara-negara lain mengirimkan sumber daya dari negara asal.


 Arus keluar FDI pada akhirnya dapat merusak keseimbangan bangsa pembayaran
dengan mengambil tempat ekspornya.
 Pekerjaan yang dihasilkan dari investasi keluar dapat menggantikan pekerjaan di
rumah.

6. Instrumen Pemerintah dalam Mendorong Investasi Langsung Luar Negeri

Selama ini, negara asal dan negara tuan rumah telah mengembangkan beberapa
metode baik untuk mempromosikan maupun melarang Investasi Langsung Luar Negeri.
Pemerintah mengunakan metode ini untuk berbagai alasan, seperti meningkatkan posisi
keseimbangan pembayaran, pemerolehan sumber daya, dan, dalam hal investasi ke luar,
membiarkan pekerjaandi rumah sendiri. Lihat pada beberapa metode berikut.

6.1 Negara Tuan Rumah: Promosi

Negara tuan rumah menawarkan berbagai insentif untuk mendukung pemasukan


Investasi Langsung Luar Negeri, melibatkan dua bagian umum, yaitu insentif keuangan dan
peningkatan infrastuktur.

a) Insentif Keuangan

Pemerintah negara tuan rumah dari seluruh dunia memberikan perusahaan motivasi
finansial jika mereka nantinya berinvestasi dalam perbatasan mereka. Sebuah metode adalah
motivasi pajak, seperti menurunkan biaya pajak atau menawarkan pelepasan pajak pada
keuntungan lokal untuk rentang waktu tertentu dalam jangka waktu lima tahun atau lebih.
Sebuah negara juga bisa memberikan pinjaman dengan bunga rendah kepada investor.
Kebalikan dari metode insentif ini adalah perusahaan bisa mengizinkan perusahaan
multinasional menciptakan perang tawar-menawar antara lokasi yang diperlombakan untuk
berinvestasi. Dalam kasus ini, perusahaan secara khusus berinvestasi di daerah yang paling
menarik perhatian setelah lokasi tersebut menahan roda insentif yang secara perlahan
meningkat. Perusahaan telah disalahkan dalam mengikutsertakan pemerintah lain dalam
bernegosiasi untuk memaksa izin dari lokasi yang terpilih untuk berinvestasi. Biaya
pembayar pajak dalam memikat Investasi Langsung Luar Negeri bisa meningkat berkali-kali
lipat dari bayaran kerja mereka sendiri ̶ khususnya ketika negara mencoba menyatukan satu
perusahaan dengan perusahaan lain untuk memenangkan investasi.

b) Peningkatan Infrastruktur

Karena adanya masalah yang berkaitan dengan insentif keuangan, beberapa


pemerintah mengambil jalur alternatif untuk mengundang investor untuk berinvestasi.
Keuntungan abadi untuk komunitas yang berada disekitar investasi bisa berasal dari
peningkatan infrastruktur lokal, pelabuhan yang lebih baik, yang sesuai dengan pengiriman
dengan kontainer, jalanan yang diperbaiki, dan sistem telekomunikasi yang ditingkatkan.
Contohnya, Malaysia sedang membentuk Multimedia Super Corridor (MSC) yang luar biasa
besar di daerah dengan lingkungan sekitarya adalah hutan. MSC menjanjikan pemerintahan
yang tidak menggunakan kertas, kota pintar bernama Cyberjaya, dua telesuburbs, sebuah
taman teknologi, multimedia universitas dan taman perlindungan kekayaan intelektual. MSC
ini didedikasikan untuk menciptakan teknologi yang paling dalam telekomunikasi,
kedokteran, pembelajaran jarak jauh, dan manufaktur jarak jauh.

Metode dalam Mempromosikan dan Melarang Investasi Langsung Luar Negeri

Promosi Larangan

Negara Tuan Rumah Insentif Pajak Larangan Kepemilikan


Pinjaman dengan Bunga Dorongan Performasi
Rendah
Peningkatan Infrastruktur
Negara Asal Asuransi Perbedaan Nilai Pajak
Pinjaman Sanksi
Keuntungan Pajak
Tekanan Politik

6.2 Negara Tuan Rumah : Restriksi

Negara tuan rumah juga memiliki berbagai metode untuk pembatasan FDI yang
masuk. Ini mengambil dua bentuk umum yaitu, pembatasan kepemilikan dan tuntutan kinerja.

a) Pembatasan Kepemilikan (Ownership Restrictions)

Pemerintah dapat memberlakukan pembatasan kepemilikan yang melarang


perusahaan non domestik dari investasi di beberapa sektor atau memiliki jenis usaha tertentu.
Larangan tersebut biasanya berlaku untuk bisnis di industri budaya dan perusahaan penting
untuk keamanan nasional. Sebagai contoh, beberapa negara Islam di Timur Tengah mencoba
untuk melindungi nilai-nilai tradisional, menerima investasi dari perusahaan-perusahaan barat
merupakan isu kontroversial antara murni dan moderat. Juga, sebagian besar negara tidak
mengizinkan FDI pada perusahaan pertahanan nasional. Pembatasan kepemilikan lainnya
adalah persyaratan bahwa investor nondomestik harus memiliki kurang dari 50 persen saham
di perusahaan lokal ketika mereka melakukan investasi langsung luar negeri. Tapi negara-
negara menghilangkan pembatasan tersebut karena perusahaan saat ini dapat memilih lokasi
lain yang tidak memiliki batasan.

b) Tuntutan Kinerja (Performance Demands)

Tuntutan kinerja yang mempengaruhi bagaimana perusahaan internasional beroperasi


di negara tuan rumah. Tuntutan kinerja termasuk menjamin bahwa sebagian dari isi produk
lokal, menetapkan porsi output yang harus diekspor, atau mensyaratkan bahwa teknologi
tertentu ditransfer ke bisnis lokal.

6.3 Negara Asal: Promosi

Untuk mendorong keluar FDI, pemerintah negara asal dapat melakukan hal-hal berikut:
 Menawarkan asuransi untuk menutupi risiko investasi di luar negeri, termasuk asuransi
terhadap pengambilalihan aset dan kerugian dari konflik bersenjata, penculikan, dan
serangan terorist.
 Memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan
investasi mereka di luar negeri. Sebuah pemerintah negara asal juga dapat menjamin
pinjaman bahwa perusahaan mengambil dari lembaga keuangan.
 Menawarkan keringanan pajak atas keuntungan yang diperoleh di luar negeri atau
bernegosiasi perjanjian pajak khusus. Sebagai contoh, beberapa perjanjian multinasional
mengurangi atau menghilangkan praktek ganda perpajakan-keuntungan yang diperoleh
di luar negeri dikenakan pajak baik di negara asal dan tuan rumah.
 Menerapkan tekanan politik pada negara-negara lain untuk mengendurkan pembatasan
investasi masuk. Perusahaan non-Jepang sering merasa sangat sulit untuk berinvestasi di
Jepang. Negara Inggris berulang kali mendesak pemerintah Jepang untuk membuka
pasarnya lebih lanjut untuk FDI. Tetapi karena tekanan tersebut telah mencapai sedikit
keberhasilan, banyak perusahaan AS bekerja sama dengan bisnis lokal Jepang.

6.4 Negara Asal: Restriksi

Di sisi lain, untuk membatasi efek dari keluaran FDI pada ekonomi, pemerintah
negara asal banyak menggunakan salah satu dari dua pilihan berikut:

 Memberlakukan tarif pajak yang berbeda yang mengenakan pendapatan dari laba naik
pada tingkat yang lebih tinggi dari pendapatan dalam negeri.
 Menjatuhkan sanksi langsung yang melarang perusahaan domestik melakukan investasi
di negara-negara tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Wild, John J,. Wild Kenneth L & Han, Jerry C. Y. International Business : The challenge of
Globalisation. New Jersey : Pearson Prentice Hall, 2008.
http://www.academia.edu/20593098/Teori_Perdagangan_dalam_Investasi_Internasional

https://firmanblog.com/2009/01/29/teori-investasiperdagangan-internasionalrestriksi-
perdagangan/

https://firmanwijayadi.wordpress.com/2011/11/17/rangkuman-perdagangan-internasional-
dan-teori-investasi/

http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/sistem-moneter-internasional/

Anda mungkin juga menyukai