Anda di halaman 1dari 6

A.

SEJARAH BILANGAN EULER (e)


Bilangan Euler e merupakan suatu konstanta dalam matematika dan merupakan basis
dalam Logaritma. Bilangan e ini juga dikenal sebagai bilangan John Napier, seorang ahli
matematika berkebangsaan Skotlandia atas dedikasinya memperkenalkan konsep logaritma
pertamakalinya. Sama seperti bilangan pi (π) dan konstanta Golden Rasio (φ), bilangan e juga
merupkan bilangan tak hingga desimal, dan karenanya bilanggan e bukan merupakan bilangan
rasional. Bilangan e pada awalnya ditemukan oleh John Napier, seorang ilmuwan matematika
berkebangsaan Skotlandia pada tahun 1918. Pada saat tersebut, John Napier merumuskan
pertama kalinya konsep mengenai logaritma.
Pada tahun 1947, Sains-Vincent berusaha untuk menghitung daerah di bawah
Hiperbola persegi panjang. Saint-Vincent berusaha merumuskan hubungan antara daerah
dibawa Hiperbola persegi panjang dengan logaritma hasil penelitian John Napier. Pada tahun
1661, Huygens menemukan hubungan antara Hiperbola persegi panjang dan logaritma.
Huygen memeriksa secara eksplisit hubungan anatara daerah dibawah persegi panjang
hiperbola yx = 1 dan logaritma. Huygens menemukan suatu konstanta sedemikian rupa
sehingga daerah dibawah hiperbola persegi panjang dari 1 sampai konstanta tersebut sama
dengan 1.
Bilangan tersebut merupakan cikal bakal munculnya bilangan e. pada tahun 1983,
Jacob Bernoulli memandang masalah bunga majaemuk kontinu. Bernoulli mencoba untuk
menemukan batas dari suatu fungsi f(x) = (1 + x 1) untuk x yang cenderung membesar dan
menuju tak hingga. Limit dari pada fungsi f(x) tersebut
yang sekarang ini disebut sebagai bilangan e itu sendiri.

( )
e= lim 1+
x→ ∞
1 x
x
Bernoulii menggunakan teorema binomila untuk menunjukkan bahwa batas dari limit
tersebut harus terletak anatara bilangan 2 dan 3, sehingga ecara implisit, Bernoulli merupakan
orang yang pertama kalinya memberikan penafsiran pendekatan atas bilangan e.
Jacob Bernoulli selain merupakan orang yang pertama kali mendeskripsikan
pendekatan akan bilanagan e, juga merupakan pencetus bahwa fungsilogaritma merupakan
kebalikan dari fungsi eksponensial Pada tahun 1683, Leibniz menulis surat kepada Huygens
dan memberikan nama notasi atas konstanta dari penelitian Huygens, yakni b (bukan e). Notasi
b Leibniz bertahan sampai tahun 1731 hingga akhirnya notasi e muncul menggantikan notasi b
dalam sebuah surat yang ditulis Euler kepada Goldbach. Pada tahun 1748, Euler menerbitkan
salah satu karya fenomenalnya yang berjudul Introductio di Analysin Infinitorum. Dalamkarya
fenomenal tersebut, Euler menunjukkan bahwa :
1 1 1
e=1+ + + +… atau dapat ditulis e= lim 1+
1! 2 ! 3 ! ( )
x→ ∞
1 x
x
Dari formulasi tersebut, Euler memberikan pendekatan untuk bilangan e 18 digit
dibelakang koma, yaitu: e= 2,718281828459045235. Pada tahun 1884 Boorman menghitung e
sampai dengan 346 digit dibelakang koma dan telah dihitung sampai dengan 869.894.101 digit
dibelakang koma oleh Sebastian Wedeniwski, yaitu
e=2.71828182845904523536028747135266249775724709369995957496696762772
407663035354759457138217852516642742746639193200305992181741359662904
357290033429526059563073813232862794349076323382988075319525101901157
383418793070215408914993488416750924476146066808226480016847741185374
2345442437107539077744992069551702761………………………(O’Connor, 2001)
Banyak yang menanyakan mengapa Euler mengunakan notasi e untuk menggantikan
notasi b yang dicetuskan oleh Leibniz. Ada pihak yang berargumen bahwa notasi e yang
dicetuskan oleh Euler merupakan huruf awal dari namanya, namun ada juga yang berpendapat
bahwa notasi e tersebut merupakan inisial dari kata eksponensial. Faktanya notasi e saat ini
dikenal sebagai bilangan Euler. Hal tersebut mungkin dikarenakan notasi e tersebut muncul
dalam surat yang dituliskan Euler terhadap Golbach, atau mungkin juga karena karya
fenomenal Euler yang berjudul Introuctio di Analysin Infitorum tersebut. Meskipun demikian,
ada juga pihak yang menyebutkan bahwa bilangan e merupakan bilangan John Napier, hal ini
bisa dimaklumi karena John Napier merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan
konsep logaritma.

B. PEMBUKTIAN
Diberikan barisan X = (e n ¿ ,dengan
1 n
n ( )
e n= 1+
, untuk semua n ∈ N .

Tunjukan bahwa barisan X konvergen dengan memanfaatkan Teorema Kekonvergenan


Monoton!

Jawab :
Untuk menunjukan hal tersebut, pertama kita ambil sebarang ε > 0. Kemudian kita perkirakan

( )
n
n 0 ∈ N sedemikian hingga untuk setiap n ∈ N dengan n ≥ n0berlaku ¿ e n− 1+ 1 ∨¿ ε. Dalam
n
hal ini kita misalkan untuk setiap ε berlaku ε > n' (perhatikan bahwa ε > 0), sehingga untuk

( ) ( )
'
n n
1 1
setiap n ∈ N dengan n ≥ n berlaku 1+
'
≤ 1+ ' , oleh karena itu dengan mengambil n 0=n'
n n
maka kita peroleh untuk setiap n ≥ n0 berlaku :

| ( )|
n
1
e n− 1+ <ε
n

|( ) ( ) |
n n
1 1
1+ e − 1+ <ε
n n n
0< ε
Oleh karena itu untuk bilangan ε > 0 di atas kita dapat menjamin terdapat n 0 ∈ N , sehingga

| ( )|
n
1
untuk setiap n ≥ n0 berlaku e n− 1+ < ε . Sehingga berdasarkan definisi 2.2.1 bahwa
n

( )
n
1
1+ =lim ⁡en , karena X=e n dan e n memiliki nilai limit maka terbukti bahwa X konvergen.
n

C. MANFAAT BILANGAN EULER (e) DALAM BERBAGAI BIDANG


1. Bilangan Euler e dapat digunakan sebagai acuan penerapan algoritma yang ada di kajian
kriptografi. Hal ini dengan pertimbangan bahwa pembangkitan bilangan/kode acuan dapat
diperoleh dari formulasi perhitungan digit desimal bilangan Euler yang sudah mapan dan
diakui dunia. Bilangan Euler e dapat digunakan untuk implementasi enkripsi dekripsi
dengan cara pengelompokan digitnya, sangat kecil kemungkinannya menghasilkan nilai
rujukan.
2. Masalah bunga bank. Misalkan kita menyimpan uang 1 dolar di bank dan bank
memberikan beberapa penawaran bunga seperti berikut ini :
i. Bank akan memberikan bunga 100% setiap tahun. Setelah setahun uang kita akan
bertambah 100% sehingga di tahun berikutnya uang kita menjadi (1 + 1 × 100%) dolar
= 2 dolar.

ii. Penawaran 50% setiap 6 bulan sekali. Dalam 6 bulan pertama uang kita
(1 + ),
1
menjadi 2

dan enam bulan berikutnya menjadi


(1 + ) + [(1 + ) × ( )] = 1 × (1 + ) × 2 =
1 1 1 1
2 2 2 2
2,25 dolar.
iii. Jika penambahan bunganya semakin sering, misalnya penawaran 1 kali dalam sebulan
1
untuk setahun dengan bunga ( )
dari tabungan awal. Kita akan mendapat
12
1
1 × (1 + ) × 12 = 2,61 dolar
12
1
iv. Untuk penawaran 1 kali dalam satu minggu dengan bunga ( )
dari tabungan, kita bisa
52
1
mendapatkan 1 × (1 + ) × 52 = 2,69 dolar.
52

Bagaimana jika bunganya semakin sering seperti dalam sehari, setiap jam, setiap
menit, setiap detik, setiap nanodetik, dan seterusnya menjadi pemberian bunga yang selalu
berlanjut? Berapa hasil yang didapat untuk pemberian bunga yang selalu berlanjut itu?
Hingga Bernoulli menemukan formula baru, yaitu

𝑒 = lim (1 + 1 1 1 1
𝑛→∞ 𝑛
) =1+ + … = 2,718281828 …
𝑛 1! +2! 3!
3. Menghitung jumlah penduduk suatu negara jika diketahui laju pertumbuhan. Misalkan
Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk 𝑟 = 1,2% per tahun. Pada tahun 2013,
jumlah penduduk Indonesia adalah 𝑃0 = 249,9 juta jiwa. Dengan memanfaatkan bilangan
Euler, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 (atau 10 tahun kemudian) dapat
diprediksi sebagai berikut:
1,2
𝑃 = 𝑃0𝑒𝑟𝑡 = 249,9𝑒100 × 10 = 281,7 juta jiwa
4. Pada pelajaran fisika atom, bilangan e sering dipakai untuk mengukur peluruhan unsur
radioaktif. Contoh kasusnya, jika 100,0 mg neptunium-239 (239𝑁𝑝) meluruh menjadi
73,36 mg setelah 24 jam, untuk laju peluruhan per harinya bisa menggunakan persamaan
berikut ini:
𝑁 = 𝑁0𝑒−𝜆𝑡
dengan 𝜆 adalah laju peluruhan. Perhatikan pangkat negatif pada argumen 𝑒
menunjukkan bahwa nilai 𝑁 selalu meluruh atau lebih kecil dibandingkan 𝑁0. Dengan
memasukkan bilangan-bilangan yang diketahui, dapat diuraikan menjadi:
73,36 = 100𝑒−𝜆×1,
0,7336 = 𝑒−𝜆×1,

𝜆 = − ln 0,7336 = 0,309
Dengan demikian, kita peroleh laju peluruhan neptunium adalah sekitar 31% per hari.

5. Menggambar kurva 𝑦 = 𝑒 𝑥 , nilai luas di bawah kurva pada rentang 𝑥 = −∞ hingga


𝑥 = 𝑥1 akan bernilai 𝑒𝑥1. Perhatikan gambar, misalkan 𝑥1 = 1, maka luasan di bawah
kurva berwarna merah muda bernilai 𝑒. Selain itu, gradien garis singgung kurva pada titik
𝑥1 juga bernilai 𝑒𝑥1. Perhatikan garis biru pada gambar, yang merupakan garis singgung
𝑦 = 𝑒 𝑥 , di titik 𝑥 = 1. Gradien garis singgung ini bernilai 𝑒. Ini dapat dilihat dari
bertambahnya nilai 𝑥 sebanyak 1 satuan, maka nilai 𝑦 naik sebanyak 𝑒 satuan. Oleh
karenanya, fungsi 𝑒𝑥 menjadi “bahasa” natural untuk menggambarkan pertumbuhan
karena luas kurva dan gradiennya juga bernilai 𝑒 𝑥 . Dari situ, bilangan Euler dikenal
memiliki nama lain, yakni bilangan natural.

D. REFERENSI
O’Connor, JJ and Robertson, E F. 2001. History topic : The Number of e.
http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/history/printHT/e.html.

Anda mungkin juga menyukai