Anda di halaman 1dari 10

Jia Effendie

Editor, Translator, Author

Menulis Sinopsis
Kemarin, seorang penulis kirim email dan menanyakan ini:

Saya kan lagi bikin sinopsis untuk novel saya,


cuma saya menemukan problem ketika
sinopsisnya malah jadi tiga halaman, padahal
kan syaratnya maksimal dua halaman A4 saja.
Bagaimana, Kak? Apa boleh sebanyak tiga
halaman? Kalau tidak, bagaimana saya
menyiasatinya?
Nah, karena pasti banyak yang bingung juga soal sinopsis ini, jadi
sekalian aja ya jawabannya ditulis di sini.

Setelah novelmu selesai, hal lain yang harus kamu lakukan (setelah
mengedit draf pertamamu) adalah menulis sinopsis. Biasanya, salah satu
persyaratan pengiriman naskah dari penerbit adalah harus melampirkan
sinopsis (atau sederhananya, ringkasan cerita).

Nulis sinopsis itu susah (saya enggak akan bilang gampang-gampang


susah, karena emang susah. hahaha. sama halnya dengan menulis, susah.
lah ini kok jadi demotivasi?). Kenapa susah? Karena sinopsis adalah
alatmu jualan naskah. Karena sinopsis harus bisa menggambarkan
semua hal dalam ceritamu. Karena biasanya, hal pertama yang dibaca
editor setelah judul novelmu, adalah sinopsis yang kamu lampirkan.

Lazimnya, penerbit akan memintamu menulis sinopsis sebanyak 1-2


halaman. Jadi, kamu harus belajar memepatkan 100-150 halaman
novelmu jadi cuma 1-2 halaman aja. (Terkadang, kalau ketemu langsung
editor, mereka suka nanya, novelmu ini tentang apa, sih? Kamu harus
tahu cara menjelaskannya dalam satu kalimat saja!).

Jangan tutupi endingnya. Berbeda dengan blurb cover belakang yang haram
banget ngasih tahu ending, sinopsis untuk dikirim ke penerbit, harus ngasih
tahu endingnya. Singkatnya, semua hal penting yang ada dalam cerita, harus
ada dalam sinopsis.
Kalau kira-kira sinopsismu bakalan berhalaman-halaman, hapus subplot-nya
dan prioritaskan menulis plot utamanya saja.

Ini yang akan kamu butuhkan untuk menulis sinopsis satu halaman saja:

1. Penjelasan dasar tentang tokoh utama (nama, umur, pekerjaan, dan


karakteristik utama si tokoh). Misalnya: nama si tokoh adalah Bellawati
Angsa, umur 16 tahun, pelajar, orangtuanya berpisah.

2. Pembukaan (tempat cerita berlangsung dan keadaan apa yang


dihadapi sama si tokoh utama). Misalnya: si tokoh utama harus pindah
sekolah karena sesuatu dan lain hal.

3.  Kejadian yang memulai aksi (si tokoh utama dipecat, atau putus, atau
pacarnya selingkuh, atau baru masuk kantor baru, atau baru pindah
sekolah, dll). Misalnya: di tempat baru si tokoh utama ketemu sama
cowok ganteng.

4. Ide tentang sesuatu yang akan dipelajari si tokoh utama. Misalnya,


ternyata cowok ganteng yang dingin dan keren itu adalah vampir)

5. Sesuatu yang membuat keadaannya lebih kompleks. Misalnya, ternyata


si cowok ganteng dan keluarganya punya musuh dan ngincer si tokoh
utama).

6. Resolusi atau ending

(lah kenapa contohnya jadi Twilight? Entahlah… cuma itu yang


kepikiran)

Terus, semua itu dirangkai. Enggak usah pakai bahasa berbunga-bunga


penuh majas seperti dalam naskahmu, karena sinopsis cukup dengan
bahasa lugas. Hindari juga pake kalimat majemuk yang beranak pinak.

Sip, itu saja… semoga membantu dan tidak sok tahu

share

    
Related

How to Plot Your Novel Menulis Novel dengan Etika Mengirim Naskah


April 24, 2018 Metode Snowflake ke Penerbit
In "Writing" September 9, 2021 September 11, 2013
In "menulis" In "editing"

Jia July 1, 2013 Writing menulis, sinopsis, tips

Published by Jia
what if my whole existence were only a figment of your imagination?
View more posts

29 thoughts on “Menulis Sinopsis”

sari widiarti
July 1, 2013 at 5:51 pm

*angguk2 kepala*
makasih kak infonya, meskipun belum menelurkan novel

Reply

Pingback: Etika Mengirim Naskah ke Penerbit | Jia Effendie

Diffa Imajid
September 11, 2013 at 1:46 pm
Reblogged this on IMAJID DIFFA and commented:
Wah…

Reply

aalrahman
September 16, 2013 at 9:28 pm

bikin draf itu gimana kak? maaf saya masih kurang ngerti tentang draf hehe

Reply

Jia
September 16, 2013 at 9:33 pm

draf itu ya novelmu. jadi, kalau ceritamu udah selesai, itu namanya draf 1. draf 1
itu harus dibaca lagi dan diedit (perhatikan tata bahasa, kesalahan ketik,
susunan adegan, struktur kalimat, logika cerita maupun berbahasa, dll), baru
setelah kamu yakin cerita kamu oke, kirim ke penerbit. gitu

Reply

Song Euncha
October 24, 2013 at 7:54 am

Hallo, Kak. Pagi2 sedang blogwalking dan terdampar di sini.


wah! Makasih banyak, Kak. Tips-nya sangat membantu. Kebetulan saya sedang
coba2 kirim naskah ke penerbit.

Reply

Jia
October 24, 2013 at 7:56 am
waahh… semoga berhasil, yaaa

Reply

Song Euncha
October 24, 2013 at 7:58 am

Terima kasih doanya, Kak.


Saya juga deg2an sendiri mau coba kirim naskah.

Pratiwi Waisnawa
April 16, 2014 at 10:03 am

Berguna sekali, saya yang kebingungan sekarang sudah mengerti cara menulis
sinopsis.
Terimakasih atas infonya ya, Kak

Reply

Namikaze Aregall
May 29, 2014 at 10:44 am

Terima Kasih, Kak, artikelnya sangat bermanfaat!

Reply

uwin narsih
July 3, 2014 at 7:44 am

hallo kak…
wahh saya tidak sengaja jelajah internet ketemu blog ini. blog yg brmanfat bagiku
karena aku suka mnulis tp blm spnuhnya novel karena tidak smpat mengetik
faktor sibuk sekolah.
saya jadi mngerti mngapa novel sering sekali membuat pembaca jenuh karena
faktor pembawaanya yang kurang mngkin sprti kata kk.
seneng deh ktmu ini blog. salam kenal yah kak..

Reply

ninaafriani61
July 31, 2014 at 9:55 am

infonya keren.. udah pernah ngirim novel ke penerbit dalam rangka lomba nulis,
dan setelah baca blog ini baru nyadar kalau novel yg aku kirim ternyata banyak yg
salah huhuhu

Reply

AdhievaM
October 28, 2014 at 8:58 pm

kqak mau nanya nih, kalau misalnya ke penerbit gitu yang enak penerbit apa ya?
makasih

Reply

Iqbal Cahyadi
December 2, 2014 at 8:17 pm

Hmmm.. cuma bisa kecap-kecap..


makasih info’y,

tapi maaf, saya punya pertanyaan nih

“Bagaimana yah agar dalam menulis sebuah naskah tidak berhenti ditengah
jalan?”
Mohon bantuannya..

Reply
Ana Lydia
April 19, 2015 at 10:59 pm

Mbak, penulisan orang tua kok digabung? Bukankah kata majemuk dipisah
(gabungan kata)? Pasti salah ngetik, ya? Salam kenal, Mbak Jia. Senang bisa
belajar di sini.

Reply

Jia
April 20, 2015 at 7:50 pm

Hai Ana, benar kalau menurut KBBI orang tua itu dipisah. Hanya, di beberapa
penerbit ada yang disebut gaya selingkung. Orangtua (yang artinya parents)
ditulis serangkai untuk membedakan orang tua yang artinya orang yang sudah
tua

Reply

Pingback: menulis review novel | Jia Effendie

Lucki mu roh
January 8, 2016 at 10:59 am

halo kak… kebetulan aku punya naskah yang akan ku kirimkan ke penerbit. tapi
aku bingung cara pengirimannya yang benar. Di badan email itu langsung
dilampirkan naskah, sinopsis dan biodata dan langsung kirim atau disertai nulis
semacam kpd penerbit xx, bersama ini saya kirim…..
kita perlu nulis kayak gitu nggak sih kak?

Reply

lolitapratiwi52
June 15, 2016 at 8:00 am
Assalamualaikum mbak. Saya mau tanya. Susunan naskah yang di kirim itu
baiknya gimana ya mbak ? Sinopsis atau biodata dulu lalu kemudian naskah cerita
atau sebaliknya ? Terima kasih mbak Jia .

Reply

ala fn
April 17, 2017 at 1:18 pm

terimakasih buat infonya

Reply

Pingback: Mentoring & Editing Novel – Jia Effendie

Ghinatera
December 24, 2017 at 1:37 pm

Baru tahu kalau buat sinopsis itu pakai bahasa biasa saja. Terima kasih banyak, ya,
Kak!

Reply

Samuel
September 11, 2018 at 9:47 pm

kak mau tanya, jenis huruf apa yg biasa naskah pakai untuk dikirim ke penerbit?
sama spasi, paragraf dan font size yg diperlukan

Reply

Jia
November 24, 2018 at 8:28 am
standar aja, sih, yang udah default di word. biasanya sih aku pakai times new
roman.

Reply

Jia
March 10, 2019 at 5:13 pm

kalau buatku sih paling aman pakai font default bawaan microsoft word
(calibri). secara pribadi, aku senang menggunakan times new roman kalau
ngerjain naskah. spasi mengikuti permintaan dari penerbit, tapi lazimnya 1,5
atau 2. ukuran fontnya 11 atau 12. standar aja sih.

Reply

Muhijra
December 5, 2018 at 9:42 pm

Terimakasih kak.. sangat membantu

Reply

Rini
January 16, 2019 at 4:37 am

Kk…novel ku udh jadi,tp bngung gmn kirimny…en kmna…dsni gk pny tmn2 yg bs


dimntain pndapat…pd gk ngrti ,,,need help kk…

Reply

Jia
March 10, 2019 at 5:06 pm

pertama-tama, belajar menulis bahasa Indonesia yang benar dulu, ya. Hindari
menggunakan koma sampai banyak-banyak kayak gitu karena itu memengaruhi
keputusan editor menerima naskah.

Reply

hidearimam
November 10, 2021 at 2:24 pm

Keren euy, pas banget lagi butuh tips buat nulis sinopsis. makasih ya kak,
postingannya sangat membantu

Reply

Leave a Reply
Enter your comment here...

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is
processed.

Jia Effendie, Create a free website or blog at WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai