Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN DILARANG MEROKOK

RUMAH SAKIT CITRA ARAFIQ


Jl. Perindustrian Raya No. 53 Baktijaya, Sukmajaya Depok Jawa Barat
Telp. 021-22821911, 021-22822100
E-mail : citrarsia.arafiq@gmail.com

DI RUMAH SAKIT CITRA ARAFIQ


BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
1. Rumah Sakit Citra Arafiq adalah merupakan salah satu badan pelaksana mempunyai
tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui upaya-upaya pelayanan
kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan pelayanan kesehatan promotif dan
preventif.
2. Bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan
bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat baik selaku perokok aktif maupun
perokok pasif, oleh sebab itu diperlukan perlindungan terhadap bahaya rokok bagi
kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
3. Udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap orang, maka diperlukan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan masyarakat RS Citra Arafiq untuk mencegah dampak penggunaan rokok
baik langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan, guna terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu perlu dibuat Buku Pedoman tentang
Kawasan Dilarang Merokok di Lingkungan RS Citra Arafiq.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud.
Penyusunan pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan sasaran dalam
menciptakan udara bersih dari asap rokok di lingkungan rumah sakit yang memenuhi
persyaratan perundangan yang berlaku.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan buku ini adalah agar dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan
dilarang merokok di lingkungan rumah sakit yang meliputi : tujuan dan sasaran,
pimpinan dan atau penanggung jawab, kawasan dilarang merokok, tempat khusus /
kawasan merokok, peran serta masyarakat RS Citra Arafiq, pembinaan dan
pengawasan, sanksi dan penutup.

1
C. Ruang Lingkup dan Tata Urut
Ruang lingkup buku ini terbatas pada dilarang merokok di lingkungan rumah sakit yang
berkaitan dengan keamanan, keselamatan pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan,
dengan tata urut sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Tujuan dan sasaran
3. Pimpinan dan atau penanggung jawab
4. Kawasan dilarang merokok
5. Peran serta masyarakat
6. Pembinaan dan pengawasan
7. Sanksi
8. Penutup

D. Landasan
1. Undang-Undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;

E. Pengertian
1. Pimpinan atau penanggung jawab adalah orang dan/atau badan hukum yang karena
jabatannya memimpin dan/atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha di
tempat atau kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang merokok baik milik
pemerintah maupun swasta.
2. Masyarakat adalah orang perorangan dan/atau kelompok orang.
3. Pencemaran udara di ruang tertutup adalah pencemaran udara yang terjadi di dalam
ruang dan/atau angkutan umum akibat paparan sumber pencemaran yang memiliki
dampak kesehatan kepada manusia.
4. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis.

2
5. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang
tinggi dan mungkin dapat dicapai pada suatu saat sesuai dengan kondisi dan situasi
serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat dan harus selalu
diusahakan peningkatannya secara terus menerus.
6. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
nicotiana tobacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
mengandung nikotin, tar dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan.
7. Kawasan dilarang merokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk
merokok.
8. Tempat atau ruangan adalah bagian dari suatu bangunan gedung yang berfungsi sebagai
tempat melakukan kegiatan dan/atau usaha.
9. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh Pemerintah, swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat termasuk tempat umum
milik Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, gedung perkantoran umum, tempat
pelayanan umum antara lain terminal termasuk terminal busway, bandara, stasiun, mall,
pusat perbelanjaan, pasar serba ada, hotel, restoran, dan sejenisnya.
10. Tempat kerja adalah ruang tertutup yang bergerak atau tetap di mana tenaga kerja
bekerja atau tempat yang sering dimasuki tenaga kerja dan tempat sumber-sumber
bahaya termasuk kawasan pabrik, perkantoran, ruang rapat, ruang sidang/seminar, dan
sejenisnya.
11. Pemeriksaan, kegiatan untuk mendata kondisi peralatan medis
12. Pemeliharaan preventif, suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan dan
mempertahankan agar peralatan medis dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

3
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan
1. Tujuan Umum.
Agar rumah sakit bebas dari asap rokok sebagaimana mestinya untuk memberikan
jaminan keamanan dan keselamatan pasien, keluarga, petugas, pengunjung dan
lingkungan Rumah Sakit

2. Tujuan Khusus
Tujuan penetapan kawasan dilarang merokok, adalah:
a. Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara merubah
perilaku masyarakat RS Citra Arafiq (pasien, keluarga,petugas, dan pengunjung )
untuk hidup sehat.
b. Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal;
c. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok;
d. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula;
e. Mewujudkan masyarakat RS Citra Arafiq yang sehat.

B. Sasaran
Sasaran kawasan dilarang merokok adalah tempat umum, tempat kerja, tempat proses
belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, arena kegiatan anak-anak dan tempat
ibadah.

4
BAB III
PIMPINAN DAN ATAU PENANGGUNG JAWAB

A. Umum
Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat atau Kawasan sebagaimana dimaksud wajib
menetapkan Kawasan Dilarang merokok menetapan Kawasan Dilarang Merokok di
lingkungan rumah sakit secara teknis ditetapkan oleh pimpinan dan/atau penanggung jawab
tempat yang bersangkutan.

B. Pimpinan dan/atau penanggung jawab


Tempat wajib memasang larangan merokok di tempat yang dinyatakan "Kawasan Dilarang
Merokok", guna menjamin Pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat harus memberi
contoh dan teladan di tempat yang menjadi tanggung jawabnya di kawasan dilarang
merokok.

5
BAB IV
KAWASAN DILARANG MEROKOK

A. Umum
Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat umum, wajib melarang kepada pengguna
tempat umum dan/atau pengunjung untuk tidak merokok di tempat umum.

B. Unit kerja
Unit Kerja wajib memelihara dan meningkatkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas
dari asap rokok, pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat dapat menampilkan data dan
informasi bahaya rokok kepada masyarakat di Kawasan Dilarang Merokok, yaitu :

1. Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat umum wajib menegur dan/ atau
memperingatkan dan/ atau mengambil tindakan kepada pengguna tempat umum
dan/atau pengunjung apabila terbukti merokok di tempat umum.
2. Pengguna tempat dan/ atau pengunjung dapat memberikan teguran atau melaporkan
kepada pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat umum apabila ada yang merokok
di tempat umum.
3. Pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat umum wajib mengambil tindakan berupa
tegoran atas laporan yang disampaikan oleh pengguna tempat dan/atau pengunjung.
4. Pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat umum, dapat menyediakan tempat
khusus untuk merokok bagi pasien yang karena alas an medis membutuhkan rokok dan
dalam haini disertai ijin tertulis dari dokter yang merawatnya selaku penanggung jawab
pasien.
5. Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja, wajib melarang kepada staf dan/
atau pegawainya untuk tidak merokok di tempat kerja.

6
6. Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja, wajib menegur dan/atau
memperingatkan dan/ atau mengambil tindakan apabila terbukti staf dan/atau
pegawainya merokok di tempat kerja.
7. Staf dan/atau pegawai dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan
dan/atau penanggung jawab tempat kerja, apabila ada yang merokok di tempat Kerja.
8. Pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat kerja, wajib mengambil tindakan atas
laporan yang disampaikan oleh staf dan/ atau pegawai.
9. Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja, dapat menyediakan tempat khusus
untuk merokok sebagai Kawasan merokok.
10. Tempat Proses Belajar Mengajar. Pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat proses
belajar mengajar, wajib melarang kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya untuk tidak merokok di tempat proses
belajar mengajar.
11. Pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar wajib menegur
dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan kepada peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainnya apabila terbukti merokok di
tempat proses belajar mengajar.
12. Peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya
dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada pimpinan dan/ atau penanggung
jawab tempat proses belajar mengajar apabila terbukti ada yang merokok di tempat
proses belajar mengajar.
13. Pimpinan dan/ atau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar, wajib
mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (3).

C. Tempat Pelayanan Kesehatan


Pimpinan Rumah Sakit, wajib melarang kepada setiap pasien dan/atau pengunjung serta
tenaga medis dan non medis untuk tidak merokok di tempat pelayanan kesehatan, antara
lain:

7
1. PimpinanRumah Sakit wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil
tindakan, apabila terbukti pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non
medis merokok di tempat pelayanan kesehatan.
2. Pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis dapat memberikan
teguran atau melaporkan kepada pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat
pelayanan kesehatan, apabila ada yang merokok di tempat pelayanan kesehatan.
3. Pimpinan Rumah Sakit wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh
pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis.

D. Arena Kegiatan Anak-anak


Pimpinan Rumah Sakit wajib melarang kepada pengguna dan/atau pengunjung untuk tidak
merokok di arena kegiatan anak-anak.
1. Pimpinan Rumah Sakit wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengampi
tindakan, apabila terbukti pengguna dan/atau pengunjung ada merokok di arena
kegiatan anak-anak.
2. Pengguna dan/atau pengunjung arena kegiatan, dapat memberikan teguran atau
melaporkan kepada Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena kegiatan anak-anak,
apabila ada yang merokok di arena kegiatan anak-anak.
3. Pimpinan Rumah Sakit wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh
pengguna dan/atau pengunjung.
E. Tempat Ibadah
Pimpinan Rumah Sakit wajib melarang kepada masyarakat atau jemaahnya untuk tidak
merokok di tempat ibadah. Yaitu :
1. Pimpinan Rumah Sakit wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengarnbil
tindakan apabila terdapat masyarakat atau jemaahnya merokok di tempat ibadah.
2. Masyarakat atau jemaah berkewajiban menegur atau melaporkan kepada pimpinan dan
atau penanggung jawab tempat ibadah apabila ada yang merokok di tempat ibadah.
tindakan atas laporan yang disampaikan oleh masyarakat atau jemaahnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
F. Tempat parkir

8
Pengemudi dan/atau pemilik kendaraan wajib memelihara dan meningkatkan kualitas udara
yang sehat dan bersih, bebas dari asap atau bau rokok di dalam kendaraannya, dengan cara:
1. Penandaan atau petunjuk berupa tulisan di tempat yang dinyatakan tidak boleh merokok
adalah "KAWASAN DILARANG MEROKOK".
2. Penandaan atau petunjuk berupa tulisan di tempat khusus untuk merokok berupa
"KAWASAN MEROKOK", khusus untuk merokok bagi pasien yang karena alasan
medis membutuhkan rokok dan dalam hal ini disertai ijin tertulis dari dokter yang
merawatnya selaku penanggung jawab pasien.
3. Penandaan atau petunjuk berupa gambar dan/atau simbol memberikan pengertian
Kawasan Dilarang Merokok atau Kawasan merokok meliputi :
a. Karakteristik dan latar belakang penandaan atau petunjuk terbuat dari bahan yang
tidak silau serta karakteristik dari simbol harus kontras dengan latar belakangnya,
dengan karakterterang, di atas gelap atau sebaliknya;
b. Tinggi atau besar karakter huruf sesuai dengan jarak pandang dari tempat
penandaan atau petunjuk agar mudah terlihat dan dibaca.
4. Penempatan penandaan atau petunjuk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandangan tanpa penghalang;
b. Satu kesatuan sistem dengan lingkungan kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan
dilarang merokok;
c. Mendapat pencahayaan yang cukup termasuk penambahan lampu pada kondisi
gelap atau pada malam hari;
d. Tidak menggangu aktivitas lain atau mobilitas orang.

9
BAB V
TEMPAT KHUSUS/KAWASAN MEROKOK

A. Umum
Tempat khusus atau Kawasan merokok harus tersamar dan tidak demonstratif khususnya
bagi pasien khusus untuk merokok yang karena alasan medis membutuhkan rokok dan
dalam hal ini disertai ijin tertulis dari dokter yang merawatnya selaku penanggung jawab
pasien.

B. Tempat khusus/kawasan merokok


Harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tempatnya terpisah secara fisik atau tidak bercampur dengan kawasan dilarang
merokok.
2. Dilengkapi alat penghisap udara atau memiliki sistem sirkulasi udara.
3. Dilengkapi asbak atau tempat pembuangan puntung rokok.
4. Dapat dilengkapi dengan data dan informasi bahaya merokok bagi kesehatan.

10
BAB VI
PERAN SERTA MASYARAKAT

A. Umum
Peran serta masyarakat Rumah Sakit Citra Arafiq dapat dilakukan oleh perorangan,
kelompok, unit kerja masing-masing serta mitra kerja yang ada di lingkungan Rumah Sakit
Citra Arafiq

B. Peran serta masyarakat Rumah Sakit Citra Arafiq, yaitu:


1. Melakukan pengawasan pelaksanaan Buku Pedoman ini.
2. Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan data dan/atau informasi
dampak rokok bagi kesehatan.
3. Setiap warga masyarakat RS Citra Arafiq berkewajiban ikut serta memberikan
bimbingan dan penyuluhan dampak rokok bagi kesehatan kepada keluarganya dan/atau
lingkungannya.
4. Setiap warga masyarakat RS Citra Arafiq berkewajiban memelihara dan meningkatkan
kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.

11
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

A. Umum
Pembinaan setiap pejabat di unit kerja masing-masing dan seluruh warga masyarakat
Rumah Sakit Citra Arafiq berkewajiban melakukan pembinaan menyelenggarakan kawasan
dilarang merokok di setiap tempat yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang merokok serta
mengusahakan agar masyarakat terhindar dari penyakit akibat penggunaan rokok.

B. Tujuan pembinaan
Pelaksanaan tujuan pembinaan kawasan dilarang merokok dalam rangka pengembangan
kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, meliputi :
1. Pembinaan pelaksanaan Kawasan dilarang merokok dilaksanakan secara komprehensif
dan integral seluruh masyarakat Rumah Sakit Citra Arafiq.
2. Pembinaan pelaksanaan rokok di kawasan dilarang merokok, berupa:
a. Bimbingan dan/atau penyuluhan;
b. Pemberdayaan seluruh masyarakat Rumah Sakit Citra Arafiq
c. Menyiapkan kebijakan dilarang merokok di lingkungan rumah sakit.
3. Pembinaan dapat dilakukan oleh:
a. Masing-masing individu dengan melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan dalam
rangka pembinaan pelaksanaan kawasan dilarang merokok;
b. Bekerja sama dengan seluruh unit kerja dan mitra kerja yang ada di lingkungan
Rumah Sakit Citra Arafiq

12
c. Setiap pimpinan dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang
telah berjasa dalam rangka memotivasi membantu pelaksanaan kawasan dilarang
merokok.
d. Pemberian penghargaan dilaksanakan sesuai dengan skala prioritas.
C. Pengawasan
Melakukan pengawasan di kawasan dilarang merokok oleh para pimpinan serta peran aktif
seluruh masyarakat Rumah Sakit Citra Arafiq, pengawasan yang dilakukan sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing, meliputi :
1. Hasil pengawasan wajib dilaporkan oleh masing-masing instansi sesuai dengan tugas
dan fungsi masing-masing kepada Pimpinan melalui unit kerja masing-masing setiap 3
bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan.
2. Apabila dari hasil pengawasan terdapat atau diduga terjadi pelanggaran ketentuan
sebagaimana diatur dalam Buku Pedoman Dilarang Merokok di lingkungan Rumah
Sakit dapat mengambil tindakan teguran dan dicatat dalam laporan yang setiap tiga
bulan dilaksanakan.

13
BAB VIII
SANKSI

A. Umum
Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang
merokok apabila terbukti membiarkan orang merokok di kawasan dilarang merokok, dapat
dikenakan sanksi.

B. Sanksi
Sanksi dapat berupa :
1. Teguran lisan
2. Peringatan tertulis
3. Pelaporan tertulis kepada atasan masing-masing

14
BAB IX
PENUTUP

Rumah sakit dalam mewujudkan kawasan dilarang merokok yang berfungsi dengan baik yang
dapat memberikan rasa aman, nyaman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan
ditentukan oleh koordinasi dan kepedulian dalam melaksanakan ketentuan buku pedoman ini.

Ditetapkan di : Depok
Pada tanggal : 02 Februari 2022
DIREKTUR

dr. Rickiko

15

Anda mungkin juga menyukai