14. Jika terdapat kelebihan pereaksi berupa elektrofil, kedua ikatan rangkap dari suatu diena
terisolasi (isolated diene) akan mengalami adisi elektrofilik
15. Jika hanya terdapat pereaksi berupa elektrofil dalam jumlah yang ekivalen dengan diena,
hanya karbon yang paling reaktif dari diena terisolasi (isolated diene) tersebut yang akan
mengalami adisi elektrofilik
16. Diena terkonjugasi mengalami reaksi adisi 1,2- dan 1,4- dengan pereaksi elektrofil yang
berjumlah ekivalen dengan diena terkonjugasi tersebut
17. Diena terkonjugasi mengalami reaksi sikloadisi 1,4- dengan dienofil (Reaksi Diels-Alder)
18. Alkana mengalami reaksi substitusi radikal dengan Cl2 atau Br2 dalam keadaan terdapat
panas atau cahaya
19. Benzena tersubstitusi alkil mengalami halogenasi secara radikal pada posisi benzilik
20. Alkena mengalami halogenasi secara radikal pada posisi alilik. Pereaksi NBS digunakan
untuk reaksi Brominasi secara radikal pada posisi alilik
21. Konversi suatu Alkohol menjadi Alkil Halida
23. Konversi Alkil Halida atau Ester Sulfonat menjadi suatu senyawa dengan gugus fungsi yang
berikatan dengan karbon sp3
31. Reaksi aril, benzil, atau vinil halide atau triflat dengan alkena : Reaksi Heck
32. Reaksi aril, benzil, atau vinil halide atau triflat dengan stannana : Reaksi Stille
33. Reaksi aril, benzil, atau vinil halide dengan organoboran : Reaksi Suzuki
34. Halogenasi pada Benzena
59. Reaksi suatu aldehid (selain formaldehid) dengan pereaksi Grignard membentuk alkohol
sekunder
61. Reaksi ester dengan pereaksi Grignard membentuk alkohol tersier dengan dua substituent
yang identik
62. Reaksi asil klorida dengan pereaksi Grignard membentuk alkohol tersier dengan dua
substituent yang identik
68. Reaksi ester dengan lithium aluminum hidrida membentuk dua alkohol
71. Reaksi asil klorida dengan lithium aluminum hidrida membentuk alkohol primer
73. Reaksi aldehid dan keton dengan amina primer membentuk imina
Ketika Z = R, produk nya dinamakan Basa Schiff, Z dapat juga berupa OH, NH2, NHC6H5,
NHC6H3(NO2)2 atau NHCONH2
74. Reaksi aldehid dan keton dengan amina sekunder membentuk enamina
75. Reduksi Wolff-Kishner mengubah gugus fungsi karbonil menjadi gugus fungsi metilen
76. Reaksi aldehid atau keton dengan air membentuk hidrat
77. Reaksi aldehid atau keton dengan alkohol berlebih membentuk suatu asetal atau ketal
78. Aldehid dan keton dapat diproteksi dengan mengubah aldehid dan keton tersebut menjadi
asetal
79. Gugus fungsi OH pada alkohol dapat diproteksi dengan mengkonversi menjadi TMS eter
80. Gugus fungsi OH pada asam karboksilat dapat diproteksi dengan mengkonversi menjadi
ester
81. Gugus fungsi amino dapat diproteksi dengan mengkonversi menjadi amida
82. Reaksi aldehid atau keton dengan tiol membentuk tioasetal atau tioketal
84. Reaksi aldehid atau keton dengan phosphonium ylide (Wittig reaction) membentuk alkena
85. Reaksi aldehid dan keton , tak jenuh dengan nukleofil
Nukleofil yang merupakan basa lemah (CN-, RSH, RNH2, Br-) dan R2CuLi membentuk produk
conjugate addition. Nukleofil yang merupakan basa kuat (RLi, RMgBr, dan H-) membentuk
produk direct addition dengan gugus fungsi karbonil yang reaktif dan produk conjugate
addition dengan gugus fungsi karbonil yang kurang reaktif.
86. Reaksi turunan asam karboksilat , tak jenuh dengan nukleofil
90. -karbon dapat berfungsi sebagai elektrofil dan bereaksi dengan nukleofil
91. Senyawa dengan -karbon terhalogenasi dapat membentuk senyawa karbonil ,-tak
jenuh
93. Alkilasi dan asilasi -karbon pada aldehid dan keton via intermediet enamina
94. Reaksi Michael
95. Adisi aldol dari dua senyawa aldehid, dua senyawa keton atau satu senyawa aldehid dan
satu senyawa keton
103. Hidrogenasi katalitik pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua dan rangkap tiga
104. Reduksi alkuna menjadi alkena
105. Reduksi senyawa karbonil dengan pereaksi yang dapat mendonorkan ion hidrida
115. Reaksi eliminasi ammonium hidroksida kuartener atau oksida amina tersier
Aldehid dan keton bereaksi (1) dengan ammonia berlebih dan H2/logam untuk
membentuk amina primer; (2) dengan amina primer diikuti dengan reduksi oleh natrium
triasetooksiborohidrida untuk membentuk amina sekunder; (3) dengan amina sekunder
diikuti reduksi dengan natrium triasetooksiborohidrida untuk membentuk amina tersier.