DEFINISI
Jatuh adalah :
a. Kejadian seseorang secara tidak sengaja dan tiba-tiba terjatuh dari posisi berdiri,
duduk atau berbaring ke tingkat yang lebih rendah. Dikecualikan dari definisi ini
adalah perubahan posisi tersebut disebabkan oleh kekuatan besar (misalnya
didorong).
b. Pasien yang dibantu oleh staf berdiri dari lantai (dan akan jatuh tanpa bantuan staf)
juga akan diidentifikasi sebagai jatuh.
c. Secara singkat faktor Risiko jatuh dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik adalah variabel -variabel yang menentukan mengapa seseorang
dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin
tidak jatuh.
Faktor Instrinsik dibagi 2, yaitu :
a. Faktor intrinsik yang dapat di antisipasi ( Physiological Anticipated Fall ),
diantaranya adalah :
Gangguan muskuloskeletal / gangguan keseimbangan / mobilitas
misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan
ekstremitas bawah, kekakuan sendi, osteoporosi
Sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba -tiba yang disebabkan
oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah,
penglihatan gelap, keringat dingin, pucat, dan pusing.
Riwayat jatuh sebelumnya
Incontinensia Urine
Gangguan Kognitif ( Psikologis )
Usia ≥ 65 tahun
Status kesehatan yang buruk
b. Faktor Instrinsik yang tidak dapat di antisipasi ( Unanticipated Physiological
Fall ), diantaranya :
Kejang
Aritmia Jantung
Stroke atau serangan Ischemia Attack ( TIA )
Pingsan
Serangan Jatuh ( Drop Attack )
2
A. TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO JATUH PASIEN RAWAT INAP
1. Assesment Risiko Jatuh Pasien Dewasa
Assesmen Risiko Jatuh Pasien Dewasa dengan menggunakan Skala Morse Fall
Tata laksana pengisian Formulir Skala Morse Fall :
a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis
pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nma ruangan tempat pasien
di rawat
c. Cara melakukan Scoring :
1. Riwayat jatuh:
Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada
riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan gaya berjalan
menjelang dirawat.
Skor 0 bila tidak pernah jatuh.
Catatan: bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung 25.
2. Diagnosis sekunder:
Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien.
Skor 0 jika tidak.
3. Bantuan berjalan:
Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu, menggunakan kursi
roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama
sekali.
Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker.
Skor 30 jika pasien berjalan mencengkeram furnitur untuk topangan.
4. Jika terpasang infus
Skor 20 jika pasien terpasang infus.
Skor 0 jika tidak terpasang infus
5. Gaya berjalan/ transfer:
Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan ciri berjalan dengan kepala
tegak, lengan terayun bebas disamping tubuh, dan melangkah tanpa ragu-
ragu.
3
Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat
kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek-
pendek dan mungkin diseret.
Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit
dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan
melambung (menggunakan beberapa kali upaya untuk bangkit). Kepala
tertunduk, melihat ke bawah. Karena keseimbangan pasien buruk,
menggenggam furnitur, orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat
berjalan tanpa bantuan.
6. Status mental:
b. Risiko sedang :
Lakukan SEMUA pedoman pencegahan untuk Risiko Rendah
Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda Risiko jatuh
Beri tanda Risiko pasien jatuh pada tempat tidur pasien.
4
c. Risiko tinggi :
Lakukan SEMUA pedoman pencegahan untuk Risiko Rendah dan Sedang
Kunjungi dan monitor pasien setiap 1 jam
Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan Nurse Station (jika
memungkinkan)
3. Diagnosis :
5
4. Gangguan Kognitif :
Skor 3 jika pasien tidak sadar/over estimet terhadap kemampuan dirinya.
Skor 2 jika pasien lupa keterbatasan pada dirinya
Skor 1 jika pasien mengetahui dan menyadari kemampuan sebenarnya dari
dirinya.
5. Faktor Lingkungan :
Skor 4 jika pasien mempunyai riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi dan
anak
Skor 3 jika pasien menggunakan alat penopang saat berjalan
Skor 2 Jika pasien hanya dapat berada di tempat tidur saat perawatan
Skor 1 jika pasien dapat melakukan aktivitas diluar ruang rawat
6. Respon terhadap operasi/obat
Skor 3 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam
waktu 24 jam
Skor 2 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam
waktu 48 jam
Skor 1 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam
waktu > 48 jamObat-Obat beRisiko tinggi
Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu obat diuretik, narkotik, sedatif,
anti psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat
hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik, NSAID
Skor 0 jika tidak
7. Penggunaan Obat
Skor 3 jika pasien menggunakan lebih dari satu obat sedatif (Kecuali pasien
ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis),
hipnotik,Barbiturat,Fenotiazin, Antidepresan,Laksans/Diuretika,Narkotik
Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu obat sedatif (Kecuali pasien
ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis),
hipnotik,Barbiturat,Fenotiazin, Antidepresan,Laksans/Diuretika,Narkotik
Skor 1 jika pasien menggunakan pengobatan selain terapi di atas
6
Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut:
7
Skor 8 bila usia pasien kurang dari 50 tahun
Skor 10 bila usia pasien 50-70 tahun
Skor 26 bila usia lebih dari 80 tahun
2. Status Mental :
8
Skor 15 jika Goyah tapi lupa keterbatasan
7. Nutrisi :
Skor 12 jika Mengkonsumsi sedikit makanan atau minuman dalam 24 jam
terakhir
Skor 0 jika Tidak ada kelainan dengan nafsu makan
8. Gangguan pola tidur :
Skor 8 jika tidak ada gangguan pola tidur
Skor 12 jika Ada keluhan gangguan tidur yang dilaporkan oleh pasien,
keluarga atau petugas
9. Riwayat jatuh:
Skor 8 jika tidak ada riwayat jatuh
Skor 12 jika ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir
b. Berisiko : Skor ≥ 90
1. Lakukan tindakan sesuai skor (≤ 90)
9
2. Pasang penanda risiko jatuh pada tempat tidur pasien
3. Cepat menanggapi keluhan pasien
4. Review kembali obat-obatan yang berisiko
5. Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap : duduk perlahan-lahan sebelum berdiri
6. Libatkan pasien secara aktif
10
B. TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN
Assesment Risiko Jatuh Pasien rawat Jalan dengan menggunakan tekhnik Get Up and
Go :
1. Pengkajian
a. Perhatikan cara berjalan pasien :
1. Tidak seimbang / sempoyongan / limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu ( Kruk, tongkat, kuri roda, atau
bantuan orang lain
b. Menopang saat akan duduk : Tampak memegang pinggiran kursi / meja /
perabotan lainnya sebagai penopang saat akan duduk
2. Hasil
1. Tidak beRisiko : Tidak ditemukan a dan b
2. Risiko rendah : Ditemukan salah satu dari a atau b
3. Risiko tinggi : Ditemukan a dan b
3. Tindakan
1. Tidak beRisiko : Tidak ada tindakan
2. Risiko rendah : Lakukan edukasi
3. Risiko tinggi : Pasang gelang kuning , edukasi dan lakukan upaya
pencegahan Risiko jatuh
Upaya Pengurangan Risiko jatuh pasien rawat jalan antara lain :
a. Lakukan pendampingan / bantuan oleh petugas
b. Hindari atas kaki yang licin atau tidak pas
c. Berikan kursi roda atau brankar
d. Tempatkan / tidurkan di kamar tunggu / kamar poliklinik sehingga keselamatan
dan keamanan pasien tetap terjamin
11