Anda di halaman 1dari 2

Review Artikel Arsitektur Arca Masa Klasik di Jawa

Oleh :
Arjuna Abdi Pujangga (A1J321005)

Judul : Penggambaran Ideal Perempuan Jawa Pada Masa Hindu-Buddha : Refleksi Pada Arca-
Arca Perempuan
Pengarang : Agustijanto Indradjaja
Tahun : 2017

Hasil Review :

Kecantikan merupakan sesuatu yang di mimpikan oleh wanita baik di masa lampau
maupun di masa sekarang. Dimasa sekarang, kecantikan di representasi melalui berbagai media
salah satunya media sosial. Lalu, bagaimanakah representasi kecantikan wanita-wanita jawa
kuno? Apakah melalui relief? Arca? Atau simbol-simbol?. Oleh karena itu, artikel tersebut
hadir untuk mengungkapkan bagaimana kecantikan wanita pada arsitektur tinggalan-tinggalan
arca perempuan masa Hindu-Budha yaitu arca Durga dari Candi Prambanan dan Arca
Prajnaparamita dari Singasari.

Dengan menggunakan metode arkeologi sejarah dan pendekatan kajian seni dalam aliran
Hindu (sad-angga), pengarang mengumpulkan data (artefaktual dsn tekstual) melalui survei,
lalu di deskripsi dan analisis secara ikonografi, setelah itu di eksplanasi dan interpretasi.
Dengan demikian, metode tersebut bisa mengungkapkan gambaran ideal wanita Jawa yang di
representasikan melalui gaya arsitektur arca-arca. Hasilnya, Durga Mahisasuramardhini atau
Arca Durga dari Prambanan memiliki beberapa ciri antara lain : (1) posisi berdiri (tribhangga)
di atas seekor kerbau dan memakai sandaran arca, (2) Durga bertangan delapan yang masing-
masing memegang laksana, (3) tangan kanan memegang cakra, pedang (khadga), anak panah
(bana), dan ekor kerbau, (4) tangan kiri memegang sangkha, perisai (khetaka), busur (dhanu),
dan rambut raksasa (asura). Arca Durga diletakkan di salah satu ruang di sisi utara Candi Siwa,
Prambanan karena kedudukannya. Sedangkan Bodhisattvadewi Prajnaparamita atau Arca
Prajnaparamitha digambarkan antara lain : (1) bibir bagaikan buah manggis terbuka,
(2) kerling mata yang menawan (mengalahkan manisnya juruh madu),(3) payudara seperti
kelapa gading, (4) pantat seperti limas yang baik, (5) betis seperti bunga pudak yang
mempesona, (6) telapak kaki seperti gamparan gading, (7) tubuh seperti padmanagara, (8)
lenggangnya seperti seekor angsa, (9) pinggang seperti patrem terhunus (keris), dan(10) paha
seperti daun palem.

Melalui seniman masa klasik, kita bisa mengetahui bagaimana gambaran kecantikan
wanita Jawa di masa klasik yang berada pada gaya arsitek arca-arca peninggalan arkeologis.
Dengan demikian, penulis berpikir bahwa artikel tersebut bisa memberikan jawaban yang
mendalam terhadap permasalahannya.

Anda mungkin juga menyukai