Anda di halaman 1dari 2

STUDIUM GENERALE

Nama : Ian Azarya Aryanto


NIM : 13218055
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas/ Sekolah : STEI
Tema : Pertemuan 4 – Macro Photography
Pembicara : Bpk. Lessy Sebastian
Hari/ tanggal : Rabu, 9 Februari 2022
Kelas : Kelas Sit-In

RESUME *)
Pada pertemuan ke-4 kali ini, diceritakan mengenai macro photography bahwa objek-objek yang biasa kita jumpai
di lingkungan sekitar dapat terlihat indah dan menakjubkan pada lensa makro, oleh karena itu topik utama dari judul hari
ini adalah “Melihat Dunia Kecil Di Sekeliling Kita”. Pertemuan ini dibawakan oleh Bapak Lessy Sebastian yang merupakan
seorang fotografer profesional yang memulai fokus di dunia fotografi pada tahun 2010 semenjak kuliah di ITB (desain
Grafis ITB ’83). Beliau sudah 25 tahun lebih bekerja di dunia advertising industry : creative, sekaligus sebagai pecinta
hewan. Beliau mengawali penjelasannya dengan sebuah video kompilasi pendek dari hasil fotografi beliau yang sangat
menakjubkan.
Disampaikan bahwa dunia fotografi berkembang dengan progres yang sangat cepat, di awali dari foto hitam putih
ke warna, kamera analog ke digital, hingga kamera yang dulunya memiliki ukuran yang besar hingga sekarang teknologi
kamera yang dapat diperoleh dari smartphone kita. Disebutkan terdapat banyak sekali jenis-jenis aliran atau genre dari
fotografi, seperti Landscape Photography, Street Photography, Travel Photography, Food Photography, Human Interest
Photography, Candid Photography, Portrait Photography, Black & White Photography, Fashion/Modeling Photography,
Sport Photography, Product Photography, Nature & Wildlife Photography, Macro Photography, News & Photojournalism,
serta Aerial Photography dan Phonegraphy yang merupakan perangkat yang berbeda dengan jenis lainnya, biasa
menggunakan perangkat drone serta smartphone yang jaman sekarang sudah memiliki kualitas yang menyaingi kamera
DSLR. Bapak Lessy sendiri expert pada bagian macro photography, animal & birding, product & toys, serta aerial.
Dijelaskan bahwa secara general, macro photography merupakan fotografi yang difoto dari jarak sangat dekat untuk
mendapatkan detail yang tinggi pada objek yang kecil. Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu besar gambar
yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. Namun, bagi Bapak Lessy, makro fotografi = surprise, karena
masih sering menemukan unsur kejutan setelah melihat hasil foto macro sendiri, karena banyak hal yang tidak terlihat
dengan mata telanjang tapi terlihat jelas dan detail, bahkan kadangkala menemukan momen yang unik. Ditunjukkan foto
seekor nyamuk yang Bapak Lessy biarkan menggigit dan menghisap darah Bapak Lessy, kemudian beliau mengambil
sebuah senter dan memotret momen tersebut. Ditemukan berbagai hal yang unik dan menarik dari kejadian ini. Selain itu
Bapak Lessy juga menunjukkan foto tawon/lebah yang ia sebut sebagai blue button bee, kupu-kupu, robber fly, lalat hijau,
bunglon, seekor katak. Diceritakan bahwa terdapat fotografer dari Inggris yang mencari Bapak Lessy karena foto dari
seekor dumpy frog Bapak Lessy yang sempat viral hingga diterbitkan di news paper di Inggris.
Bapak Lessy menceritakan bahwa beliau memperoleh banyak award dari pemotretan hewan dari berbagai manca
negara. Disebutkan bahwa fotografi makro yang baik memerlukan sebuah penguasaan teknik, konsep, cerita, ketelitian,
ketekunan, dan kesabaran yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil-hasil foto beliau yang diceritakan bahwa ia
memotret banyak sekali sequence per scene yang beliau rencanakan. Dengan penguasaan teknik yang baik, dapat
diperoleh hasil foto yang awalnya terlihat simple, namun terlihat memiliki cerita dan pengertian yang menarik bagi
penonton. Untuk mendukung teknik tersebut, diperlukan pula sebuah style fotografi makro untuk memberikan scenery
dan cerita dibalik hasil fotografi. Style tersebut diantaranya berupa nature (apapun yang kita foto merupakan hal yang
disajikan secara langsung di alam), stage/setting (perlu dilakukan pen-settingan dari objek sehingga diperoleh hasil yang
diinginkan sesuai tema), extreem (apapun yang difoto jauh lebih besar dengan pembesaran tertentu), still life (membuat
sebuah konsep dengan objek yang kecil sehingga dapat membentuk sebauh cerita tertentu), dan art (membentuk sebuah
art dengan menggunakan hasil foto dengan bantuan teknologi komputer termasuk penggunaan filter).
Di akhir, disampaikan oleh Bapak Lessy mengenai tips & trick dalam menggunakan kamera dan lensa makro
yang baik. Dalam hal ini Bapak Lessy menggunakan kamera “Canon 80D, macro lens EF 100mm F/2.8L IS USM”. Selain
itu dapat digunakna alternatif lain berupa extension tube, reverse ring, raynox, filter close up, atau lensbong. Untuk macro
nature baiknya dilakukan dengan memotrer membelakangi matahari di antara jam 6-10 pagi atau 3-5 sore. Selain itu,
diperlukan pemikiran dan bertindak cepat begitu bertemu dengan objek foto (khususnya macro nature), segera atur
metering, kemudian pikirkan komposisi foto yang tepat sebelum mendekati objek, karena objek dapat berubah posisi dari
apa yang diharapkan kapanpun. Bapak Lessy juga membuka sebuah kursus bernama SKOLAMACRO untuk teman-
teman yang ingin belajar lebih bersama beliau. Dan yang terakhir, diberikan sebuah pesan penting dari beliau bahwa
dalam hal macro nature, “Bijaklah dengan alam dan jangan merusak habitat mereka, don’t abuse animals!”
Keterangan:
1. Lembar resume ini diserahkan setelah kegiatan selesai kepada petugas
2. Resume dapat ditulis tangan atau diketik
3. Untuk mengetahui jadwal kuliah berikutnya silahkan bergabung di Grup Telegram via tautan: https://t.me/joinchat/UH0m0KzwrrkexnbE
4. Official Line Account @qpu8078z

Anda mungkin juga menyukai