OLEH :
Nim : 1900861201063
TAHUN 2022
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Keberadaan
System Koperasi Dalam Pasar” tak lupa shalawat serta salam kita selalu
mengiringi baginda Rasulullah Muhammad SAW karena atas berkat beliaulah kita
mampu mengenal agama yang benar yaitu adinul islam.
Akhir kata semeoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh sempurna untuk itu penulis menerima kritik
dan saran yang berifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir
kata penulis sampaikan terima kasih.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
1. Kekuatan dan Kelemahan Koperasi Dalam Pasar.........................................3
2. Koperasi dalam Rantai Tata Niaga...............................................................4
3. Sasaran Integrasi Vertikal Melalui Koperasi................................................6
4. Sikap Terhadap Kebijakan Harga Koperasi.....................................................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................9
Daftar Pustaka........................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Bunga modal yang terbatas adalah bunga yang wajar; artinya bunga yang
sama di pasar.
4. Pemasukan modal pada Koperasi merupakan jasa, semakin besar modal
yang dimasukkan semakin besar jasanya.
Pada dasarnya ada tiga pelaku dalam sistem ekonomi pasar, yaitu
produsen, konsumen, dan perantara (pedagang). Pengertian produsen
disini harus dipahami secara khusus. Produsen adalah orang atau badan
yang menghasilkan prodak tertentu. Produk tersebut bisa berupa produk
akhir yang langsung di konsumsi, bisa pula produk antara yang digunakan
untuk proses produksi berikutnya. Jadi rumah tangga konsumen yang
menghasilkan input bisa dipandang sebagaiprodusen, demikian pula rumah
tangga konsumen yang menghasilkan barang-barang untuk dikonsumsi
dikatakan sebagai produsen.
Konsumen adalah orang atau badan yang menggunakan suatu
produk. Rumah tangga perusahaan dapat dikatakan sebagai konsumen
dalam hal penggunaan input. Sedangkan pedagang adalah orang atau
badan yang membeli produk tetapi bukan untuk dikonsumsi melainkan
untuk dijual kembali. Pedagang merupakan mediator penghubung antara
produsen dan konsumen. Dalam pengertian ini, pedagang bisa berupa
pedagang besar (wholsaler), agen penjualan, dan pengecer. Pedagang besar
biasanya tidak melayani konsumen akhir melainkan para pengecer, Sedang
agen ada yang melayani konsumen akhir tetapi ada pula yang tidak.
Disini pedagang besar, agen dan pengecer dianggap sebagai
pedagang, sehingga jalur tata niaganya hanya hanya meliputi produsen,
pedagang dan konsumen. Dalam menjual produknya, produsen bisa
menjual langsung ke konsumen, tetapi bisa juga keperantara (pedagang).
Produsen dapat melakukan pemasaran olehnya sendiri atau memutuskan
untuk menjual kepada pedagang yang kemudian oleh pedagang dijual
kekonsumen akhir. Tentunya produsen yang rasional akan memakai
4
pedagang sebagai pengganti melakukan pemasaran dan distribusi produk
olehnya sendiri jika keunggulan lewat pedagang lebih besar daripada
melakukan pemasaran sendiri.
Bila koperasi dimasukkan dalam analisis di atas, maka seorang
produsen mempunyai 3 alternatif yang mungkin dipilih yaitu:
5
d) Berdagang dengan sebuah koperasi
6
bahan yang rendah, sehingga perusahaan memiliki keuntungan strategi
dibandingkan dengan para pesaingnya.
Integrasi ke depan bertujuan sebagai jalan keluar untuk menjamin
kelancaran penjualan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Porter (1996), integrasi vertikal merupakan kombinasi dari proses-
proses produksi, distribusi, dan atau proses ekonomi lainnya yang secara
teknologi berbeda dalam batas-batas satu perusahaan tunggal.
Manfaat integrasi vertical :
Jika pasar lebih efisien dalam arti mempunyai biaya relatif lebih
rendah dari memanfaatkan pelayanan melalui integrasi vertikal, maka pasa
yang akan dipilih, jika integrasi vertikal lebih efisien daripada kegiatan
transaksi di pasar, maka integrasi vertikal yang akan dipilih.
Menurut Ima Suwandi (1985) ada tiga bentuk integrasi vertikal di
Indonesia :
7
yang tidak punya kaitan kepemilikan dengan perusahaan tersebut.
Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat
peranan koperasi dalam pasar yang bersaing. Pada koperasi-koperasi yang
mampu menyatukan unit-unit usaha pada industri hulu sampai dengan
industri hilir melalui integrasi vertikal, umumnya mempunyai anggota
yang cukup banyak terutama anggota-anggota ditingkat koperasi primer.
Anggota-anggota koperasi primer pada umumnya penghasil input untuk
produk yang diproduksi dan dijual oleh kopersai-koperasi yang lenih
tinggi, akan tetap membutuhkan produk tersebut. Kebutuhan ini mungkin
timbul karena fungsi dan kualitas produk berbeda dengan fungsi dan
kualitas input. Misalkan, dalam industri rokok, integrasi vertikal akan
terbentang dari pemilik input seperti petani tembakau dan cengkeh hingga
perusahaan pembuat rokok. Para petani cengkeh atau tembakau dapat
membentuk koperasi primer yang bertugas sebagai produsen bahan baku
rokok. Kemudian beberapa koperasi primer tersebut dapat membentuk
koperasi sekunder yang bertugas membuat/memproduksi rokok. Dengan
cara ini anggota koperasi primer dapat memiliki perusahaan rokok.
Mengingat fungsi rokok berbeda denga fungsi tembakau atau cengkeh,
umumnya anggota yang berada di koperasi primer akan membutuhkan
rokok untuk dikonsumsi atau dijual kembali. Dalam kasus seperti ini
seharusnya pelayanan yang diberikan kepada anggota harus berbeda
dengan pelayanan kepada non anggota baik dalam segi harga maupun
fasilita-fasilitas lainnya.
Bila anggota tersebut dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan tentang harga, maka koperasi tidak dapat menentukan harga
pada saat keuntungan maksimum. Harga tidak lagi didasarkan pada prinsip
profit motive tetapi sudah memperhatikan pelayanan kepada anggota.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
B. Saran
Daftar Pustaka
https://infomanajerna.blogspot.com/2012/11/organisasikoperasi-dalam-sistem-
pasar-a.html
https://natassiaagnes.blogspot.com/2016/11/keberadaan-koperasi-dalam-sistem-
pasar.html
https://lilissolehat.files.wordpress.com/2011/12/bab-3-dan-bab-4.pdf
http://ardyasha.blogspot.com/2015/11/bab-7-koperasi-dalam-berbagai-
struktur.html
10