Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH AUDITING

AUDIT TRANSAKSI DALAM NEGERI

Disusun Oleh:

SHOFIA ISMIANA
NIM 3.42.18.0.23

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
BAB VIII
PELAPORAN AUDIT INTERN BANK

1.1. Standar Pelaporan

Dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), Bank Indonesia
menetapkan standar mengenai pelaporan yang termuat dalam Bab VI khususnya butir 5
SPFAIB. Pengelompokkan ini sedikit berbeda dari butir 5 tersebut namun tidak
mengurangi makna dan dikelompokkan menurut sifat laporan, cakupan materi,
tanggung jawab serta proses penyusunan laporan sebagai berikut:

Laporan hasil audit sekurang-kurangnya harus memenuhi standar sebagai berikut :


a. Laporan harus tertulis dan memuat hasil audit sesuai dengan ruang lingkup
penugasan. Disamping itu laporan harus dapat berfungsi sebagai dokumen formal
yang mencerminkan tanggung jawab auditor intern dan auditee atas kegiatan yang
dilakukan
b. Laporan diuraikan secara singkat dan mudah dipahami. Laporan harus dibuat secara
singkat yang memuat beberapa hal pokok atau yang dianggap penting dan hal-hal
yang perlu untuk dilakukan perbaikan oleh auditee.
c. Laporan harus objektif. Laporan harus objektif berdasarkan fakta serta tidak
memihak kepada kepentingan tertentu.
d. Laporan harus konstruktif. Laporan harus konstruktif dan dapat memberikan saran
perbaikan atau arah bagi auditee untuk dapat melakukan perbaikan.
e. Laporan harus dibuat dan disampaikan tepat waktu atau dalam batas waktu yang
masih relevan dengan materi laporan tersebut. Temuan audit yang di anggap
panting sekali harus dilaporkan segera oleh Ketua Tim Audit kepada Kepala SKAI
tanpa menunggu selesainya audit.
f. Laporan harus dituangkan secara sistimatis yang antara lain memuat objek audit,
periode audit, temuan audit, kesimpulan dan rekomendasi serta tanggapan auditee.

1.2. Materi pelaporan


Materi atau isi laporan harus cukup lengkap dan jelas agar dapat diperoleh suatu laporan
yang informatif dan efektif. Materi laporan hendaknya mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Tujuan, luas dan pendekatan audit
Hal ini dimaksudkan agar pembaca laporan sejak awal mengetahui tujuan, luas dan
pendekatan audit sehingga dapat memahami dengan baik materi yang dikemukakan
dalarn laporan. Harus tergambar bahwa disamping membandingkan pelaksanaan
dengan kriteria yang mengaturnya, laporaran harus juga menggambarkan aspek
risiko dari satuan kerja, fungsi, kegiatan atau produk tertentu.. Apakah terdapat
risiko potensial yang meningkat, menurun, perlu usaha khusus untuk mitigasi, atau
apakah ada risiko baru yang belum di-identifikasi atau apakah ada risiko yang
menjadi kenyataan (telah menimbulkan kerugian bagi bank) dan sebagainya.
b. Temuan audit
Temuan yang diungkapkan dalam laporan harus memuat secara jelas mengenai
fakta, keadaan yang seharusnya serta dampak dan penyebab terjadinya
penyimpangan.
c. Kesimpulan Auditor Intern atas hasil audit
Auditor intern harus memberikan kesimpulan atas temuannya baik berupa
keberhasilan maupun penyimpangan sesuai dengan lingkup auditnya. Laporan juga
memuat Pernyataan Auditor Intern bahwa audit telah di lakukan sesuai dengan
SPFAIB. Auditor Intern dalarn hal ini perlu menyatakan bahwa audit telah
dilakukan sesuai dengan SPFAIF.
d. Pernyataan auditor Intern bahwa audit telah dilakukan sesuai denagn SPFAIB
Auditor Intern dalam hal ini perlu menyatakan bahwa audit telah dilakukan sesuai
dengan SPFAIB.
e. Rekomendasi Auditor Intern
Apabila dalam audit ditemui adanya kelemahan atau penyimpangan, Auditor Intern
harus memberikan rekomendasi perbaikan.
f. Tanggapan auditee
Auditee harus diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan/komentar atas
temuan audit yang dapat berupa pembenaran/persetujuan, atau keberatan/penolakan
dan alasannya. Selanjutnya Auditee perlu memberikan komitmen untuk melakukan
perbaikan dengan batas waktu tertentu.
g. Hasil Pengecekan komitmen Auditee
Dalam laporan harus dikemukakan hasil pengecekan atas pelaksanaan komitmen
Auditee atas audit sebelumnya yang belum dapat dilaksanakan.

1.3. Bentuk laporan


Bentuk laporan audit intern bank menurut Amin Wijaya Tunggal menyatakan
bahwa:
a. Lisan
Laporan secara lisan biasanya timbul dari suatu kejadian yang serius atau
segera, yang tidak memerlukan pencatatan. Komunikasi secara lisan ini
merupakan cara yang terbaik untuk memecahkan maslah-masalah kecil (tidak
penting) atau mendiskusikan terlebih dahulu masalah-masalah yang akan
dilaporkan dalam laporan tertulis.
b. Daftar Kuesioner
Daftar kuesioner diperlukan untuk suatu check list atau berfungsi sebagai
pencatat pekerjaan apa saja yang telah dilakukan, tetapi sebagai suatu bentuk
laporan daftar kuesioner tersebut kurang memberikan informasi secara efektif.
c. Surat
Laporan berbetuk surat dilakukan apabila masalah yang dibicarakan cukup
singkat. Hal ini seringkali juga digunakan sebagai pengantar suatu laporan
resmi atau rekomendasi kepada staf yang bertanggung jawab dalam suatu
kegiatan perusahaan.
d. Laporan yang berisi sekumpulan komentar
Laporan yang berisi sekumpulan komentar ini sangat tepat digunakan untuk
tabulasi, rincian hasil diskusi, rekomendasi yang cukup banyak atau bila
laporan terdiri banyak halaman. Laporan dalam bentuk ini lebih mudah
penggunannya.
Sumber :
-

- https://andyyjr20.blogspot.com 

- file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Peraturan%20BI%20No.%201-6-PBI-
1999%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai