DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KEGIATAN........................................................................................
A. Klasifikasi Sumber Daya Insani..............................................................................
B. Distribusi Ketenagaan..............................................................................................
BAB III STANDAR FASILITAS.......................................................................................
A. Denah Rumah Sakit`
B. Standar Fasilitas
BAB IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.................................................
A. Manajemen Risiko
B. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
C. Pelayanan Kesehatan Kerja
D. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
E. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
F. Pengelolaan Prasarana Rumah Sakit dari Aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
G. Pengelolaan Peralatan Medis dari Aspek Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
H. Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana
BAB V LOGISTIK..............................................................................................................
BAB VI PENGENDALIAN MUTU...................................................................................
A. Indikator Kinerja (IKR)...........................................................................................
B. Evaluasi...................................................................................................................
C. Pelaporan.................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga buku Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku panduan ini merupakan acuan Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri
Barabai dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan panduan ini, oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan
masukan bagi penyempurnaan buku ini dikemudian hari.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan
kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Proses kegiatan pemberian
pelayanan, lingkungan kerja maupun kondisi sarana dan prasarana yang ada di
Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar dapat merupakan sumber bahaya
potensial yang dapat mengangu keselamatn dan kesehatan sumbaer daya manusia
yang ada di rumah sakit. Bahaya potensial (hazard) yang dimaksud dapat
digolongkan ke dalam bahaya potensial fisika (kebisingan, getaran, lantai licin,),
kimia (desinfektan, clorine, formaldehide), biologi (bakteri, virus, kecoa, dll),
ergonomi (manual handling, posisi statis, dll), dan psikososial (beban kerja,
hubungan kerja yang tidak harmonis, dll). Selain itu juga terdapat bahaya
potensial mekanikal (tertusuk, terpotong), elektrikal (tersengat listrik), dan limbah
(limbah padat medis dan non medis).
Pekerja yang terpajan dengan bahaya potensial tersebut dapat mengalami
gangguan keselamatan berupa kecelakaan kerja (KK) ataupun gangguan
kesehatan berupa penyakit akibat kerja (PAK). Bersadarkan amanat Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan juga dinyatakan bahwa
tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri Barabai sebagai bagian dari
pemberi pelayanan kesehatan memiliki pekerja baik medis dan non medis yang
tidak dapat terhindar dari pajanan berbagai bahaya potensial dalam melakukan
pekerjaannya. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk meminimalkan risiko yang
1
2
B. Tujuan
1. Umum
Terselenggaranya keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit Umum
Daerah H. Damanhuri Barabai secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
2. Khusus
a. Menciptakan tempat kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi
sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit
b. Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK) serta penyakit lain bagi seluruh sumber daya
manusia Rumah Sakit.
C. Ruang Lingkup
Sebagaimana Permenkes No.66 Tahun 2016, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit meliputi:
1. Manajemen risiko K3RS
2. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Pengelolaan bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja
5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
6. Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja
3
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
6
7
B. Distribusi Ketenagaan
1. Komite K3RS
a. Ketua Komite bertanggungjawab kepada pimpinan tertinggi Rumah
Sakit
b. Anggota terdiri dari semua jajaran Direksi dan/atau kepala/perwakilan
setiap unit kerja, (Instalasi/Bagian/Staf Medik Fungsional).
c. Sekretaris merupakan petugas kesehatan yang ditunjuk oleh pimpinan
untuk bertanggung jawab dan melaksanakan tugas secara purna waktu
dalam mengelola K3RS, mulai dari persiapan sampai koordinasi dengan
anggota Komite K3RS
2. Instalasi K3RS
a. Kepala Instalasi K3RS bertanggung jawab kepada direktur teknis
b. Instalasi minimal melaksanakan 3 fungsi yang terdiri dari :
1) Kesehatan Kerja meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif serta
rehabilitatif.
2) Keselamatan kerja meliputi upaya pencegahan, pemeliharaan,
penangguulangan dan pengendalian
3) Lingkungan kerja meliputi pengenalan bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko di tempat kerja
c. Tugas Instalasi atau Komite K3RS
1) Mengembangkan kebijakan, prosedur, regulasi internal K3RS,
pedoman, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan SPO K3RS untuk
mengendalikan risiko
2) Menyusun program K3RS
3) Menyusun rekomendasi untuk bahan pertimbangan pimpinan Rumah
Skait yang berkaitan dengan K3RS
4) Memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai
kebijakan, prosedur, regulasi internal K3RS, pedoman, petunjuk
teknis, petunjuk pelaksanaan dan SPO K3RS yang telah ditetapkan
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yaitu sarana dan prasarana yang berada di tempat kerja untuk
kelancaran suatu kegiatan. Tersedianya fasilitas dan peralatan untuk menunjang
kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri Barabai mutlak diperlukan.
Rumah sakit berpotensi mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan
menimbulkan penyakit akibat kerja selain dari sumber penyakit yang dibawa oleh
pasien, oleh karena itu maka standar fasilitas yang disediakan oleh Rumah Sakit
Umum Daerah H. Damanhuri Barabai harus memenuhi standar Fasilitas sesuai
Seri Perencanaan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C.
12
BAB IV
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
A. Manajemen Risiko
1. Pengertian
Manajemen risiko K3RS adalah proses yang bertahap dan
berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja secara komperhensif di lingkungan Rumah Sakit. Manajemen risiko
merupakan aktifitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh Rumah Sakit
untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Dalam melakukan manajemen risiko K3RS perlu dipahami hal-hal berikut :
a. Bahaya potensial/hazard yaitu suatu keadaan/kondisi yang dapat
mengakibatkan (berpotensi) menimbulkan kerugian
(cedera/injury/penyakit) bagi pekerja, menyangkut lingkungan kerja,
pekerjaan (mesin, metoda, material), pengorganisasian pekerjaan, budaya
kerja dan pekerja lain.
b. Risiko yaitu kemungkinan/peluang suatu bahaya potensial (hazard)
menjadi suatu kenyataan, yang bergantung pada :
1) Pajanan, frekuensi, konsekuensi
2) Dose-response
c. Konsekuensi adalah akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara
kualitatif atau kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan
merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan akibat-akibat
yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian.
13
2. Tujuan
Manajemen risiko K3 Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri
Barabai bertujuan untuk melakukan identifikasi, meminimalkan cidera serta
risiko lain sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan
kesehatan sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
3. Proses Manajemen Risiko K3RS
a. Persiapan/Penentuan
Pada tahap persipan dilakukan penentuan konteks proses menajemen
risiko K3RS meliputi :
1) Penentuan tanggung jawab dan pelaksana kegiatan manajemen risiko
2) Penentuan ruang lingkup manajemen risiko keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3) Penentuan semua aktivitas (baik normal, abnormal maupun
emergensi), proses, fungsi, proyek, produk, pelayanan dan aset di
tempat kerja
4) Penentuan metode dan waktu pelaksanaan evaluasi manajemen
risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Identifikasi Bahaya Potensial
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap bahaya potensial yang
kemungkinan dapat menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan pada
pekerja, pasien, pengantar pasien dan pengunjung. Bahaya potensial yang
dimaksud meliputi :
1) Fisika
Contoh : kebisingan, suhu, getaran, radiasi
2) Kimia
Contoh : formaldehid, alcohol, bahan pembersih lantai, desinfektan
3) Biologi
Contoh : bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing
14
4) Ergonomic
Contoh : posisi statis, manual handling, mengangkat beban
5) Psikososial
Contoh : beban kerja, hubungan atasan dan bawahan atau antar pekerja
yang tidak harmonis, pelecehan atau perilaku yang tidak mendukung
budaya keselamatan. Pelecehan mengacu pada berbagai perilaku yang
tidak diinginkan dan dianggap sebagai gangguan termasuk
menganiaya, memaksa, mengganggu, mengintimidasi dan menghina
orang lain karena ras, usia, kecacatan, atau jenis kelamin.
Pelecehan biasanya serangkaian insiden, bukan satu peristiwa dan
mungkin mencakup :
Tabel 4.1 Identifikasi bahaya potensial di Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri
Barabai
Tenaga yang
Bahaya potensia Jenis kegiatan Lokasi berpotensi
terpajan
Fisika
Kimia
Desinfektan Melakukan kegiatan Semua lokasi Dokter, perawat,
cuci petugas non medis,
tangan petugas kebersihan
Analis
Melakukan kegiatan Petugas farmasi
Formaldehyde pemeriksaan Laboratorium Dokter, perawat
laboratorium
Melkaukan kegiatan
penanganan obat
c. Analisis Risiko
Analisis risiko bertujuan untuk mengevaluasi besaran risiko kesehatan
pada pekerja. Analisis awal ditujukan untuk memberikan gambaran
seluruh risiko yang ada. Kemudian disusun urutan risiko yang ada.
Prioritas diberikan kepada risiko-risiko yang cukup signifikan dapat
menimbulkan kerugian.
d. Matriks analisis risiko dinilai berdasarkan kategori seperti pada tabel
berikut
1) Penilaian Peluang
Peluang untuk terjadinya risiko/dampak kesehatan dapat digunakan
kriteria seperti tabel berikut :
Tabel 4.2 Penilaian Peluang
Almost
Kejadian akan hampir pasti
A certain/Hampir
terjadi, pada sistem saat ini
Pasti
2) Penilaian dampak
3) Matriks penilaian risiko
Penilaian risiko dilakukan berdasarkan table kriteria dampak dan table
kriteria peluang sebagai berikut :
Akibat
Peluang
1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Keterangan :
E = Extreme Risk
H = High Risk
21
M = Moderate Risk
L = Low Risk
e. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang tekah
dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang
22
digunakan. Pada tahapan ini, tingkat risiko yang telah diukur pada tahapan
sebelumnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Selain itu, metode pengendaliannya yang telah diterapkan dalam
menghilangkan/meminimalkan risiko dinilai kembali, apakah telah bekerja
secara efektif seperti yang diharapkan. Dalam tahapan ini juga diperlukan
untuk membuat keputusan apakah perlu untuk menerapkan metode
pengendlaian tambahan untuk mencapai standar atau tingkat risiko yang
dapat diterima.
Sebuah program evaluasi risiko sebaiknya mencakup bebrapa elemen
sebagai berikut:
1) Inspeksi dan monitoring periodic terhadap aspek keselamatan dan
kesehatan
2) Wawancara non formal dengan pekerja
3) Pemeriksaan kesehatan
4) Pengukuran pada area lingkungan kerja
5) Pengukuran sampel personal
f. Pengendalian Risiko
Prinsip pengendalian risiko meliputi 5 (lima) hierarki meliputi :
1) Eliminasi : menghilangkan bahaya
2) Substitusi : menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain
yang tingat risikonya lebih rendah/tidak ada
3) Rekayasa engineering/pengendalian secara teknik
4) Pengendalian secara administrasi
5) Alat Pelindung Diri
dan konsultasi termasuk didalamnya dialog dua arah diantara pihak yang
berperan didalam proses pengelolaan risiko dengan focus terhadap
perkembangan kegiatan. Komunikasi internal dan eksternal yang efektif
penting untuk meyakinkan pihak pengelolaan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
h. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan
untuk mengetahui perubahan-perubahan yang bisa terjadi. Perubahan-
perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya
dilakukan perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya pemantauan dan telaah
ulang perlu untuk dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses
manajemen risiko dengan optimal.
a. Promotif
1) Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi (extra
fooding) bagi pekerja yang bekerja di area berisiko tinggi dan pekerja
yang dinas bergilir (sore, malam dan diluar hari kerja atau libur).
2) Pelaksanaan program kebugaran jasmani terprogram (pengukuran
kebugaran jasmani dan latihan fisik terprogram), senam kesehatan dan
rekreasi.
3) Pembinaan mental/rohani.
4) Pemenuhan gizi kerja dan ASI di Rumah Sakit, meliputi :
a) Pengelolaan kantin bersih, sehat dan selamat/hygiene sanitasi
b) Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan/hygiene perorangan
c) Pemantauan status gizi dan konseling gizi
d) Tempat penitipan Anak (TPA)
e) Pengelolaan ASI di Rumah Sakit (contoh : penyediaan ruang ASI)
b. Preventif
1) Pemberian imunisasi pada pekerja rumah sakit yang bekerja pada
area/tempat kerja yang berisiko dan berbahaya (antara lain : thypoid,
hepatitis, influenza)
2) Pemeriksaan kesehatan bagi pegawai
Pemeriksaan kesehatann terdiri dari pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja, berkala dan khusus sesuai dengan risiko pekerjaan.
Langkah pemeriksaan kesehatan berkala yang dilkakukan berdasarkan
risiko pekerjaannya, meliputi :
a) Identifikasi dan pemetaan populasi berisiko sesuai potensi bahaya
yang ada
b) Menentukan jenis pemeriksaan kesehatan sesuai dengan potensi
bahaya tempat kerjanya
c) Menentukan kelaikan bekerja sesuai kondisi kesehatan pegawai (fit
to work)
26
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Untuk di Rumah Sakit, limbah
medis termasuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Berikut ini yang termasuk katagori Bahan Berbahaya dan Beracun
yang mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 tahun
2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan
Beracun:
a. Memancarkan radiasi Bahan yang memancarkan gelombang
elektromagnetik atau partikel radioaktif yang mampu mengionkan secara
langsung atau tidak langsung materi bahan yang dilaluinya, misalnya:
Ir192, I131, Tc99, Sa153, sinar X, sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, dan
lain-lain.
f. Karsinogenik Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat
merusak jaringan tubuh.
k. Gas bertekanan (pressure gas) bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini
bertekanan tinggi dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena
panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.
1) Infeksius
30
2) Benda tajam
3) Patologis
5) Radioaktif
6) Farmasi
7) Sitotoksik
e. Simulasi Kebakaran
Minimal dilakukan 1 tahun sekali untuk setiap gedung. Hal penting
35
2. Tujuan
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan kehandalan
prasarana atau sistem utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
Aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada sistem utilitas mencakup
strategi-strategi untuk pengawasan pemeliharaan utilitas mencakup strategi
untuk pengawasan pemeliharaan utilitas yang memastikan komponen-
komponen sistem kunci, seperti listrik, air, lift, limbah, ventilasi, dan gas
medis dan lain-lain diperiksa, dipelihara, dan diperbaiki secara berkala.
Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja antara lain meliputi :
a. Penggunaan listrik
b. Penggunaan air
c. Penggunaan tata udara
d. Penggunaan genset
e. Penggunaan lift
f. Penggunaan gas medis
g. Penggunaan jaringan komunikasi
h. Penggunaan mekanikal dan elektrikal
i. Penggunaan instalasi pengelolaan air limbah
3. Sasaran Prasarana atau Sistem Utilitas Rumah Sakit
a. Air bersih dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu
b. Rumah sakit mengidentifikasi area dan layanan yang memiliki risiko
terbesar jika terjadi pemadaman listrik atau kontaminasi atau gangguan air
c. Rumah sakit merencanakan sumber-sumber listrik dan air alternative
dalam keadaan darurat
d. Tata udara, gas medis, sistim kunci, sistim perpipaan limbah, boiler dan
lain-lain berfungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Jenis Kegiatan
37
tidak digunakan
c. Memastikan dilaksanakannya inspeksi berkala
d. Memastikan dilakukan uji fungsi dan uji coba peralatan
e. Memastikan dilakukan pemeliharaan promotif dan pemeliharaan terencana
pada peralatan medis
f. Memastikan petugas yang memelihara dan menggunakan peralatan medis
kompeten dan terlatih
A. Bagian K3RS
Bagian K3RS mempunyai Gudang spare part yang di amprah dari Gudang
Logistik. Adapun barang-barang yang di stok bagian K3RS adalah sebagai
berikut :
1. Kertas berkop
2. Kertas HVS 70 gram
3. ATK
4. Helm Safety
5. APAR
39
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
B. Evaluasi
Evaluasi Dilakukan oleh Manajer Adminstrasi dan umum sebagai berikut :
1. Rapat Koordinasi Manajer administrasi dan umum beserta Staf Setiap Hari
2. Evaluasi Manajer Adminstrasi dan umum & unit Sebulan Sekali dengan
pelaporan
C. Pelaporan
1. Laporan tertulis setiap :
a. 1 (satu) bulan ke Manajer umum dan administrasi
40
41
b. Harian ke Direktur
c. Akhir tahun ke Direktur
2. Laporan rutin, berupa laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester
dan tahunan.
BAB VII
PENUTUP
42