Kandungan Zat Gizi, Fitokimia, Dan Aktivitas Farmakologis Pada Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) : Review
Kandungan Zat Gizi, Fitokimia, Dan Aktivitas Farmakologis Pada Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) : Review
Kandungan Zat Gizi, Fitokimia, Dan Aktivitas Farmakologis Pada Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) : Review
Banten. Jl. Syech Nawawi Al Bantani Kp. Andamu'i, Kel. Sukawana, Kec. Curug, Kota Serang 42171,
Banten. Tel. (0254) 200 323. *E-mail: dewisari.student@uinbanten.ac.id
Abstrak. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman rempah-rempah yang berasal dari Asia
Selatan dan telah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Jahe terdiri dari 3
varietas, yaitu jahe sunti/merah (Z. officinale var. rubrum), jahe gajah (Z. officinale var. officinarum), dan
jahe emprit (Z. officinale var. amarum). Studi ini bertujuan untuk mengkaji karakter botani berbagai
varietas jahe, kandungan zat gizi dan fitokimia, serta potensinya sebagai obat tradisional. Metode
yang digunakan dalam studi ini berupa studi literatur dengan menelaah berbagai referensi, seperti
jurnal ilmiah. Hasil telaah dari berbagai referensi menunjukkan bahwa rimpang jahe mengandung zat
gizi, diantaranya energi (79 kkal/100 g), karbohidrat (17,86 g/100 g), serat (3,60 g/100 g), protein (3,57
g/100 g), sodium (14 mg/100 g), zat besi (1,15 g/100 g), potasium (33 mg/100 g), dan vitamin C (7,7
mg/100 g). Jahe bermanfaat sebagai antioksidan, analgesik, antibakteri, antivirus, dan antiinflamasi.
Selain itu, jahe mengandung senyawa-senyawa fitokimia, diantaranya alkaloid, flavonoid, fenolik,
triterpernoid, dan saponin.
Kata kunci: Aktivitas farmakologis, senyawa fitokimia, jahe, obat tradisional, zat gizi
Abstract. Ginger (Zingiber officinale Rosc.) is a spice plant originating from South Asia and has been
widely distributed throughout the world, including Indonesia. Ginger consists of three varieties,
namely sunti/red ginger (Z. officinale var. rubrum), giant ginger (Z. officinale var. officinarum), and
emprit ginger (Z. officinale var. amarum). The study aimed to review the botanical character of various
varieties of ginger, the content of nutrients and phytochemical, and the potential as traditional
medicine. The method used in this study was the literature study by reviewing several references,
such as scientific journal. The result of review from various references showed that ginger rhizome
contains nutrients, including energy (79 kkal/100 g), carbohydrates (17.86 g/100 g), fiber (3.60 g/100 g),
protein (3.57 g/100 g), sodium (14 mg/100 g), iron (1.15 g/100 g), potassium (33 mg/100 g), and vitamin
C (7.7 mg/100 g). Ginger is useful as antioxidant, analgesic, antibacterial, antiviral, and
antiinflammatory. Moreover, ginger has phytochemical compounds, namely alkaloid, flavonoid,
fenolik, triterpernoid, and saponin.
Keywords: Ginger, nutritional content, pharmacological activity, phytochemical compound,
traditional medicine
11
Zat Gizi, Fitokimia, Aktivitas Farmakologis Jahe Sari & Nasuha
12
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science p-ISSN 2776-7558
Vol. 1, No. 2 (Desember 2021) e-ISSN 2776-754X
Hal. 11-18
13
Zat Gizi, Fitokimia, Aktivitas Farmakologis Jahe Sari & Nasuha
kepadatan feses, menurunkan kadar lemak bagi ibu hamil sebagai sumber
dalam darah, mencegah kanker usus besar, pembentukan sel-sel darah merah (Fuada
dan sebagai pelindung sistem pencernaan et al., 2019).
(Yustika, 2018). Zat besi (Fe) bermanfaat
14
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science p-ISSN 2776-7558
Vol. 1, No. 2 (Desember 2021) e-ISSN 2776-754X
Hal. 11-18
Aktivitas Antioksidan
AKTIVITAS FARMAKOLOGIS Senyawa antioksidan berguna dalam
mencegah timbulnya penyakit dan
Senyawa aktif yang terkandung pada menghambat proses penuaan (Rehman et
jahe sebagian besar berupa minyak atsiri, al., 2011). Berdasarkan hasil uji aktivitas
yaitu sekitar 1-3% dari bobot tanaman. antioksidan pada rimpang jahe merah yang
Senyawa aktif utama pada minyak atsiri dilakukan Herawati dan Saptarini (2019),
pada jahe merupakan kelompok dilaporkan bahwa ekstrak rimpang jahe
sesquiterpen, seperti bisapolen, zingiberen, merah menunjukkan adanya aktivitas
dan zingiberol. Senyawa-senyawa aktif antioksidan kuat. Kandungan senyawa
tersebut memiliki berbagai efek fisiologis antioksidan pada jahe merah tersebut
yang berperan penting dalam berpotensi mengendalikan stres oksidatif.
pemeliharaan dan penyembuhan penyakit Antioksidan akan mentrasfer proton ke
(Mascolo, 1989; Rehman et al., 2011). radikal DPPH dengan abstraksi langsung
Senyawa-senyawa aktif pada atom H-fenol serta melalui proses transfer
rimpang jahe memiliki berbagai efek elektron, sehingga mampu menetralkan
farmakologis diantaranya sebagai obat sifat radikal bebas dari DPPH dengan
karminatif, stimulan terhadap gastro membentuk DPPH-H (2,2-diphenyl-1-
intestinal tractus, antispasmodik, digestif, picrylhidrazyn) yang memiliki reaktivitas
stomachic, vasodilator, expectorant, lebih rendah dibanding DPPH. Selain
bronchodilator, analgesik, antiflatulen, menghambat produksi radikal bebas, jahe
mengatasi masalah pencernaan, antitusif, juga diduga mampu meningkatkan
sebagai pencahar, meningkatkan aktivitas produksi antioksidan di dalam tubuh
berbagai enzim di usus, pereda rasa sakit, (Srivastava dan Mustafa, 1992).
meredakan rasa sakit dan peradangan
Analgesik
(antiinflamasi) pada penderita rematik
Berdasarkan hasil uji perbandingan
(Rehman et al., 2011; Kiuchi et al., 1992),
efek analgesik perasan rimpang jahe merah
serta merangsang sirkulasi darah (Shoji et
dengan aspirin dosis terapi pada mencit
al., 1982). Selain memiliki efek
yang dilakukan Mantiri et al. (2013),
antiinflamasi dan analgesik, ekstrak etanol
ekstrak air jahe merah memiliki efektivitas
15
Zat Gizi, Fitokimia, Aktivitas Farmakologis Jahe Sari & Nasuha
yang lebih cepat yaitu sekitar 30 menit, menunjukkan bahwa jahe merah
daripada menggunakan aspirin dosis yang mengandung 5-10% sesquiterpen, yaitu
memakan waktu sekitar 60 menit. Hal ini senyawa berupa zingiberen, b-bisabolene,
dapat dikatakan bahwa perasan jahe merah sesquiphellandrene, dan curcumen. Selain itu,
memiliki efektivitas terhadap analgesik minyak atsiri pada jahe merah juga dapat
atau sebagai obat pereda nyeri, karena meningkatkan aktivitas natural killer untuk
unsur senyawa yang terkandung dalam melisiskan virus dan dapat berinteraksi
jahe memiliki hubungan dengan efek dengan lipid virus sebelum masuk ke
analgesik, seperti senyawa gingerol, dalam sel. Adanya minyak atsiri ini diduga
shogaol, zingeron, diarylheptanoid, dan dapat berpotensi terhadap inhibisi virus
derivatnya, khususnya paradol yang dapat influenza secara in vitro (Ulfah dan
menyebabkan berkurangnya rasa nyeri Mutakin, 2017).
dikarenakan dapat menghambat enzim
Aktivitas Antiinflamasi
siklooksigenase sehingga menurunkan
Jahe mengandung berbagai senyawa
pembentukan atau biosintesis
kimia, diantaranya gingerol, shogaol, dan
prostaglandin (Mantiri et al., 2013).
zingeron. Jahe merah mengandung
Aktivitas Antibakteri senyawa gingerol tertinggi daripada jahe
Berdasarkan analisis data yang lainnya. Senyawa-senyawa tersebut dapat
diperoleh dari penelitian Aliyah (2020) memberikan aktivitas antiinflamasi
tentang pengaruh uji antibakteri ekstrak (Kementerian Pertanian, 2008). Inflamasi
rimpang jahe terhadap pertumbuhan merupakan suatu keadaan respons
bakteri, dikatakan bahwa tingkat jaringan akibat kerusakan jaringan, baik
konsentrasi ekstrak rimpang jahe secara kimia, mekanik, ataupun dari
berbanding lurus dengan diameter zona mikroorganisme. Secara turun-temurun,
hambat bakteri uji yang menunjukkan jahe dimanfaatkan sebagai obat alternatif
adanya pengaruh aktivitas dari kandungan untuk meredakan dan mengurangi rasa
senyawa dari ekstrak rimpang jahe sakit (inflamasi) yang disebabkan oleh
terhadap pertumbuhan bakteri. Hal ini osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
dikarenakan rimpang jahe mengandung (Dharma et al., 2016). Senyawa [6]-gingerol
antimikrobia yang merupakan golongan yang terdapat pada rimpang jahe telah
senyawa aktif yang memiliki aktivitas terbukti mempunyai aktivitas sebagai
antibakteri seperti minyak atsiri, flavonoid, antiinflamasi. Senyawa ini dapat
fenol, dan terpenoid. Senyawa tersebut menghambat sitokin yang dapat
berpotensi menghambat pertumbuhan meningkatkan sel radang. Selain itu,
bakteri patogen yang dapat menyebabkan senyawa ini dapat menghambat
penyakit pada manusia seperti E. coli meningkatknya NF-kB, yaitu salah satu
(Nursal et al., 2006). komponen inflamasi (Roufogalis, 2014).
Aktivitas Antivirus
Berdasarkan hasil uji aktivitas
antivirus pada rimpang jahe merah
16
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science p-ISSN 2776-7558
Vol. 1, No. 2 (Desember 2021) e-ISSN 2776-754X
Hal. 11-18
17
Zat Gizi, Fitokimia, Aktivitas Farmakologis Jahe Sari & Nasuha
18