KELOMPOK : 10
NAMA ANGGOTA :
1. Ludiana Amurindarti (10119100)
2. Nur Indah Anggraini Sukma (10119140)
3. Oky Hendra Prasongko
4. Nasrullah
Kasus 2 :
Martin adalah pria berusia 62 thn yg didiagnosis dengan diabetes mellitus tipe 2 sekitar 2
thn yg lalu. Dia datang ke klinik pengobatan untuk kontrol rutin diabetesnya. Selama ini dia
mendapatkan pengobatan dengan metformin, dimana dosisnya mengalami peningkatan sekitar
satu thn yg lalu, namun masih dapat ditoleransi dgn baik. Dia menyatakan bahwa agak kurang
patuh terhadap pengobatannya, hal ini disebabkan karena dia sering lupa menggunakan obatnya.
Obat-obatan yg diminumnya adalah metformin 500 mg x 2 tablet pagi hari, amlodipin 10 mg x 1
tablet malam hari dan atorvastatin 10 mg x 1 tablet malam hari. Hasil pemeriksaan gula darahnya
menunjukkan rata-rata gula darah puasa pagi hari 200 mg/dl. Dan pada pemeriksaan postprandial
konsisten pada angka diatas 220 mg/dl. Tekanan darahnya 120/80 mmhg. Martin berusaha
menurunkan berat badannya. Ia mencoba berolahraga dengan berjalan kaki, namun nyeri pada
bagian tumitkaki yg membatasi aktivitas olah raganya. Apa rencana atau usulan anda sbg
apoteker terhadap pengobatan pasien tersebut?
Hasil Praktikum :
1. Patient dan Problem : Martin pria berusia 62 thn yg didiagnosis dengan diabetes
mellitus tipe 2
2. Intervention : Metformin
3. Comparison : Atorvastatin
4. Clinical outcome : Terapi atorvastatin dan metformin memiliki peran
tambahan dalam mengurangi kelebihan berat badan dan
obesitas,
2) Pertanyaan klinis :
- Validity
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi cross sectional. Alasan
penggunaan desain studi cross sectional karena pada desain studi ini seluruh variabel
diukur dan diamati pada saat yang sama (one point in time).
- Importance
Temuan ini sangat penting untuk memilih terapi mengurangi kelebihan berat
badan dan obesitas pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang ingin mengurangi berat
badannya.
- Applicability
Temuan ini sangat dapat diaplikasikan dalam penelitian yang dilakukan oleh
penulis/peneliti tentang terapi atorvastatin dan metformin memiliki peran tambahan
dalam mengurangi kelebihan berat badan dan obesitas,
5) Menerapkan Bukti
Didalam jurnal tersebut sudah dijelaskan bahwa Statin telah digunakan secara luas untuk
pengobatan dislipidemia dan ASCVD dalam beberapa dekade terakhir karena efeknya yang kuat
pada modifikasi lipid serta efek pleiotropik yang menarik. Menariknya, metformin juga memiliki
efek di luar regulasi glukosa . Oleh karena itu, dapat dibayangkan bahwa statin plus metformin
dapat memberikan manfaat tambahan pada sistem kardiovaskular. Data dari penelitian cross-
sectional kami saat ini mengungkapkan bahwa pada subjek dengan dislipidemia, dibandingkan
dengan terapi atorvastatin, atorvastatin plus metformin memberikan manfaat besar pada
endotelium-perlindungan dan anti-inflamasi, dan mekanisme yang mendasari proses ini mungkin
terkait dengan efek aditif mereka pada pengurangan konsentrasi ROCK2 leukosit.
. Sebelumnya, sejumlah besar penelitian telah secara konsisten menunjukkan bahwa efek
pleiotropik terapi statin bergantung pada efeknya pada pemblokiran jalur pensinyalan
RhoA/ROCK. Diketahui, ROCK adalah serin dan treonin kinase dan berfungsi sebagai mediator
kunci dalam mengatur proliferasi sel, apoptosis, migrasi, motilitas dan bentuk. ROCK2 adalah
isoform dari ROCKs dan sebagian besar diekspresikan pada endotelium dan miokardium. Studi
sebelumnya mengungkapkan bahwa peningkatan konsentrasi ROCK2 leukosit berkontribusi
pada patogenesis penyakit kardiovaskular dan penghambatan ROCK2 oleh fasudil, antagonis
spesifik ROCK, dapat mengakibatkan perlindungan jantung dan pembuluh darah.
Data dari penelitian klinis saat ini juga mendukung konsep bahwa metformin memiliki efek
pelindung pembuluh darah tambahan selain modulasi glukosa. Dibandingkan dengan kelompok
kontrol, variabel termasuk tingkat obesitas, tingkat Hs-CRP, Konsentrasi ROCK2 dan NO
meningkat lebih dalam pada kelompok gabungan (p <0,05). Hasil ini sangat menyarankan bahwa
terapi metformin plus atorvastatin dapat memberikan manfaat tambahan.
Data dari penelitian jurnal menunjukkan bahwa pada subjek dengan dislipidemia dan
kelebihan berat badan/obesitas, terapi atorvastatin selama 8 minggu secara signifikan
meningkatkan produksi NO dan menurunkan kadar Hs-CRP melalui pengurangan konsentrasi
ROCK2 leukosit. Dan hasil dari penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa manfaat bebas
kolesterol yang diperoleh dari terapi statin setidaknya sebagian bergantung pada penghambatan
ROCK.
6) Mengevaluasi Kinerja Penerapan EBM
Evaluasi penggunaan terapi atorvastatin dan metformin dalam subjek dengan kelebihan
berat badan/obesitas, terapi atorvastatin plus metformin dapat memberikan manfaat tambahan
pada perlindungan endotel dan anti-inflamasi melalui pengurangan konsentrasi ROCK2 leukosit.
Dan mengenai terapi metformin pada penurunan konsentrasi ROCK2 perlu diselidiki lebih
lanjut.
Lampiran: