Disetujui Oleh
Komisi
Pembimbing
Mengetahui
Kata kunci: aksesi, bawang merah, dosis, iradiasi sinar gamma, varietas lokal.
dan ibu T. Simbolon. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
(2014) dan juga anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Agro Sarimas Indonesia Rengat
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
Pertumbuhan Tiga Aksesi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Lokal Humbang
Hasundutan Pada Berbagai Dosis Iradiasi Sinar Gamma”yang merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Ir. Mariati, M.Sc.selaku ketua komisi pembimbing dan kepada ibuIr. Rosita
Penulis
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
Hipotesis Penelitian .......................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
PELAKSANAAN PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Latar Belakang
sebagai bahan untuk bumbu masakan, bawang merah juga sering digunakan
paling kuat. Dengan adanya inhibisi pada enzim ini, proses pemecahan dan
mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2011 sebesar 90 Kw/ha dengan luas lahan
1384 ha. Pada tahun 2012 sebesar 89,95 Kw/ha dengan luas lahan 1581 ha, dan
pada tahun 2013 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu 79,25 Kw/ha
dengan luas lahan 1048 ha. Sementara tahun 2014, mengalami penurunan
sebanyak 495 ton menjadi 78,10 Kw/ha. Penurunan produksi ini disebabkan oleh
pengalihgunaan lahan sentra produksi bawang merah menjadi tanam kopi maupun
Utara, 2015).
Padahal agroekologi didaerah ini sangat bersahabat dan mendukung usaha tani
tidak seragamdengan daya tumbuh yang rendah danserangan hama penyakit yang
tanaman yaitu dengan pemanfaatan iradiasi sinar gamma. Tujuan dari iradiasi
sinar gamma adalah untuk memperoleh sifat-sifat baru yang unggul dari induknya.
produksi, umur panen, rasa dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Berbagai
bahan yang akan di radiasi antara lain: kadar air benih, ukuran benih, kulit biji,
nantinya dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian
berbasis mutasi.
Hipotesis Penelitian
Kegunaan Penelitian
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
Botani Tanaman
dan fase generatif. Tanaman bawang merah mulai memasuki fase vegetatif setelah
berumur 11- 35 hari setelah tanam (HST), dan fase generatif terjadi pada saat
tanaman berumur 36 hari setelah tanam (HST). Pada fase generatif, ada yang
disebut fase pembentukan umbi (36 – 50 Hst ) dan fase pematangan umbi (51- 65
serabut pendek, sedangkan bagian atas diantara lapisan kelopak daun yang
membengkak, terdapat mata tunas sebagai calon tanaman baru. Pada bagian
tengah cakram terdapat mata tunas utama yang memunculkan bunga. Tunas yang
memunculkan bunga ini disebut tunas apikal, sedangkan tunas lain yang berada
diantara lapisan kelopak daun dan dapat tumbuh menjadi tanaman baru disebut
tunas lateral.Setiap umbi bawang dapat dijumpai banyak tunas lateral, yaitu
Bentuk daun bawang merah memanjang seperti pipa dan berbentuk bulat
tetapi ada juga yang berbentuk setengah lingkaran pada penampang melintang
daun. Bagaian ujung daun meruncing, sedangkan bagian bawahnya melebar dan
bagian seperti kayu yang berada pada dasar umbi bawang merah, sebagai tempat
melekatnya perakaran dan mata tunas pangkal daun akan bersatu dan membentuk
batang semu. Yang kelihatan seperti batang pada tanaman bawang merah
sebenarnya merupakan batang semu yang akan berubah bentuk dan fungsinya
kuntum bunga, kuntum bunga ini memiliki tangkai yang pendek. Bunga umumnya
berwarna putih keunguan dan ada juga yang berwarna biru atau kuning
(Brewster, 2008).
Syarat
Tumbuh Iklim
rendah sampai dataran tinggi ± 1100 mdpl, suhu udara yang sesuai untuk
tinggi, tetapi umur tanamnya menjadi lebih panjang 0,5-1 bulan dan hasil umbinya
ketinggian 1000 mdpl. Ketinggian tempat yang optimal untuk pertumbuhan dan
Tanaman bawang merah masih dapat tumbuh dan berumbi di dataran tinggi, tetapi
umur tanamnya menjadi lebih panjang 0,5-1 bulan dan hasil umbinya lebih rendah
Tanah
cukup,dan reaksi tanah tidak masam (pH tanah 5,6 - 6,5). Tanah yang paling
cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah aluvial atau kombinasinya
dengan tanah Glei-Humus atau latosol (Sutarya dan Grubben, 1995). Tanah yang
cukup lembab dan air tidak menggenang disukai oleh tanamn bawang merah
morfologi dan fisiologi tanaman, jenis, umur, ukuran dan komposisi genom, dosis
iradiasi, tipe iradiasi, dan sebagainya. Pengaruh stimulasi sinar gamma terhadap
protein yang terjadi selama tahap awal perkecambahan setelah benih diradiasi.
langsung atau tidak langsung gen-gen yang responsif terhadap auksin. Perubahan
biokimia mempengaruhi proses metabolisma sel yang pada tingkat tertentu dapat
juga terhadap pertumbuhan bibit. Bahan dan energi yang diperlukan selama
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel, atau gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber
energi (BATAN, 2008). Radiasi energi tinggi adalah bentuk-bentuk energi yang
melepaskan tenaga dalam jumlah yang besar dan kadang-kadang disebut juga
radiasi ionisasi( BATAN, 2008) karena ion-ion dihasilkan dalam bahan yang
dapat ditembus oleh energi tersebut (Crowder, 1986). Radiasi dapat menginduksi
terjadinya mutasi karena sel yang teradiasi akan dibebani oleh tenaga kinetik yang
tinggi, sehingga dapat mempengaruhi atau mengubah reaksi kimia sel tanaman
DNA atau organel sitoplasma antara lain; gen, kromosom atau mutasi
tanaman, dimana gen tanaman diubah pada bagian benih atau bagian tanaman
lainnya dengan mutagen kimia atau fisik. Kerja produktif telah dilakukan di
seluruh dunia untuk perbaikan baik dengan benih dan perbanyakan vegetatif
nuklir antara lain: jumlah dan ukuran kromosom, nomor sentromer dan posisi,
tingkat poliploidi, kandungan DNA nuklir, kadar air benih, ukuran benih, kulit
biji, jenis bunga, warna bunga, dan bentuk bunga. Tanggapan Radiobiological
yang sensitif dari radiasi gamma, dan sangat jelas bahwa radiosensitivitas
menghasilkan radikal bebas yang reaktif dan bereaksi dengan molekul di dalam
di dalam sel tidak dapat bekerja seperti semula (Skou 1971). Iradiasi dapat
menginduksi terjadinya mutasi pada sel tanaman. Sel yang terpapar iradiasi akan
dibebani oleh energi kinetik yang tinggi sehingga mempengaruhi atau mengubah
dosis tinggi telah diperhitungkan, dan meskipun kalus diinduksi pada eksplan
tetap normal berkisar 20 Gy tetapi berkurang tajam pada 40 Gy. Dosis kritis untuk
meregenerasi tanaman diasumsikan 40 sampai 50 Gy, dan kalus tidak akan dapat
beregenerasi pada kisaran 80 Gy. Dengan demikian, dosis optimum dari iradiasi
akut untuk kultur eksplan diperkirakan 20 Gy, namun dosis optimum iradiasi akut
untuk stek diperkirakan antara 15 sampai 20 Gy, oleh karena itu dosis optimum
untuk radiasi kronis dapat diperbesar sekitar 2,5 lipat dari iradiasi dosis tinggi.
kecambah dari perlakuan kontrol dan dosis iradiasi meningkat. Panjang minimum
kecambah direkam ketika bibit diiradiasi pada dosis tertinggi (100 krad), 80 dan
40 krad. Dalam penelitian ini, pertumbuhan akar bibit bawang terpengaruh untuk
sebagian besar dari tunas pertumbuhan panjang, yang telah banyak dilaporkan
untuk spesies lain dan efeknya parah dan konsisten. Namun jelas bahwa
menandakan telah terjadi perubahan pada tingkat genom, kromosom, dan DNA
mutan (M1) merupakan akibat dari terbentuknya radikal bebas, yaitu ion yang
(mutasi) pada tingkat DNA, sel ataupun jaringan. Abnormalitas tidak diharapkan
menimbulkan keragaman pada sifat yang akan diseleksi sehingga sifat atau
karakter yang lebih baik dapat diseleksi, sementara karakter yang baik pada
besarnya dosis radiasi. Dosis iradiasi diukur dalam satuan Gray (Gy), dimana 1
Gy= 0,10 krad, yakni 1J energy per kilogram iradiasi yang dihasilkan. Dosis
iradiasi dibagi 3 yaitu tinggi (>10 kGy), sedang (1-10 kGy), dan rendah (<1 kGy).
Perlakuan dosis tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi atau mengakibatkan
sterilitas. Tanaman mutan juga memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap
serangan patogen dan kekeringan. Warna bunga atau daun dapat pula berubah
(relatif tergantung pada tujuan pemuliaan), dan mungkin juga mutasi dapat
tanaman hibrida seperti pada padi dan jagung. Mutasi ke arah sifat positif dan
kentang, bawang bombai, dan bawang merah juga telah banyak dilaporkan. Telah
tanaman berkisar antara 20 sampai 70 Gy, jika perlakuan dilakukan segera setelah
panen atau pada saat periode dormansi (BPOM 2004). Iradiasi mengganggu
dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan kerusakan secara langsung
Pada beberapa percobaan radiasi pada benih, radiasi dengan dosis rendah
perkecambahan dari kontrol 30% menjadi 50% . Pada benih kacang mete yang
dosis kematian 50%-nya diperoleh pada dosis 300 Gy, radiasi dengan dosis 50 Gy
Radiasi ionisasi juga dapat merubah struktur molekul lemak pada membran
penurunan. Benih yang diiradiasi yang disimpan selama 3 bulan juga memberikan
kemudian menurun pada dosis yang lebih tinggi. Pada dosis 10 Gy juga
menghasilkan radikal bebas yang reaktif dan bereaksi dengan molekul di dalam
di dalam sel tidak dapat bekerja seperti semula (Skou 1971). Iradiasi dapat
menginduksi terjadinya mutasi pada sel tanaman. Sel yang terpapar iradiasi akan
dibebani oleh energi kinetik yang tinggi sehingga mempengaruhi atau mengubah
Daun yang mati karena efek iradiasi dicirikan dengan daun yang
berwarna coklat dan kering, terjadi karena radiasi dapat mendegradasi klorofil
pada daun, sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis dan pada akhirnya
akan mengalami kematian. Semakin tinggi dosis iradiasi maka makin banyak
terjadi mutasi dan semakin tinggi pula kerusakan bahkan dapat mengakibatkan
Pada hari ke-3, hasil persentase daya tumbuh kecambah dan kecambah
daun yang tertinggiterlihat pada dosis 275 Gy, yaitu rata-rata 65,2 %dan yang
yang tertinggi terdapat pada tanaman hasil iradiasi biji dengan dosis 250 Gy yaitu
66 %, sedang yang terendah terdapat pada tanaman hasil iradiasi biji dengan dosis
satu atau dua sifat yang kurang menguntungkan pada tanaman. Semakin tinggi
dosis yang diberikan semakin banyak tanaman yang akan mengalami kematian
(Harsanti, 2013).
Ritonga dan Wulansari (2010) bahwa semakin tinggi dosis iradiasi maka semakin
menurun panjang tanaman, penurunan tinggi tersebur terjadi karena iradiasi dapat
Mutasi artinya perubahan materi genetik yang diturunkan dalam gen atau
kromosom dalam waktu yang singkat. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan
selama pembelahan sel atau dengan paparan DNA mutagen dari lingkungan.
Radiasi telah ditemukan untuk mempengaruhi ukuran dan berat tanaman. Dalam
reaksi radiobiologi, dampak dari dosis yang diberikan tergantung pada intensitas
biokimia dan perubahan fisiologis dalam sel dan jaringan. Radiasi sinar gamma
dapat berguna untuk perubahan sifat fisiologis. Efek biologis sinar gamma
didasarkan pada interaksi dengan atom atau molekul dalam sel, khususnya air
komponen utama dari sel tanaman dan telah dilaporkan mempengaruhi perubahan
morfologi, anatomi, biokimia dan fisiologi tanaman tergantung pada dosis radiasi
genetik dan pemuliaan varietas baru selama beberapa dekade terakhir. Radiasi
sinar gamma (Gy) adalah mutagen utama yang digunakan untuk menghasilkan
(perbanyakan tanaman dengan biji). Mutagen seperti radiasi dan bahan kimia
dosis, dampak pertumbuhannya (anakan, tinggi tanaman, bobot kering dan bobot
terhambat ketika dosis ditingkatkan. Ini mungkin akan menghalangi DNA selular;
Pengaruh iradiasi gamma disebut sebagai kerusakan dan dapat tampak beberapa
pertumbuhan yang diamati disebabkan oleh radiasi gamma sesuai dengan temuan
umur tanaman, panjang akar, bobot kering akar dan bobot kering dari kacang
27.8084. Penelitian yang dilakukan oleh Romeida dkk. (2013) didapatkan bahwa
mutan terbanyak yang dihasilkan pada proses iradiasi sinar gamma pada anggrek
Spatoglotis plicata Blum dihasilkan pada dosis sekitar LD50. Nilai LD50 yang
didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Romeida dkk. (2013) berdasarkan
persentase plb hidup adalah 47.71 dan nilai LD30 yang didapatkan adalah 35.69.
Nilai LD50 dari kedua penelitian tersebut berbeda dengan nilai LD 50 yang
diperoleh pada penelitian iradiasi sinar gamma pada plb anggrek Dendrobium
lasianthera (JJ. Smith). Perbedaan besarnya nilai LD50 tersebut diduga disebabkan
tumbuh stek yang diradiasi 0 – 50 Gy secara statistik tidak berbeda nyata dengan
lokal Cecek ijo berada diantara 50 Gy dan 75 Gy. Dilaporkan bahwa interaksi
klon dengan dosis radiasi berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh stek ubi
air batang antar varietas berbeda. Dilaporkan pula bahwa dosis 3-4 Krad.
dosis radiasi antara 200 – 250 Gy dapat dipertimbangkan dosis yag tepat untuk
induksi mutasi pada varietas Lokaimy dan Khaliji, sedangkan antara 150 – 200 Gy
Penelitian ini dilaksanakan pada lahan warga di jl. Setia Budi, Tanjung
Sari, Medan dengan ketinggian + 25 meter diatas permukaan laut, pada bulan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bawang merah lokal
(Urea),P (TSP),K (KCl), air, fungisida Dhithane M-45 berbahan aktif mankozeb
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Iradiator Chamber 4000A
yang ada di Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) –BATAN, Jakarta,
Metode Penelitian
A1 : Aksesi Simamora
A3 : Aksesi Tipang
A1I3 A2I3 A 3I 3
A1I6 A2I6 A 3I 6
A1I7 A2I7 A 3I 7
Chamber 4000A dengan dosis 0 gy, 2 Gy, 4 Gy, 6 Gy, 8 Gy, 10 Gy, 12 Gy dan 14
membandingkan hasil dari petakan plot 0 Gy (kontrol) dengan petakan plot hasil
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan dosis iradiasi taraf ke-j
dan pengaruh daerah asal lokasi bawang merah pada taraf ke-k
µ : Nilai tengah
(αβ)jk :Interaksi antara perlakuan dosis iradiasi taraf ke-j dan daerah asal lokasi
εijk : Galat dari blok ke-i, dosis iradiasi ke-j dan daerah asal lokasi bawang
merahke-k
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak
Persiapan Lahan
tersebut gembur.
– plot dengan ukuran 100 cm x 100 cm serta jarak antar plot 40 cm dan tinggi
bedengan 30 cm.
Aplikasi Pupuk
pupuk Urea (N) TSP (P) dan KCl (K) diaplikasikan dalam 2 tahap, tahap pertama
pertama 2 minggu setelah tanam dan tahap kedua 4 minggu setelah tanam dengan
dosis urea 0,32 gr, TSP 0,48 gr dan Kcl 0,12 gr (200 kg/ha urea, 250 kg/ha TSP
Umbi bawang merah yang akan di iradiasi berasal dari daerah Humbang
pemanenan. Umbi kemudian di radiasi dengan iradiasi sinar gamma pada berbagai
digunakan adalah 2 Gy, 4 Gy, 6 Gy, 8 Gy, 10 Gy, 12 Gy, dan 14 Gy.
Penanaman
Sebelum penanaman, dibuat lubang tanam yang ditugal pada areal tanam
Pemeliharaan
Tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari, tergantung
Penyiangan
Pembumbunan
bawang (Spodoptera exigua) pada tanaman yang terserang dan untuk penyakit
5 mg/liter air.
Persentase Tumbuh
Tanaman(%)
Jumlah daun dihitung pada daun yang telah terbentuk sempurna per
minggu sekali.
HASIL
Pada Tabel 1. Dapat dilihat bahwa semakin meningkat dosis iradiasi yang
Hasundutan pada berbagai dosis iradiasi sinar gamma dapat diketahui dengan
Curve Expert 1.3. Nilai LD50 dari tiga aksesi bawang Humbang Hasundutan dapat
Tabel 2. Persamaan regresi dari persentase pertumbuhan dan nilai LD50 tiga aksesi
bawang merah lokal Humbang Hasundutan pada umur 7 MST
Aksesi Model Persamaan Linier r LD50
7 MST terdapat pada perlakuan A 1 (aksesi Simamora) sebesar 11.801 Gy, diikuti
dengan perlakuan A3 (aksesi Tipang) dengan nilai LD50 sebesar 11.089 Gy dan
terendah terdapat pada perlakuan A2 (aksesi Tipang) dengan nilai LD50 sebesar
9.905 Gy.
Simamora pada persentase tumbuh tanaman 7 MST dapat dilihat pada Gambar 1.
LD50= 11.801 Gy
Sipangolu pada persentase tumbuh tanaman 7 MST dapat dilihat pada Gambar 2.
S = 23.52231135
r = 0.85384174
Persentase Pertumbuhan Tanaman (%)
LD50= 9.905 Gy
S = 19.98035323
r = 0.83386774
Persentase Pertumbuhan Tanaman
LD50= 11.089
Gambar 3. Grafik persentase tumbuh bawang merah aksesi Tipang 7 MST pada
beberapa dosis iradiasi sinar gamma.
Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian iradiasi sinar gamma
bepengaruh nyata terhadap panjang tanaman pada umur 2 sampai 7 MST dan
panjang tanaman umur 2 sampai 7 MST. Interaksi antara pemberian iradiasi sinar
gamma dan aksesi bawang merah berpengaruh tidak nyata terhadap panjang
tanaman.
iradiasi sinar gamma dan penggunaan aksesi bawang merah dilihat pada tabel 3.
6 MST A1 27.72 26.42 18.31 23.21 26.18 12.42 6.38 2.38 17.88
pengamatan 3 MST taraf perlakuan iradiasi sinar gamma berpengaruh tidak nyata
panjang tanaman.
MST pada perlakuan 0 Gy yaitu 32.19 cm dan panjang tanaman terendah terdapat
pada perlakuan 14 Gy yaitu 3.31cm. Pada tanaman bawang merah yang diiradiasi
35,00
30,00
25,00
Panjang Tanaman (cm)
20,00
15,00
10,00
ŷ = -0,120x2 - 0,356x + 30,32 R² = 0,837
5,00
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14
Gambar 4. Hubungan antara panjang tanaman 7 MST dengan dosis iradiasi sinar
gamma.
berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian iradiasi sinar gamma
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 2 sampai 7 MST dan
jumlah daun. Interaksi antara pemberian iradiasi sinar gamma dan aksesi bawang
daun tertinggi pada I0 (0 Gray) dan jumlah daun terendah terdapat pada
I7 (14 Gray). Rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada tanaman berumur 7 MST
pada perlakuan 0 Gy yaitu 34,44 helai dan jumlah daun terendah terdapat pada
tidak nyata terhadap kontrol (0 Gy). Namun berbeda nyata terhadap perlakuan 4
Gy, 6 Gy, 12 Gy, dan 14 Gy. Pada pengamatan 3 sampai 7 MST, perlakuan 0 Gy
iradiasi sinar gamma dan penggunaan aksesi bawang merah dilihat pada Tabel 4.
35,00
30,00
Jumlah Daun (cm)
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00 ŷ = -0,059x2 - 1,071x + 27,84 R² = 0,805
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14
Dosis Iradiasi Sinar Gamma (Gy)
Gambar 5. Hubungan antara jumlah daun 7 MST dengan dosis iradiasi sinar
gamma.
gamma akan semakin menekan jumlah daun tanaman. Namun pada perlakuan 2
daun.Tanaman yang tidak diberi sinar gamma (kontrol) merupakan jumlah daun
tanaman tertinggi.
Data jumlah anakan mulai pengamatan 2 sampai 7 MST dan hasil sidik
sidik ragam diketahui bahwa pemberian iradiasi sinar gamma berpengaruh nyata
terhadap jumlah anakan umu 2 sampai 7 MST dan penggunaan berbagai aksesi
bawang merah berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan. Interaksi antara
pemberian iradiasi sinar gamma dan aksesi bawang merah berpengaruh tidak
iradiasi sinar gamma dan penggunaan aksesi bawang merah dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan jumlah anakan umur 2 sampai 7 MST pada perlakuan iradiasi
sinar gamma dan penggunaan aksesi bawang merah.
JUMLAH ANAKAN
AKSESI 0Gy 2 Gy 4 Gy 6 Gy 8 Gy 10 Gy 12 Gy 14 Gy RATAAN
(anakan)
2 A1 2.78 2.53 2.31 2.53 2.25 1.28 0.67 0.06 1.80
A2 2.78 2.75 2.00 2.56 2.42 0.75 0.14 0.03 1.68
A3 2.69 2.44 2.08 1.92 2.50 0.94 0.58 0.14 1.66
RATAAN 2.75a 2.57ab 2.13c 2.33bc 2.39bc 0.99d 0.46e 0.07f
3 A1 4.89 4.42 3.86 4.22 4.28 2.97 1.44 0.28 3.30
A2 4.83 4.47 3.56 4.61 4.53 1.86 0.31 0.08 3.03
A3 4.42 3.97 3.56 3.53 4.50 2.53 1.28 0.47 3.03
RATAAN 4.71a 4.29ab 3.66c 4.12bc 4.44bc 2.45d 1.01e 0.28f
4 A1 6.42 6.11 4.81 5.86 6.00 3.47 1.67 0.33 4.33
A2 6.69 5.97 4.50 5.61 5.56 2.25 0.36 0.11 3.88
A3 6.11 4.94 4.67 4.67 5.94 2.83 1.42 0.58 3.90
RATAAN 6.41a 5.68ab 4.66c 5.38b 5.83ab 2.85d 1.15e 0.34f
5 A1 7.67 6.64 5.33 6.67 6.83 3.92 1.75 0.42 5.52
A2 7.75 6.94 5.32 6.78 6.39 2.53 0.42 0.11 5.15
A3 7.64 6.67 5.10 4.87 6.75 3.58 1.39 0.56 5.19
RATAAN 7.69a 6.75a 5.25ab 6.10ab 6.66a 3.34cd 1.19d 0.36e
6 A1 8.67 7.53 6.06 7.03 8.00 4.75 1.89 0.47 5.55
A2 8.92 8.00 6.00 7.78 7.36 2.94 0.44 0.11 5.19
A3 8.00 7.08 5.61 5.44 7.83 4.11 1.58 0.69 5.05
RATAAN 8.53a 7.54a 5.89ab 6.75ab 7.73a 3.94bc 1.31c 0.43c
7 A1 9.08 7.81 6.36 7.42 8.17 4.78 1.89 0.47 5.75
A2 9.33 8.19 6.08 7.89 7.36 2.97 0.44 0.11 5.30
A3 8.39 7.33 5.61 5.44 8.03 4.08 1.58 0.69 5.15
RATAAN 8.94a 7.78b 6.02c 6.92bc 7.85b 3.94d 1.31e 0.43e
Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
tertinggi pada I0 (0 Gy) dan jumlah anakan terendah terdapat pada I7 (14 Gy).
Rataan jumlah anakan tertinggi terdapat pada tanaman berumur 7 MST pada
perlakuan I0 (0 Gy) yaitu8.94 anakan dan jumlah anakan terendah terdapat pada
iradiasi 2 Gy. Pada pengamatan 4 MST rataan jumlah anakan pada perlakuan 0
yang berbeda tidak nyata terhadap kontrol pada umur 5 dan 6 MST. Namun pada
(0 Gy).
10,00
9,00
Jumlah anakan (anakan)
8,00
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
ŷ = -0,043x2 + 0,028x + 8,234 R² = 0,869
2,00
1,00
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14
Dosis iradiasi sinar gamma (Gy)
Gambar 6. Grafik hubungan antara jumlah anakan 7 MST dengan dosis iradiasi
sinar gamma.
pada Gambar 7.
0 Gy 2 Gy
4 Gy 6 Gy
8 Gy 10 Gy
Hasil analisis menunjukkan bahwa aksesi dan dosis iradiasi sinar gamma
merah.
AKSESI I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 RATAAN
terdapat pada dosis 0 Gy, 2 Gy, 6 Gy dan 8 Gy sebesar 100% sedangkan terendah
pada aksesi Aek Sipangolu terdapat pada dosis 0 Gy, 2 Gy, 6 Gy dan 8 Gy sebesar
pertumbuhan tanaman tertinggi pada aksesi Tipang terdapat pada dosis 0 Gy, 2 Gy
13.89%.
pada dosis iradiasi sinar gamma I0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan I1, I2, I3,
dan I4, namun berbeda nyata pada I5, I6, dan I7. Persentase tumbuh tanaman
tertinggi pada dosis iradiasi sinar gamma terdapat pada perlakuan 0 (control), 2,
dan 8 Gy yaitu sebesar 100% dan yang terendah yaitu pada perlakuanI 7 (14 gray)
yaitu 7.41%.
76,00
74,00
72,00
70,00
68,00
66,00
A1 (aksesi Simamora) A2 (aksesi Aek A3 (aksesi Tipang)
Sipangolu)
Aksesi
Gambar 8. Histogram hubungan antara persentase tumbuh tanaman 7 MST
dengan 3 aksesi bawang merah.
sinar gammauntuk setiap aksesi dapat dilihat pada grafik seperti dibawah ini.
120,00
Persentase Pertumbuhan Tanaman
100,00
80,00
60,00
(%)
20,00
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14
Dosis Iradiasi Sinar Gamma (Gy)
Gambar 9. Grafik hubungan antara persentase tumbuh tanaman 7 MST dengan
dosis iradiasi sinar gamma aksesi Simamora.
80,00
40,00
20,00
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14
Dosis Iradiasi Sinar Gamma (Gy)
Gambar 10. Grafik hubungan antara persentase tumbuh tanaman 7 MST
dengandosis iradiasi sinar gamma aksesi Aek Sipangolu.
120,00
Persentase Tumbuh Tanaman
100,00
80,00
60,00
40,00
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14
Dosis Iradiasi Sinar Gamma (Gy)
Gambar 11. Grafik hubungan antara persentase tumbuh tanaman 7 MST
dengandosis iradiasi sinar gamma aksesi Tipang.
dan 8 Gy tingkat pertumbuhan bawang merah sama namun pada dosis yang
melihat nilai LD50 diperoleh dengan menggunakan Curve Expert 1.3. Nilai LD50
untuk aksesi Simamora terletak pada dosis 11.801 Gy, nilai LD50 untuk aksesi Aek
Sipangolu terletak pada dosis 9,908 dan linai LD 50 untuk aksesi Tipang terletak
pada dosis 11,089. Adanya perbedaan nilai LD50 untuk tiap-tiap aksesi diduga
karena kadar air untuk tiap aksesi berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pernyataan
perubahan fisiologis dalam sel dan jaringan. Radiasi sinar gamma dapat berguna
untuk perubahan sifat fisiologis. Efek biologis sinar gamma didasarkan pada
interaksi dengan atom atau molekul dalam sel, khususnya air untuk menghasilkan
radikal bebas. Radikal ini dapat merusak atau merubah komponen utama dari sel
pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Achrom, Dkk, (2012)
yang menyatakan bahwa Sinar gamma dapat menembus jaringan tanaman hingga
gamma menghasilkan radikal bebas yang reaktif dan bereaksi dengan molekul di
dalam sel. Reaksi yang terjadi mengacaukan proses-proses biokimia di dalam sel
kematian tanaman bawang merah pada dosis 14 Gy telah mencapai 0,07%. Dosis
iradiasi yang diberikan mengakibatkan kerusakan sel yang cukup besar sehingga
tanaman hanya mampu bertahan kurang lebih 3 sampai 4 minggu setelah tanam.
Hal ini berbeda dengan literatur solihin (2013) mengenai ubi kayu yang
menyatakan bahwa Persentase tumbuh varietas lokal (Cecek ijo) yang diradiasi
sampai 7 MST, jumlah daun 2 sampai 7 MST, jumlah anakan 2 sampai 7 MST
perlakuan 0 Gy dan hasil terendah pada perlakuan 14 Gy. Hal ini menunjukkan
panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan persentase tumbuh tanaman
yang disebabkan oleh sinar gamma yang dapat mengganggu proses metabolisme
menyatakan bahwa Pada benih bambang lanang, perlakuan iradiasi pada dosis 10
perkecambahan dan nilai perkecambahan). Namun, pada dosis yang lebih tinggi
tanaman dengan dosis ini belum menunjukkan kerusakan fisiologis dan perubahan
pertumbuhan yang berarti bagi tanaman, sehingga tanaman dengan dosis 2 Gy dan
tanaman kontrol. Pemberian iradiasi sinar gamma dengan dosis rendah memang
perubahan kromosom dibandingkan dengan doisis tinggi. Hal ini sesuai dengan
mutasi dengan dosis rendah, mutasi mikro menggunakan dosis di bawah LD50
hasil analisis uji t pada dosis yang tinggi (10,12 dan 14 Gy) menunjukkan
iradiasi (kontrol). Semakin tinggi dosis iradiasi yang diberikan maka akan
gamma menghasilkan radikal bebas yang reaktif dan bereaksi dengan molekul di
dkk (2012) yang menyatakan Sinar gamma dapat menembus jaringan tanaman
hingga beberapa sentimeter, dan merusak jaringan yang dilewatinya. Iradiasi sinar
gamma menghasilkan radikal bebas yang reaktif dan bereaksi dengan molekul di
dalam sel. Reaksi yang terjadi mengacaukan proses-proses biokimia di dalam sel
tanaman hanya mampu bertahan hidup sampai umur 3 MST. Pada dosis ini awal
tergolong lambat dibandingkan dengan tanaman kontrol dan dosis lainnya. Pada
umur 3 MST, tanaman mulai menunjukkan gejala kematian, yang ditandai ujung
mati, tanaman tidak dapat bertahan hidup hingga berproduksi. Hal ini disebabkan
karena dosis iradiasi yang tinggi dapat merusak ikatan kimia suatu senyawa
bahkan kematian pada tanaman. Hal ini sesuai dengan Natawijaya, dkk (2009)
yang menyatakan bahwa daun yang mati karena efek iradiasi dicirikan dengan
daun yang bewarna coklat dan kering, terjadi karena radiasi dapat mendegradasi
klorofil pada daun, sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis dan pada
Gambar 11. Penampilan tanaman bawang merah 0 Gy dan tanaman hasil iradiasi
dengan dosis 14 Gy.
Pada pengamatan jumlah daun 2 MST, perlakuan 0 Gy berbeda tidak
4 , 6, 10, 12 dan 14 Gy. Pada pengamatan 3-7 MST seluruh dosis perlakuan sudah
(kontrol). Dari analisis uji t menunjukkan bahwa rataan jumlah daun tanaman
dengan pemberian iradiasi yang berbeda nyata terhadap kontrol memiliki rataan
jumlah daun yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kontrol (0 Gy).
pertumbuhan jumlah daun pada tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur amjad
langsung dengan dosis penyinaran yang diberikan, efek parah dosis iradiasi
dosis iradiasi.
gamma pada parameter jumlah anakan pada pengamatan 2 MST perlakuan iradiasi
sinar gamma 0 Gy berbeda tidak nyata terhadap seluruh perlakuan kecuali pada
perlakuan 2 Gy. Pada pengamatan 4 sampai 6 MST, rataan jumlah anakan berbeda
perlakuan iradiasi. Hal ini dapat disebabkan karena pemberian iradiasi sinar
iradiasi. Kerusakan fisiologi ini biasa terjadi pada M1, sedangkan mutasi gen,
berikutnya, itulah sebabnya pertumbuhan tanaman pada M1 kurang baik. Hal ini
sesuai dengan literatur Litbang (2011) yang menyatakan bahwa Mutasi iradiasi
perubahan pada tingkat genom, kromosom, dan DNA sehingga proses fisiologis
pada tanaman menjadi tidak normal dan menghasilkan variasi-variasi genetik baru.
dari terbentuknya radikal bebas seperti H0, yaitu ion yang bersifat sangat labil
nyata terhadap perlakuan 10 Gy, 12 Gy, 14 Gy. Semakin tinggi dosis iradiasi yang
diberikan semakin menurunkan daya kecambah bawang merah. Hal ini sesuai
dengan literatur Harsati (2013) yang menyatakan bahwa Teknik mutasi dalam
pemuliaan tanaman dapat digunakan untuk memperbaiki satu atau dua sifat yang
dapat dilihat perbedaan yang sangat jelas seperti seperti jumlah daun dan jumlah
anakan dengan perlakuan lebih rendah dari tanpa perlakuan (kontrol) serta dari segi
visual daun pada tanaman yang mendapatkan perlakuan tampak seperti mengkerut
dan melilit sehingga daun tanaman menjadi mengecil. Hal ini dapat disebabkan
Kerusakan fisiologi ini biasa terjadi pada M1 (populasi mutan), sedangkan mutasi
kurang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sajimin (2015) dalam Ritonga dan
dosis iradiasi maka semakin menurun panjang tanaman, penurunan tinggi ersebur
Simamora, Aek Sipangolu, dan Tipang berbeda-beda untuk setiap dosisnya hal ini
terjadi karena tingkat kadar air pada setiap aksesi bawang merah berbeda sehingga
mempengaruhi hasil radiasi. Hal ini terjadi karena radiasi sinar gamma adalah
radiasi dengan bentuk energi yang melepaskantenaga dalam jumlah yang besar dan
kadang-kadang disebut juga radiasi ionisasi sehingga semakin tinggi kadar air
bawang semakin rentan terjadi kerusakan dalam tanaman . Hal ini sesuai dengan
literatur Natawijaya, dkk (2009) yang menyatakan bahwa radiasi energi tinggi
adalah bentuk-bentuk energi yang melepaskantenaga dalam jumlah yang besar dan
dihasilkan dalam bahan yang dapat ditembus olehenergi tersebut (Crowder, 1986).
Kesimpulan
nilai LD50 sebesar 11.801 Gy. Nilai radiosensitivitas terendah terdapat pada
perlakuan A2 (aksesi Aek Sipangolu) dengan nilai LD50 sebesar 9.905 Gy.
Saran
Amjad, M and Anjum,M. A., 2002. Efect Of Gamma Radiation on Onion Seed
Viability, Germinaion Potential, Seedling Growth and
Morphology.Departement of Horticulture, Univerity o Agriculture.
Pakistan.
BPS Sumatera Utara. 2015. Rata-Rata Produksi Tanaman Menurut Jenis Sayuran.
Biro Statistik Sumatera Utara, Medan.
Brewster, J., L. 2008. Onions and Other Vegetable Alliums 2 nd Edition. CABI.
USA
Hidayat., Roslian, R., Simatupang, S., dan Simarmata, R. 2014. Sekilas Berburu
Bawang merah di Kabupaten Samosir. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran. Tangkuban Parahu, Lembang., Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Utara. Medan.
Human, S., 2007. Riset & pengembangan sorgum dan gandum untuk ketahanan
pangan. Makalah. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan
Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jakarta Selatan.
Natawijaya, A., Afiyata, A., Ritonga, A.W. 2009. Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma
Sinclair, P. 1988. The Botany of Onions. Australian Onion Grower. Vol 5:7-10
Soedjono, S., 2003. Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian, 22(2). Balai
PenelitianTanaman Hias Cianjur.
Sumarni, N, dan Hidayat, A., 2005. Panduan Teknis Budidaya Bawang Merah.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.
Zanzibar, M dan Sudrajat, D.T. 2015. Prospek Dan Aplikasi Teknologi Iradiasi
SInar Gamma Untuk Perbaikan Mutu Benih Dan Bibit Tanaman
Hutan.Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor.
T
A1I3 A2I1 A3I5 A1I2 A2I4 A3I6 A1I6 A2I6 A3I2
20 cm
X X X X
20 cm
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X X
Lampiran 37. Data hasil pengamatan panjang tanaman bawang merah umur
Lampiran 38. Sidik ragam panjang tanaman bawang merah umur 7 MST