Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang

Computed Tomography (CT) Scan merupakan sebuah teknik pencitraan medis

yang sangat diperlukan dalam pemeriksaan radiodiagnostik. Perkembangan CT-Scan

dimulai pada awal tahun 1970-an dimana pada 1972, Sir Godfrey Newbold Hounfield

dan Ambors, di London, Inggris berhasil menghasilkan sebuah gambaran klinis pertama

CT-Scan kepala. (Muzammil, 2016). Seiring dengan perkembangan teknologi, dewasa

ini telah diciptakan alat CT Scan yang lebih canggih yaitu MSCT (Multislice Computed

Tomography). Prinsip dasar MSCT adalah pergerakan tabung sinar-X yang berputar

secara stationer dan memancarkan sinar-X secara kontinyu, sambil diiringi pergerakan

pasien oleh meja pesawat, melewati bidang penyinaran sehingga akan dihasilkan

banyak potongan (multislice) dalam satu kali pergerakan pasien. Kelebihan dari CT

Scan dibandingkan dengan radiografi konvensional adalah dapat membedakan soft

tissue, lemak, udara, dan tulang pada irisan crossectional dan dapat direkonstruksi

menjadi 3 dimensi sehingga gambaran organ terlihat jelas tanpa terhalang oleh

jaringan. Tentunya hal ini sangat membantu radiolog untuk dapat melihat anatomi dari

suatu organ dengan tujuan menentukan diagnosa suatu kelainan dengan akurat.

Sampai saat ini perkembangan CT Scan yang sangat cepat telah mampu menampilkan

gambaran anatomi dari organ atau jaringan yang kecil dengan kualitas gambar yang

baik

Dengan teknologi CT-Scan yang sangat mutakhir ini, menjadikan modalitas tersebut

sering digunakan untuk pemeriksaan penunjang dengan detail yang sangat tinggi

seperti pemeriksaan pada kepala.Patofisiologis kepala khususnya pada otak yang


sering dijumpai terdapat bermacam-macam, salah satunya adalah stroke.Stroke

merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan gangguan fungsional otak fokal

maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung

lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa kematian) yang

disebabkan oleh gangguan vaskuler di otak. (Gofir A, 2009). Stroke dapat

menyebabkan kerusakan neurologis yang disebabkan adanya sumbatan total atau

parsial pada satu atau lebih pembuluh darah serebral sehingga menghambat aliran

darah ke otak. Gangguan aliran darah pada otak dapat berupa berkurangnya suplai

darah maupun pecahnya pembuluh darah otak secara spontan.Hambatan tersebut

umumnya disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau penyumbatan pembuluh

oleh gumpalan (clot) yang menyebabkan kerusakan jaringan otak karena otak

kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi (Ikawati Z, 2011).

Terdapat beberapa jenis stroke yaitu stroke ischemic (atau disebut juga stroke non

hemorraghic) dan stroke hemorraghic, untuk mengklasifikasikan subtipe stroke adalah

membedakan patofisiologi stroke dan menetapkan metode pengobatan dan

pencegahan yang sesuai.(Lee, 2018).Stroke non hemoragik didefinisikan sebagai

kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat.Iskemi jaringan otak

timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko-kranial atau hipoperfusi jaringan

otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli atau ketidakstabilan

hemodinamik (Rafika Aditama, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas, pemeriksaan penunjang untuk mendektesi

penyakit stroke di RS Kristen Ngesti Waluyo menggunakan pemeriksaan radiologi CT-

Scan Kepala Non Kontras. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengkaji dan
mengangkatnya sebagai laporan kasus dengan judul “PROSEDUR PEMERIKSAAN

CT-SCAN KEPALA NON KONTRAS PADA KLINIS STROKE NON HEMORRAGHIC”

B. Tujuan

Tujuan Umum :
 Memenuhi persyaratan kelulusan Praktek Klinik 3

Tujuan Khusus :
 Mengetahui prosedur teknik pemeriksaan CT- Scan Kepala Non

Kontras Pada Klinis Stroke Non Hemorraghic di Instalasi Radologi

RS Kristen Ngesti Waluyo

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Waktu penelitian pada bulan juli 2022. Subyek penelitian dalam Artikel Ilmiah ini adalah teknik

pemeriksaan CT- scan dengan menggunakan naskah publikasi dan data yang diperoleh di

RSK. Metode pengumpulan data dalam penyusunan artikel ilmiah ini meliputi observasi,

dokumentasi dan studi pustaka. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman observasi.

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membuat narasi dan tabulasi

terhadap naskah publikasi dan data yang diperoleh di RSK, untuk kemudian diversifikasi

berdasarkan teori yang telah ditetapkan dan ditarik kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai