Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

MIAH
DENGAN KASUS SYOK KARDIOGENIK DI RUANAGAN ICCU RUMAH
SAKIT UMUM DATU BERU KABUPATEN ACEH TENGAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


praktik keperawatan medical bedah

Di ajukan oleh
Nama : nadia katiara
Nim : 191101056

PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes)
DARUSSALAM LHOKSEUMAWE
TAHUN AKADEMIK 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN KASUS DYSPNEA


DI RUANG KEPIES RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU BERU
ACEH TENGAH
TAHUN 2022

Takengon, 13 Maret 2022

Telah disetujui oleh :

Mengetahui
CI RUANGAN

(……………………………)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui segala
apa yang ada di bumi. Shalawat dan salam kita haturkan kepangkuan Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa umat manusia dari alam jahiliyah kealam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Adapun tujuan pembahasan asuhan keperawatan ini berjudul “SYOK


KARDIOGENIK” disusun dan diajukan guna melengkapi tugas acuan praktek keperawatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Ruang ICCU Aceh Tengah

Penulis mengucap terima kasih kepada Direktur RS,Kepala Bidang Keperawatan,


Bidang Diklat, Kepala ruang, Perawat, Pembimbing Lahan Praktik, serta Dosen pembimbing
akademik yang telah menyediakan lahan dan membantu dalam menyelesaikan masalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Ibarat pepatah
mengatakan “Tidak Ada Gading Yang Tak Retak”, begitupula dengan tugas ini. Oleh karena
itu kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan

Takengon, Maret 2022

Penyusun

NADIA KATIARA
DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULAN....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................................................4
C. Rumusan masalah....................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.............................................................................................................................5
A. Pengertian....................................................................................................................................5
B. Etiologi......................................................................................................................................5
E. Komplikasi...................................................................................................................................8
H. Penatalaksanaan........................................................................................................................10
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG.........................................................................................12
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU..............................................................................................12
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA.........................................................................................13
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................13
BAB IV................................................................................................................................................24
PENUTUP...........................................................................................................................................24
A. Kesimpulan.............................................................................................................................24
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Seseorang dikatakan syok bila terdapat ketidak cukupan perfusi oksigen dan
zat gizi ke sel- sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan kematian sel
yang progressif, gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian penderita (Boswick
John. A, 2007).

Kardiogenik syok merupakan syok yang disebabkan kegagalan jantung, metabolisme


miokard. Apabila lebih dari 40% miokard ventrikel mengalami gangguan, maka akan
tampak gangguan fungsi vital dan kolaps kardiovaskular. Perkiraan terbaru kejadian
syok kardiogenik antara 5%-10% dari pasien dengan infark miokard. Perkiraan yang
tepat sulit karena pasien yang meninggal sebelum mendapat perawatan di rumah sakit
tidak mendapat diagnosa.

Dalam membandingkan monitoring awal dan agresif dapat meningkatkan dengan jelas
insiden syok kardiogenik. Insiden kardiogenik syok 7,2% yakni sebuah rata-rata yang
ditemukan pada percobaan trombolitik multisenter yang lain . Kebanyakan penyebab
dari kardiogenik syok adalah infark miokard akut, walaupun infark yang kecil pada
pasien dengan sebelumnya mempunyai fungsi ventrikel kiri yang membahayakan bisa
mempercepat shock. Syok dengan onset yang lambat dapat menjadi infark, reocclusi
dari sebelumnya dari infark arteri atau dekompensasio fungsi miokardial dalam zona
noninfark yang disebabkan oleh metabolik abnormal. Itu penting untuk mengenal area
yang luas yang tidak berfungsi tetapi miokardium viable dapat juga menjadi penyebab
atau memberikan kontribusi untuk terjadinya perkembangan kardiogenik syok pada
pasien setelah mengalami infark miokard (Hollenberg, 2003).

B. Tujuan
 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan syok kardiogenik.

C. Rumusan masalah
 Untuk mengetahui ap aitu syok kardiogenik?
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Defenisi Syok merupakan sindrom gangguan patofisiologik berat yang berhubungan


dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya disebabkan oleh perfusi jarigan
yang buruk. Disebut juga kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan perfusi
jaringan yang tidak adekuat (Tjokronegoro, A., dkk, 2010).
Kardiogenik syok adalah keadaan menurunnya cardiac output dan terjadinya hipoksia
jaringan sebagai akibat dari tidak adekuatnya volume intravaskular. Kriteria hemodiamik
hipotensi terus menerus (tekanan darah sistolik < 90 mmHg lebih dari 90 menit) dan
bekurangnya cardiac index (15 mmHg). Sebagian besar disebabkan oleh infark miokardial
akut (Hollenberg, 2014).

Syok kardiogenik adalah suatu sindroma yang diakibatkan oleh gangguan sirkulasi, akibat
utama dari aktivitas pompa jantung yang lemah. Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan
mengakibatkan efek yang sangat besar terhadap organ-organ vital (Eliastam et al., 1998 dalam
Muttaqin 2010).

Syok kardiogenik merupakan keadaan gawat darurat jantung yang menuntut penatalaksanaan
cepat dan tepat. Syok ini dapat timbul akibat infak miokard akut (IMA) atau sebagai fase
terminal beberapa penyakit jantung lainnya. Syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer
yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak cukup untuk mendistribusi bahan-bahan makanan
dan pengambilan sisa-sisa metabolik tubuh. Darisegi hemodinamik ayok kardiogenik adalah
kelainan jantung primer yang mengakibatkan hal-hal berikut:
 a. Tekanan arterial sistolik < 90 mmHg (hipotensi absolut) atau paling tidak
60 mmHg dibaah tekanan basal (hipotensi relatif).
 b. Gangguan aliran darah ke organ-organ penting (kesadaran menurun,
vasokonstriksi perifer, oliguria (urine < 30 ml/jam).
 c. Tidak adanya gangguan pre-load atau proses non-miokardial sebagai etiologi
syok (artimia, asidosid atau antidepresan jantung secara farmakologik maupun
fisiologik). Adanya gangguan miokardial primer secara klinik dan laboratorik
(Mayoclinic,2014).

B. Etiologi

Syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh karena gangguan mendadak fungsi jantung
atau akibat penurunan fungsi kontraktilitas jantung kronik. Secara praktis, syok kradiogenik
timbul karena gangguan mekanik atai miopatik. Etiologi syok kardiogenik adalah (Bakta dan
Suastika, 1999 dalam Mayoclinic, 2014):
 a. Infark miokard akut Kebanyakan IMA terjadi akibat dari PJK. Plak menurunkan
aliran darah ke jantung sehingga akan menyebabkan sumbatan.

1. Gangguan fungsi miokard :


a. Infark miokard akut yang cukup jelas (>40%), infark ventrikel kanan.
b. Penyakit jantung arteriosklerotik.
c. Miokardiopati Kardiomiopati restriktif kongestif atau kardiomiopatihipertropik.

2. Mekanis :
a. Regurgitasi mitral/aorta

b. Ruptur septum interventrikel

c. Aneurisma ventrikel masif

3. Obstruksi :
a. Pada aliran keluar (outflow) : stenosis atrium

b. Pada aliran masuk (inflow) : stenosis mitral, miksoma atrium kiri/thrombus,


perikarditis/efusi perikardium.

C. Patofisiologi
Respon neurohormonal dan reflek adanya hipoksia akan menaikkan denyut nadi,
tekanan darah, serta kontraktilitas miokard. Dengan meningkatnya denyut jantung,tekanan
darah, dan kontraktilitas miokard, akan
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard, yang pada kondisi kardiogenik syok perfusi
miokard telah menurun, hal ini akan memperburuk keadaan. Akibatnya, fungsi penurunan
curah jantung, tekanan darah menurun, dan apabila "Cardiac Index" kurang dari 1,8
ltr/menit/m2, maka keadaan kardiogenik syok semakin nyata (Mustafa, 2014).

Hipoperfusi miokard, diperburuk oleh keadaan dekompensasi, akan menyebabkan semakin


memperjelek keadaan, kerusakan miokard ditandai dengan kenaikan ensim kardial, serta
peningkatan asam laktat.

Kondisi ini akan menyebabkan; konsumsi oksigen (O2) tergantung pada transport oksigen
(Supply dependent), hutang oksigen semakin besar (oxygen debt), asidosis jaringan. Melihat
kondisi tersebut, obyektif resusitasi bertujuan menghilangan VO2 yang "supplay-dependent",
"oxygen debt" dan asidosis.

Di sisi lain dengan kegagalan fungsi ventrikel, akan meningkatkan tekanan kapiler pulmoral,
selanjutnya diikuti dengan meningkatnya tekanan hidrostatis untuk tercetusnya edema paru,
disertai dengan kenaikan "Pulmonary capilary wedge pressure" (PCWP), serta penurunan isi
sekuncup yang akan menyebabkan hipotensi. Respon terhadap hipotensi adalah vasokontriksi
sistimik yang akan meninggikan SVR ("Sistimik Vaskuler Resistan") dan meninggikan "After
load" (Raharjo, S., 1997) Gambar akhir hemodinamik, penurunan isi sekuncup, peninggian
SVR, LVEDP dan LVEDV. Pathway Syok Kardiogenik :

D. Tanda dan Gejala


Timbulnya syok kardiogenik dalam hubungan dengan infark miokard akut dapat
dikategorikan dalam:
 a. Timbul tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infark akibat gangguan miokard
masif atau ruptur dinding ventrikel kiri.
 b. Timbul secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat dari infark yang
berulang.
 c. Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark disertai timbulnya nising mitral
sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini daoat disertai
atau tanpa nyeri dada, tapi sering disertai dengan sesak napas akut.
Keluhan nyeri dada pada IMA biasanya di daerah substernal, rasa seperti ditekan, diperas,
seperti diikat, rasa dicekik. Rasa nyeri menjalar ke leher, rahang, lengan, dan punggung, nyeri
biasanya hebat, ebrlangsung lebih dari ½ jam, tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat.
Syok kardiogenik yang berasal dari penyakit jantung lainnya, keluhannya sesuai dengan
penyakit dasarnya (Eliastam et al., 1998 dalam Muttaqin 2010).

Kekurangan oksigen pada otak, ginjal, kulit, dan bagian tubuh lainnya akan menimbulkan
tnda dan gejala syok kardiogenik. Bebarapa tanda gejala dibawah ini biasanya timbul dua atau
lebih ttanda gejala, yaitu:
 a. Penurunan kesadaran sampai kehilangan kesadaran
 b. Denyut jantung yang tiba-tiba cepat
 c. Diaforesis
 d. Kulit pucat
 e. Nadi lemah
 f. Napas cepat
 g. Penurunan atau tidak ada produksi urin
 h. Tangan dan kaki dingin (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2011)
Menurut Mubin (2010), diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan 1) Keluhan Pokok
• Oliguri (urin < 20 mL/jam).
• Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).
• Nyeri substernal seperti IMA. 2) Tanda Penting
• Tensi turun < 80-90 mmHg
• Takipneu dan dalam
• Takikardi
• Nadi cepat

Tanda-tanda bendungan paru:


ronki basah di kedua basal paru
• Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar
• Sianosis
• Diaforesis (mandi keringat)
• Ekstremitas dingin
• Perubahan mental

Kriteria Adanya disfungsi miokard disertai :


• Tekanan darah sistolis arteri < 80 mmHg.
• Produksi urin < 20 mL/jam.
• Tekanan vena sentral > 10 mmH2O
• Ada tanda-tanda: gelisah, keringat dingin, akral dingin, takikardi (Mubin, 2010).

E. Komplikasi
Syok kardiogenik merupakan penyebab kematian tersering pada infark miokard akut.
Tanpa berpengalaman, penanganan mortalitas syok yang agresif dan ahli yang kardiogenik
mencapai 70-90%. Kunci
untuk mencapai prognosis yang baik adalah, diagnose yang cepat, terapi suportif sesegera
mungkin, serta revaskularisasi arteri koroner secara tepat pada pasien yang mengalami
iskemik dan infark miokard. Mortalitas pasienpasien yang dirawat inap secara keseluruhan
mencapai 57%. Pasien dengan usia >75 tahun, mortalitas 64,1%. Mortalitas syok kardiogenik
yang disebabkan STEMI dan NSTEMI adalah sama. Infark yang melibatkan ventrikel kanan
memiliki prognosis yang lebih buruk. Prognosis pasien pasien yang berhasil selamatt dari
syok kardiogenik belum diteliti dengan baik namun mungkin lebih baik jika penyebab yang
mendasarinya berhasil dikoreksi dengan tepat.

Namun penelitian terbaru menunjukkan mortalitas syok kardiogenik di era modern saat ini ≈
50%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosisnya antara lain: usia, tanda-tanda klinis
hipoperfusi perifer, kerusakan organ anoksik, LVEF, serta kemamuan pompa jantung.

Komplikasi kardiogenik syok antara lain: kardiopulmonari arrest, disritmia, gagal ginjal,
gagal organ multipel, aneurisma ventricular, tromboembolik, stroke, kematian. Prediktor
mortalitas dapat diidentifikasi berdasarkan trial GUSTO-I yakni : usia, riwayat infark miokard
sebelumnya, perubahan kesadaran, kulit yang basah dan dingin serta oliguria. Temuan

echocardiogram sepert fraksi ejeksi ventrikular kiri, regurgitasi mitral, merupakan predictor
independen terhadap mortalitas. EF < 28% memilki persentase keselamatan 24% dalam 1
tahun, sedangkan EF > 28% persentase keselamatannya dalam setahun mencapai 56%.
Regurgitasi mitral sedangberat memiliki persentase keselamatan dalam 1 tahun sebesar 31%
sedangkan tanpa regurgitasi mitral, persentase keselamatannya mencapai 58%. Dalam
SHOCK trial, mortalitas syok kardiogenik sangat menurun dengan tindakan revaskularisasi
yang cepat dibandingkan dengan yang tidak ( 38% vs 70%).

F. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi akibat dari syok kardiogenik adalah:
 Gagal ginjal

 Kerusakan hati

 Stroke (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2011

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan langkah pertama dalam mendiagnosa syok
kardiogenik adalah dengan mengidentifikasi apakah pasien tersebut benar-benar dalam
keadaan syok. Pada waktu tersbut, penatalaksanaan emergensi harus segera dilakukan.
Kemduian diidentifikasi penyebab syok tersebut. Jika penyebab terjadinya syok karena
jantung tidak dapat memompa darah secara adekuat, berarti diagnosisnya merupakan syok
kardiogenik. Prosedur untuk mendiagnosa syok dan penyebabnya adalah:
o Pemeriksaan tekanan darah Pemeriksaan tekanan darah dilakukan
untuk mengetahui apakah pasien mengalami hiptensi. Ini merupakan
tanda ayok yang paling umum.

o Foto toraks
 Umumnya normal atau kardiomegali ringan hingga sedang
 Edema paru intersisial/alveolar
 Mugnkin ditemukan efusi pleural

o Elektrokardiogram
 Umumnya menujukkan infark miokard akut dengan tau tanpa
gelombang Q
 Electrical alternans menunjukkan adanya efusi perikardial dengan
tamponade jantung
o Elektrokardiografi Ekokardiogram menggunakan gelombang usra
untuk membentuk sebuha gambaran jantung.
o Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai ukuran dan bentuk
jantung dan bagaimana kinerja jantung. Pemeriksaan ini penting untuk
menilai:
 Hipokinesis berat ventrikel difus atau segmental (bila berasal dari
infark miokard)
 Efusi perikardial
 Katup mitral dan aorta
 Ruptur septum.

o Kateterisasi jantung
 Umumnya tidak perlu kecuali pad aksus tertentu untuk mengetahui
anatomi pembuluh darah koroner dan fungsi ventrikel kiri untuk
persiapan bedah pintas krooner atau angioplastu koroner transluminal
perkutan.
 Untuk menunjukkan defek mekanik pada septum ventrikel atau
regurgitasi mitrala kiabat disfungsi atau ruptur otot papilaris.
o Cardiac Enzyme Test Ketika sel jantung ada yang mengalami
kematian, maka tubuh akan mengelurakan enzim ke darah. Enzim
tersebut disebut biomarker. Pemeriksaan enzim ini dapet menunjukkan
apakah jantung mengalami kerusakan.
o Tes darah
 Pemeriksaan gas darah arteri
 pemeriksaan ini mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan pH
dalam darah.
H. Penatalaksanaan
Syok kardiogenik merupakan kondisi yang mengancam nyawa dan memerluka
penangan secara cepat. Kondisi ini akan terdiagnosa setelah pasien masuk rumah sakit karena
serangan jantung. Tujuan utama pertolongan kegawatdaruratan adalah untuk meningkatkan
aliran darah (oksigen dan nutrisi) ke organ tubuh (National Heart, Lung, and Blood Institute,
2011).
 Emergency Life Support Penatalaksanaan emergency life support dibutuhkan pada
semua tipe syok. Tindakan ini akan membantu mengalirkan darah kaya oksigen ke
otak,
ginjal, dan organ lainnya. Mempertahankan aliran darah ke organ akan mencegah
kerusakan organ jangka panjang. Tindakan ini meliputi:
 Berikan oksigen pada pasien. Pada tahap awal syok, suplemen oksigen diberikan
melalui nasal kanul 3-5 L/menit (Muttaqin, 2010)
 Berikan bantuan napas jika diperlukan.
 Berikan cairan melalui IV

 Obat-obatan Obat-obatan yang diberikan meliputi (National Heart, Lung, and Blood
Institute, 2011):
 Obat-obatan yang mencagah pembentukan blood clot
 Obat-obatan untuk meningkatkan kontraksi otot jantung berikan dopamin 2-15

µg/kg/m, norepinefrim 2-20 µg/kg/m atau dobutamin 2,5-10 µg/kg/m untuk


meninggikan tekana perfusi srterial dan kontraktilitas (Bakta dan Suastika, 1999 dalam
Mayoclinic, 2014).
 Obat-obatan untuk serangan jantung Obat-obatan untuk mengatasi syok kardiogenik
bekerja untuk meningkatkan aliran datrah ke jantungg dan meningkatkan daya pompa
jantung, antara lain (Mayoclinic, 2014):
 Aspirin Aspirin dapat menurunkan proses pembentukan blood clot dan membantu
menjaga aliran darah.
 Agen trombolitik Ageen trombolitik akan menghancurkan blood clot yang
menyumbat aliran darah ke jatung. Semakin cepat pasien mendapatkan agen
trombolitik, makan semakin besar pula kesempatan hidupnya.
Trombolitik akan diberikan jika emergency cardiac catheterization tidak tersedia. 
Superaspirin Obat ini akan mencegah permbentukan blood clot, misalnya clopidogrel
oral, platelet glycoprotein Iib/IIIa receptor blocker.
 Antikoagulan Oat-obatan ini misalnya heparin, yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya blood clot. Heparin dberikan secara IV atau injeksi yang diberikan selama
beberapa hari pertama setelah serangan jantung.
BAB III

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS

Tanggal MRS : 6 maret 2022 Jam Masuk :13.45


Tanggal Pengkajian : 7 maret 2022 No. RM :165831
Jam Pengkajian : 08: 00 wib Diagnosa Masuk : syok kardiogenik

IDENTITAS
1. Nama pasien :Ny. miah
2. Umur : 75 thn
3. Alamat :celala

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan Utama :klien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati
2. Riwayat Penyakit Sekarang : sekitar dua hari yang lalu os sudah sering mengatkan nyeri
pada bagian ulu hati ,batuk berdahak

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Pernah dirawat : ya tidak Kapan :………………….
Diagnosa :……………………………………..
2. Riwayat penyakit kronik dan menular : ya tidak Jenis :……………………
Riwayat Kontrol : ………………………………………………...
Riwayat penggunaan Obat :…………………………………………………
3. Riwayat Alergi : ya tidak Jenis : …………………...
4. Riwayat operasi : ya tidak Jenis : …………………...

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Ya Tidak Jenis : …………………………………………..

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-tanda Vital
S : 36,5 N: 115 T :76/33 RR : 22
Kesadaran: Composmentis Apatis Somnolen Sopor Koma
2. Sistem Pernafasan (B1)
Obstruksi : Tidak Sebagian Total
Benda Asing : Tidak Padat Cair
Berupa :………………………………………………………………………….
a. Keluhan Sesak Nyeri waktu nafas
Batuk Produktif Tidak produktif
Sekret : ………………………… Konsistensi : …………………………
Warna : ………………………... Bau : …………………………………
b. Irama nafas Teratur Tidak teratur
c. Jenis Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
d. Suara Nafas Vesikuler Bronko vesikuler
Ronki Wheezing
e. Alat bantu nafas Ya Tidak
Jenis :……….. Flow :………….lpm

f. WSD Ya Tidak
g. Penggunaan ventilator Ya Tidak

3. Sistem Kardiovaskular (B2)


a. Nadi Karotis : Teraba Tidak Teraba
Nadi Perifer : Kuat Lemah Tidak teraba
Perdarahan : …………..cc Lokasi……………………
b. Keluhan nyeri dada Ya Tidak
c. Irama Jantung : Reguler Irreguler
S1/S2 tunggal : Ya Tidak
d. Suara jantung : Normal Murmur
Gallop Lain-lain…………………
e. CRT : ………………………...detik
f. Akral Hangat Panas Dingin Kering Basah
g. JVP Normal Meningkat Menurun
h. CVP : ………..mmHg/mmH2
i. Intepretasi EKG
Gambaran EKG
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
j. Obat jantung yang diberikan
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
Lain-lain :
4. Sistem Persarafan (B3)
a. GCS : …………………………………………………………………………………
b. Refleks fisiologis Patella Triceps
Biceps
c. Refleks Patologis Babinsky budzinsky Kernig
d. Keluhan pusing Ya Tidak
e. Pupil Isokor Anisokor Diameter:...............
f. Tanda PTIK Muntah proyektil Nyeri kepala hebat
g. Curiga fraktur cervical : Jejas Clavivula Battle Sign
Bloody rinorhoe Bloody Otorhoe
Brill hematome
h. Tekanan Intra Kranial (ICP)……………….mm……………..
i. Obat Neurologi yang diberikan (dosis)
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
5. Sistem Perkemihan (B4)
a. Kebersihan Bersih Kotor
b. Keluhan Kencing Nokturi Inkontinensia
Gross hematuri Poliuria
Disuria Oliguria
Retensi Lain : ………….
Anuria
c. Produksi Urine : ……………..ml/hari Warna……… Bau………….
d. Kandung Kemih : Membesar Ya Tidak
Nyeri tekan Ya Tidak
e. Intake Cairan oral : ……..cc/……. Parenteral : …………cc/……..
f. Alat Bantu Kateter Ya Tidak
6. Sistem Pencernaan (B5)
a. Mukosa mulut Lembab Kering Stomatitis
Tenggorokan Sakit menelan Kesulitan menelan
Pembesaran tonsil Nyeri tekan
b. Abdomen Tegang kembung ascites,lingkar
abdomen….cm
Nyeri tekan Ya Tidak
Luka Operasi Ada Tidak
Jenis Operasi :………………. Lokasi :………………………………………..
Keadaan : Drain Ada Tidak
Jumlah:……… Warna:…………………
Kondisi area sekitar insersi:……………………
c. Jejas abdomen Tidak ada Ada, Lokasi…………………………………….
d. Peristaltik : …………...x/menit
e. BAB :…………………x/hari
Konsistensi keras lunak cair lendir/darah
f. Diet padat lunak cair
g. Porsi Makan habis tidak keterangan:…………………….
7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
a. Pergerakan Sendi bebas terbatas
b. Kekuatan otot

c. Kelainan ekstremitas ya tidak


d. Kelainan tulang belakang ya tidak
e. Fraktur ya tidak
f. Traksi/ spalk/ gips ya tidak
g. Kompartemen Syndrome ya tidak
h. Kulit hiperpigmentasi sianosis kemerahan ikterik
i. Dekubitus tidak ada ada, Grade……….Luas……….Lokasi………..
j. Luka (umum) jenis:…………………Luas:…… bersih kotor
k. Lain-lain :

8. Sistem Endokrin
Hipoglikemia ya tidak Nilai……………..

Hiperglikemia ya tidak Nilai……………..

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

a. Personal Hygiene Bersih Kotor Bau


b. Kebutuhan tidur Terpenuhi Tidak terpenuhi, ……………………………jam
c. Nilai BMR…………………………………………………………………………………..
d. Gangguan Konsep Diri ya tidak

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, USG, EKG)

TERAPI

1. Omeprazole 1 ampl /12 jam


2. Ceftriaxcine 1 gr/12 jam
3. Sp heparin 10.0000 /hari
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUSSALAM
LHOKSEUMAWE

ANALISA DATA

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds.
Pasien mengeluh nyeri
dada seperti ditakan
Dialami sejak 7 bulan
yang lalu
P : Beraktifitas
Q : Tertekan
R : Dada Agen cedera
7/03/22 Nyeri akut
biologis
S : Skala 4 (sedang)
T : Hilang timbul
DO:
1. Pasien tampak
memegang area nyeri
2. Pasien tampak baring
dengan posisi semi fowler
8/03/22 Ds. perubahan Penurunan curah
kontraktilitas jantung
Klien mengatakan mudah
miokardial
lelah bila melakukan
aktivitas DO :
1.Fungsi sistolik ventrikel
kiri menurun, ejeksi
fraksi 48.1% 2. Dimensi
ruang-ruang jantung :
LA dilatasi (LVEDd 5,0
cm, LA mayor 6,2 cm, LA
minor 4,4 cm, RA mayor
3,9 cm, RA minor 2,9 cm,
RVDB 2,7 cm)
3. Hipertrofi ventrikel kiri
: positif konsentrik
(LVMI 134 g/m2, RWT
0,47)
4. Pergerakan miokard :
hipokinetik basal mid
inferior, inferoseptal,
apico inferior
5. Kesan EKG Irama
jantung regular, HR:
125x/m, sinus
tachycardia.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUSSALAM
LHOKSEUMAWE

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal :…………………………………..

1. nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik


2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardia
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA KEPERAWATAN


WAKTU INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL (Tujuan, Kriteria Hasil)
07/03/22 Diagnosa keperawatan: Nyeri akut 1. Lakukan pengkajian nyeri yang 1. untuk mengurangi rasa nyeri yang
berhubungan agens cedera biologis (mis: komprehensif yang meliputi lokasi, di rasakan pasien
iskemia) karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri 2. agar pasien bisa menangani dan
Setelah dilakukan tindakan menghindari rasa nyeri dan
dan factor pencetus
keperawatan selama 2x24 jam,
mendapatkan keadaan yang nyaman
diharapkan nyeri klien berkurang skala 2. Berikan informasi mengenai nyeri,
dengan mudah
4-2 dengan kriteria hasil: Kontrol nyeri : seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan, dan antisipasi 3. untuk memudahkan pasien
1. Secara konsisten menunjukkan
dari ketidaknyamanan akibat prosedur menangani nyeri dengan sendiri
mengenali kapan nyeri terjadi
3. Ajarkan prinsipprinsip manajemen 4. untuk meningkatkan pengetahuan
2. Secara konsisten menunjukkan
nyeri
menggunakan analgesic yang pasien
direkomendasikan 4. Kolaborasi dengan pasien, orang
tedekat
3. Secara konsisten menunjukkan
mengenali apa yang terkait dengan
gejala nyer

08/03/22 Diagnosa keperawatan:Penurunan 1. Pastikan tingkat aktivitas pasien yang 1. untuk mengurangi resiko
curah jantung berhubungan dengan tidak membahayakan curah jantung penurunan curah jantung
perubahan kontraktilitas miokardia atau memprovokasi serangan jantung
2. untuk melatih pasien agar bias
Setelah dilakukan tindakan 2. Dorong adanya peningkatan aktivitas menstabilakan diri untuk
keperawatan selama 2x24 jam, klien bertahap ketika kondisi pasien sudah
beraktivitas
menunjukkan penurunan curah jantung distabilkan (misalnya, dorong aktivitas
berkurang dengan kriteria hasil: yang 3.untuk menghindari serangan
Status sirkulasi : 3. Instruksikan pasien tentang jantung mendadak
pentingnya untuk segera melaporkan
1. Kelelahan tidak ada bila merasakan nyeri dada 4. untuk menghindari penuruan
2. PaO2 (Tekanan parsial oksigen 4. Monitor tanda-tanda vital secara
tanda vital
dalam darah arteri) tidak ada deviasi rutin
dari kisaran normal
3. PaCO2
(Tekanan parsial karbondioksida dalam
darah arteri) tidak ada deviasi dari
kisaran normal
4. Saturasi oksigen tidak ada deviasi dari
kisaran normal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/Shift No. Dx Jam Implementasi Paraf Evaluasi (SOAP)

Senin /07 1 08.00 S : Pasien mengatakan nyeri pada


maret 2022 area dada seperti ditekan
1. Melakukan pengkajian nyeri Hasil :
P : Beraktifitas
P : Beraktifitas
Q : Tertekan
Q : Tertekan
R : Dada
R : Dada
S : Skala 4 (sedang)
S : Skala 4 (sedang)
T : Hilang timbul
T : Hilang timbul
O:
2. Menganjurkan posisi yang nyaman Hasil
: Pasien dalam posisi semi fowler 1. Pasien tampak memegang
area nyeri
3. Mengajarkan teknik non farmakologis : 2. Pasien dalam posisi semi
teknik relaksasi napas dalam Hasil : fowler
Pasien merasa nyaman setelah di ajarkan 3. Pasien mampu melakukan
tekhnik relaksasi nafas dalam tekhnik relaksasi
A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
2. Menganjurkan posisi yang nyaman
3. Mengajarkan teknik non
farmakologis : teknik relaksasi napas
1.Memonitor tekanan darah dan status dalam
pernapasan Hasil : TD : 70/50 mmHg
Nadi : 115 x/menit S : Pasien mengatakan nyeri dada

2 Pernapasan : 20 x/menit O:
Suhu : 36,5oC 1. TD : 130/70 mmHg
2. Mengevaluasi adanya nyeri dada Hasil : 2. Nadi : 115 x/menit
Pasien mengatakan nyeri dada
3. Pernapasan : 20 x/menit
3. Memonitor status kardiovaskuler Hasil :
4. Suhu : 36,5oC
Kesan EKG Irama jantung regular, HR:
125x/m, sinus tachycardia. Kesan 5. Kesan EKG: Irama jantung
Echocardiogram fungsi sistolik ventrikel kiri regular,
menurun, Ejeksi fraksi 48,1%.
HR: 125x/m, sinus tachycardia
6. Kesan Echocardiogram fungsi
sistolik ventrikel kiri menurun, Ejeksi
fraksi 48,1%.
A : Penurunan curah jantung belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah dan
status pernapasan
2. Mengevaluasi adanya nyeri dada
EVALUASI

No. DX Catatan Perkembangan (SOAP-SOAPIE) Paraf


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kardiogenik syok merupakan syok yang disebabkan kegagalan jantung,


metabolisme miokard. Apabila lebih dari 40% miokard ventrikel mengalami
gangguan, maka akan tampak gangguan fungsi vital dan kolaps kardiovaskular.
Perkiraan terbaru kejadian syok kardiogenik antara 5%-10% dari pasien dengan
infark miokard. Perkiraan yang tepat sulit karena pasien yang meninggal sebelum
mendapat perawatan di rumah sakit tidak mendapat diagnosa.
Syok kardiogenik adalah suatu sindroma yang diakibatkan oleh gangguan
sirkulasi, akibat utama dari aktivitas pompa jantung yang lemah. Biasanya terjadi
secara tiba-tiba dan mengakibatkan efek yang sangat besar terhadap organ-organ
vital (Eliastam et al., 1998 dalam Muttaqin 2010).

Anda mungkin juga menyukai