Asuhan Keperawatan Pada Ny
Asuhan Keperawatan Pada Ny
MIAH
DENGAN KASUS SYOK KARDIOGENIK DI RUANAGAN ICCU RUMAH
SAKIT UMUM DATU BERU KABUPATEN ACEH TENGAH
Di ajukan oleh
Nama : nadia katiara
Nim : 191101056
ASUHAN KEPERAWATAN
Mengetahui
CI RUANGAN
(……………………………)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui segala
apa yang ada di bumi. Shalawat dan salam kita haturkan kepangkuan Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa umat manusia dari alam jahiliyah kealam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Ibarat pepatah
mengatakan “Tidak Ada Gading Yang Tak Retak”, begitupula dengan tugas ini. Oleh karena
itu kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
Penyusun
NADIA KATIARA
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULAN....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................................................4
C. Rumusan masalah....................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.............................................................................................................................5
A. Pengertian....................................................................................................................................5
B. Etiologi......................................................................................................................................5
E. Komplikasi...................................................................................................................................8
H. Penatalaksanaan........................................................................................................................10
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG.........................................................................................12
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU..............................................................................................12
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA.........................................................................................13
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................13
BAB IV................................................................................................................................................24
PENUTUP...........................................................................................................................................24
A. Kesimpulan.............................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Seseorang dikatakan syok bila terdapat ketidak cukupan perfusi oksigen dan
zat gizi ke sel- sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan kematian sel
yang progressif, gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian penderita (Boswick
John. A, 2007).
Dalam membandingkan monitoring awal dan agresif dapat meningkatkan dengan jelas
insiden syok kardiogenik. Insiden kardiogenik syok 7,2% yakni sebuah rata-rata yang
ditemukan pada percobaan trombolitik multisenter yang lain . Kebanyakan penyebab
dari kardiogenik syok adalah infark miokard akut, walaupun infark yang kecil pada
pasien dengan sebelumnya mempunyai fungsi ventrikel kiri yang membahayakan bisa
mempercepat shock. Syok dengan onset yang lambat dapat menjadi infark, reocclusi
dari sebelumnya dari infark arteri atau dekompensasio fungsi miokardial dalam zona
noninfark yang disebabkan oleh metabolik abnormal. Itu penting untuk mengenal area
yang luas yang tidak berfungsi tetapi miokardium viable dapat juga menjadi penyebab
atau memberikan kontribusi untuk terjadinya perkembangan kardiogenik syok pada
pasien setelah mengalami infark miokard (Hollenberg, 2003).
B. Tujuan
Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan syok kardiogenik.
C. Rumusan masalah
Untuk mengetahui ap aitu syok kardiogenik?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Syok kardiogenik adalah suatu sindroma yang diakibatkan oleh gangguan sirkulasi, akibat
utama dari aktivitas pompa jantung yang lemah. Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan
mengakibatkan efek yang sangat besar terhadap organ-organ vital (Eliastam et al., 1998 dalam
Muttaqin 2010).
Syok kardiogenik merupakan keadaan gawat darurat jantung yang menuntut penatalaksanaan
cepat dan tepat. Syok ini dapat timbul akibat infak miokard akut (IMA) atau sebagai fase
terminal beberapa penyakit jantung lainnya. Syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer
yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak cukup untuk mendistribusi bahan-bahan makanan
dan pengambilan sisa-sisa metabolik tubuh. Darisegi hemodinamik ayok kardiogenik adalah
kelainan jantung primer yang mengakibatkan hal-hal berikut:
a. Tekanan arterial sistolik < 90 mmHg (hipotensi absolut) atau paling tidak
60 mmHg dibaah tekanan basal (hipotensi relatif).
b. Gangguan aliran darah ke organ-organ penting (kesadaran menurun,
vasokonstriksi perifer, oliguria (urine < 30 ml/jam).
c. Tidak adanya gangguan pre-load atau proses non-miokardial sebagai etiologi
syok (artimia, asidosid atau antidepresan jantung secara farmakologik maupun
fisiologik). Adanya gangguan miokardial primer secara klinik dan laboratorik
(Mayoclinic,2014).
B. Etiologi
Syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh karena gangguan mendadak fungsi jantung
atau akibat penurunan fungsi kontraktilitas jantung kronik. Secara praktis, syok kradiogenik
timbul karena gangguan mekanik atai miopatik. Etiologi syok kardiogenik adalah (Bakta dan
Suastika, 1999 dalam Mayoclinic, 2014):
a. Infark miokard akut Kebanyakan IMA terjadi akibat dari PJK. Plak menurunkan
aliran darah ke jantung sehingga akan menyebabkan sumbatan.
2. Mekanis :
a. Regurgitasi mitral/aorta
3. Obstruksi :
a. Pada aliran keluar (outflow) : stenosis atrium
C. Patofisiologi
Respon neurohormonal dan reflek adanya hipoksia akan menaikkan denyut nadi,
tekanan darah, serta kontraktilitas miokard. Dengan meningkatnya denyut jantung,tekanan
darah, dan kontraktilitas miokard, akan
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard, yang pada kondisi kardiogenik syok perfusi
miokard telah menurun, hal ini akan memperburuk keadaan. Akibatnya, fungsi penurunan
curah jantung, tekanan darah menurun, dan apabila "Cardiac Index" kurang dari 1,8
ltr/menit/m2, maka keadaan kardiogenik syok semakin nyata (Mustafa, 2014).
Kondisi ini akan menyebabkan; konsumsi oksigen (O2) tergantung pada transport oksigen
(Supply dependent), hutang oksigen semakin besar (oxygen debt), asidosis jaringan. Melihat
kondisi tersebut, obyektif resusitasi bertujuan menghilangan VO2 yang "supplay-dependent",
"oxygen debt" dan asidosis.
Di sisi lain dengan kegagalan fungsi ventrikel, akan meningkatkan tekanan kapiler pulmoral,
selanjutnya diikuti dengan meningkatnya tekanan hidrostatis untuk tercetusnya edema paru,
disertai dengan kenaikan "Pulmonary capilary wedge pressure" (PCWP), serta penurunan isi
sekuncup yang akan menyebabkan hipotensi. Respon terhadap hipotensi adalah vasokontriksi
sistimik yang akan meninggikan SVR ("Sistimik Vaskuler Resistan") dan meninggikan "After
load" (Raharjo, S., 1997) Gambar akhir hemodinamik, penurunan isi sekuncup, peninggian
SVR, LVEDP dan LVEDV. Pathway Syok Kardiogenik :
Kekurangan oksigen pada otak, ginjal, kulit, dan bagian tubuh lainnya akan menimbulkan
tnda dan gejala syok kardiogenik. Bebarapa tanda gejala dibawah ini biasanya timbul dua atau
lebih ttanda gejala, yaitu:
a. Penurunan kesadaran sampai kehilangan kesadaran
b. Denyut jantung yang tiba-tiba cepat
c. Diaforesis
d. Kulit pucat
e. Nadi lemah
f. Napas cepat
g. Penurunan atau tidak ada produksi urin
h. Tangan dan kaki dingin (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2011)
Menurut Mubin (2010), diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan 1) Keluhan Pokok
• Oliguri (urin < 20 mL/jam).
• Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).
• Nyeri substernal seperti IMA. 2) Tanda Penting
• Tensi turun < 80-90 mmHg
• Takipneu dan dalam
• Takikardi
• Nadi cepat
E. Komplikasi
Syok kardiogenik merupakan penyebab kematian tersering pada infark miokard akut.
Tanpa berpengalaman, penanganan mortalitas syok yang agresif dan ahli yang kardiogenik
mencapai 70-90%. Kunci
untuk mencapai prognosis yang baik adalah, diagnose yang cepat, terapi suportif sesegera
mungkin, serta revaskularisasi arteri koroner secara tepat pada pasien yang mengalami
iskemik dan infark miokard. Mortalitas pasienpasien yang dirawat inap secara keseluruhan
mencapai 57%. Pasien dengan usia >75 tahun, mortalitas 64,1%. Mortalitas syok kardiogenik
yang disebabkan STEMI dan NSTEMI adalah sama. Infark yang melibatkan ventrikel kanan
memiliki prognosis yang lebih buruk. Prognosis pasien pasien yang berhasil selamatt dari
syok kardiogenik belum diteliti dengan baik namun mungkin lebih baik jika penyebab yang
mendasarinya berhasil dikoreksi dengan tepat.
Namun penelitian terbaru menunjukkan mortalitas syok kardiogenik di era modern saat ini ≈
50%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosisnya antara lain: usia, tanda-tanda klinis
hipoperfusi perifer, kerusakan organ anoksik, LVEF, serta kemamuan pompa jantung.
Komplikasi kardiogenik syok antara lain: kardiopulmonari arrest, disritmia, gagal ginjal,
gagal organ multipel, aneurisma ventricular, tromboembolik, stroke, kematian. Prediktor
mortalitas dapat diidentifikasi berdasarkan trial GUSTO-I yakni : usia, riwayat infark miokard
sebelumnya, perubahan kesadaran, kulit yang basah dan dingin serta oliguria. Temuan
echocardiogram sepert fraksi ejeksi ventrikular kiri, regurgitasi mitral, merupakan predictor
independen terhadap mortalitas. EF < 28% memilki persentase keselamatan 24% dalam 1
tahun, sedangkan EF > 28% persentase keselamatannya dalam setahun mencapai 56%.
Regurgitasi mitral sedangberat memiliki persentase keselamatan dalam 1 tahun sebesar 31%
sedangkan tanpa regurgitasi mitral, persentase keselamatannya mencapai 58%. Dalam
SHOCK trial, mortalitas syok kardiogenik sangat menurun dengan tindakan revaskularisasi
yang cepat dibandingkan dengan yang tidak ( 38% vs 70%).
F. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi akibat dari syok kardiogenik adalah:
Gagal ginjal
Kerusakan hati
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan langkah pertama dalam mendiagnosa syok
kardiogenik adalah dengan mengidentifikasi apakah pasien tersebut benar-benar dalam
keadaan syok. Pada waktu tersbut, penatalaksanaan emergensi harus segera dilakukan.
Kemduian diidentifikasi penyebab syok tersebut. Jika penyebab terjadinya syok karena
jantung tidak dapat memompa darah secara adekuat, berarti diagnosisnya merupakan syok
kardiogenik. Prosedur untuk mendiagnosa syok dan penyebabnya adalah:
o Pemeriksaan tekanan darah Pemeriksaan tekanan darah dilakukan
untuk mengetahui apakah pasien mengalami hiptensi. Ini merupakan
tanda ayok yang paling umum.
o Foto toraks
Umumnya normal atau kardiomegali ringan hingga sedang
Edema paru intersisial/alveolar
Mugnkin ditemukan efusi pleural
o Elektrokardiogram
Umumnya menujukkan infark miokard akut dengan tau tanpa
gelombang Q
Electrical alternans menunjukkan adanya efusi perikardial dengan
tamponade jantung
o Elektrokardiografi Ekokardiogram menggunakan gelombang usra
untuk membentuk sebuha gambaran jantung.
o Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai ukuran dan bentuk
jantung dan bagaimana kinerja jantung. Pemeriksaan ini penting untuk
menilai:
Hipokinesis berat ventrikel difus atau segmental (bila berasal dari
infark miokard)
Efusi perikardial
Katup mitral dan aorta
Ruptur septum.
o Kateterisasi jantung
Umumnya tidak perlu kecuali pad aksus tertentu untuk mengetahui
anatomi pembuluh darah koroner dan fungsi ventrikel kiri untuk
persiapan bedah pintas krooner atau angioplastu koroner transluminal
perkutan.
Untuk menunjukkan defek mekanik pada septum ventrikel atau
regurgitasi mitrala kiabat disfungsi atau ruptur otot papilaris.
o Cardiac Enzyme Test Ketika sel jantung ada yang mengalami
kematian, maka tubuh akan mengelurakan enzim ke darah. Enzim
tersebut disebut biomarker. Pemeriksaan enzim ini dapet menunjukkan
apakah jantung mengalami kerusakan.
o Tes darah
Pemeriksaan gas darah arteri
pemeriksaan ini mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan pH
dalam darah.
H. Penatalaksanaan
Syok kardiogenik merupakan kondisi yang mengancam nyawa dan memerluka
penangan secara cepat. Kondisi ini akan terdiagnosa setelah pasien masuk rumah sakit karena
serangan jantung. Tujuan utama pertolongan kegawatdaruratan adalah untuk meningkatkan
aliran darah (oksigen dan nutrisi) ke organ tubuh (National Heart, Lung, and Blood Institute,
2011).
Emergency Life Support Penatalaksanaan emergency life support dibutuhkan pada
semua tipe syok. Tindakan ini akan membantu mengalirkan darah kaya oksigen ke
otak,
ginjal, dan organ lainnya. Mempertahankan aliran darah ke organ akan mencegah
kerusakan organ jangka panjang. Tindakan ini meliputi:
Berikan oksigen pada pasien. Pada tahap awal syok, suplemen oksigen diberikan
melalui nasal kanul 3-5 L/menit (Muttaqin, 2010)
Berikan bantuan napas jika diperlukan.
Berikan cairan melalui IV
Obat-obatan Obat-obatan yang diberikan meliputi (National Heart, Lung, and Blood
Institute, 2011):
Obat-obatan yang mencagah pembentukan blood clot
Obat-obatan untuk meningkatkan kontraksi otot jantung berikan dopamin 2-15
IDENTITAS
1. Nama pasien :Ny. miah
2. Umur : 75 thn
3. Alamat :celala
f. WSD Ya Tidak
g. Penggunaan ventilator Ya Tidak
8. Sistem Endokrin
Hipoglikemia ya tidak Nilai……………..
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
TERAPI
ANALISA DATA
Tanggal :…………………………………..
08/03/22 Diagnosa keperawatan:Penurunan 1. Pastikan tingkat aktivitas pasien yang 1. untuk mengurangi resiko
curah jantung berhubungan dengan tidak membahayakan curah jantung penurunan curah jantung
perubahan kontraktilitas miokardia atau memprovokasi serangan jantung
2. untuk melatih pasien agar bias
Setelah dilakukan tindakan 2. Dorong adanya peningkatan aktivitas menstabilakan diri untuk
keperawatan selama 2x24 jam, klien bertahap ketika kondisi pasien sudah
beraktivitas
menunjukkan penurunan curah jantung distabilkan (misalnya, dorong aktivitas
berkurang dengan kriteria hasil: yang 3.untuk menghindari serangan
Status sirkulasi : 3. Instruksikan pasien tentang jantung mendadak
pentingnya untuk segera melaporkan
1. Kelelahan tidak ada bila merasakan nyeri dada 4. untuk menghindari penuruan
2. PaO2 (Tekanan parsial oksigen 4. Monitor tanda-tanda vital secara
tanda vital
dalam darah arteri) tidak ada deviasi rutin
dari kisaran normal
3. PaCO2
(Tekanan parsial karbondioksida dalam
darah arteri) tidak ada deviasi dari
kisaran normal
4. Saturasi oksigen tidak ada deviasi dari
kisaran normal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2 Pernapasan : 20 x/menit O:
Suhu : 36,5oC 1. TD : 130/70 mmHg
2. Mengevaluasi adanya nyeri dada Hasil : 2. Nadi : 115 x/menit
Pasien mengatakan nyeri dada
3. Pernapasan : 20 x/menit
3. Memonitor status kardiovaskuler Hasil :
4. Suhu : 36,5oC
Kesan EKG Irama jantung regular, HR:
125x/m, sinus tachycardia. Kesan 5. Kesan EKG: Irama jantung
Echocardiogram fungsi sistolik ventrikel kiri regular,
menurun, Ejeksi fraksi 48,1%.
HR: 125x/m, sinus tachycardia
6. Kesan Echocardiogram fungsi
sistolik ventrikel kiri menurun, Ejeksi
fraksi 48,1%.
A : Penurunan curah jantung belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah dan
status pernapasan
2. Mengevaluasi adanya nyeri dada
EVALUASI
PENUTUP
A. Kesimpulan