Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTEK LAPANGAN ILMU HIJAUAN PAKAN DAN

TATALAKSANA LADANG TERNAK (PENGARUH


PEMBERIAN JENIS PUPUK YANG BERBEDA
TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT
GAJAH (Pennisetum Purpureum)
SETELAH PENANAMAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Ilmu Hijauan Pakan dan Tatalaksana Ladang Ternak pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh:

REZKI ANUGRAH PUTRA


60700120038

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
PENGARUH PEMBERIAN J E N I S P U P U K Y A N G B E R B E D T E R H A D A P
P E RT U M B U H A N R U M P U T G A J A H ( P e n n i s e t u m Pu r p u r e u m ) S E T E L A H
PENANAMAN
The Effect Of Giving Different Types Of Fertilizers On The Growth Of Elephant Grass (Penisetum
Purpureum) After Planting

Rezki Anugrah Putra, Muh Fathul Khair, S.Pt, 60700120038

Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi


Jalan H. Yasin Limpo No.36, samata, Kab. Gowa
email: reski4359@gmail.com, telp 085299206134

ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang dan pupuk
NPK terhadap pertumbuhan rumput gajah (pennisetum purpurem) yang di tanam dan di
potong. Metode yang digunakan pada praktikum ini terdiri dari 3 perlakuan yaitu,
P0=tanpaperlakuan, P1= pupuk kandang, P2= pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan pada
hari minggu 7 November 2021 pukul 13:00-16.00 WITA bertempat di SIFS (Samata Integrated
Farming System). Pada praktek lapang ini menggunakan linggis, sabit, parang dan cangkul,
tali rapiah, dan sapu lidi. Dan bahannya seperti rumput gajah, pupuk kompos dan NPK.
Percobaan ini dilakukan dengan pengolahan lahan secara sekunder, kemudian melakukan
pemotongan rumput gajah. Rumput gajah yang telah dipotong kemudian ditanam di
bedengan yang telah dibuat dengan jarak tanam setiap penanaman 60 cm. masing-masing
diberi pupuk dengan jenis yang berbeda yaitu pemberian pupuk kompos P1, pemberian
NPK P2, dan tanpa pemberian pupuk Po. Berdasarkan hasil praktek lapangan yang
dilakukan terhadap pertumbuhan rumput gajah (pennisetum purpureum) yang ditanam,
dan telah diamati pertumbuhannya selama 14 hari atau 2 pekan. Dapat disimpulkan bahwa
perkembangan rumput gajah (pennisetum purpureum) yang diberi tambahan pupuk lebih
baik pertumbuhannya dari pada yang tidak diberi perlakuan penambahan pupuk hal ini
karena kebutuhan unsur hara dalam tanah pada tanaman yang diberi perlakuan
penambahan pupuk tercukupi sehingga menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan baik.

Kata kunci: Penanaman rumput gajah , pengolahan lahan, pupuk kompos, pupuk NPK

ABSTRACT

This practicum aims to determine the effect of manure and NPK fertilizer on the growth of elephant
grass (Pennisetum purpurem) planted and cut. The method used in this practicum consisted of 3
treatments, namely, P0 = no treatment, P1 = manure, P2 = NPK fertilizer. This research was
conducted on Sunday 7 November 2021 at 13:00-16.00 WITA at SIFS (Samata Integrated Farming
System). In this field practice using crowbars, sickles, machetes and hoes, neat ropes, and broom sticks.
And the ingredients are elephant grass, compost and NPK. This experiment was carried out by
secondary processing of land, then cutting elephant grass. The elephant grass that has been cut is then
planted in beds that have been made with a spacing of 60 cm for each planting. Each was given a
different type of fertilizer, namely composting P1, giving NPK P2, and without giving Po fertilizer.
Based on the results of field practice conducted on the growth of elephant grass (pennisetum
purpureum) planted, and its growth has been observed for 14 days or 2 weeks. It can be concluded that
the growth of elephant grass (pennisetum purpureum) which was given additional fertilizer was better
than that which was not treated with addition of fertilizer, this is because the nutrient requirements in
the soil in plants that were treated with addition of fertilizer were fulfilled so as to produce plants that
grew well.

Keywords: Elephant grass planting, land management, NPK fertilizer, and compost

PENDAHULUAN
Hijauan adalah bahan pakan ternak yang diperoleh dari rumput termasuk legum
yang harus tersedia secara berkelanjutan baik kualitas dan kuantitas.Hijauan merupakan
bahan pakan utama untuk ternak ruminansia dan nonruminansia herbivora karena hijauan
merupakan sumber nutrisi yang paling baik untuk menjaga asupan nutrisi dalam tubuh
ternak karena didalam hijauan terkandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak untuk
menjaga agar tubuhnya tetap dalam kondisi yang tidak kekurangan nutrisi demi
kelangsungan hidupnya.
Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput
termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan yang
masih segar. Kurangnya ketersediaan dan juga fluktuasi dalam jumlah dan kualitas sumber
pakan yang terjadi sepanjang tahun akan berpengaruh pada produktivitas ternak yang
berpengaruh pada keuntungan yang didapat dari hasil beterna
Hijauan pakan ternak yang pada umumnya berasal dari rumput dan juga legum,
terdapat berbagai jenis rumput yang banyak dibudidayakan oleh para peternak tergantung
kebutuhan yang dibutuhkan untuk sebagai pakan ternak, oleh karena itu Pemenuhan
kebutuhan akan hijauan pakan perlu dilakukan dengan cara penanaman. Tanah tidak
subur,tumbuhan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Penanaman hijauan pakan
pada lahan yang subur, menghasilkan produktivitas hijauan pakan yang lebih baik
dibandingkan pada lahan kritis atau kurang subur (Ayu 2011).
Rumput (Grass) adalah tumbuhan monokotil yang memiliki daun berbentuk sempit
meruncing yang tumbuh dari dasar batang. Rumput pada umumnya adalah tanaman yang
tumbuh liar, akan tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan para masyarakat
mengetahui bahwa rumput merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat baik itu
dijadikan obat-obatan, tanaman hias, dan jugas sebagai pakan ternak, karena memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi yang baik dalam metabolisme ternak. Terdapat berbagai jenis
rumput yang sering dijumpai dikalangan peternak untuk di budidayakan diantaranya
rumput gajah (pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala
(Panicum maximum), rumput kolonjono (Brachiaria mutica ), dan masih banyak lagi jenis
rumput yang memiliki kandungan nutrisi tinggi (Rika Nurafina 2017)
Ketersediaan hijauan pakan yang tidak memadai baik kuantitas maupun
kualitasnya, menjadi salah satu kendala dalam pengembangan usaha peternakan. Sehingga
perlu adanya upaya untuk menyediakan hijauan pakan yang cukup baik dan bisa terjamin
kontinuitasnya. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah memelihara, meningkatkan
produksi, serta pertumbuhan dan perkembangan hijauan pakan (Rahman D. Lasamad
dkk.2018).
Salah satu hijauan yang paling banyak dibudidayakan sebagai pakan ternak adalah
rumput gajah (pennisetum purpureum) merupakan rumput dengan kandungan nutrisi tinggi
yang memiliki banyak keunggulan salah satunya adalah rumput gajah dapat tumbuh
dimana saja bahkan pada saat musim kemarau rumput gajah juga dapat tumbuh dengan
baik karena rumput gajah memiliki kelebihan yaitu dapat tahan terhadap cuaca yang panas,
oleh karena itu rumput gajah digemari oleh para peternak untik dibudidayakan dan
dijadikan sebagai pakan ternak.Pengembangan tanaman rumput gajah sebagai bahan
makanan ternak merupakan salah satu cara peningkatan produktivitas pakan ternak
ruminansia (Ferry Lismanto Syaiful 2017).
Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) merupakan rumput yang memiliki ciri-ciri
tumbuh membentuk rumpun, perakaran cukup dalam, rhizoma atau rimpang pendek,
batangnya tegak, berbuku dan keras bila sudah tua, tingginya bisa mencapai 1,8m - 4,5m
dengan diameter 3 cm, tergantung kultivarnya. Daun keras berbulu yang panjangnya bisa
mencapai 90 cm dan lebar 8cm -35cm, bunga berbentuk tandan (seperti es lilin). Tanaman ini
dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dan tinggi dan pada berbagai tanah dengan
curah hujan 1.000 mm tahun-1. Kandungan protein kasar berkisar 7,6% (tergantung pada
kultivar), sedangkan daya hasil mencapai 350-525 ton bobot segar per ha per tahun. Daya
hasil setiap panen (interval 45 hari) 8-12 ton bobot segar. Budidaya bisa dengan pols dan
stek, panjang stek 20cm - 30 cm (mempunyai dua mata tunas), jarak tanam 1m x 1 m,
pemanenan pertama umur 60-80 hari setelah tanam, pada musim hujan interval panen 30-40
hari dan musim kemarau 50-60 hari, tinggi pemotongan 15-20 cm dari permukaan tanah (E H
Dumad 2021).
Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan
agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Pertanaman yang baik dapat diperoleh
dengan cara sebelum penanaman harus dilakukan pengolahan tanah yang sempurna,
penentuan jarak tanam yang tepat, penentuan jumlah benih perlobang tanam dan benih
yang akan ditanam adalah benih yang bermutu tinggi. Tekhnik penanaman diawali dengan
pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, penyakit, dan
gulma dan diakhiri dengan panen, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dalam
penanaman antara lain lahan pertanian dengan macam tingkat kesuburannya, bibit, varietas,
pupuk, obat-obatan dan gulma. (Hanum, 2016).
Pemupukan merupakan salah satu cara meningkatkan produksi suatu tanaman. Hal
ini tak lepas dari peran pupuk dalam memenuhi ketersediaan hara yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman secara kontinyu bagi tanaman. Berdasarkan sumbernya, pupuk
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk
organik, adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan misalnya ayam, kambing dan sapi
seperti pupuk kandang dari kotoran ayam, memiliki keunggulan dalam hal memperbaiki
sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya
menahan air, dan kation-kation tanah (Roidah, 2013). Pupuk urea sangat baik diberikan
pada rumput gajah karena dapat mempercepat pertumbuhan (Sustanto, 2013).
Pupuk anorganik atau pupul NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau
padat berupa butiran kasar yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan
kalium. Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum
digunakan. Kelebihan pupuk NPK yaitu dengan satukali pemberian pupuk dapat mencakup
beberapa unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan pupuk
tunggal. Kelebihan lain dari penggunaan pupuk majemuk NPK yaitu menghemat waktu,
tenaga kerja, dan biaya pengangkuta (Maria Erviana Kusuma 2014).
Tanaman rumput gajah yang tidak diberi perlakuan khusus seperti penambahan pupuk
guna untuk menambah unsur hara pada tanaman agar tanaman menjadi lebih subur, akan
tetapi pada tanaman rumput gajah yang tanpa perlakuan dapat tumbuh dengan subur itu di
karenakan pertumbuhannya di bantu oleh air dan tanah yang cukup seperti pada firman
Allah SWT dalam surah Al-A'raf ayat 58:
       
         
 
Terjemahnya:
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah
yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan
berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”(QS. Al-
A’raf 7: Ayat 58).
Tafsir surat Al A’raf ayat 58 ini menjelaskan jenis-jenis tanah di muka bumi ini ada
yang baik dan subur, bila dicurahi hujan sedikit saja, dapat menumbuhkan berbagai macam
tanaman dan menghasilkan makanan yang berlimpah ruah dan ada pula yang tidak baik,
meskipun telah dicurahi hujan yang lebat, namun tumbuh-tumbuhannya tetap hidup
merana dan tidak dapat menghasilkan apa-apa. 
Praktek lapang ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemberian pupuk pada
tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum. Kegunaan praktikum ini diharapkan
sebagai bahan informasi kepada masyarakat khususnya peternak dan petani untuk
meningkatkan daya pertumbuhan rumput gajah (Pennisetum purpureum) dengan cara
pemberian pupuk kompos dan NPK (Natrium, Posfor, Kalium).

MATERI DAN M ETODE PRAKTEK LAPANG


Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum pada hari Minggu 07
November 2021 pukul 13.00-16.00 WITA dan bertempat di Samata Integrated Farming
Syistem.

Alat dan bahan


Alat yang digunakan pada praktek lapangan ini yaitu cangkul, linggis, tali rafia,
meteran, dan parang. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktek lapangan ini yaitu
rumput gajah (Pennisetum Purpureum), (Nitrogen,Pospor,kalium).

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Tanaman tidak diberi perlakuan (Po)
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membersihkan lahan.
c. Membuat bedengan.
d. Memotong rumput gajah yang akan ditanam 3 ruas dengan metode stek batang.
e. Menanam batang rumput gajah yang telah dipotong.
f. Mengamati pertumbuhan rumput gajah selama 14 hari.
2. Tanaman diberi pupuk kompos (P1)
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membersihkan lahan.
c. Membuat bedengan.
d. Memotong rumput gajah yang akan ditanam 3 ruas dengan metode stek batang.
e. Menanam batang rumput gajah yang telah dipotong.
f. Menimbang pupuk kompos.
g. Memberi pupuk kompos disetiap rumpun masing-masing sebanyak 0,6 gram.
h. Mengamati pertumbuhan rumput gajah selama 14 hari.
3. Tanaman diberi pupuk NPK (P2)
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membersihkan lahan.
c. Membuat bedengan.
d. Memotong rumput gajah yang akan ditanam 3 ruas dengan metode stek batang.
e. Menanam batang rumput gajah yang telah dipotong
f. Menimbang pupuk kompos
g. Memberi pupuk kompos disetiap rumpun.
h. Mengamati pertumbuhan rumput gajah yang telah ditanam selama 14 hari.

PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan penanaman rumput gajah adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan pecan ke-1 setelah penanaman rumput gajah (pennisetum
purpureum).
Lama pengamatan

No Jenis Perlakuan Hari Tinggi Batang Lebar daun Panjang Daun


1. Tanpa Perlakuan 1 14 cm - -
2 14 cm - -
3 14,3 cm - -
4 14,8 cm 0,01 mm 0,05 mm
5 15,2 cm 0,01 mm 0,09 mm
6 15,5 cm 0,03 mm 1 cm
7 16 cm 0,08 mm 1,2 cm
2. Pupuk Kompos 1 15 cm - -
2 15 cm - -
3 15,5 cm 0,01 mm 0,1 mm
4 15,9 cm 0,04 mm 0,5 mm
5 16,2 cm 0,09 mm 1 cm
6 16,5 cm 0,7 mm 1,2 cm
7 16,9 cm 0,9 mm 1,8 cm
3. Pupuk NPK 1 15 cm - -
2 15,5 cm - -
3 16 cm 0,02mm 0,6 mm
4 16,5 cm 0,09 mm 0,9 mm
5 17 cm 0,5 mm 1 cm
6 17,4 cm 1 cm 1,6 cm
7 17,9 cm 1,7 cm 2 cm
Sumber: Samata Integrated Farming Syistem (SIFS) , Jurusan Ilmu Prternakan , Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2021.

Tabel 2. . Hasil pengamatan pecan ke-2 setelah penanaman rumput gajah (pennisetum
purpureum).
Lama pengamatan

No Jenis Perlakuan Hari Tinggi batang Lebar daun Panjang Daun

1. Tanpa Perlakuan 8 16,5 cm 1,2 cm 2,1 cm


9 16,8 cm 1,5 cm 2,4 cm
10 17 cm 1,9 cm 2,6 cm
11 17,2 cm 2 cm 2,8 cm
12 17,6 cm 2,2 cm 3 cm
13 17,9 cm 2,3 cm 3,2 cm
14 18,2 cm 2,5 cm 3,5 cm
2. Pupuk Kompos 8 17,2 cm 1 cm 1,9 cm
9 17,5 cm 1,3 cm 2,1 cm
10 17,9 cm 1,5 cm 2,5 cm
11 18,2 cm 1,8 cm 2,7 cm
12 18,5 cm 2 cm 2,9 cm
13 18,8 cm 2,2 cm 3 cm
14 19 cm 2,4 cm 3,2 cm
3. Pupuk NPK 8 18,2 cm 1,9 cm 2,3 cm
9 18,6 cm 2 cm 2,8 cm
10 19 cm 2,3 cm 3 cm
11 19,5 cm 2,4 cm 4,3 cm
12 19,8 cm 2,5 cm 4,9 cm
13 20 cm 2,7 cm 5,5cm
14 20,3 cm 2,9 cm 6 cm
Sumber: Samata Integrated Farming Syistem (SIFS), Jurusan Ilmu Prternakan , Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2021.

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 2 pekan terhadap
perkembangan pertumbuhan rumput gajah (pennisetum purpureum) yang ditanam dengan
memberikan perlakuan yang berbeda yaitu dengan pemberian jenis pupuk yang berbeda
pada setiap bedengan dan juga tanpa perlakuan (tanpa penambahan pupuk), dalam
pengamatan ini setiap bedengan yang ditanami rumput gajah mempunyai pertumbuhan
yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari pertambahan panjang batang, panjang daun dan
lebar daun pada setiap rumput gajah (pennisetum purpureum) yang ditanam. Hal ini sesuai
dengan pendapat Dribel dkk (2013) yang menyatakan bahwa, Pemupuka bertujuan
mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 14 hari pada rumput gajah
(pennisetum purpureum) yang ditanam, pada bedengan yang tidak diberi perlakuan rumput
gajah tumbuh dengan subur, hal ini dapat dilihat dari perkembangan pertumbuhan batang
yang cukup signifikan dalam pertumbuhan nya, yang pada awal penanaman itu tinggi
batang 14 cm dan setelah 14 hari tinggi batangnya mencapai 18,2 cm begitu juga dengan
pertumbuhan pada bagian daun yang tumbuh dengan baik meskipun tidak diberi perlakuan
apapun untuk mendukung pertumbuhan nya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewanto dkk
(2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman dapat subur dan berlangsung
baik apabila unsur hara dalam tanah tercukupi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 14 hari pada rumput gajah
(pennisetum purpureum) pada bedengan yang diberi perlakuan pupuk kompos tumbuh lebih
subur daripada yang tidak diberi perlakuan hal ini dapat dilihat dari perkembangan
pertumbuhan batang yang pada awal penanaman itu tinggi batang 15 cm dan setelah 14 hari
tinggi batangnya mencapai 19 cm begitu juga dengan pertumbuhan pada bagian daun yang
lebih baik dari pada yang tidak diberi perlakuan hal ini terjadi karena penambahan pupuk
kompos yang sesuai dengan takaran sehingga dapat tumbuh dengan baik dan memperbaiki
unsur hara yang ada dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Basuki dkk (2011) yang
menyatakan bahwa kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami dekomposisi
oleh mikroorganisme pengurai sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat
tanah, disamping itu di dalam kompos terkandung hara-hara mineral yang berfungsi untuk
penyediaan makanan bagi tanaman. Kompos merupakan bahan organik yang dapat
berfungsi sebagai pupuk.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 14 hari pada rumput gajah
(pennisetum purpereum) yang ditanam pada bedengan yang diberi perlakuan pemberian
pupuk NPK tumbuh lebih subur daripada yang diberikan perlakuan pupuk kompos hal ini
dapat dilihat pada pertumbuhan batang yang pada awal penanaman yaitu tinggi batang
15cm dan setelah 14 hari penanaman tinggi batang mencapai 20,3 cm, begitu juga dengan
pertumbuhan pada bagian daun yang baik dan subur. Hal ini diduga terjadi karena
penambahan unsur hara pada tanah setelah Pemberian pupuk NPK yang memperbaiki
unsur hara yang ada dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat E.kaya (2013) yang
menyatakan bahwa, pupuk NPK merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat
digunakan sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro (N, P, dan K).

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek lapangan yang dilakukan terhadap pertumbuhan rumput
gajah (pennisetum purpureum) yang ditanam, dan telah diamati pertumbuhannya selama 14
hari atau 2 pekan. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan rumput gajah (pennisetum
purpureum) yang diberi tambahan pupuk lebih baik pertumbuhannya dari pada yang tidak
diberi perlakuan penambahan pupuk hal ini karena kebutuhan unsur hara dalam tanah pada
tanaman yang diberi perlakuan penambahan pupuk tercukupi sehingga menghasilkan
tanaman yang tumbuh dengan baik.

Saran
Saran pada pratek ini yaitu sebaiknya praktikum berikutnya dapat menggunakan
berbagai variasi jenis tanaman karena jika hanya rumput gajah (pennisetum purpureum) saja
itu sudah banyak oleh karena itu harus juga menggunakan tanaman lain agar mahasiswa
dapat mengetahui berbagai macam rumput.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu,.L.A., Windu ,.M., Nurlaeni .,K., Priyadi.2011. Produksi dan Mutu Hijauan Rumput
Gajah (Pennisetum Purpureum) Pada Kondisi Naungan dan Pemupukan Nitrogen
Berbeda.Jurnal Penelitian pertanian terpadu. Vol 17 (1):58-65.
Basuki,.W.,Agustina,. S. 2011. Pengaruh Pemberian Anorganik Dan Organik Terhadap
Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan.Jurnal Ilmiah. Vol 2.
E.,K.2013. Pengaruh Komposisi Jerami Dan Pupuk NPK Terhadap N-Tersedia Tanah Serapan
Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Agrologia. Vol 2,No.1.Hal 40-50.
Ferry,.L.S., Onesimus,.Y,. Andoyo., S. 2018.Komposisi Botani Dan Persebaran Jenis-jenis
Hijauan Lokal Padang Pengembalaan Alam di Papua Barat. Jurnal Pasutra. Vol 4 no
2. Hal 62-65.
Dewanto,D.,. Pengaruh Pemupukan Anorganik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai
Sumber Pakan. Jurnal zootek.Vol 32 no.5.
Hanum,L.2016. Hidroponik Fooder Jagung Sebagai Substansi Hijauan Pakan Ternak Ditinjau
Dari Produktivitas Susu Kambing Supera. Jurnal Modik Veteriner.vol 1 no 2. Hal 48-
51
Maria, E.K.2014. Produksi Rumput Gajah (pennisetum Purpureum) yang Diberi Pupuk N,P
dan K dengan Dosis 0,50 dan 100% pada devilasi Hari ke-5. Sains Peternakan. Vol 11.
Hal 49-55.
Rahman,D.L., S,.S.M,. Rustandi.2013. Pertumbuhan Dan Perkembangan Rumput Gajah
Drawf Yang diberi pupuk Organik Hasil Fermentasi EM.Jurnal Zootek. Vol 32, No 5.
Hal 158-157.
Rika,N.2017. Pengaruh Lama Waktu Skarifikasi Terhadap Perkecambahan Biji Lamtoro
Sebagai Pakan Ternak. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Supardi,R,. Iwan,.H. 2017. Pengetahuan Peternak dan Analisis Ekonomi Penggunan Rumput
chloris gayana Sebagai Pakan Kerbau Di lahan Pengembalan.Jurnal Buletin
Peternakan. Vol 41.
Susanto.2013. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Dan Jarak Tanam Terhadap Produksi
Rumput Gajah Mini (pennisetum purpureum cv.mott).Jurnal Pertanian Terpadu. Vol 7.
Hal 38-46

Anda mungkin juga menyukai