Anda di halaman 1dari 13

Pandangan Masyarakat Tuban dan Pengadilan Negeri Tuban terhadap Sistem E-

Tilang

BAB 1

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sistem E-tilang merupakan terobosan baru atau sistem baru

yang dikeluarkan oleh Mabes Polri yang bertujuan untuk memudahkan

masyarakat dan polisi dalam urusan penanganan pelanggaran lalu

lintas. Sistem E-tilang ini mulai diterapkan oleh polisi mulai tanggal 1

Desember 2016. Dengan adanya sistem E-tilang ini pelanggar lalu

lintas tidak perlu lagi datang ke pengadilan negeri untuk mengikuti

sidang. Dalam E-tilang ada beberapa keuntungan dan kelemahan

dalam sistem atau proses dalam E-tilang itu sendiri.

Berlakunya sistem E-tilang ini menimbulkan pro-kontra dalam

masyarakat. Karena tidak semua masyarakat menerima dengan adanya

sistem E-tilang tersebut, ada masyarakat yang menyetujui adanya

sistem E-tilang yang sudah berlaku dengan beberapa alasan tertentu,

begitu juga ada masyarakat yang tidak mensetujui adanya sistem E-

tilang dengan alasan tersendiri. Berlakunya E-tilang ini mengubah

proses atau tata cara yang dahulu yang mana masyarakat yang terkena

tilangan harus melakukan sidang ke Pengadilan Negeri untuk


menerima putusan denda yang akan diberikan untuk pelanggaran yang

telah dilakukan oleh masyarakat.

Sedangkan untuk E-tilang ini sistem atau tata cara sudah

melalui online,masyarakat yang terkena tilang tidak perlu datang ke

pengadilan untuk melakukan sidang untuk mengetahui denda yang

sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan oleh masyarakat.

Melalui E-tilang ini masyarakat bisa datang ke Pengadilan sendiri atau

tidak, karena denda yang akan diterima oleh masyarakat yang telah

melanggar aturan lalu lintas akan di tetapkan oleh Pengadilan Negeri

sendiri. Putusan dari Pengadilan Negeri ini bisa diambil sendiri oleh

masyarakat atau di kirim lewat kantor pos beserta dengan STNK atau

surat yang lain yang telah disita sebelumnya.

Dalam Hukum Acara Pidana, semua perkara yang masuk dalam

Pengadilan Negeri akan menjalani sidang sesuai alur perkara pidana

yang ada dalam Pengadilan Negeri. Hal ini menimbulkan pertanyaan

bagaimana dengan sistem E-tilang yang mana dalam sistem tersebut

pelanggar lalu lintas tidak perlu lagi untuk mengikuti persidangan.

Dan Adanya sistem E-tilang ini adakah pengaruh terhadap masyarakat

atau pun Pengadilan Negeri setelah diberlakukannya sisitem E-tilang

ini, mengenai kepatuhan dan kinerja dari masyarakat atau pun dari

Pengadilan Negeri itu Sendiri karena terdapat banyak perubahan

dalam proses atau prosedur tata caranya.


b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pandangan masyarakat Tuban dan Pengadilan Negeri

Tuban mengenai berlakunya sistem E-tilang?

2. Apakah sistem E-Tilang meningkatkan kepatuhan masyarakat

terhadap hukum?

c. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan dan menganalisis pandangan masyarakat dan

Pengadilan Negeri Tuban mengenai adanya pemberlakuan E-tilang

2. Mampu menjelaskan tingkat kepatuhan masyarakat setelah adanya

sisitem E-tilang

d. Manfaat Penelitian

1. Mampu mengetahui kejelasan dan tanggapan dari masyarakat atau

pun Pengadilan Negeri menganai berlakunya sisitem E-tilang dan

2. Memberikan pengetahuan dalam bidang hukum yang harus

ditegakkan oleh Negara terutama dalam hukum pidana

3. Memberikan manfaat dalam mengetahui ketaatan masyarakat

terhadap peraturan lalu lintas sebelum dan sesudah berlakunya

sistem E-tilang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kajian Teori

a. Sistem E-Tilang

E-Tilang atau yang biasa disebut dengan tilang elektronik adalah

digitalisasi proses tilang dengan memanfaatkan teknologi, dengan ini

diharapkan seluruh proses tilang akan lebih efektif dan efisien. E-Tilang

ini merupakan aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk

mengetahui besaran biaya denda yang harus dibayar secara langsung.

Aplikasi ini dibuat untuk dua jenis pengguna, yang pertama untuk

pihak kepolisian dan yang kedua untuk pihak kejaksaan. Pada sisi

kepolisian, sistem akan berjalan pada komputer tablet dengan sistem

operasi Android, sedangkan pada pihak kejaksaan sistem akan berjalan

dalam bentuk website, sebagai pihak eksekutor seperti halnya dalam

sidang manual, aplikasi E-Tilang tidak menerapkan fungsi sebagai

pengantar untuk membayar denda ke Bank/Panitera karena mekanisme

melibatkan form atau kertas tilang. Pada E-Tilang kertas/form bukti

pelanggaran tidak digunakan, aplikasi ini hanya menggunakan reminder

berupa ID tilang yang menyimpan seluruh data atau catatan Polisi

mengenai kronologis tilang yang akan diberikan kepada pengadilan atau

kejaksaan yang memiliki website dengan integritas database yang sama.


b. Prosedur Penyelesaian Hukum Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas dalan

KUHAP

Dalam pidana pelangaran lalu lintas termasuk dalam kategori pidana

ringan atau biasa disebut dengan Pidana Tipiring. Apabila jenis perkara

yang diterima adalah perkara biasa maka diselesaikan dengan

menggunakan acara pemeriksaan biasa. Akan tetapi jika yang diterima

adalah jenis perkara berdasarkan pasal 203 KUHAP, maka acara yang

digunakan adalah acara pemeriksaan singkat. Namun jika perkara itu

adalah perkara yang di ancam dengan pidana pernjara atau kurungan

paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh puluh

lima ribu rupiah, maka perkara tersebut harus diselesaikan dengan cara

pemeriksaan cepat.1

Perkara pidana ringan dalam proses mengadili diatur dalam pasala 206

KUHAP. Untuk penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas jalan diatur

dalam pasal 211 sampai 215 dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP).2

Pelanggaran lalu lintas yang disebutkan dalam pasal 211 adalah

1
Rusli Muhammad, Lembaga Pengadilan Indonesia beserta Putusan Kontroversi, UII pers, Yogyakarta,
2013, hlm. 63
2
Jurnal Setio Agus Sampto, Penyelesaian Perkara Pidana diluar Pengadilan terhadap dengan
Kejahatan Pasal 359 KUHP dalam perkara, STMIK, AMIKOM, Yogyakarta, 2009,hlm. 5
a. Mempergunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi,

membahayakan ketertiban atau keamanan lalu lintas atau yang

mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.

b. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan

Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan

(STNK), Surat Tanda Uji Kendaraan yang sah atau tanda bukti

lainnya yang diwwajibkan menurut ketentuan perundang-undangan

lalu lintas jalan atau ia dapat memperlihatkannya tetapi masa

berlakunya sudah kadaluarsa.

c. Membiarkan atau memperkenankan kendaraan bermotor dikemudikan

orang yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi.

d. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas

jalan tentang penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan,

pemuatan kendaraan, dan syarat penggadungan dengan kendaraan

lain.

e. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada dijalan tanpa dilengkapi

plat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan. Pelanggaran terhadap

perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan, dan

isyarat pengatyur lalu lintas jalan, rambu-rambu atau tanda yang ada

dipergunakan jalan.
f. Pelanggaran terhadap ketentuan tentang ukuran dan muatan yang

diizinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara

memuat dan membongkar barang.

g. Pelanggaran terhadap izin tryet, jenis kendaraan yang diperbolehkan

beroperasi dijalan yang ditentukan.3

Dalam pasal 214 disebutkan proses acara pidana ringan apabila terdakwa tidak hadir.

Yang berbunyi :

1) Jika terdakwa atau wakilnya tidak hadir di sidang, pemeriksaan perkara

dilanjutkan.

2) Dalam hal putusan diucapkan diluar hadirnya terdakwa, surat amar putusan

segera disampaikan kepada terpidana.

3) Bukti bahwa surat amar putusan telah disampaikan oleh penyidik kepada

terpidana, diserahkan kepada panitera untuk dicatat dalam buku register.

4) Dalam hal putusan dijatuhkan diluar hadirnya terdakwa dan putusan itu

berupa pidan perampasan kemerdekaan, terdakwa dapat mengajukan

perlawanan.

5) Dalam waktu tujuh hari sesudah putusan diberitahukan secara sah kepada

terdakwa, ia dapat mengajukan perlawanan kepada pengadilan yang

menjatuhkan putusan itu.

6) Dengan perlawanan itu putusan diluar hadirnya terdakwa menjadi gugur.


3
P.A.F. Lamintang, Theo Lamintang, Pembahasan KUHAP menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana
dan Yurisprudensi, Sinar Garafika, Jakarta, 2013, hlm.467.
7) Setelah panitera memberitahukan kepada penyidik tentang perlawanan itu

hakim menetapkan hari sidang untuk memeriksa kembali perkara.

8) Jika putusan setelah diajukannya perlawanan tetap berupa pidana

sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), terhadap putusan tersebut terdakwa

dapat mengajukan banding.


BAB III

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini dikategorikan sebagai

penelitian lapangan yaitu penelitian empiris, karena dalam

pengambilan data peneliti melakukan wawancara dan observasi pada

pihak-pihak yang terkait. Penelitian ini mengambil jenis penelitian

empiris yang membutuhkan data-data secara langsung dari narasumber

yang terkait dalam penelitian ini, jenis penelitian seperti ini

membutuhkan data yang akurat dan detail karena merupakan

penelitian empiris yang meneliti secara langsung kejadian yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam pendekatan penelitian, yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan secara kualitatif. Penelitian ini menggunakan

data-data yang verbal yang bersifat dari data khusus ke data yang lebih

umum, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena

penelitian ini mendeskripsikan kejadian-kejadian yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat atau mengenai tanggapan masyarakat tentang

suatu hal, seperti dalam penelitian ini yang membahas tentang

tanggapan masyarakat tentang adanya sisitem E-tilang.


3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitin, peneliti mengambil di daerah Kabupaten

Tuban Jawa Timur yang terletak di pantai utara Jawa Timur. Yang

betepatkan di alamat Jalan Veteran Desa Ketorejo Kecamatan

Semanding Kabupaten Tuban. Dengan letak geografis seperti berikut :

a. Luas :

Wilayah : 1.839,94 Km2

Laut : 22.068 Km2

b. Jumlah masyarakat :

Total : 1.154.269 Jiwa

Kepadatan : 627,34 Jiwa/Km2

c. Letak Astronomi : 111derajat 30 derajat – 112 derajat 35 derejat

BT dan 6 derajat 40derajat – 7derajat 18derajat LS

d. Ketinggian Daratan : Antara 0-500 Mdpl

4. Metode Pengambilan Subjek

Dari seluruh masyarakat Kabupaten Tuban peneliti mengambil

sempel subjek di daerah Jalan Veteran Desa Kutorejo Kecamatan

Semanding Kabupaten Tuban untuk data penelitian.

5. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini mengambil jenis dan sumber data dari data

primer dan data sekunder karena penelitian ini bersifat empiris data

yang diutamkan adalah data primernya, sedangkan data sekunder


hanya sebagai pendukung atau pelengkap dari data primer saja. Data

primer ini di peroleh dari langsung dari sumber utama yang diamati

atau diteleti secara langsung.

6. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dengan metode :

a. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data statistik dari Pengadilan Negeri Tuban tentang

pelanggaran lalu lintas dari mulai sebelum dan sesudah sistem E-

Tilang diberlakukan di Kabupaten Tuban.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara semi

terpimpin atau semi bebas. Wawancara dilakukan pada

masyarakat, pelanggar lalu lintas, dan Hakim Pengadilan Negeri

Tuban.

7. Metode Pengolahan Data

Anda mungkin juga menyukai