Anda di halaman 1dari 43

PERSONALITY DISORDER

Krismi Diah Ambarwati, M.Psi., Psikolog.


Psikologi Klinis (PG 311)
Semester Ganjil/2021-2022
Program Studi S1 Psikologi
Fakultas Psikologi UKSW
General Personality Disorder

 Pola perilaku dan inner experience yang menetap serta


menyimpang dari harapan sosial atau budaya individu
 Dapat terlihat dari area:
 Kognitif

 Afektif

 Fungsi interpersonal

 Pengendalian kontrol/impuls

 Pola perilaku yang sifatnya stabil dan berlangsung dalam jangka


waktu lama
 Dapat mengarah pada distress yang signifikan dan hambatan
pada fungsi sosial/pekerjaan
General Personality Disorder

 Dapat dikenali/diidentifikasi mulai masa remaja atau awal


masa dewasa  usia onset
 Mungkin dapat muncul pada masa anak (usia sebelum 18
tahun)
 Diagnosa pada anak diberikan jika kriteria muncul dalam
durasi minimal 1 tahun
 Kecuali Antisocial Personality Disorder  diagnosa pada
individu setelah usia 18 tahun
 Keluhan dari individu umumnya dilaporkan pada usia lanjut 
karena terjadi perubahan signifikan (kehilangan pasangan
hidup, pekerjaan)
Kategori Personality Disorder

Kategori/Kluster Jenis Gangguan


A
Paranoid, Schizoid, dan Schizotypal
(umumnya terlihat aneh,
Personality Disorder
eksentrik)
B
(umumnya terlihat dramatik, Antisocial, Borderline, Histrionic, dan
emosional, dan erratic) Narcissistic Personality Disorder

C
Avoidant, Dependent, dan Obsessive-
(umumnya terlihat cemas,
compulsive Personality Disorder
dan takut)
Paranoid Personality Disorder

 Rasa tidak percaya dan curiga


pada orang lain (misal:
mengartikan motif dari orang
lain sebagai motif/niat jahat)
 Kecurigaan tersebut tanpa
adanya bukti pendukung yang
cukup
 Kecurigaan dapat diarahkan
pada pasangan (suami atau
istri)  sebagai bentuk
ketidaksetiaan pasangan
 Umumnya mengalami
kesulitan untuk menjalin
kedekatan dengan orang lain
Paranoid Personality Disorder

 Kecurigaan yang berlebihan


diwujudkan melalui:
 Perilaku tidak ramah
 Komplain, argumentasi
 Rigid, mengkritik orang lain,
kurang mampu bekerjasama
 Tidak dapat menerima
kritikan dari orang lain
 Self-sufficient dan sense of
autonomy tinggi
 Keinginan kuat untuk
mendominasi orang lain
Paranoid Personality Disorder

 Beberapa kasus mengalami Brief


Psychotic Disorder  sebagai
respon terhadap stres
 Dapat merupakan anteseden
dari ganggun Delusional dan
Schizophrenia
 Beresiko mengembangkan
gangguan lain (Major
Depressive, Agoraphobia,
Obsessive-compulsive Disorder)
 Dapat disertai dengan gangguan
kepribadian lain (Schizotypal,
Schizoid, Narcissistic, Avoidant,
Borderline)
Paranoid Personality Disorder

 Mulai terlihat pada masa anak


dan remaja
 Menyendiri, relasi terbatas
dengan teman sebaya
 Social anxiety, underachievement
di sekolah
 Sangat sensitif, bahasa dan
pikiran aneh, fantasi idiosinkratik
 Terlihat sebagai anak yang
“aneh”, “eksentrik”  sasaran
ejekan
 Lebih banyak dialami oleh laki-
laki
Schizoid Personality Disorder

 Pola yang menetap dari


 Terpisah dari relasi sosial
 Ekspresi emosi yang terbatas dalam area interpersonal
 Kurang memiliki dorongan untuk menjalin kedekatan dengan
orang lain (termasuk dengan anggota keluarga)
 Jumlah teman sedikit
 Melakukan aktivitas sendirian
 Mungkin memiliki minat yang rendah pada pengalaman
seksual dengan orang lain
 Minat rendah untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan
 Emosi datar (untuk berbagai pengalaman emosi)
Schizoid Personality Disorder

 Sulit untuk mengekspresikan


kemarahan (walaupun
stimulusnya kuat)
 Nampak hidup tanpa tujuan,
pasif dalam menghadapi
hambatan/masalah
 Sulit dalam merespon peristiwa
penting dalam hidup
 Sulit untuk bekerja (dengan
tuntutan kerja dalam tim)
 Dapat berfungsi baik bila
bekerja sendirian
Schizoid Personality Disorder

 Pada beberapa kasus,


muncul Brief Psychotic
Disorder
 Anteseden dari gangguan
Delusional dan Schizophrenia
 Beresiko mengembangkan
Major Depressive
 Dapat disertai gangguan
kepribadian lain (Schizotypal,
Paranoid, Avoidant)
 Mulai nampak pada masa
anak atau remaja
Schizotypal Personality Disorder

 Pola yang menetap dari defisit dalam aspek sosial dan


interpersonal
 Ketidaknyamanan yang akut pada kedekatan dengan orang
lain
 Muncul distorsi perseptual atau kognitif
 Perilaku terlihat “eksentrik” (“aneh”, “nyentrik”)
 Muncul ide paranoid, kecurigaan
 Kurang mampu menjalin kedekatan interpersonal (kecuali
dengan keluarga)
 Memiliki afek yang tidak tepat dan terbatas
 Pola yang menetap dimulai pada awal masa dewasa
Schizotypal Personality Disorder

 Memiliki ideas of reference (≠


delusion of reference)
 Fokus pada fenomena
paranormal (superstitious)
 Merasa memiliki “kekuatan”
spesial:
 Membaca pikiran orang lain
 Merasakan suatu peristiwa
sebelum terjadi
 Memiliki kemampuan magis
untuk mengendalikan orang
lain
Schizotypal Personality Disorder

 Memiliki kecemasan
berada dalam situasi sosial
 Dapat berinteraksi namun
berjarak (karena merasa
berbeda dan tidak cocok
dengan orang lain)
 Kecemasan sosial tidak
mudah berkurang karena
disertai dengan kecurigaan
Schizotypal Personality Disorder

 Pada beberapa kasus dapat


berkembang menjadi Brief
Psychotic Disorder,
Schizophreniform Disorder,
Delusional Disorder, atau
Schizophrenia
 Banyak kasus juga mengalami
episode major depressive
 Umumnya disertai dengan
gangguan kepribadian lain
(Schizoid, Paranoid,
Avoidant, Borderline)
Kluster A Personality Disorder
Antisocial Personality Disorder

 Pola menetap dari pengabaian dan penghilangan hak-hak orang lain


 Gagal dalam menyesuaikan dengan norma sosial (sistem hukum)
 Muncul kebohongan, atau penipuan untuk keuntungan/kesenangan
diri sendiri
 Impulsif, tanpa pertimbangan

 Mudah marah dan agresif

 Kurang memiliki tanggung jawab

 Kurangnya rasa penyesalan

 Karakteristik mulai muncul sejak usia 15 tahun (sebelum usia tersebut


ada sejarah Gangguan Conduct)
 Diagnosa hanya dapat ditegakkan pada individu dengan usia minimal
18 tahun
Antisocial Personality Disorder

Psychopathy

Sociopathy

Dyssocial
Personality Disorder
Antisocial Personality Disorder

 Kurang memiliki empati;


cenderung callous, cynical,
kurang menghargai orang lain
 Muncul penilaian diri yang
berlebihan dan cenderung
arogan
 Beberapa dari mereka dapat
menarik perhatian orang lain
dengan “pesona” yang
ditampilkan melalui cara bicara
 Kurang bertanggung jawab baik
pada pekerjaan, pasangan
maupun sebagai orangtua
• Dapat mengalami
Antisocial Personality Disorder
dysphoria (ketegangan,
kurangnya toleransi
pada stresor,
depressed mood)
• Dapat terkait dengan
gangguan mental
lainnya (Anxiety
Disorders, Depressive
Disorders, Substance
Use Disorders, Somatic
Symptom Disorders,
Impulse Control
Disorders)
• Juga disertai dengan
gangguan kepribadian
lainnya (Borderline,
Histrionic, Narcissistic)
Antisocial Personality Disorder

Conduct
Disorder
Antisocial
Personality
Disorder

Child
abuse/neglect

Pola asuh tidak


tepat
Borderline Personality Disorder

 Pola yang menetap dari ketidakstabilan:


 Relasi interpersonal
 Gambaran diri

 Afek

 Impulsivitas (mengarah pada self-damaging)

 Muncul ancaman, ide, usaha bunuh diri yang berulang;


juga perilaku menyakiti diri sendiri
 Muncul ide paranoid atau simtom disosiatif sebagai
respon terhadap stressor
Borderline Personality Disorder

Ketidakstabilan relasi interpersonal:


 Toleransi rendah pada keadaan menjadi sendiri
 Sangat membutuhkan orang lain
 Sangat peka terhadap penolakan dari orang lain

Perilaku
Penolakan dari
menyakiti diri
orang lain
sendiri
Borderline Personality Disorder

Ketidakstabilan relasi interpersonal:


 Sangat memberikan tuntutan pada orang lain/pasangan sesuai
dengan keinginannya
 Sangat memperhatikan orang lain/pasangan, namun mudah
menganggap bahwa orang lain/pasangan tidak
mempedulikannya

Sangat
Keinginan Orang lain tidak
memperhatikan
terpenuhi peduli padanya
orang lain
Borderline Personality Disorder

Ketidakstabilan gambaran diri:


 Mudah beralih/berubah terkait dengan tujuan dan prinsip hidup,
rencana karir/pekerjaan, identitas seksual, tipe teman
 Merasa dirinya jahat tidak baik namun juga merasa tidak berarti
 terutama jika relasi interpersonal tidak sesuai dengan
keinginannya
 Dipengaruhi oleh ketidakstabilan afek  cemas, sedih, putus
asa, marah, merasa kosong/sepi, mudah bosan
 Muncul kesulitan dalam mengendalikan kemarahan  juga
dipengaruhi oleh impulsivitas
Borderline Personality Disorder

Penolakan dari Kemarahan tidak


orang lain terkendali

Sarkasme, berteriak,
mengumpat, berkata
kasar

Muncul rasa malu,


bersalah, seolah-olah
menjadi “setan”
Borderline Personality Disorder

Karakteristik lain yang muncul:


 Perilaku bunuh diri yang menyebabkan kematian di usia muda 
khususnya pada kasus yang comorbid dengan Depressive
Disorders dan Substance Use Disorders
 Mengalami disabilitas fisik akibat perilaku melukai diri sendiri
atau usaha bunuh diri yang gagal
 Kehilangan pekerjaan, tidak menyelesaikan sekolah,
perpisahan/perceraian dengan pasangan
 Simtom (mirip) psikotik  halusinasi, ideas of reference, body-
image yang terdistorsi
Borderline Personality Disorder

 Pada masa anak terdapat


sejarah kekerasan fisik dan
seksual, pengabaian dari
orangtua, perpisahan dini
dengan orangtua
 Dapat disertai dengan gangguan
mental lain (Depressive dan
Bipolar Disorders, Substance
Use Disorders, Bulimia Nervosa,
Posttraumatic Stress Disorder,
ADHD)
 Dapat disertai dengan gangguan
kepribadian lain
Histrionic Personality Disorder

 Pola yang menetap dari kondisi emosi dan usaha mencari perhatian
yang berlebihan
 Merasa tidak nyaman jika dirinya tidak menjadi pusat perhatian

 Menonjolkan penampilan fisik untuk menarik perhatian orang lain


 dapat terkesan menggoda secara seksual
 Senang mendramatisir sesuatu hal melalui ekspresi emosinya

 Sangat mudah dipengaruhi orang lain

 Menganggap bahwa ada kedekatan relasi dengan orang lain (walau


sebenarnya tidak)
 Pengalaman emosinya mudah berubah

 Cara bicaranya impresif namun kurang disertai dengan detail atau


bukti pendukung
Histrionic Personality Disorder

Berusaha menjadi pusat perhatian dengan tindakan dramatis


 Membuat cerita yang berlebihan (tidak sesuai fakta)
 Menggunakan penampilan fisik (menggoda secara seksual) tidak hanya
ke pasangan, namun juga orang lain
 Dalam situasi terapi, melebih-lebihkan simtom fisik atau psikologis
yang sedang dirasakan
 Muncul ekspresi emosi berlebihan  membuat malu teman/pasangan
• Sangat bersemangat
Histrionic Personality Disorder
melakukan hal baru,
namun mudah bosan
• Kurang dapat
memelihara relasi
jangka panjang
• Dapat terkait dengan
gangguan mental
lainnya (Major
Depressive Disorder,
Conversion Disorder)
• Dapat disertai dengan
gangguan kepribadian
lainnya (Borderline,
Narcissistic,
Antisocial,
Dependent)
Narcissistic Personality Disorder

 Pola yang menetap tentang ide/perilaku kebesaran (grandiosity),


kebutuhan untuk dikagumi, serta kurangnya empati
 Merasa bahwa dirinya adalah tokoh penting (melebih-lebihkan
pencapaian/prestasi, atau bakat yang dimiliki)  hanya dapat
dimengerti oleh orang lain dari level yang tinggi
 Memiliki fantasi kuat tentang kesuksesan, kekuatan, kepandaian,
keindahan/kecantikan, cinta ideal
 Bersikap arogan, kurang empati  cenderung eksploitatif pada
orang lain
 Sering iri pada orang lain atau yakin bahwa orang lain iri padanya
 Memiliki self-esteem yang rapuh  sangat ingin dikagumi
Narcissistic Personality Disorder

 Sangat peka terhadap kritikan dari


orang lain  menghambat relasi
interpersonal
 Mudah menarik diri dari relasi
sosial  terutama jika disertai
dengan depressed mood,
Dysthymia, atau Major Depressive
Disorder
 Juga terkait dengan gangguan
mental lainnya (Anorexia Nervosa,
Substance Use Disorders)
 Dapat disertai dengan Histrionic,
Antisocial, Borderline, dan
Paranoid Personality Disorder
Kluster B Personality Disorder
Avoidant Personality Disorder

 Pola yang menetap dari:


 Kurangnya minat relasi sosial
 Merasa tidak berdaya (tidak memiliki kemampuan cukup)

 Sangat sensitif pada penilaian negatif dari orang lain

 Menghindari aktivitas sosial (misal: kerja kelompok) karena takut


dikritik, tidak disetujui, atau ditolak
 Relasi sosial menjadi terganggu  hanya mau berteman jika
orang lain menerima dirinya tanpa mengkritik
 Self-esteem sangat rendah  tampil sebagai pribadi yang
pemalu, takut salah, merasa tidak mampu, pendiam, nampak
tidak “terlihat”
Avoidant Personality Disorder

 Berdampak pula pada fungsi


pekerjaan
 Dapat disertai dengan
Depressive dan Bipolar
Disorders, Social Anxiety
Disorder
 Kebanyakan kasus diagnosa
ditegakkan bersama dengan
Dependent Personality
Disorder
 Juga diertai dengan
Borderline Personality
Disorder dan Kluster A
Dependent Personality Disorder

 Kebutuhan yang menetap dan berlebihan, untuk dipelihara dan


dijaga oleh orang lain, mengarah pada:
 Perilaku submisif

 Sangat bergantung pada orang lain

 Ketakutan akan penolakan dari orang lain

 Kesulitan untuk membuat keputusan tanpa adanya


arahan/bimbingan dari orang lain
 Kurangnya rasa percaya diri untuk melakukan suatu
kegiatan/tanggung jawabnya  menunggu arahan orang lain
 Kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap
orang lain
Dependent Personality Disorder

Remaja Dewasa

 Mempersilakan orangtua  Pengambilan keputusan


untuk membuat keputusan sangat tergantung orangtua
atas dirinya  Pekerjaan yang harus
 Baju yang harus dipakai dilakukan
 Dengan siapa remaja pergi  Orang-orang yang akan
 Bagaimana remaja mengisi dijadikan teman
waktu luang
 Sekolah atau jurusan yang
akan dipelajari oleh remaja
Dependent Personality Disorder

 Terjadi hambatan dalam fungsi


sosial dan pekerjaan
 Jika satu hubungan dengan
orang lain berakhir, individu
akan segera mencari orang lain
 takut menjadi sendiri
 Ketakutan ditinggalkan 
beresiko mendapatkan
tindakan eksploitatif dari orang
lain
 Beresiko pada Depressive
Disorders, Anxiety Disorders,
Adjustment Disorder
 Dapat disertai dengan
Borderline, Histrionic, dan
Avoidant
Dependent Personality Disorder

• Sejarah penyakit
kronis pada masa
anak/remaja, atau
Separation
Anxiety Disorder
 Menjadi
predisposisi
perkembangan
gangguan ini di
masa dewasa
Obsessive-compulsive Personality Disorder

 Keterpakuan yang menetap pada keteraturan, kesempurnaan,


mengendalikan relasi dan pikiran  menjadi kurang fleksibel,
kurang berpikir secara terbuka
 Sangat terpaku pada aturan, instruksi, daftar, jadwal
 Fokus pada kesempurnaan berakibat pada ketidakmampuan
untuk menyelesaikan tugas  merasa bahwa tugas yang
dikerjakan belum sesuai standar
 Sangat kaku pada hal-hal yang terkait moralitas, etika, atau nilai-
nilai tertentu
 Enggan mendelegasikan tugas pada orang lain kecuali bila dapat
sesuai dengan standarnya
Obsessive-compulsive Personality Disorder

 Terlihat rigid dan keras kepala


 Terpaku pada pekerjaannya  bersantai, piknik adalah hal-hal
yang sifatnya buang-buang waktu
Kluster C Personality Disorder

Anda mungkin juga menyukai