Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu: Tresna Komalasari, S.Kep., Ners., M.Kep.

Disusun oleh :

RIMA AMELIA NURWAHYI


21149011034

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA


PRODI PROFESI NERS
MAJALENGKA
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. KARAKTERISTIK KELUARGA

A. DEFINISI

Pengertian keluarga akan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada

orientasi yang digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Marilyn M.

Friedman (1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau

lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan

emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari

keluarga. Menurut UU No. 10 1992, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya,

atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Definisi lain keluarga

adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan

materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang

selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya (BKKBN 1999, cit Setyowati 2008).


B. CIRI-CIRI KELUARGA

1. Diikat tali perkawinan

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

4. Tanggung jawab masing –masing

5. Ada pengambil keputusan

6. Kerjasama

7. Interaksi

8. Tinggal dalam suatu rumah

C. STRUKTUR KELUARGA

1. Struktur peran keluarga, formal dan informal

2. Nilai/ norma keluarga, norma yg diyakini oleh keluarga.

Berhubungan dengan kesehatan

3. Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua anak,

ayah ibu, & anggota lain


4. Struktur kekuatan Keluarga, kemampuan Mempengaruhi dan

mengendalikan orang lain untuk kesehatan.

D. Ciri - Ciri Struktur Keluarga

Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy (1998), dibagi

menjadi 3 yaitu:

1. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga.

2. Ada Keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi

dan tugasnya masing-masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsinya masing - masing.

Struktur Keluarga (Ikatan Darah) :

1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan Itu berasal dari jalur ayah.

2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan Itu berasal dari jalur

ibu.
3. Matrilokal , suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan, hubungan Suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan

istri.

Pemegang Kekuasaan:

1. Patriakal, dominan dipihak ayah

2. Matriakal, dominan di pihak ibu

3. Equalitarian, ayah dan ibu

E. PERAN KELUARGA

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul

Effendy (1998), adalah sebagai berikut :

1. Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak,

berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan

pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.
2. Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai

pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai

salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran anak: Anak – anak melaksanakan peranan psikososial

sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial

dan spiritual.

F. TIPE KELUARGA

Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu:

(Suprajitno, 2004)

1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau

adopsi atau keduanya.

2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek-nenek, paman-bibi).
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan

meningkatnya rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga

selain kedua keluarga di atas berkembang menjadi: (Suprajitno,

2004)

1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru

yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan

pasangannya.

2. Orang tua tunggal ( single parent family) adalah keluarga yang

terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat

perceraian atau ditinggal pasangannya.

3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage

mother).

4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri

tanpa pernah menikah (the single adult living alone).

Kecendrungan di Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak

mau direpotkan dengan pasangan atau anaknya kelak jika

menikah.

5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the

nonmarital heterosexual cohabiting family).


6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

( guy and lesbian family).

Sedangkan Menurut Nasrul Effendy (1998), tipe keluarga terdiri

dari :

1. Keluarga inti ( Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu dan anak- anak.

2. Keluarga besar ( Extended Family) adalah keluarga inti di tambah sanak

saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,

bibi dan sebagainya.

3. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari pria

dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu

keluarga inti.

4. Keluarga duda atau janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Compocite) adalah keluarga yang berpoligami

yang hidup bersama.

6. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah keluarga yang terdiri dari dua

orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.


G. FUNGSI KELUARGA

Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai

berikut:

1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga

yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang

lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan

psikososial anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi ( socialization and

social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan

tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar

rumah.

3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah

fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi

dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care

function). Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk

melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah

terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota

keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan

dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti

sanggup menyelesaikan masalah kesehatan (Setyowati, 2008).

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN),

keluarga memiliki delapan fungsi, yaitu:

1. Fungsi Agama

Yang dimaksud fungsi agama, keluarga adalah tempat penanaman nilai-

nilai keagamaan, dan sekaligus pemberian identitas agama pada setiap


anak yang lahir. Nilai-nilai agama harus diberikan, diajarkan,

dipraktikkan di dalam kehidupan keluarga. Dengan demikian semua

anggota keluarga bisa mendapatkan pondasi yang sangat kokoh berupa

kehidupan beragama yang didapatkan sejak dari dalam rumah.

2. Fungsi Sosial Budaya

Keluarga adalah tempat pertama kali semua anggotanya mendapatkan

pengertian dan penanaman nilai-nilai sosial budaya yang ada di tengah

masyarakat. Sikap hidup, tata nilai, etika, sopan santun, budi pekerti

yang sudah menjadi milik masyarakat, didapatkan dan ditanamkan

sejak awal dalam kehidupan keluarga

3. Fungsi Cinta Kasih

Keluarga harus menjadi tempat untuk menumbuhkan dan menyemai rasa

cinta dan kasih sayang di antara semua anggotanya. Jika anak-anak

mendapatkan suasana cinta dan kasih sayang dalam keluarga, mereka

akan tumbuh menjadi manusia yang penuh cinta dan kasih sayang. Hal

ini akan menjadi modal besar bagi semua anggota keluarga untuk

mengembangkan sikap cinta dan kasih sayang dalam kehidupan yang

lebih luas.

4. Fungsi Perlindungan
Keluarga harus menjadi tempat yang aman, nyaman dan menenteramkan

semua anggotanya, karena adanya suasana saling melindungi. Semua

anggota keluarga merasa tenang, aman dan damai, karena merasa

terlindungi. Tidak ada tindakan diskriminasi, kekerasan, pemaksaan

kehendak, yang membuat ada anggota keluarga merasa terancam

dan tidak aman.

5. Fungsi Reproduksi

Keluarga adalah satu-satunya sarana yang sah dan halal untuk

mengembangkan keturunan. Melalui keluarga, muncullah anak sebagai

generasi penerus bangsa dan negara. Dalam kehidupan keluarga, salah

satu tujuan utama adalah mendapatkan keturunan. Hal ini tidak bisa

didapatkan secara sah dan halal, jika tidak melalui proses pernikahan dan

pembentukan keluarga.

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Keluarga juga harus menjadi tempat semua anggotanya untuk

bersosialisasi satu dengan yang lainnya, berkomunikasi dan berinteraksi

secara sehat dan produktif. Keluarga juga menjadi tempat pertama kali

diberikannya pendidikan bagi semua anak. Dalam kehidupan keluarga,


proses pendidikan berjalan dengan sangat efektif karena interaksi yang

terjadi dengan sangat intesif.

7. Fungsi Ekonomi

Keluarga akan kokoh apabila ada kecukupan dari segi ekonomi.

Kesejahteraan keluarga memiliki andil cukup signifikan dalam

menciptakan keutuhan, keharmonisan, kelanggengan dan kebahagiaan

keluarga. Maka harus ada proses pemberdayaan ekonomi dalam keluarga

yang bisa melibatkan semua anggotanya secara proporsional.

8. Fungsi Pembinaan Lingkungan

Keluarga memiliki peran untuk membina lingkungan masyarakat dan

lingkungan alam sekitar. Keluarga tidak boleh eksklusif yang tidak

mengenal tetangga dan masyarakat di sekitar. Demikian pula keluarga

harus peduli dengan kelestarian lingkungan alam yang dimulai dari

dalam kehidupan sehari-hari.

H. TUGAS KELUARGA DIBIDANG KESEHATAN


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

(Suprajitno, 2004)

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan

karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana

keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil

apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian orang tua/ keluarga.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan

kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini termasuk

mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.


3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan sering

kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar. Tetapi

keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga

sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan

kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di

institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

II. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan

pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam

situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori

atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga

membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari

pengkajian terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga dan

individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi

rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.


Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga

menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama

yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan

keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk

membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga

, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan –

kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi

dua arah dengan keluarga .Friedman (1998: 55) menjelakan proses

asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar meliputi :

A. PENGKAJIAN

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika

seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang

keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data

pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat

diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-

hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan yang dilakukan

dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara

sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,

diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).


1. Pengumpulan data

1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat

tinggal, dan tipe keluarga

2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan

keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c) Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat

penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing- masing anggota

keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status

imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan

kesehatan

d) Riwayat keluarga sebelumnya. Dijelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.


3) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

a) Kebiasaan makan. Kebiasaan makan ini meliputi jenis

makanan yang dikosumsi oleh keluarga

b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan. Perilaku keluarga

didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor

yang penting dalam penggelolaan penyakit.

c) Pengobatan tradisional. Merupakan pilihan bagi keluarga

untuk menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun

alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.

4) Status Sosial Ekonomi

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam

mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh

pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil

keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar

b. Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap

keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada


angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan

karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)

mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan

karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada

keluarga .

5) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir

hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian

serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan

kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum

terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat

mengakibatkan kecemasan.

6) Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh

terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.

7) Data Lingkungan

a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti

lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat

mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.

b) Karakteristik LingkunganMenurut (friedman,1998 :22)

derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan

lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.

8) Struktur keluarga

a) Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan

pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi

teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak

pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.

Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal

maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

b) Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam

kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat

menyebabkan stress psikologik


c) Struktur peran

Menurut Friedman (1998), anggota keluarga menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan

membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik

dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima

dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan

ketegangan dalam keluarga .

9) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang

lainnya agar tidak menimbulkan suatu permasalahan

maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.

b) Fungsi sosialisasi

Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga

dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila

keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya,

maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi.

Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan

mudah stress.
c) Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan

melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

diluar rumah.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana

keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga

adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana

keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan

yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor

penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi

keluarga terhadap masalah.

2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal

yang perlu dikaji adalah ;

 Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai

sifat dan luasnya masalah


 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah

yang dialami

 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

 Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap

masalah kesehatan.

 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan

yang ada.

 Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga

kesehatan.

 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah.

3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, termasuk kemampuan

memelihara lingkungan dan menggunakan

sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang

perlu dikaji adalah ;


 Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan

perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi

masalah kesehatan/ penyakit.

 Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan

fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

 Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang

diperlukan memadai.

 Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap

perawatan yang diperlukan

 Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri

sendiri dalam keluarga

 Apakah keluarga kurang dapat memelihara

keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa

mendatang.

 Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan

kesehatan dan pencegahan penyakit


 Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas

kesehatan dan bagaimana pandangan keluarga akan

fasilitas tersebut.

 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).

 Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan

dengan upaya perawatan dan pencegahan.

d) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi

keluarga adalah:

a. Berapa jumlah anak

b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota

keluarga

c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga .

d. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi

keluarga adalah :
a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan dan papan

b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada

di masyarakat dalam upaya peningkatan status

kesehatan keluarga .

10) Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang

mengalami masalah yang belum terselesaikan

11) Stress dan Koping keluarga

a. Stressor jangka pendek dan panjang

1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

kurang dari 6 bulan.

2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

lebih dari 6 bulan.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon

terhadap situasi/stressor.

c. Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan

d. Strategi adaptasi disfungsional

e. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga

bila menghadapi permasalahan

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .

Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan

pemeriksaan fisik di klinik.

3. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan

sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas

setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah

jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang

dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup

fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota

keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat

setempat.
4. Pengkajian Anak Sekolah

 Bagaimana karakteristik teman bermain

 Bagaimana lingkungan bermain

 Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah

 Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan

adakah sarana yang dimilikinya

 Bagaimana temperamen anak saat ini

 Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang

 Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak

 Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini

 Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah

 Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah

 Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah

saat bermain

 Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa

ini
 Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa

jenisnya

 Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya

 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

5. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual

individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun

intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi dengan

anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan

anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang

akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi


perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana

untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :

 Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

 Resiko (ancaman kesehatan)

 Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;

a. Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual

1) Contoh 1

a) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),

keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga

mengenal masalah kekurangan nutrisi.

b) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),

keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga

mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan

nutrisi.
c) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),

keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga )

mengandung 3 unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah),

ketidak mauan mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat,

maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu)

diagnosa yaitu diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan

tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga etiologi tersebut

2) Contoh 2

Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami

3) Contoh 3 Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A)

keluarga bapak B berhubungan dengan ketidakmampuan merawat

anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik)

b. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)

Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya

lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,

stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dsb.


Contoh;

1) Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi

2) Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga

bapak B berhubungan dengan ketidakmauan keluarga melakukan

stimulasi terhadap Balita.

c. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa

keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.

Contoh;

1) Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga

bapak R

2) Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga

bapak R 3) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan

baru menikah keluarga bapak R

Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi

seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan

prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan

dimasa mendatang.

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :

NO. KRITERIA SKOR BOBOT

1. Sifat Masalah

 Actual (tidak/kurang sehat) 3 1

 Ancaman kesehatan 2

1
 Keadaan sejahtera

2. Kemungkinan masalah dapat

diubah

 Mudah 2 2

1
 Sebagian
0
 Tidak dapat

3. Potensi masalah untuk dicegah

 Tinggi 3 1

 Sedang 2

1
 rendah
4. Menonjolnya masalah

 Masalah berat, harus segera 2

ditangani
1 1
 Ada masalah, tetapi tidak

perlu segera ditangani


0
 Masalah tidak dirasakan

Skoring :

skor
x Bobot
angka tertinggi

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

a. Kriteria 1

Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat

karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari

dan dirasakan oleh keluarga

b. Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan

terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk

menangani masalah

 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan

dan waktu.

 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi

dalam masyarakat dan dukungan masyarakat

c. Kriteria 3

Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

 Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau

masalah

 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu

masalah itu ada

 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang

tepat dalam memperbaiki masalah.


 Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah.

d. Kriteria 4

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang

terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga .

Menyusun tujuan

Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan

tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber

penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan

operasional perencanaan.

Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:

a. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik

b. Tujuan jangka menengah

c. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai

tujuan
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang

mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan

kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik

tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan

berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.


NO DATA DIAGNOSA NIC NOC
1. DS : Domain 1 : promosi Keluarga mampu Keluarga
1. Salah satu anggota kesehatan mengenal mampu
keluarga khususnya Ibu.S Kelas 2 : manajemen Level 1 mengenal
5 tahun yang lalu kesehatan Domain IV : Level 1
menderita hipertensi. (00080) pengetahuan Domain III :
2. Biasanya kalau tekanan ketidakefektifan tentang kesehatan perilaku
darahnya meningkat yang manajemen kesehatan dan perilaku Hasil Memberikan
dirasakan oleh Ibu.S keluarga yang dukungan fungsi
adalah kuduknya terasa menggambarkan psikososial dan
berat dan kambuh ketika sikap, pemahaman, memfasilitasi
Ibu.S banyak pikiran dan dan tindakan perubahan gaya
teringat anak-anaknya dengan hidup
3. Keluarga mengatakan menghormati Level 2
ibu.S jarang kesehatan dan Kelas S :
memeriksakan kesehatan penyakitnya pendidikan pasien
ke puskesmas, karena Level 2 Intervensi untuk
keadaan yang telah lanjut Kelas S : memfasilitasi
usia susah berjalan pengetahuan keluarga untuk
tentang kesehatan belajar
Hasil yang Level 3
menggambarkan Intervensi :
pemahaman (5515)
individu dalam peningkatan
mengaplikasikan kesadaran
informasi untuk kesehatan
meningkatkan, (5602) pengajaran
mempertahankan proses penyakit
dan memelihara
kesehatan
Level 3
Hasil :
(1803) pengetahuan
: proses penyakit
4. Ibu.S sering
mengkonsumsi obat yang Keluarga
Keluarga mampu
dibeli di warung, obatnya mampu
mengambil
adalah amlodipine mengambil
keputusan
5. Keluarga mengatakan keputusan
Domain IV :
makanan yang di Domain III :
pengetahuan
konsumsi makanan yang tentang kesehatan Perilaku Kelas P :
dibeli di warung dan dan perilaku terapi kognitif
makanan yang bersantan Kelas Q : perilaku Intervensi yang
karena ibu sudah tua dan kesehatan Hasil dilakukan untuk
anak ny juga laki –laki menggambarkan memperkuat atau
6. Ibu.S mengatakan tidak tindakan individu meningkatkan
pernah melakukan dalam fungsi kognitif
olahraga meningkatkan atau yang diharapkan
7. Ibu.S mengatakan tidak memperbaiki atau merubah
mengkonsumsi sayur kesehatan Hasil : tugas kognitif
setiap hari (1606) partisipasi yang tidak
DO : dalam keputusan diharapkan
1. Tekanan darah Ibu.S perawatan Intervensi :
160/90 mmHg kesehatan Kelas R : (5540)
2. Keluarga tampak tidak kepercayaan peningkatan
tahu cara merawat tentang kesehatan kesiapan
keluarga dengan Hasil yang pembelajaran
hipertensi menggambarkan Kelas R : bantuan
ide dan persepsi koping
individu yang Intervensi untuk
mempengaruhi membantu orang
perilaku kesehatan lain untuk
Hasil : (1700) membangun
kepercayaan kekuatan diri,
mengenal kesehatan untuk beradaptasi
pada perubahan
fungsi atau
menerima
tingkatan fungsi
yang lebih tinggi
Intervensi :
(5250) dukungan
3. Keluarga tampak tidak pengambilan
tahu makan yang baik keputusan
untuk keluarga dengan Keluarga mampu Keluarga
hipertensi merawat anggota mampu merawat
4. Keluarga tampak tidak keluarga anggota keluarga
tahu lingkungan yang baik Domain III : Domain III :
untuk keluarga dengan kesehatan perilaku Kelas O :
hipertensi psikososial Hasil terapi perilaku
5. Keluarga tampak tidak
memanfaatkan fasilitas yang Intervensi yang
kesehatan menggambarkan dilakukan untuk
fungsi psikologis memperkuat atau
dan social meningkatkan
Kelas M : perilaku yang
kesejahteraan diharapkan atau
psikologis merubah perilaku
Hasil yang yang tidak
menggambarkan diharapakan
kesehatan emosi Intervensi :
dan persepsi (4350)
individu terkait diri manajemen
Hasil : perilaku
(1211) tingkat (4360) modifikasi
kecemasan perilaku
(1201) harapan Kelas S :
Kelas O : kontrol pendidikan pasien
diri Hasil yang Untuk
menggambarkan memfasilistasi
kemampuan untuk pembelajaran
mengekang Intervensi :
perilaku yang (5616) pengajaran
mungkin secara : peresepan obat -
emosi atau fisik obatan
bisa
membahayakan diri
atau orang lain
Hasil : (1411)
kontrol diri
terhadap gangguan
makan
Keluarga
Keluarga mampu mampu
memodifikasi memodifikasi
lingkungan lingkungan
Level 1 Level 1
Domain IV : Domain IV :
pengetahuan keagamaan
tentang kesehatan Perawatan yang
dan perilaku mendukung
Kelas T : kontrol perlindungan
risiko dan terhadap ancaman
keamanan Hasil Kelas V :
yang manajemen risiko
menggambarkan Intervensi yang
status keamanan dilakukan untuk
individu dan menurunkan
tindakan untuk risiko dan
menghindari, memantau risiko
membatasi, yang secara terus-
mengontrol menerus
ancaman kesehatan sepanjang waktu
yang telah Intervensi :
teridentifikasi Hasil (6480)
: (1904) kontrol manajemen
risiko : penggunaan lingkungan
obat

Keluarga mampu Keluarga


memanfaatkan mampu
fasilitas kesehatan memanfaatkan
Level 1 fasilitas
Domain VII : kesehatan Level
kesehatan 1 Domain VII :
komunitas Hasil komunitas
yang Perawatan yang
menggambarkan mendukung
kesehatan, kesehatan
kesejahteraan, dan komunitas
fungsi dari Level 2
komunitas atau Kelas D :
populasi manajemen risiko
Level 2 komunitas
Kelas CC : Intervensi yang
Perlindungan membantu
kesehatan mendeteksi atau
komunitas Hasil mencegah risiko
yang kesehatan pada
menggambarkan seluruh komunitas
struktur dan Intervensi :
program komunitas (6520) skrining
untuk kesehatan
menghilangkan atau
menurunkan risiko
kesehatan dan
peningkatan
resistensi terhadap
ancaman kesehatan
Level 3
Hasil :
(2807) keefektifan
skrining kesehatan
komunitas

D. IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga

berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat

sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal

dibawah ini ;

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :

 Memberikan informasi

 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah


b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara:

 Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

 Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit

dengan cara :

 Mendemonstrasikan cara perawatan

 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

 Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat, dengan cara:

 Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarg a

 Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin


e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dengan cara:

 Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan

keluarga

 Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

5. EVALUASI

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian

untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun

rencana baru yang sesuai, (Harmoko, hal 100; 2012).

Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan

dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara

bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga . Evaluasi disusun

dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya

berkurang.

O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.


A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan

terkait dengan diagnosa keperawatan.

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga

pada tahap evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.

Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan,

sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Anda mungkin juga menyukai