SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal – 1
Uraian Umum Kegiatan
Pasal - 2
Situasi
Dinding Penahan Tanah akan dilaksanakan di Kelurahan Bukit
S u r u n g a n Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Rekanan
penyedia wajib meneliti situasi setempat sesuai dengan lokasi pekerjaan yang telah
ditentukan Oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup
Kota Padang Panjang terutama kondisi eksisting yang ada, sifat, luas pekerjaan
serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran disamping
ketentuan-ketentuan yang ada dalam bestek. Kelalaian atau kekurang telitian
dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim dikemudian
hari.
Pasal - 3
Pekerjaan Persiapan
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Rekanan Penyedia harus
menyediakan:
- 1 (satu) orang Pelaksana ahli yang benar-benar terampil dalam bidang
pekerjaan yang akan dilaksanakan serat mengerti gambar dan cara-cara
- Ukuran
Satuan ukuran : semua ukuran tersebut dalam gambar rancangan dinyatakan
dalam ukuran metrik, kecuali untuk pipa, baut-baut dan sejenisnya dalam millimeter
atau inchi.
- Mengukur letak bangunan : ketentuan letak bangunan diukur dibawah
pengawasan Direksi Pengawas dengan patok profil yang dipancang kuat-
kuat dari kayu yang kuat dan selalu dijaga tetap pada posisinya.
- Penyediaan Bahan/Logistik dan Peralatan. Rekanan penyedia harus
menyediakan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan secara lengkap, sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur,
termasuk semua tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan.
- Bangunan Sementara (Bouwkeet).
Rekanan penyedia harus menyediakan dan mendirikan sebuah bangunan semi
permanen untuk digunakan sebagai ruang Direksi/Pengawas dan gudang-
gudang penyimpan bahan bangunan. Semua bangunan Direksi dan
perlengkapannya harus dirawat oleh Rekanan penyedia sampai pada waktu
penyerahan pekerjaan. Bangunan tersebut diatas adalah diluar bangunan
yang harus disediakan untuk Kontraktor sendiri yaitu Kantor dan ruang
penunjang lain yang dianggap dibutuhkan.
- Jalan Masuk ke tempat Pekerjaan
Jalan masuk sementara ke tempat pekerjaan bila tidak ada harus diadakan
rekanan/penyedia yang tidak akan mengganggu aktifitas lalu lintas
disekitar lokasi pekerjaan. Jalan sementara ini disesuaikan dengan layout
lokasi pekerjaan, k antor pelaksanaan dan los kerja, lokasi penimbunan
bahan dan tempat merakit komponen struktur dan acuan/bekisting. Apabila
jalan akses tersedia kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat-
tempat pekerjaan atau lahan sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Rekanan/ Penyedia Jasa. Untuk itu
sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/ Penyedia Jasa bisa minta ijin
kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi
pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
Pasal - 4
Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan
yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi atau Konsultan Pengawas. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas
harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas dan
dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan
penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
Pasal - 5
Perintah Untuk Pelaksanaan
Bila Rekanan penyedia tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi atau
Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka
petunjuk- petunjuk tersebut harus dituruti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau
orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh rekanan penyedia.
Pasal - 6
Administrasi dan Dokumentasi
- Administrasi
• Pelaksana wajib menyediakan buku direksi dan buku tamu.
• Membuat request form work untuk meminta dan menerima persetujuan
direksi dan konsultan pengawas tentang kesiapan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan.
• Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan harian pekerjaan.
• Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal yang melibatkan
perubahan kontrak (addendum) dalam variasi volume pekerjaan, maka
pelaksana wajib membuat perhitungan tambah/kurang dengan
memperoleh persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan hasil
perhitungan terlebih dahulu harus diperiksa oleh konsultan pengawas.
- Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0% (Nol
Persen), 50% (Lima puluh persen), dan 100% (Seratus Persen)
Pasal - 7
Pengukuran
Rekanan penyedia harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis
acuan dasar yang telah disetujui oleh Direksi dan konsultan pengawas dan
bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran yang dibuatnya.
Rekanan penyedia harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
termasuk juru-juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan
Pasal - 8
Papan Nama Kegiatan
Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan
dengan ukuran minimal 120 x 80 cm2 sebagai papan nama pemberitahuan yang
berisikan informasi, Pekerjaan yang dilaksanakan, Pembiayaan, Jangka waktu
pelaksanaan, Nama Konsultan Pengawas, Dan Nama Kontraktor pelaksana. Papan
nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan seluruh
beban yang timbul menjadi beban dan kewajiban pelaksana.
Pasal - 9
Pekerjaan Persiapan Bangunan.
- Bangunan eksisting yang ada
Selama pelaksanaan pekerjaan, Rekanan penyedia bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan yang terjadi pada bangunan, apabila terdapat
kerusakan, harus segera diperbaiki Rekanan penyedia hingga memuaskan
dan dapat diterima Direksi.
- Gambar Pelaksanaan di Lapangan
Gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus selalu dilapangan,
demikian juga Buku Peraturan dan Syarat-Syarat (RKS).
Gambar tersebut harus dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan
perubahan- perubahan, termasuk gambar perubahan (kalau ada).
- Ketidak-sesuaian antara Gambar, BQ dan RKS
Bilamana ada ketidak-sesuaian antara gambar kontrak dengan syarat-syarat
umum, uraian dan syarat-syarat, maka hal ini harus selekasnya ditunjukkan
kepada Pemberi Tugas untuk mendapatkan keputusan. Yang umum adalah
bila terjadi perbedaan antara :
• Gambar berskala besar dan yang berskala kecil maka yang diambil adalah
gambar berskala besar.
• Antara gambar, BQ dan RKS, maka yang diutamakan adalah BQ.
Pasal - 10
Pelaksanaan Keselamatan Kerja Konstruksi / K3
I. Ketentuan administrasi
A. Kewajiban umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu:
• Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
• Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan
atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan
peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut
harus dapat dipergunakan secara aman.
• Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja,
agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan
selamat dan sehat.
• Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan
resiko bahaya kecelakaan.
• Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya.
• Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya
masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa
dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan
serta sarana-sarana pencegahan kecelakaan yang dipandang perlu.
• Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang
aman.
• Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
B. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan
tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus
C. Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian
yang terkait dengan K3, dimana :
- Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
- Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :
• Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing dan
• Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
A. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan
aspek lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari direksi
pekerjaan.
- Kebersihan
• Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
• Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
• Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk
di tempat kerja.
• Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab
lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
• Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
- Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
selama mengoperasikan pekerjaan berlangsung.
- Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin
atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
- Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras
lainnya.
- Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
- Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
- Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising,
misalnya pemadatan tanah dengan stamper dan sebagainya.
tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun
(sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor untuk memilih
para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan kekuasaan yang
tunggal untuk memberhentikan pekerja).
Pasal - 11
Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan
- Pekerjaan galian tanah harus memperhatikan rencana pembentukan
tanah itu sendiri baik kedalaman maupun kemiringannya khusus pada
galian tanah pondasi batu kali, sebelum pemasangan konstruksi pondasi
batu kali, apabila terdapat genangan air maka air tersebut harus dibuang
terlebih dahulu.
- Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar yang disetujui oleh Direksi Teknis dan
harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan
bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan
permanen.
- Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal
mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
- Galian tanah untuk pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana kerja (bestek) dengan sebelumnya membuat gambar
kerja (shop drawing) nya untuk mendapat persetujuan dari direksi.
- Pekerjaan pembuatan pondasi b a t u k a l i hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari direksi.
- Tanah bekas galian dapat dipakai kembali sebagai urugan dalam
peninggian feil bangunan, perataan dan isian jika menurut pengawas /
direksi bahwa tanah urugan tersebut masih cukup baik dan layak
digunakan, bebas dari kotoran dan tidak mempengaruhi terhadap
konstruksi bangunan yang ada.
- Galian tanah yang tidak terpakai harus segera dikeluarkan dari lokasi
kegiatan dan menjadi tanggung jawab rekanan penyedia.
- Rekanan penyedia harus memperhatikan drainase aliran air buangan dari
lokasi agar air tidak mengganggu atau menggenangi lokasi Kegiatan.
Pasal – 12
Pasangan Batu Kali
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Penyediaan bahan pokok dan perekatnya dan menyiapkan tempat
pekerjaan serta pelaksanaan pekerjaan batu kali itu sendiri dilokasi
pekerjaan.
- Pelaksanaan Pekerjaan pasangan batu kali seperti yang tercantum
didalam gambar rencana sesuai dengan denah-denah dan potongannya.
B. Persyaratan Bahan
- Batu kali
Batu kali atau batu belah yang dipergunakan untuk pondasi harus batu
belah dari jenis keras, ukurannya rata-rata sama, bersih, padat,
bersudut runcing dan tidak porous serta tidak boleh mempunyai tanda-
tanda yang telah lapuk yang tampak dengan jelas.
- Pasir pasang
Pasir harus memenuhi persyaratan terdiri dari pasir alam, mempunyai
butir yang bersih, keras dan awet serta harus bersih dan bebas dari
debu, lumpur, lempung, bahan organik dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang melebihi batas toleransi.
- Semen
Semen yang digunakan yaitu semen buatan dalam negeri dengkan mutu
dan kualitas yang sama dengan type II untuk tanah yang tidak banyak
mengandung asam dan memenuhi persyaratan yang diisyaratkan untuk
beton dan pasangan batu kali.
- Air
Air harus memenuhi persyaratan bersih, bebas dari minyak, garam,
asam alkali dan tumbuhan dan zat lain yang dapat merusak kualitas
hasil pekerjaan.
C. Persyaratan Pelaksanaan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan batu kali, selazimnya rekanan
melakukan pengukuran ulang (uit-zet) secara teliti dan sesuai dengan
gambar rencana.
- Membuat acuan profil/bentuk pondasi dari kayu pada setiap ujung yang
dibentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar kerja dan telah
mendapat persetujuan dari direksi / konsultan pengawas.
- Kedalaman galian pondasi harus telah disetujui oleh direksi / konsultan
pengawas.
- Pasangan batu kali pondasi menggunakan adukan/mortar yang selalu
baru dengan campuran 1 Pc : 4 Psr, adukan harus membungkus batu
kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga
atau tidak padat, khusunya pada bagian tengah.
- Setiap jarak 100 cm harus ditanam pipa dengan Ø 2,5” inchi sebagai
pipa suling.
Pasal - 13
Pekerjaan Plesteran dan Acian
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjan tersebut meliputi:
- Pekerjaan plesteran biasa
- Plesteran halus/aci halus
- Dan/atau seperti didalam gambar rencana
Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan plesteran dikerjakan sesuai dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan
didalam gambar rencana.
B. Persyaratan Bahan
- Semen
Semen yang digunakan yaitu semen buatan dalam negeri dengan mutu
dan kualitas yang sama dan memenuhi persyaratan yang diisyaratkan
untuk beton dan pasangan batu bata.
- Pasir harus memenuhi persyaratan terdiri dari pasir alam, mempunyai
butir yang bersih, keras dan awet serta harus bersih dan bebas dari
debu, lumpur, lempung, bahan organik dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang melebihi batas toleransi.
- Air harus memenuhi persyaratan bersih, bebas dari minyak, garam,
asam alkali dan tumbuhan dan zat lain yang dapat merusak kualitas
hasil pekerjaan
C. Persyaratan Pelaksanaan
- Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya yaitu menggunakan mixer / beton molen yang
diaduk selama kurang lebih 3 menit atau dengan cara diaduk secara
manual sampai dengan campuran itu tercampur dengan sempurna.
- Plesteran biasa adalah campuran 1 Pc : 3 Psr, dan dilaksanakan sesuai
spesifikasi dari bahan yang digunakan dan telah mendapat persetujuan
dari pemberi tugas dan konsultan pengawas sesuai uraian dan syarat
pekerjaan yang tertulis.
- Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bila perkerjaan pas batu kali
telah selesai atau telah disetujui pemberi tugas dan konsultan
pengawas.
- Plesteran halus/aci halus adalah campuran antara Pc dengan air
yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang
homogen. Plesteran halus /acian ini adalah pekerjaan finishing yang
dilaksanakan setelah adukan plesteran sebagai lapisan dasar telah
berumur minimal 7 hari atau plesteran itu telah kering benar.
- Permukaan semua plesteran harus diratakan, khususnya acian
Pasal – 14
Pekerjaan Jalan Beton
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, material, peralatan dan
pelaksanaan semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan jalan cor beton,
termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat,
pencampuran, pengadukan, penuangan, pemadatan, finishing, pengawetan
B. Persyaratan Bahan
Semen, agregat dan air harus memenuhi ketentuan pekerjaan beton, ukuran
maksimum agregat harus dipilih oleh rekanan dan disesuaikan dengan
kebutuhan cor jalan beton dan harus disetuji oleh Direksi dan konsultan
pengawas.
- Semen
Semen yang digunakan yaitu semen buatan dalam negeri dengan mutu
dan kualitas yang sama dan memenuhi persyaratan yang diisyaratkan
untuk beton.
- Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu material berikut :
• batu pecah, kerikil, ampas tanur tinggi atau material lainnya yang
disetujui mempunyai sifat yang sama, mempunyai butir-butir yang
bersih, keras dan awet.
• Agregat kasar harus terbebas dari butir yang panjang atau bulat
dan bebas bahan organik dan bahan pengganggu lainnya dalam
jumlah yang melebihi batas toleransi.
• Agregat kasar harus bergradasi merata dan memenuhi ketentuan
gradasi.
- Pasir harus memenuhi persyaratan terdiri dari pasir alam, mempunyai
butir yang bersih, keras dan awet serta harus bersih dan bebas dari
debu, lumpur, lempung, bahan organik dan kotoran lainnya dalam jumlah
yang melebihi batas toleransi.
- Air harus memenuhi persyaratan bersih, bebas dari minyak, garam, asam
alkali dan tumbuhan dan zat lain yang dapat merusak kualitas hasil
pekerjaan
C. Persyaratan Pelaksanaan
I. Jalan Beton
- Pembersihan lahan dan meratakan jalan yang akan dilakukan
pengecoran/dibeton
- Badan jalan yang telah dipadatkan dan diprofil, diurug dengan pasir urug
sebagai alas selebar badan jalan yang akan dikerjakan (di cor).
- Bekisting menggunakan kayu/papan dengan tebal 3 cm, dengan lebar 15
cm.
- Pengecoran dilaksanakan dengan tebal 15 cm menggunakan Beton K-175
dengan kemiringan 2% kearah luar.
- Mutu campuran mengacu pada spesifikasi yang tertuang dalam Analisa
satuan pekerjaan Beton K-175.
II. Campuran
- Pencampuran /pengadukan beton dilakukan dengan menggunakan alat
Concrete Mixer/molen.
- Urutan memasukan bahan-bahan ke alat pengaduk serta lamanya waktu
mengaduk dilakukan atas sepengetahuan Direksi dan konsultan
pengawas.
III. Cetakan
- Bahan cetakan dari kayu yang dipakai tidak mudah meresap air dan
sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Direksi dan konsultan
pengawas, cetakan direncanakan sedemikian rupa dan sebelum
penempatan beton, permukaan dari cetakan diberi oli/solar agar mudah
dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.
IV. Pengecoran
- Sebelum dilaksanakan pengecoran jalan beton, semua cetakan dan
bagian-bagian lain telah harus mendapat persetujuan dari Direksi dan
konsultan pengawas
- Permukan tempat beton yang akan dicor telah bebas dari genangan air,
lumpur atau sampah.
Pasal – 15
Pekerjaan Pembersihan
Sebelum pekerjaan diserahkan terimakan lokasi pekerjaan harus bersih dari
sisa bahan bangunan dan ini harus dijalankan oleh Pihak Rekanan penyedia.
Pasal – 16
P e n u t u p.
- Rekanan/ kontraktor harus dapat menyelesaikan pekerjaan secara
keseluruhan (100%) dengan tepat mutu dan tepat waktu sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam Dokumen Kontrak secara keseluruhan
serta petunjuk Direksi Proyek/Pengawas.
- Hal-hal yang belum diatur atau belum tercantum dalam RKS ini ataupun
perubahan/ tambahan yang mungkin ada akan dijelaskan dalam rapt-rapat
dan atau diberi petunjuk Direksi Proyek/Pengawas
- Sebelum menyerahkan pekerjaan yang pertama dan kedua, pelaksana
berkewajiban menyelesaikan semua jenis pekerjaan dan pembersihan
lapangan sehingga hasil pekerjaan nampak bersih dan sempurna