Anda di halaman 1dari 2

Ragam ukiran pada rumah gadang terdiri dari banyak ragam dengan mengambil

isi alam sebagai namanya. Tumbuhan daan hewan menjadi penamaan dari jenis
ukiran rumah gadang. Ukiran ini menjadi simbol kekayaan alam Minangkabau itu
sendiri yang terdiri dari gunung, bukit, laut, sungai, lembah dan lainnya hanya
gurun saja yang tidak ada di wilayah ini. Ada banyak jenis ukiran di rumah
gadang diantaranya adalah:

1. Kaluak Paku (tumbuhan pakis), yang melambangkan akan ajaran “ kaluak


paku, kacang balimbiang, anak dipangku, kamanakan di bimbiang” artinya
anak dan kemenakan sama sama menjadi tanggung jawab lelaki dewasa
di Minangkabau. Tugas seorang lelaki tidak hanya pada anaknya saja,
termasuk ponakan dari saudara perempuan (kamanakan).
2. Pucuak rabuang (rebung=tunas bambu), memiliki makna filosofis untuk
hidup seperti bambu. Ketek Baguno, gadang ta pakai”. Jika di lihat pada
bambu, ketika kecil (tunas) bisa dimasak. Sementara ketika sudah tumbuh
besar, dia tidak kehilangan manfaat. Bambu bisa dipakai untuk
membangun.
3. Saluak laka, sebagai bentuk sistem kekeluargaan di Minangkabau
4. Jalo yang menunjukkan sistem pemerintahan lareh Bodi Chaniago
5. Jarek Sebagai lambang pemerintahan lareh koto Piliang
6. Itiak Pulang Patang (itik pulang di sore hari), melambangkan bahwa
masyarakat Minang adalah orang orang yang tertib. Diibaratkan
bagaimana itik yang berbaris dengan rapi ketika pulang ke kandang.
7. Saik Galamai sebagai lambang bahwa orang orang Minang adalah orang
yang teliti. Galamai sendiri adalah makanan dari daerah Minangkabau
yang kenyal. Ketika memotongnya harus dengan teliti, jika tidak tangan
adalah taruhan. Filsafat kehati-hatian itu yang digunakan dalam ukiran ini
8. Si kambang Manih dan Siriah Gadang (daun sirih) sebagai lambah
keramah-tamahan masyarakat Minangkabau.

Itulah makna dari motif ukiran rumah adat di Minangkabau. Namun sekarang,
sangat langka ditemui lagi orang membangun rumah gadang dengan keindahan
seperti ini. Mungkin kesulitan mencari bahan baku untuk membuat rumah atau
memang biaya untuk membuat rumah gadang memang lebih mahal. Bisa jadi
juga, karena kurangnya kemampuan generasi sekarang untuk membangun
karya besar ini.

Ukiran rumah gadang memang bukan sebuah hal yang harus di puja puji oleh
orang minangkabau namun ukiran-ukiran tersebut memiliki makna yang dalam
bagi masyarakat Minangkabau dalam menjalankan hidup mereka. Hal ini selaras
dengan falsafah hidup orang Minangkabau itu sendiri yaitu Alam Takambang jadi
guru yang artinya masyarakat minangkabau dalam menjalankan hidup mereka
harus belajar kepada alam.

Memang harus di akui banyak daerah di indonesia yang telah terkikis


kebudayaannya tidak terkecuali Minangkabau. Dimana rumah gadang sudah
susah untuk di cari di daerah ini hal ini berbanding terbalik dengan wilayah Bali
yang terus menjaga budaya mereka dalam bentuk fisik yaitu ukiran dan seni
pahat. Namun redaksi tidak berhenti berharap bahwa suatu saat akan ada
kelompok orang Minangkabau yang berusaha mempertahankan budaya
Minangkabau dalam bentuk fisik sehingga sumatera barat dapat menjadi tujuan
wisata budaya baru di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai