Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknologi Hasil Peternakan, 1(2):41-46.

September 2020
http://journal.unpad.ac.id/jthp/index
ISSN: 2722-4783
DOI: 10.24198/jthp.v1i2.27537

PERBANDINGAN PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI STARTER


YOGURT DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN DAN METODE DIFUSI
CAKRAM

COMPARISON OF THE ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF YOGURT


STARTER WITH DISK DIFFUSION AGAR AND WELL DIFUSSION AGAR
METHODS

Abstract. Antibacterial activity testing can be done using the


Received : May 28th 2020
Accepted : Jul 1st 2020
agar diffusion method, including agar well difussion and
disk diffusion agar methods. This study aims to compare
two antibacterial testing methods to analyze the anti-
Lilih Siti Nurhayati*1,
Nadhira Yahdiyani1,
bacterial activity of a yogurt starter against the bacteria
Akhmad Hidayatulloh1 Eschericia coli and Staphilococcus aureus. The study was
conducted experimentally with 5 concentrations of yogurt
1
Fakultas Peternakan,
starter, namely 2%, 4%, 6%, 8%, and 10%. Testing
Universitas Padjadjaran, antibacterial activity using two methods ,disk diffusion agar
Sumedang. and well difussion agar methods. The research showed that
agar well diffusion method obtained antibacterial activity
*Korespondensi: greater than the disk diffusion method for E. coli and S.
aureus.
Laboratorium Riset dan
Pengujian Bioteknologi,
Fakultas Peternakan Keywords: well method, disk method, E. coli, S. aureus,
Universitas Padjadjaran. antibacterial.
Jalan Raya Bandung-
Sumedang KM 21 Sitasi:
Jatinangor, Sumedang. Nurhayati, L. S., Yahdiyani, N., & Hidayatulloh, A. (2020).
45363. Perbandingan Pengujian Aktivitas Antibakteri Starter
e-mail: lilih@unpad.ac.id Yogurt dengan Metode Difusi Sumuran dan Metode Difusi
Cakram. Jurnal teknologi Hasil Peternakan, 1(2):41-46.

PENDAHULUAN toin, karbon dioksida, dan bakteriosin


Senyawa antibakteri adalah se- yang dapat menghambat pertumbuhan
nyawa kimiawi atau biologis baik alami mikroba patogen (Mayo et al., 2010;
maupun sintetik yang dapat mengham- Garcia-Cano et al., 2014). Pada peneli-
bat pertumbuhan dan aktivitas bakteri. tian yang dilakukan oleh Gawad et al.
Yogurt merupakan bahan pangan hasil (2014), yogurt yang diproduksi meng-
fermentasi yang menggunakan bakteri gunakan starter Streptococcus thermophi-
asam laktat (BAL) sebagai starter pada lus, Lactobacillus bulgaricus, dan Bifido-
proses pembuatannya dan telah ba- bacterium longum memiliki aktivitas
nyak dipelajari bahwa BAL yang terda- antibakteri terhadap bakeri patogen
pat pada starter yogurt tersebut memi- yaitu Eschericia coli dan Staphilococcus
liki aktivitas antibakteri. aureus.
Kemampuan BAL menghasilkan Aktivitas antibakteri dapat dipe-
aktivitas antimikroba karena BAL da- lajari menggunakan beberapa metode,
pat memproduksi beberapa senyawa yaitu metode dilusi, metode difusi agar,
antibakteri selama proses fermentasi dan metode difusi dilusi. Metode difusi
yaitu asam organik (asam laktat dan adalah metode yang sering digunakan
asam asetat), diasetil, etanol, hidrogen untuk analisis aktivitas antibakteri.
peroksida, reuterin, asetaldehid, ase- Ada 3 cara dari metode difusi yang

41
Nurhayati et al., 2020 | Jurnal Teknologi Hasil Peternakan, 1(2):41-46.

dapat dilakukan yaitu metode sumu- roba uji yang ditambahkan pada kertas
ran, metode cakram, dan metode silin- cakram (Bonang, 1992). Kelebihan dari
der (Pratiwi, 2008). Prinsip kerja meto- metoda cakram yaitu dapat dilakukan
de difusi adalah terdifusinya senyawa pengujian dengan lebih cepat pada pe-
antibakteri ke dalam media padat di- nyiapan cakram (Listari, 2009).
mana mikroba uji telah diinokulasikan. Penelitian mengenai perbandi-
Hasil pengamatan yang diperoleh be- ngan metode sumuran dan cakram ma-
rupa ada atau tidaknya daerah bening sih sedikit dilakukan, oleh karena itu
yang terbentuk di sekeliling kertas cak- penelitian ini bertujuan untuk mem-
ram yang menunjukan zona hambat bandingkan dua metode pengujian ter-
pada pertumbuhan bakteri (Balaouri et sebut untuk menganalisis aktivitas
al., 2016). antibakteri dari starter yogurt terhadap
Metode sumuran dilakukan de- bakteri Eschericia coli dan Staphilococcus
ngan membuat lubang yang dibuat aureus.
tegak lurus pada agar padat yang telah
diinokulasi dengan bakteri uji. Jumlah MATERI DAN METODE
dan letak lubang disesuaikan dengan Penelitian dilakukan adalah pe-
tujuan penelitian, kemudian lubang di- nelitian metode eksperimental, dengan
isi dengan sampel yang akan diuji. Sete- objek penelitian adalah starter yogurt
lah dilakukan inkubasi, pertumbuhan (Streptococcus thermophilus, Lactobacillus
bakteri diamati untuk melihat ada bulgaricus, Lactobacillus acidophillus) pa-
tidaknya daerah hambatan di sekeliling da 5 konsentrasi yaitu 2%, 4%, 6%, 8%,
lubang (Pelzcar, 2006). Metode sumu- dan 10% setiap perlakuan diulang
ran memiliki kelebihan yaitu lebih sebanyak 3 kali dengan parameter pe-
mudah mengukur luas zona hambat ngujian aktivitas antibakteri terhadap
yang terbentuk karena bakteri berakti- bakteri Eschericia coli dan Staphilococcus
vitas tidak hanya di permukaan atas aureus. Hasil yang diperoleh kemudian
nutrien agar tetapi juga sampai ke dihitung rata-ratanya.
bawah. Pembuatan sumuran memiliki
beberapa kesulitan seperti terdapatnya 1. Alat dan Bahan Penelitian
sisa-sisa agar pada suatu media yang Peralatan yang digunakan pada
digunakan untuk membuat sumuran, penelitian adalah autoclave, blue tips, ca-
selain itu juga besar kemungkinan wan petri, gelas ukur, hockey stick, inku-
media agar retak atau pecah disekitar bator, jangka sorong, jarum ose, kertas
lokasi sumuran sehingga dapat meng- cakram, labu erlenmeyer, laminar air-
ganggu proses peresapan antibiotik ke flow, pembakar bunsen, mikropipet, rak
dalam media yang akan memengaruhi tabung reaksi, refrigerator, tabung re-
terbentuknya diameter zona bening aksi, timbangan analitik, vortex. Bahan
saat melakukan uji sensitivitas. yang digunakan pada penelitian adalah
Metode difusi menggunakan antibiotik chloramphenicol, bakteri E.
cakram dilakukan dengan cara kertas coli, bakteri S. aureus, etanol 70%, Star-
cakram sebagai media untuk menyerap ter yogurt, NaCl fisiologis 0,9%, media
bahan antimikroba dijenuhkan ke da- Muller Hinton Agar (MHA, OXOID).
lam bahan uji. Setelah itu kertas cakram
diletakkan pada permukaan media 2. Pembuatan Media MHA
agar yang telah diinokulasi dengan bia-
kan mikroba uji, kemudian diinku- Pembuatan media Muller Hinton
basikan selama 18-24 jam pada suhu Agar (MHA) dimulai dengan menim-
35°C. Area atau zona bening di sekitar bang MHA sebanyak 19 gram dan dila-
kertas cakram diamati untuk menun- rutkan ke dalam Labu erlenmeyer de-
jukkan ada tidaknya pertumbuhan ngan akuades hingga mencapai volume
mikroba. Diameter area atau zona be- 500 mL, kemudian dipanaskan hingga
ning sebanding dengan jumlah mik- homogen. Media disterilisasi menggu-

42
Nurhayati et al., 2020 | Jurnal Teknologi Hasil Peternakan, 1(2):41-46.

nakan autoclave pada suhu 121oC se- seperti pada gambar pada posisi yang
lama 15 menit. Tuang media ke dalam berbeda dan dirata-ratakan nilainya
cawan petri sekitar 25 mL dan dibiar- (Afriani, 2017).
kan hingga memadat.

3. Persiapan Suspensi Bakteri Uji


Suspensi koloni uji E. coli dan S.
aureus dibuat dengan cara mengambil
satu ose koloni dari media NA padat ke
tabung reaksi berisi 5 mL NaCl fisio-
logis. Kekeruhan pada suspensi koloni
uji distandarisasi dengan standar 0,5
McFarland (sekitar 1,5 x 108 CFU/mL).
Suspensi harus digunakan sebagai ino-
kulum dalam waktu 15 menit.

4. Pengujian Antibakteri Menggu-


nakan Metode Sumuran (Poelo-
ngan et al., 2006)
Suspensi bakteri uji diinokulasi- Keterangan :
kan pada media MHA sebanyak 0,1 A : Cawan petri
mL, kemudian diratakan dengan hockey B : Zona hambat
stick dan diamkan hingga kering. Su- C : Kertas cakram
muran dibuat dengan menggunakan : pengukuran zona hambat
bagian ujung pipet steril. Dimasukkan
starter yogurt sebanyak 40 µL ke dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
sumuran yang telah dibuat, selanjutnya Hasil pengujian aktivitas anti-
inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. bakteri terhadap bakteri patogen gram
Diamati zona bening di sekitar sumu- positif yaitu S. Aureus dengan perban-
ran. dingan dua metode yaitu metode cak-
ram dan metode sumuran ditunjukkan
5. Pengujian Antibakteri Menggu- pada Tabel 1, sedangkan aktivitas anti-
nakan Metode Cakram (Poelo- bakteri terhadap bakteri patogen gram
ngan et al., 2006) negatif yaitu E. coli ditunjukkan pada
Suspensi bakteri uji diinokulasi- Tabel 2. Aktivitas antibakteri terhadap
kan pada media MHA sebanyak 0,1 S.aureus yang dihasilkan starter yogurt
mL, kemudian diratakan dengan hockey berkisar pada 1,18 – 1,35 menggunakan
stick dan diamkan hingga kering. Ker- metode cakram sedangkan menggu-
tas cakram yang telah direndam ke da- nakan metode sumuran berkisar pada
lam starter yogurt pada masing-masing 1,33 – 1,54.
konsentrasi selama 15 menit kemudian Aktivitas antibakteri mengguna-
diletakkan pada permukaan media se- kan metode sumuran lebih tinggi di-
cara aseptik. Diamati zona bening di bandingkan dengan aktivitas antibak-
sekitar kertas cakram. teri dengan metode cakram (Gambar 1).
Hal ini diduga karena sampel yang di-
6. Analisis Data masukkan kedalam sumuran yang te-
lah dibuat menghasilkan proses osmo-
Zona hambat yang merupakan sis dapat terjadi lebih homogen dan
aktivitas antibakteri diukur mengguna- efisien sehingga lebih efektif dalam
kan jangka sorong sebanyak tiga kali menghambat pertumbuhan bakteri.

43
Nurhayati et al., 2020 | Jurnal Teknologi Hasil Peternakan, 1(2):41-46.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 1. Aktivitas Antibakteri Starter Yogurt Terhadap S. aureus; (a) Metode
Cakram dan (b) Metode Sumuran dan E. coli; (c) Metode Cakram dan (d)
Metode Sumuran.

Tabel 1. Aktivitas Antibakteri Starter Yogurt pada Berbagai Konsentrasi dengan


Metode Cakram dan Metode Sumuran Terhadap S. aureus.
Rataan Aktivitas antibakteri
Sampel
Metode Cakram (mm) Metode Sumuran (mm)
Antibiotik (Chloramphenicol) 1,46 3,04
Starter Yogurt Konsentrasi 2% 1,18 1,33
Starter Yogurt Konsentrasi 4% 1,30 1,36
Starter Yogurt Konsentrasi 6% 1,35 1,38
Starter Yogurt Konsentrasi 8% 1,36 1,40
Starter Yogurt Konsentrasi 10% 1,35 1,54

Tabel 2. Aktivitas Antibakteri Starter Yogurt pada Berbagai Konsentrasi dengan


Metode Cakram dan Metode Sumuran Terhadap E. coli.
Rataan Aktivitas antibakteri
Sampel
Metode Cakram (mm) Metode Sumuran (mm)
Antibiotik (Chloramphenicol) 1,27 2,31
Starter Yogurt Konsentrasi 2% 0,75 1,09
Starter Yogurt Konsentrasi 4% 0,77 1,07
Starter Yogurt Konsentrasi 6% 0,78 1,11
Starter Yogurt Konsentrasi 8% 0,86 1,03
Starter Yogurt Konsentrasi 10% 0,90 1,21

Aktivitas antibakteri terhadap E. ran dan cakram untuk mengevaluasi


coli yang dihasilkan starter yogurt ber- sensitivitas antibiotik terhadap E. coli
kisar pada 0,75 – 0,90 menggunakan mendapatkan hasil bahwa dengan me-
metode cakram sedangkan mengguna- tode sumuran diperoleh zona bening
kan metode sumuran berkisar pada antibiotik yang lebih tinggi dibanding-
1,03 – 1,21. Sama halnya dengan aktivi- kan dengan metode cakram. Zona ham-
tas antibakteri terhadap S. aureus, akti- bat atau aktivitas antibakteri terhadap
vitas yang dihasilkan pada metode S. aureus (gram positif) lebih tinggi di-
sumuran lebih tinggi dibandingkan de- bandingkan dengan E. Coli (gram nega-
ngan aktivitas pada metode cakram. tif) disebabkan karena pada umumnya
Hal ini sejalan dengan penelitian Sri et bakteri gram negatif mempunyai resis-
al. (2017) yang menyatakan bahwa pe- tensi yang lebih baik terhadap senyawa
ngujian aktivitas antibakteri dengan antibakteri karena memiliki struktur
metode sumuran dapat menghasilkan dinding sel yang lebih kompleks.
area atau zona hambat yang lebih luas. Dinding sel bakteri Gram positif
Hasil tersebut didukung pula sebagian besar tersusun atas peptido-
dengan hasil penelitian Ari et al. (2019) glikan (95%), sedangkan dinding sel
yang mempelajari teknik difusi sumu- bakteri Gram negatif tersusun atas

44
Nurhayati et al., 2020 | Jurnal Teknologi Hasil Peternakan, 1(2):41-46.

lipidprotein, lipopolisakarida dan ha- Mendoza-Hernández, G, & Qui-


nya mengandung sedikit peptidoglikan rasco, M. (2014). Antibacterial
(5-10%). Lapisan lipopolisakarida ini Activity Produced by Entero-
memperkuat kekakuan/rigiditas din- coccus Spp. Isolated From An
ding sel bakteri Gram negatif melalui Artisanal Mexican Dairy Pro-
ikatan silang kationik intermolekuler duct, Cotija Cheese. LWT-Food
(Holst, 2011). Hal inilah yang menye- Science and Technology, 59:26-34.
babkan bakteri Gram negatif menjadi
lebih kokoh sehingga sulit ditembus Gawad, A. E., Sayed, E., Zeini, E.,
oleh senyawa antibakteri dari starter Hafiez, & Saleh. (2014). Anti-
yogurt. Struktur dinding sel bakteri bacterial Activity of Probiotic
gram positif lebih sederhana sehingga Yoghurt and Soy Yogurt Against
memudahkan senyawa antibakteri ma- Eschericia coli and Staphylococcus
suk ke dalam sel (Septiani et al., 2017). aureus. Journal of Nutrition and
Food Sciences, 4(5).
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian diper- Holst, O. (2011). Structure of Lipopoly-
oleh hasil bahwa dengan metode sumu- saccharide Core Region. di
ran diperoleh aktivitas antibakteri lebih dalam: Knirel, Y.A., Valvano, M.
besar dari pada metode cakram untuk A. Editor. Bacterial Lipopoly-
bakteri E. coli maupun S. aureus. saccharides: Structure, Chemical
Synthesis, Biogenesis, and Inter-
DAFTAR PUSTAKA action. Springer-Verlag. Wina.
Afriani, N., Yusmarini, & Usman, P. (AT).
(2017). Aktivitas Antimikroba
Lactobacillus plantarum 1 yang Listari, Y. (2009). Efektifitas Penggu-
diisolasi dari Industri Pengola- naan Metode Pengujian Anti-
han Pati Sagu Terhadap Bakteri biotik Isolat Streptomyces dari
Patogen Escherichia coli FNCC-19 Rizosferfamilia poaceae terhadap
dan Staphylococcus aureus FNCC- Escherichia coli. Jurnal online, 1-6.
15. JOM FAPERTA, 4(2).
Mayo, B., Aleksandrzak-Piekarczyk, T.,
Ari, K., Yuriska, S., Annisa, Y., & Fernndez, M., Kowalczyk, M.,
Kurnia, R. (2019). Uji Teknik Lvarez-Martn, P., & Bardowski,
Difusi Menggunakan Kertas Sa- J. (2010). Updates in the Meta-
ring Media Tampung Antibiotik bolism of Lactic Acid Bacteria.
dengan Escherichia coli sebagai Biotechnology of Lactic Acid
Bakteri Uji. Jurnal Kesehatan Pri- Bacteria, 3-33.
ma, 13(2):151-155.
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. (2006).
Balouiri, M., Sadiki, M., & Ibnsouda, S. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2.
K. (2016). Methods for In Vitro UI Press. Jakarta.
Evaluating Antimicrobial acti-
vity: A review. Journal of Pharma- Poelongan, M., Chairul, Komala, I.,
ceutical Analysis, 6(2):71-79. Salmah, S., & Susan, M. N.
(2006). Aktivitas Antimikroba
Bonang, G. (1992). Mikrobiologi Untuk dan Fitokimia dari Beberapa
Profesi Kesehatan Edisi 16. Buku Tanaman Obat. Seminar Nasional
Kedokteran EGC. Jakarta. Teknologi Peternakan dan Vete-
riner.
García-Cano I., Serrano-Maldonado, C.
E., Olvera-García, M., Delgado- Pratiwi, R. (2008) Perbedaan daya
Arciniega, E., Peña-Montes, C., hambat terhadap Streptococcus

45
Nurhayati et al., 2020 | Jurnal Teknologi Hasil Peternakan, 1(2):41-46.

mutans daribeberapa pasta gigi Alpukat (Persea americana mill)


yang mengandung herbal. Maja- Terhadap Pertumbuhan Bakteri
lah Kedokteran Gigi, 38(2) : 64 - 67. Pseudomonas aeruginosa dengan
Metode Disk dan Sumuran.
Septiani, Eko, N. D., & Ima, W. (2017). Seminar Nasional Publikasi Hasil-
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Hasil Penelitian dan Pengabdian
Lamun (Cymodocea rotundata) Masyarakat 2017. Universitas
Terhadap Bakteri Staphylococcus Muhammadiyah Semarang. 348.
aureus dan Escherichia coli. Sain-
tek Perikanan, 13(1):1-6. Tenovar, F. C. (2006). Mechanism of
Antimicrobial Resistance in
Sri, D. H., Sri, D., & Wildiani, W. (2017). bacteria. American Journal of
Perbandingan Efek Ekstrak Buah Infection Control, (34):3-10.

46

Anda mungkin juga menyukai