Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN

UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA REMPAH-REMPAH BAKTERI


STAPHYLOCOCCUS AUREUS

TSANI AWALIA AGUSTIN (24036122013)

Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Garut, Jalan Raya
Samarang No 52A Telp. (0262)544217 Garut 44151
Email: tsaniixd105@gmail.com
ABSTRACK
Antimicrobial agents are compounds that have the ability to kill or inhibit the growth of
microorganisms. The effectiveness of antimicrobial agents in spices was tested using the well
and disc diffusion methods in the Laboratory of Biotechnology at the Faculty of Agriculture,
Garut University. The results showed that amoxicillin had the highest effectiveness as an
antimicrobial agent, followed by garlic which was quite effective, and red onion which was
less effective compared to other samples that did not form clear zones. This indicates that
amoxicillin has the strongest antimicrobial activity among the tested samples, while garlic
also showed significant activity, and red onion was less effective as an antimicrobial agent.
Keyword: Antimicrobial agent, Amoxicillin, Disc diffusion methods

PENDAHULUAN seperti metode cakram, metode sumur juga


dilakukan inkubasi. Setelah itu, diamati
Antimikroba merupakan suatu zat
zona bening yang terbentuk. Metode
yang dapat menghambat serta membunuh
sumur memiliki kelebihan, yaitu lebih
mikroorganisme yang tumbuh pada bahan
mudah untuk mengukur luas zona bening
pangan, seperti bakteri. Zat antimikroba
yang terbentuk karena bakteri beraktivitas
terkandung dalam beberapa tumbuhan
tidak hanya pada permukaan media agar,
herbal seperti jahe, cengkeh, bawang putih,
tetapi juga sampai pada bagian dalam agar
dan lain-lain (Sapitri, Marbun, &
(Nurhayati, Yahdiyani, & Hidayatulloh,
Mayasari, 2021).
2020).
Efektivitas zat antimikroba pada
METODEOLOGI
rempah-rempah dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu metode cakram dan metode Praktikum Uji Efektivitas
sumur. Metode cakram dilakukan dengan Antimikroba dilakukan dengan metode
merendam kertas cakram pada ekstrak sumur dan metode cakram di
rempah, lalu diletakkan pada media agar Laboratorium Bioteknologi, Fakultas
yang telah diinokulasikan bakteri. Pertanian, Universitas Garut.
Kemudian diinkubasi. Area zona bening
Alat dan Bahan
yang terbentuk menunjukkan bahwa zat
antimikroba pada rempah tersebut bekerja Alat yang digunakan pada praktikum ini
dengan efektif. Sedangkan pada metode adalah cawan petri steril, Bunsen, cakram
sumur dilakukan dengan membuat lubang dari kertas saring, tip mikropipet, mortar
pada media agar yang telah padat. Sama
steril, mikropipet, gelas ukur, tip biru dan minyak atsiri), sereh (geranial, neral
steril, dan plastic wrap. dan mirsen), amoxicillin (amoksisilin)
( (Kapitan, 2017).
Bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah media PCA, Suspensi S. Aureus, Mekanisme kerja antimikroba bervariasi,
Akuades steril dan sampel jahe, kunyit, yaitu menghambat sintesis dinding sel,
bawang merah, bawang putih, sereh, cabai protein, dan asam nukleat, serta
merah, dan amoxilin. menyebabkan kerusakan pada mebran sel
mikroorganisme (Egra, et al., 2019).
Prosedur
Beberapa zat antimikroba bekerja dengan
 Metode Cakram mengikat enzim dan menghambat aktivitas
Tuangkan media PCA yang berisi enzim, serta mengganggu fungsi kofaktor
S.aureus pada cawan petri steril. yang dibutuhkan oleh enzim untuk
Tunggu hingga agar membeku. aktivitas biologisnya (Nurjanah & Fathia,
Haluskan sampel dan encerkan 2017).
dengan menambahkan sedikit
akuades steril. Celupkan kertas
cakram pada masing-masing
sampel yang telah diencerkan.
Letakkan cakram pada agar yang
telah membeku dengan
menggunakan pinset steril.
Inkubasi pada suhu 35℃ selama
48 jam. Amati dan hitung luas zona
bening yang terbentuk.
 Metode Sumur
Tuangkan media PCA yang berisi
S.aureus pada cawan petri steril. Gambar 1. Metode Cakram
Tunggu hingga agar membeku.
Haluskan sampel dan encerkan
dengan menambahkan sedikit
akuades steril. Buat 4 buah sumur
pada agar dengan menggunakan
bagian belakang tip mikropipet.
Maukkan larutan sampel pada
masing-masing sumur. Inkubasi
pada suhu Inkubasi pada suhu
35℃ selama 48 jam. Amati dan
hitung luas zona bening yang
terbentuk.
Gambar 2. Metode Sumur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum, amoxicillin
Zat antimikroba pada sampel bawang putih mempunyai diameter zona bening yang
(alisin), bawang merah (alisin dan aliin), paling besar diantara sampel lain.
cabai merah (flavonoid dan capcaisin), Amoxicillin bekerja dengan menghambat
jahe (gingerol, minyak atsiri, flavonoid, pembentukan mukopeptida yang
fenol dan terponoid), kunyit (kukuminoid
diperlukan untuk sintesis dinding sel Staphylococcus aureus merupakan bakteri
bakteri (Maida & Lestari, 2019). Zona gram positif yang bersifat anaerob
bening pada sampel bawang putih lebih fakultatif , berbentuk bulat dan hidup
kecil dari amoxicillin namun lebih besar berkelompok. Bakteri ini tumbuh optimal
daripada sampel lain. Bawang putih pada suhu 37℃ dan pH 7.4, dapat
mengandung ekstrak etanol dan allisin menginfeksi manusia dan menyebabkan
sebagai antimikroba yang efektif terhadap penyakit pada kulit. S.aureus memiliki
bakteri gram positif ataupun gram ketahanan panas yang tinggi terutama pada
negative, seperti bakteri S.aureus (Upa, bahan pangan yang memiliki aktivitas air
Ali, Arimaswati, & Purnamasari, 2017). yang tinggi (Nurhidayanti & Sari, 2022).
Hasil praktikum menunjukan bahwa
Amoxicillin mempunyai efektivitas
ekstrak bawang putih memiliki aktivitas
antimikroba yang paling tinggi
antimikroba yang cukup efektif. Zona
dibandingan sampel lain.
bening pada bawang merah memiliki
ukuran yang paling kecil dibandingkan KESIMPULAN
dengan sampel amoxicillin dan bawang
putih. Bawang merah mengandung allisin Berdasarkan hasil uji zat antimikroba,
dan aliin (Upa, Ali, Arimaswati, & amoksisilin menunjukkan efektivitas
Purnamasari, 2017). Namun, aktivitas paling tinggi, diikuti oleh bawang putih
antimikroba pada bawang merah tidak yang cukup efektif, dan bawang merah
cukup efektif, karena zona bening yang yang kurang efektif dibandingkan dengan
terbentuk ukurannya lebih kecil dari zona sampel lain yang tidak membentuk zona
bening yang terbentuk pada sampel bening. Hasil ini menunjukkan bahwa
bawang putih. amoksisilin memiliki aktivitas antimikroba
yang paling kuat di antara sampel yang
Berdasarkan hasil praktikum, sampel cabe, diuji, sementara bawang putih juga
sereh, jahe dan kunyit tidak membentuk menunjukkan aktivitas yang signifikan,
zona bening pada media agar. Hal tersebut dan bawang merah kurang efektif sebagai
bisa disebabkan oleh beberapa factor zat antimikroba.
seperti kondisi sampel yang kurang segar
atau sudah rusah, mekanisme kerja DAFTAR PUSTAKA
antimikroba pada sampel kurang efektif,
serta kemungkinan sampel memiliki
efektivitas yang rendah pada bakteri
S.aureus.
Kedua metode memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, tergantung
pada tujuan penelitian serta kondisi
spesifik yang digunakan dalam penelitian.
Menurut beberapa penelitian, metode
sumur lebih efektif karena memungkinkan
difusi zat antimikroba kedalam media agar
lebih merata dan lebih efektif dalam
memungkinkan zat antimikroba menembus
dinding sel bakteri (Datta, et al., 2019).
Datta, F. U., Daki, A. N., Benu, I., Detha, A., Foeh, N., & Ndaong, N. A. (2019). UJI AKTIVITAS
ANTIMIKROBA BAKTERI ASAM LAKTAT CAIRAN RUMEN TERHADAP PERTUMBUHAN
Salmonella entereditis, Bacillus ceureus, Escherechia coli, DAN Staphylococcus Aureus
MENGGUNAKAN METODE DIFUSI SUMUR AGAR. Prosiding Seminar Nasional VII FKH
Undana, 66-71.

Egra, S., Mardhiana, Patriawan, R., Kartina, Sirait, S., & Kuspradini, H. (2019). Aktivitas Antimikroba
Tanaman Paku (Stenochlaena palustris dan Pteridium caudatum) Terhadap Bakteri (Ralstonia
solanacearum dan Streptococcus sobrinus). Jurnal Jamu Indonesia, 4(1), 28-36.

Kapitan, L. A. (2017). Aktivitas Antimikroba Ekstrak Laos Putih (Alpinia galangas) Terhadap Bakteri
Escherechia Coli dan Salmonella sp. Jurnal Info Kesehatan, 15(1), 15-19.

Maida, S., & Lestari, K. A. (2019). Aktivitas Antibakteri Amoksisilin Terhadap Bakteri Gram Positif dan
Bakteri Gram Negatif . Jurnal Pijar MIPA, 14(3), 189-191.

Nurhayati, L. S., Yahdiyani, N., & Hidayatulloh, A. (2020). Perbandingan Pengujian Aktivitas
Antibakteri Starter Yogurt Dengan Metode Difusi Sumuran dan Metode Difusi Cakram. Jurnal
Teknologi Hasil Peternakan, 1(2), 41-46.

Nurhidayanti, & Sari, R. R. (2022). Perbedaan Karakteristik Koloni Bakteri Staphylococcus aureus Pada
Media Agar Darah Domba dan Media Agar Darah Manusia. Jurnal Analisis Kesehatan, 11(1),
30-34.

Nurjanah, S., & Fathia, S. (2017). Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe Kering Beku Terhadap Beberapa
Bakteri Patogen. Jurnal Mutu Pangan, 4(1), 8-15.

Sapitri, A., Marbun, E. D., & Mayasari, U. (2021). PENENTUAN AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL CABAI
MERAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI. Jurnal Penelitian Saintek, 26(1),
64-73.

Upa, G., Ali, A., Arimaswati, & Purnamasari, Y. (2017). Uji AKtivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bawang
Putih (Allium sativum) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhii dan Shigella
dysenteriae. Jurnal Profesi Medika, 4(2), 354-360.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai