Anda di halaman 1dari 6

Clarisa Dwi

1908036044
Arvianti
REAKSI REDUKSI OKSIDASI

Di sekeliling kita banyak fenomena alam yang menunjukkan terjadinya reaksi reduksi
dan oksidasi. Reaksi ini biasa dikenal dengan nama reaksi redoks. Salah satu permasalahan
yang berkaitan dengan reaksi redoks adalah besi yang disimpan di ruang terbuka maka besi
tersebut baik dalam waktu singkat ataupun lambat akan berkarat dengan sendirinya. Contoh
lainnya adalah buah apel yang sudah dikupas atau digigit jika dibiarkan begitu saja di udara
terbuka maka daging buah apel akan berubah menjadi berwarna coklat.

A. Bilangan Oksidasi
Pada reaksi redoks modern, bilangan oksidasi (biloks) suatu senyawa sangat penting.
Biloks merupakan elektron yang diumpamakan dipunyai oleh suatu unsur dalam ion
ataupun senyawa. Adapun penentuan biloks suatu unsur memiliki aturan sebagaimana
berikut ini.
1. Biloks unsur bebas adalah 0.
2. Biloks atom oksigen adalah -2 kecuali pada H2O2 memiliki biloks O = -1, biloks O
dari H2O4 = -1/2, dan biloks O dari OF4 = +2.
3. Biloks atom hidrogen adalah +1
4. Biloks unsur golongan IA adalah +1
5. Biloks unsur golongan IIA adalah +2
6. Jumlah biloks molekul adalah 0
7. Jumlah biloks ion = muatan ion
B. Perkembangan Konsep Reaksi Redoks
Seperti teori-teori sains lainnya, teori mengenai reaksi redoks juga mengalami
perkembangan. Teori reaksi redoks ini mengalami tiga perkembangan jika dilihat dari
konsepnya.
1. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
a. Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi yaitu ketika oksigen dilepaskan oleh suatu senyawa. Ada juga
istilah reduktor yaitu senyawa yang mengikat oksigen sehingga zat yang berperan
sebagai reduktor tersebut mengalami oksidasi.
b. Reaksi Oksidasi
Reaksi ini memiliki definisi sebagai reaksi yang jika terdapat oksigen yang
diikat oleh senyawa. Ada juga istilah oksidator yaitu zat yang memiliki oksigen yang
akan diikat oleh reduktor sehingga zat yang berperan sebagai oksidator tersebut
mengalami reduksi.
2. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Pengikatan dan Pelepasan Elektron
a. Reaksi Reduksi
Reaksi ini memiliki defini sebagai reaksi yang dimana suatu senyawa
mengikat elektron dari senyawa lain. Ada juga istilah reduktor yaitu senyawa yang
melepas elektron sehingga zat tersebut mengalami oksidasi.
b. Reaksi Oksidasi
Reaksi ini memiliki definisi sebagai reaksi yang dimana elektron dari suatu
senyawa terlepas. Ada juga istilah oksidator yaitu senyawa yang dapat menangkap
elektron sehingga senyawa ini melakukan reduksi.
3. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Pertambahan dan Penurunan Bilangan
Oksidasi
a. Reaksi Reduksi
Reaksi Reduksi yaitu reaksi yang biloksinya menurun. Ada juga reduktor yaitu
senyawa yang menurunkan biloks senyawa lain.
b. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi merupakan reaksi pertambahan biloks. Ada juga oksidator
merupakan yaitu zat yang mengoksidasi (menambahkan biloks) zat lain.
C. Integrasi Reaksi Redoks dengan Al-Quran
Integrasi antara reaksi redoks dengan alquran terdapat pada Q.S. Al-Kahfi ayat 96-98.
Pada ayat tersebut terdapat secuil cerita petualang raja Zulkarnain yang ingin
menanklukan negari barat dan timur. Saat dipertengahan jalan raja Zulkarnain
menemukan dua buah gunung yang terletak bersebelahan dimana tepat antara kedua
gunung itu tinggal orang-orang yang sering merusak bumi. Dengan demikian suatu kaum
minta bantuan kepada raja Zulkarnain untuk membuatkan dinding agar meraka terhindar
dari gangguan tersebut. Kemudian kaum yang meminta bantuan tersebut diperintahkan
raja Zulkarnain supaya menghimpun besi-besi kemudian dipanaskan sampai warnanya
merah membara, lalu tembaga panas yang berupa cairan dituangkan ke besi itu oleh raja
Zulkarnain. Pencampuran besi dengan tembaga ternyata sumber dari kekuatan dinding
tersebut. Besi berlapiskan tembaga ini ternyata merupakan konsep dari reaksi redoks.
Sebagaimana kita tahu bahwa besi tidak sulit untuk mengalami korosi (perkaratan).
Korosi besi ini merupakan suatu fenomena yang memuat konsep reaksi redoks.
TATANAMA SENYAWA

Awalnya nama setiap senyawa kimia tidak memiliki aturan yang jelas, dengan kata
lain tidak ada aturan yang menjelaskan tentang pemberian nama suatu senyawa kimia yang
baru ditemukan. Ada berbagai macam cara penamaan senyawa kimia baru seperti pemberian
nama senyawa berdasarkan pada nama seorang ilmuwan yang berhasil menemukan suatu
senyawa contohnya yaitu pemberian nama garam glauber yang memiliki rumus kimia Na2SO4
karena penemunya bernama J. R. Glauber, berdasarkan pada warnanya contohnya yaitu
klorin yang berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros yang berarti hijau, berdasarkan pada
salah satu sifat contohnya adalah penamaan fosfor (phosphorus = bercahaya), atau bahkan
berdasarkan tempat penemuannya sebagai contoh yaitu pemberian nama salmiak pada NH 4Cl
karena senyawa ini mulanya ditemukan pada kotoran hewan di Mesir.

Berbagai cara penamaan senyawa kimia ini cukup memunculkan berbagai perdebatan
dan kebingungan, pasalnya setiap tahunnya ada ribuan senyawa kimia baru ditemukan.
Dengan alasan tersebut maka International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)
menetapkan aturan menamakan senyawa kimia yang dikenal dengan aturan tatanama
senyawa kimia. Tatanama senyawa kimia yang disusun oleh IUPAC ini sangat membantu
kita untuk lebih memahami senyawa kimia karena rasanya mustahil untuk menghapal jutaan
nama senyawa kimia yang tidak memiliki aturan yang jelas.

A. Tatanama Senyawa Biner


Senyawa dengan nama senyawa biner merupakan suatu senyawa yang terdiri dari dua
atom atau dua ion yaitu bisa berupa logam dengan non logam maupun non logam dengan
non logam juga. Umumnya dalam senyawa biner unsur logamnya berupa kation (ion
positif) sedangkan unsur non logamnya berupa anion (ion negatif).
1. Tatanama Senyawa Biner Logam dengan Non Logam (Ionik)
Pemberian nama senyawa ini sebagai berikut.

kation logam + anion non logam + ida

a. Kation logam disebut terlebih dahulu dan diikuti dengan anion non logam
b. Untuk logam dengan biloks lebih dari satu, maka muatan kationnya ditulis dengan
romawi sehabis penyebutan kation.

kation logam (muatan dalam romawi) + anion logam + ida


2. Tatanama Senyawa Biner Sama-sam Non Logam (Kovalen)
Pemberian nama ini yaitu seperti berikut.

non logam pertama + non logam kedua + ida

Jumlah non logam pertama + non logam pertama +


jumlah non logam kedua + non logam kedua + ida

a. Urutan non logam yang disebut terlebih dahulu dimilai dari B hingga ke F.
b. Untuk non logam yang biloksnya lebih dari satu, maka nama senyawa
memerlukan awalan Yunani dari jumlah unsurnya.
B. Tatanama Senyawa Poliatom
Senyawa yang tersusun dari banyak unsur atau ion disebut sebagai senyawa poliatom.
Tata cara membari nama senyawa ini yaitu seperti pada aturan di bawah ini.
a. Senyawa yang tersusun dari kation dan anion monoatom/ poliatom yang hanya
memiliki satu biloks maka penamaan diawali dengan katin terlebih dahulu kemudian

kation+ anion

diikuti anion.
b. Kation atau anion yang memiliki lebih dari satu biloks maka penamaannya
disesuaikan dengan biloks tersebut yang ditulis dengan angka romawi.
C. Tatanama Senyawa Asam dan Basa

kation logam (muatan dalam romawi) + anion logam + ida

1. Tatanama Senyawa Asam


Asam yaitu suatu zat apabila dilarutkan pada air maka akan mengalami
ionisasi membentuk H+. Tatanama senyawa ini yaitu selalu diawali oleh kata asam

Kation + anion

dan dibarengi dengan nama anionnya.


2. Tatanama Senyawa Basa
Senyawa basa merupakan suaitu senyawa apabila dilarutkan pada pelarut

Anoin + Hidroksida

maka akan mengalami ionisasi menghasilkan ion kation dan ion hidroksida (OH -).
Tatanama senyawa basa yaitu diawali oleh nama kation dan kemudian dibarengi
dengan kata hidroksida.

Anda mungkin juga menyukai