Anda di halaman 1dari 14

Laporan praktikum

Dasar-Dasar Agronomi

POLA TANAM

NAMA : ZUBAIRD ABDILLAH

NIM : G021191118

KELAS : DDA D

KELOMPOK : 19

ASISTEN :

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSSAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pola tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit
pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu
bentuk pola tanam. Sedangkan pengertian dari pola tanam menurut saya adalah
suatu proses pembudidayaan tanaman dalam sebuah lahan yang dimana proses
penanamannya ini ada secara monokultur dan polikultur. usaha yang dilakukan
dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan
tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu,
termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode
tertentu. Di Indonesia sering kali petani menggunakan pola tanam monokultur
dibandingkan pola tanam polikultur. Pola tanam monokultur yaitu penanaman
satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama.
Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan
perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan
menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Pola tanam
polikultur yaitu penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu
yang sama.Pola tanam sangat tergantung pada iklim, topografi, ketersediaan air,
jenis tanah dan kondisi ekonomi petani. Selain itu penggunaan mulsa juga sering
digunakan untuk menyesuaikan kondisi lingkungan dan kondisi tanamannya.
Antara tanam dan pola tanaman hubungannya sangat erat karena tanaman yang
akan ditanam dan pola tanam yang akan digunakan harus mempunyai kesesuaian.
Sehingga nantinya akan didapatkan hasil produksi yang maksimal baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Jika kita menanam suatu tanaman sedangkan kurang memperhatikan
factor pola tanam yang digunakan maka akan mempengaruhi hasil produksi. Oleh
karena itu ketika kita ingin menanam suatu tanaman alangkah baiknya kita
perkirakan baik baik terlebih dahulu, pola tanam yang manakah yang akan kita
gunakan apakah itu dengan cara menggunakan cara pola tanam monokultur atau
dengan menggunakan pola tanam polikultur. apabila cara penanaman poloikultur
itu lebih dari 1 tanaman dalam 1 lahan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum tanam dan pola tanam ini di
Teaching Farm UNHAS adalah untuk mengetahui pengertian pola tanam., fungsi
pola tanam, macam-macam pola tanam., mengetahui bagaimana teknik
penanaman pola tanam monokultur.
Adapun kegunaannya yaitu dengan menerapkan suatu system pola tanam
proses suatu pembudidayaan tanaman akan membuat mutu tanaman itu menjadi
lebih baik karena pada dasarnya pola tanam adalah suatu penerapan proses
penanaman hal itu tergantung dari cara penerapannya secara monokultur maupun
polikultur.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pola Tanam


Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada
media tanam baik media tanah maupun bukan media tanah. dalam satu bentuk
pola tanam artinya penanaman suatu tumbuhan ini dilakukan oleh petani unutk
mendapatkan hasil yang maksimal dengan memperkirakan aspek aspek yang
mempengaruhi tanaman. Pola tanam ada dua yaitu pola tanam secara polikultur
dan monokultur. (Vincent, 1996).
Tanam adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan
daerah kondsis dan lingkungan serta keadaan sehingga. Dapat menghasilkan
sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam artinya pada
dasarnya seorang petani kebanyakan bertani unutk melanjutkan kelangsungan
hidupnya. Adapula tingkatan petani yaitu ada yang berstrata atas dan ada yang
berstrata bawah. (Aak, 1993).
Tanam adalah proses pengisian lubang tanam yang sudah dipersiapkan
pada lahan budidaya baik menggunakan benih atau bibit. Dengan ketentuan jarak
jarak tanam yang telah ditetapkan artinya setiap tanaman yang ditanam pada suatu
lahan jarak antara tanaman satu dengan yang lainnya itu ditentukkan jarak
terbaiknya. Pertumbuhan suatu tanaman dipengaruhi oleh campur tangan petani.
(Mubyarto, 1989).

2.2 Manfaat Pola Tanam

Pola tanam berguna untuk kita mengetahui

2.3 Jenis Jenis Pola Tanam


2.3.1 Monokultur
Pola tanam monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan
dan waktu penanaman yang sama. Monokultur adalah salah satu budidaya dilahan
pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Monokultur
menjadikan penggunaan lahan lebih efisien karena memungkinkan perawatan dan
pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya
tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah
keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme penggangu tanaman
atau OPT seperti hama dan penyakit (Setjanata, 1983).
kelebihan penanaman pola tanam monokultur adalah teknis budidayanya
lebih mudah karena tanaman yang ditanam maupun dipelihara hanya satu jenis.
Selain itu, monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena
memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin
pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam.
dan kekurangan monokultur adalah tanaman relatif mudah terserang hama
maupun penyakit dan keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme
penganggu tanaman karena setiap pola tanam ada kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki masing masing (Tambunan, 2011),
2.3.2 Polikultur
Menurut Djaenudin,(2003), keuntungan dari pola tanam polikultur adalah:
1. Mengurangi hama dan penyakit tanaman Tanaman yang satu dapat
mengurangi hama maupun penyakit tanaman lainnya. Misalnya bawang
daun dapat mengusir hana aphids dan ulat kubis karena mengeluarkan bau
allicin.
2. Menambah kesuburan tanah Dengan menanam kacang-kacangan,
kandungan unsur N dalam tanah akan bertambah karena adanya bakteri
Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam tanaman
yang mempunyai perakaran berbeda tanah disekitarnya akan lebih
gembur.
3. Siklus hidup hama atau penyakit akan terputus Sistem polikultur yang
dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus hidup hama da
n penyakit tanaman.
4. Memperoleh hasil panen yang beragam Penanaman lebih dari satu jenis
tanaman akan menghasilka panen yang beragam. Ini menguntungkan
karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutupi oleh harga
komoditas lainnya.
Menurut Harjadi, S, (1989), kelemahan dari pola tanampolikultur adalah :
1. Persaingan dalam hal unsur hara Dalam pola tanama tumpang sari, akan
terjadi persaingan dalam menyerap unsur hara antar tanaman yang
ditanam. Sebab, setiap tanaman memiliki jumlah kebutuhan unsur hara
yang berbeda, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu
tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara akibat kalah bersaing
dengan tanaman lainnya.
2. Pemilihan komoditas Diperlukan wawasan yang luas untuk memilih
tanaman selah sabagai pendamping dari tanaman utama, karena tidak
semua jenis tanaman cocok ditanam berdampingan. Kecocokan tanaman-
tanaman yang akan ditumpangsarikan dapat diukur dari kebutuhan unsur
hranya, drainase, naungan, penyinaran, suhu, kebutuhan air, dll.
3. Permintaan pasar Pada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang
menjadi tanaman sela, memiliki permintaan yang tinggi. Sedangkan, untuk
memilih tanaman sela yang cocok ditumpang sarikan dengan tanaman
utama, merupakan usaha yang tidak mudah karena diperlukan wawasan
yang lebih luas lagi. Maka dari itu, diperlukan strategi pemasaran yang
tepat agar hasil dari tanaman sela tersebut mendapatkan keuntangan pula
bagi petani.
4. Memerlukan tambahan biaya dan perlakuan Untuk dapat melaksanakan
pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan bebrapa faktor
ligkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air,
kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis
tanaman yang akan ditumpangsarikan dari saat penanamna sebaiknya
disesuaikan dengan keteersediaan air yang ada selama pertumpbuhan. Hal
ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan produksi secara optimal.
Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari persaingan pada satu petak lahan antar tanaman.

2.4 Teknik budidaya bayam

1. BenihBayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih


harus cukup tua (+3bulan). Benih yang muda, dayasimpannya tidak lama
dan tingkat perkecambahannya rendah. Benih bayam yang tua dapat
disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi
dan kebutuhan benih adalah sebanyak5-10 kg tiap hektar atau0,5 –1 g/m2.
Varietas yang dianjurkan adalahGiti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau,
Bangkok dan Cimangkok.
2. Persiapan LahanLahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur.
Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur
agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm,
tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30
cm.
3. PemupukanSetelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan
pupuk dasar (pupuk kandang kotoran ayam)dengan dosis 20.000 kg/ha
atau pupuk kompos organik hasilfermentasi (kotoran ayam yang telah
difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter tambahkan Urea 150
kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan disiramkan kepada tanaman pada
sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu berikan pupuk cair 3
liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah penaburan benih
4. Penanaman/Penaburan BenihDapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a.Ditebar langsung diatas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pupuk
kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata diatas
bedengan.b.Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian
ditutup dengan lapisan tanah.c.Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari)
bibit dibumbun dan dipelihara selama +3 minggu. Selanjutnya
dipindahkan kebedengandengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk
bayam petik
5. PemeliharaanBayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan
melalui tanah), adalah bayam cabut. Bayam dapat berproduksi dengan baik
asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan
pemupukan organik yang teraturdan kecukupan air,untuk tanaman muda
(sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkanair 4 l/m2/hari dan
menjelang dewasa tanaman ini membutuhkanair sekitar 8 l/m2/hari.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)Jenis hama yang
sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu
daun,penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah
rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih
(Albugosp.). Untuk pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman
mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida
piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan
benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval
dan waktu aplikasinya.
7. Panen.Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20
cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan 4 minggu setelah tanam. Tanaman
ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya.
Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai
dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
8. Pasca PanenTempatkan bayam baru panen di tempat yang teduh atau
merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat
mungkinuntuk menjaga kesegarannya.

2.4 Teknik Budidaya Tumpang Sari Jagung dan Kacang Hijau

2.4.1 Jagung
1. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan areal tanam dari
tumbuhan pengganggu atau gulma. Pembukaan lahan dilakukan dengan
cara membabat dan menebang tanaman yang dianggap mengganggu
pertumbuhan tanaman yang akan dibududayakan.
2. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah adalah mengolah areal tanam sehingga siap untuk
ditanami, Pengolahan tanah sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan
di dapatkan,

3. Penanaman
Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam
dengan tugal sedalam 3-5 cm, setiap lubang tanam pada umumnya diisi 2-
3 benih jagung, jarak tanam dapat di tentukan oleh kesuburan tanah itu
sendiri serta varietas benih yang akan ditanam, adapun jarak tanam jagung
yang biasa di gunakan adalah, 100cm x 40cm, 75cm x 40cm, 50cm x
25cm.
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman harus dilakukan setiap hari agar kebutuhan air dalam
tanah tercukupi untuk tanaman itu sendiri, penyiraman baiknya
dilakukan pada sore hari untuk menghindari penguapan air di siang
hari.
b. Penyulaman
Penyulamana dilakukan satu minggu setelah tanam, penyulaman
yang terlambat akan mengakibatkan kalah persaingan perebutan unsur
hara bagi tanaman yang baru sehingga pertumbuhannya kurang optimal.
c. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan bisa 2 sampai 3 kali tergantung melihat
keadaan pertumbuhan gulma, penyiangan sebaiknya dilakukan sebelum
pemupukan susulan supaya tidak ada persaingan perebutan unsur hara
dengan gulma.
Setelah dilakukan penyiangan biasanya dilakukan pembumbunan,
pembumbunan dilakukan untuk menutupi akar-akar yang muncul keluar
dan supaya jagung tidak rebah atau roboh.
d. Pemupukan
Pemupukan harus dilakukan bila tanaman ingin menghasilkan
produksi yang maksimal, biasanya pupuk yang di gunakan adalah
pupuk organik dan pupuk non organik, pupuk organic yaitu pupuk
kandang yang diberikan pada saat pengolahan tanah, dan pupuk
anorganik, pupuk anorganik diberikan pada saat penanaman dan
pemupukan susulan
5. Pemanenan
Pemanenan jagung biasanya dilakukan 70 hari setelah tanam. Cara
pemanenannya dilakukan dengan memetik langsung tongkol jagung
dengan menggunakan tangan dan menebang pohonnya dengan
menggunakan golok/parang.
2.4 2 Kacang Hijau
1. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan areal tanam dari
tumbuhan pengganggu atau gulma. Pembukaan lahan dilakukan dengan
cara membabat dan menebang tanaman yang dianggap mengganggu
pertumbuhan tanaman yang akan dibududayakan.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah mengolah areal tanam sehingga siap untuk
ditanami, Pengolahan tanah sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan
di dapatkan, pengolahan tanah yang paling baik adalah 2 minggu sebelum
tanam pada awal dan akhir musim hujan.
3. Penanaman
Sebelum tanam, benih kacang hijau harus di inokulasi dulu dengan
bakteri rhizobium. Tujuannya adalah untuk memberikan rhizobium pada
tanah yang belum ditanami kacang-kacangan, menggantikan strain alam
bakteri rhizobium dalam tanah, dan meningkatkan pembatasan (fiksasi) N2
secara hayati sehingga unsure nitrogen dalam tanah tersedia bagi tanaman.
Cara penanaman kacang hijau yaitu dengan cara membuat lubang
tanam dengan menggunakan tugal sedalam 4 cm, kemudian masukan 2
benih perlubang tanam lalu tutup kembali dengan tanah
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Benih kacang hijau mulai berkecambah atau tumbuh 5 hari setelah
tanam, pada fase perkecambahan benih diperlukan ketersediaan air yang
memadah, bila tidak hujan tanamn harus disiram.
b. Penyulaman
Fase awal pertumbuhan kacang hijau perlu diawasi dari
kemungkinan benih tidak tumbuh atau abnormal harus segera digannti
dengan benih baru.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada umur 5-15 hari setelah tanam
agar pertumbuhan tanaman seragam dan tidak menyulitkan
pemeliharaan tanaman berikutnya.
c. Penyiangan
Cara penyiangan adalah dengan membersihkan rumput liar (gulma)
sambil menggemburkan tanah secara hati-hati disekitar pangkal batang
tanaman kacang hijau.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat penanaman dan setelah tanam
yaitu pada umur 30-40 hari setelah tanam bersamaan pada saat
penyiangan kedua.

5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik langsung polong yang sudah
masak dengan tangan.
BAB III

METEDOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu, 29 september 2019 pukul
16:00 – selesai WITA yang bertempat di Teaching Farm Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum pola tanam adalah
cangkul,linggis, sekop, parang, meteran, tali, dan ember. Dan adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum pola tanam adalah benih baby corn, pupuk kandang,
kacang hijau, air, furadan, dan tali rapiah
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut
3.3.1 Pembuatan bedengan
Langkah – langkah pembuatan bendengan yaitu:
1. Membersihkan tanaman dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya
2. Mengukur lahan dengan ukuran 100x100 cm dan 200x100 cm untuk
untuk ukuran bedengan tanaman monokultur dan poliultur
3. Menggemburkan tanah dengan menggunakan cangkul dan skop
4. Tanah yang telah digembur diberi campuran pupuk kandang dan
kemudian dicampur hingga merata.
3.3.2 Penanaman benih
Langkah – langkah penanaman benih yaitu :
1. Membuat larikan-larikan pada bedengan dengan jarak 20 cm dari
larikan.
2. Larikan dibuat dengan kedalaman 3-5 cm
3. Menaburkan benih ke dalam larikan
4. Taburkan furadan pada sekitaran laikan
5. Tutup larikan dengan tanah yang gembur
3.3.3 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
1. Pengairan, pengairan dilakukan secaea manual, dengan melakukan
penyiraman pada tanaman diwaktu pagi dan sore hari
2. Penyulaman, penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam agar
tidak terjadi perbedaan pertumbuhan dengan tanaman asli
3. Penyiangan dilakukan setiap 1 minggu sekali, penyiangan dilakukan
secara manual, dengan mencabut gulma yang terlihat tumbuh.
4. Pemberian pupuk kandang 6 hari sebelum penanaman
5. Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan dengan pengamatan
setiap hari untuk mengurangi dampak dari hama dan penyakit,
pengendalian dilakukan secara amnual menggunakan fisik dab
nekanik. Apabila serangan hama dan penyakit melampaui batas
kewajaran, maka akan dilakukan pengendalian menggunakan bahan
kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono. 2006. Analisis Ekonomi dan Teknik Bercocok Tanam Sayuran.


Yogyakarta: Kanisius.

Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
untuk Komoditas Pertanian. Edisi Pertama tahun 2003, ISBN 979-9474-
25-6. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah
dan Agroklimat, Bogor, Indonesia.

Harjadi, S.S. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian.


Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Mubyarto. 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian, Pendidikan


dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta: LP3ES.

Setjanata, S. 1983.Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani


dalam Usaha Intensifikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan
Dampak Penelitian Pola Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanam.

Sunarjono, H. H. 2007. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya,


Jakarta. 184 hlm.

Tambunan, Sonia. 2011.Tanam dan Pola Tanam. http://www.tanam-dan- pola-


tanam.pdf.html. Diakses pada tanggal 22 Mei 2015.

Vincent, H.R. 1998. Agriculture Fertilizer and Envisement . CO. BI Publishing.


New York.

Syafri edi dan Ahmad yuzri. 2009. Budidaya bayam. Prima tani kota jambi

Anda mungkin juga menyukai