Anda di halaman 1dari 11

No. Dok.

:
KEMEN TERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 10-10-
Tgl. Terbit :
19
UNIVERSITAS MULAWARMAN No. Revisi :
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
Hal : 1/11
JL. Anggur No 88 Samarinda 75123 Telp. 2086320 e-mail :
d3kepfkunmul@gmail.com

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

I. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu memberikan
obat topikal yang benar pada pasien
II. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi obat topikal
2. Mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis obat
3. Mahasiswa mampu mengetahui bentuk – bentuk obat
4. Mahasiswa mampu mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat topikal
5. Mahasiswa mampu mengetahui efek samping dari obat topical
6. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemberian obat topikal
7. Mahasiswa mampu mengetahui contoh nama obat generik dan nama obat dagang

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

1) Definisi
Obat topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi
atau pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara lokal.

2) Jenis – jenis obat

a. Tetes
b. Oles

c. Gel

d. Spray

e. Bedak

3) Bentuk – bentuk obat


1) Bentuk obat padat
Bentuk obat padat untuk penggunaan topikal adalah serbuk yang tujuannya
mnyerap lembab , mengurangi antar ruang lipatan kulit dan sebagi bahan
pembawa obat.

2) Bentuk obat cair


Bentuk obat cair untuk penggunaan topikal adalah: 
a. Sediaan basah  seperti kompres, celupan dan untuk mandi. Contoh obat
kompresmisalnya rivanol. Cara yang baik adalah celupan mandi bagi penyakit
kulit, dapat digunakan larutan rivanol atau larutan PK (permanganas kalicus)
b. Lotion biasanya ada zat yang tidak larut tersuspensi digunakan untuk efek
menyejukkan dan tidakboleh digunakan pada luka berair, sebab akan terjadi
kerak dan bakteri dapat hidup dibawahnya.
c. Linimen, suatu larutan dalam alcohol atau minyak, berbentuk suspense atau
emulsi. Diigunakan pada kulit untuk pengotan otot yang sakit lemah. Linimen
yang basisnya alkohol digunakan sebagai rubs fecient, untuk melancarkan
jalan darah, menimbulkan kemerahan.
3) Bentuk obat semi padat pada pengguna topikal
a. Salep adalah sediaan setengah padat untuk dipakai pada kulit
b. Krim adalah sedian setengah padat yang banyak mengandung air
c. Pasta adalah suatu salep yang mengandung yang banyak, seperti amilum dan
ZnO yang bersifat pengering 
d. Jeli adalah suatu sedian padat, kental, lekat dan dibuat dari gom yang hidrasi
digunakan pada kulit atau membran mukosa untuk efek pelumas atau sebagai
bahan bawaan otot. Fungsi jeli antara lain:
1. Pembawa obat untuk pengobatan kulit 
2. Pelumas pada kulit
3. Pelindung terhadap pasa rangsangan kulit bakteri dan allergen
4) Bentuk obat aerosol untuk penggunaan topical ada dua tipe:
a. Aerosol semprotan pembasa atau permukaan
b. Aerosol aliran semprotan

4) Indikasi dan kontraindikasi


1. Indikasi dan Kontraindikasi pada Mata
a. Indikasi
1) Meredekan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat
disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak,
alergi atau sehabis berenang.
2) Antiseptic atau anti-infeksi
3) Radang atau alergi mata
4) Kondisi mata sub akut dan kronis
b. Kontraindikasi
1) Obat tetes mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh
digunakan pada penderita glaucoma atau penyakit mata lainnya yang
hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pengawasan dan nasehat dokter.
2) Kondisi mata akut
2. Indikasi dan Kontraindikasi pada Hidung
a) Indikasi
1) Rhinitis Alergika
2) Sinusitis Akut dan Kronik
3) Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
4) Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
b) Kontraindikasi
1) Alergi terhadap kandungan obat yang terkandung dalam obat tetes hidung
2) Hipertensi, penyakit jantung, DM, hipertiroid merupakan kontraindikasi
pemberian obat tetes hidung yang mengandung dekongestan
3. Indikasi dan Kontraindikasi pada Telinga
a) Indikasi
1) Digunakan secara topical untuk mengobati penyakit eksim pada telinga
bagian luar dan otitis media purulent kronis yang peka terhadap
kotikosteroid
2) Otitis media (radang rongga gendang telinga)

4. Indikasi dan kontraindikasi pada Kulit


a) Indikasi
Infeksi kulit
b) Kontraindikasi
Pada pasien ulkus
5) Efek Samping Obat Topikal
a. Gatal
b. Kemerah-merahan
c. Sedikit terasa panas dikulit 

6) Prosedur Pemberian Obat Kerja


1. Mata  
a. Alat dan bahan
1) Obat dalam tempatnya (tetes steril atau salep)
2) Plester
3) Kain kasa
4) Kertas tisu
5) Handscoon 
6) Air hangat kapas pelembab

b. Persiapan pasien
1) Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
2) Menutup korden dan jendala
3) Pasang sampiran
4) Memberi penjelasan tentang tujuan tindakan dan prosedur tindakan
5) Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
6) Mengatur posisi pasien
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan kepala mengadah dan posisi perawat di samping
kanan pasien
4) Gunakan handscoon
5) Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dan tissue
dari sudut luar mata kearah hidung
6) Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu jari
telunjuk di atas tulang orbita
7) Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien
untuk menutup mata dengan perlahan ketika menggunakan tetes mata. Bila
menggunakan obat mata jenis salep, pegang aplikator diatas tepi kelompak
mata. Kemudian tekan tube hingga obat keluar dan berikan pada kelopak
mata bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah secara
bergantian, biarkan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien
untuk memejamkan mata dan mengosok kelopak mata
8) Tutup mata pasien perlahan-lahan selama 1-2 menit atau dengan kassa bila
perlu
9) Untuk penggunaan tetes mata tekan ujung mata dekat hidung selama 1-2
menit. Untuk pengunaan salep mata, gerakan mata kekana-kiri, keatas dan
kebawah
10) Setelah obat tetes digunakan, usap ujung mata dengan tissue bersih, tidak
disarankan untuk mencuci dengan air hangat
11) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
12) Catat prosedur dan respon pasien
d. Terminasi
1) Tanyakan perasaan klien
2) Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
3) Akhiri dengan salam
4) Dokumentasi

2. Hidung 
a. Alat dan bahan
1) Obat dalam tempatnya
2) Speculum hidung
3) Kain kasa
4) Kertas tisu
5) Handscoon

b. Persiapan pasien
1) Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
2) Menutup korden dan jendala
3) Pasang sampiran
4) Memberi penjelasan tentang tujuan tindakan dan prosedur tindakan
5) Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
6) Mengatur posisi pasien
c. Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Bersihkan hidung
4) Tengadahkan kepala
5) Teteskan obat di lubang hidung
6) Tahan posisi kepala selama 2-5 menit agar obat masuk ke lubang hidung
7) Bilas ujung obat tetes hidung dengan air panas dan keringkan dengan
kertas tisu kering

Cara penggunaan obat semprot hidung:


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Bersihkan hidung dan tegakkan kepala
4. Semprotkan obat kedalam lubang hidung sambl Tarik napas dengan cepat
5. Untuk posisi duduk: Tarik kepala dan tempatkan diantara dua paha
6. Cuci botol alat semprot dengan air hangat ( jangan sampai air masuk ke
dalam botol) dan keringkan dengan tissue bersih setalah digunakan
7. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan

d. Terminasi 
1) Tanyakan perasaan pasien
2) Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
3) Akhiri dengan salam
4) Dokumentasi

3. Telinga
a. Alat dan bahan
1) Obat dalam tempatnya
2) Penetes
3) Speculum telinga
4) Kain kasa
5) Kertas tisu
6) Handscoon
b. Persiapan pasien
1. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
2. Menutup korden dan jendala
3. Pasang sampiran
4. Memberi penjelasan tentang tujuan tindakan dan prosedur tindakan
5. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
6. Mengatur posisi pasien
c. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan pasien miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati, upayakan telinga pasien ke atas
4. Miringkan kepala anak atau dalam posisi tidur menghadap ke samping
sehingga telinga menghadap ke atas, lalu tarik daun telinga ke bawah dan
kebelakang (pada anak)
5. Miringkan kepala anda hingga telinga menghadap ke atas, lalu tarik daun
telinga ke atas dan kebelakang (pada dewasa)
6. Bila obat berbentuk tetes, teteskan obat pada dinding saluran untuk
mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai
dosis
7. Bila obat berupa salep, ambil salep kapas lidi, dan oleskan salep, kemudian
masukkan/oleskan pada liang telinga
8. Pertahankan posisi kepala selama 2-3 menit
9. Tutup telinga dengan balutan dan plester  (bila perlu)
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11. Catat prosedur dan respons pasien
d. Terminasi 
1) Tanyakan perasaan pasien
2) Lakukan kontral pertemuan selanjutnya
3) Akhiri dengan salam
4) Dokumentasi

4. Kulit 
a. Alat dan bahan
1) Obat dalam tempatnya (losion, krim, aerosol,sprel dan bubuk)
2) Kain kasa
3) Kertas tisu
4) Balutan
5) Pengalas
6) Air sabun dan air hangat
7) Handscoon
b. Persiapan pasien
1) Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
2) Menutup korden dan jendala
3) Pasang sampiran
4) Memberi penjelasan tentang tujuan tindakan dan prosedur tindakan
5) Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
6) Mengatur posisi pasien
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan gunakan handscoon
3) Bersihkan daerah yang akan diberikan obat dengan air hangat bila terdapat
kulit yang mengeras ( kerak) atau air sabun
4) Berikan obat sesuain dengan indikasi dan cara pemakaian, seperti
mengoleskan,mengompres
5) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
6) Catat  prosedur dan respons pasien
d. Terminasi 
1) Tanyakan perasaan pasien
2) Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
3) Akhiri dengan salam
4) Dokumentasi
7) Contoh Nama Obat Generic dan Nama Obat Dagang
1. Obat Salep/cream
a. Nama Generik
 Betametason Dipriponat
 Deksametason Natrium fosfat
 Amsinonida
b. Nama Dagang
 Diprolen
 Decardon
 Cyclocort
2. Obat gel
a. Nama Generik
 Fluosinonida
b. Nama Dagang
 Ldex, Lidex-E, fluonex
3. Obat Spray
a. Nama Generik
 Tetrahydrozoline
 Kloranfenikol
b. Nama Dagang
 Insto
 Enkacety
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU
PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE(WSD)

Nama Mahasiswa :.....................................


Kelas :.....................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Fase Preinteraksi
Persiapan Alat dan bahan
1 Baca catatan keperawatan atau catatan medis
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
2 Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
3 Persiapkan diri
4 Persiapan alat:
5 Sepasang sarung tangan bersih
6 Sepasang sarung tangan steril
7 Perlak dan pengalasnya
8 Bengkok
9 Larutan NaCl
10 Botol WSD yang baru
11 Bak instrument berisi: pinset anatomis, pinset chirugis, kassa steril,
kom kecil, gunting, Klem
12 Kassa steril
13 Plester putih dan coklat
14 Gunting plester
15 Baca catatan keperawatan atau catatan medis
Fase Orientasi
16 Ucapkan salam dan perkenalkan diri
17 Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama dan alamat pasien
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada
18 pasien/keluarga
19 Kontrak waktu lama tindakan
Fase Kerja
20 Cuci tangan (Lakukan gerakan 6 langkah cuci tangan dengan
menggunakan hand rub)
21 Baca Basmallah
22 °
Atur posisi tidur klien semifowler atau duduk 90
23 Gunakan sarung tangan bersih
24 Letakkan alas perlak di bawah punggung pasien sesuai dengan letak
selang dada (kiri/kanan) dan bengkok di dekatnya
25 Periksa balutan luka pada insersi selang dada terhadap adanya
rembesan cairan dan bunyi berdesis.
26 Periksa selang dada terhadap lipatan, sumbatan dan kebocoran
terutama pada daerah Konektor
27 Cek produk drainase (warna dan jumlah produk drainase)
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
28 Anjurkan klien untuk tarik napas dan hembuskan, cek adanya
undulasi. Kemudian minta pasien batuk, cek adanya gelembung
udara di cairan botol
29 Lepas balutan luka pada insersi selang dada
30 Periksa adanya iritasi atau infeksi di kulit sekitar insersi selang WSD
dan kekuatan jahitan selang WSD
31 Lepas sarung tangan bersih
32 Buka set steril, siapkan NaCl dan kasa di dalam set steril
33 Gunakan sarung tangan STERIL *
34 Bersihkan dengan kasa yang sudah dibasahi NaCl di bagian sekitar
insersi dan selang dada sepanjang 8 – 10 cm, keringkan dengan
kassa kering, kemudian tutup dengan kassa steril. (Hati-hati
terhadap benang jahitan, jangan sampai tertarik simpulnya)
35 Lakukan fiksasi selang dada dengan baik dan benar
36 Lakukan klem selang dada sebelum ganti botol*
37 a) Lepas sambungan selang WSD dan selang botol, b) bersihkan
dengan kapas alkohol pada ujung selang WSD yang terhubung
dengan pasien, c) ganti botol dan sambungkan selang botol baru
d) sambungkan selang botol baru dengan selang WSD Pasien, d)
fiksasi dengan plester untuk sambungkan selang botol yang baru
dan selang WSD pasien.
38 Buka klem selang dada dan yakinkan alat WSD berfungsi
kembali, minta pasien tarik napas hembuskan dan batuk
39 Rapikan pasien
40 Rapikan alat-alat dan buang sampah
41 Lepas sarung tangan
42 Baca Hamdalah setelah kegiatan selesai
43 Cuci tangan (gerakan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
hand rub)
Fase terminasi
44 Simpulkan hasil kegiatan
45 Evaluasi respon pasien
46 Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
47 Doakan kesembuhan pasien
48 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
49 Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
50 Dokumentasi
51 Nama dan umur atau nama dan alamat klien
52 Diagnosis keperawatan
53 Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan
54 Evaluasi SOAP (Respon klien, O: 1. produk drainase (warna dan
jumlah), 2. tinggi undulasi, 3.Adanya gelembung, 4.kekuatan benang,
5.kondisi sekitar insersi selang)
55 Tanggal dan jam pelaksanaan
56 Nama dan tanda tangan ners
Soft skills
57 Empati
58 Teliti
59 Hati-hati
60 Menunjukkan perilaku profesional
61 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib
*
Jumlah nilai yang didapat
Keterangan : Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Tidak = 0 Ya = 1

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)

Anda mungkin juga menyukai